bc

Princes Soul

book_age16+
2.9K
FOLLOW
10.2K
READ
reincarnation/transmigration
family
arrogant
badgirl
drama
mystery
lies
soul-swap
superpower
love at the first sight
like
intro-logo
Blurb

•Jiwa yang berbeda•

Xera merupakan mantan penjinak bom, yang bekerja dibawah Negara.

Namun, semenjak kejadian naas yang menimpa dirinya, Xera berbalik melawan Negaranya.

Disaat kematian merengut nyawanya yang penuh dendam, Xera terbangun di tempat yang berbeda.

Jia, yang merupakan seorang Putri Mahkota dari kerajaan mengakhiri hidupnya, dengan cara melompat ke pusaran air pembuangan.

Jika ada yang bertanya, Putri mahkota mana yang tidak dihormati, maka dengan lancang, Jia akan menjawab "Aku".

Jia terlahir sebagai Albino, yang malah diyakini kerajaannya, bahwa Permainsyuri menyelingkuhi Raja, sehingga Jia tidak mirip dengan siapapun.

Cover; Orisinal

Gambar by Pinterest

Font by Canva

chap-preview
Free preview
Balas Dendam
Sebuah selebaran yang berisi undangan festival sejarah tergeletak di atas meja tempat mereka akan mengadakan rapat. Xera hanya menatap selebaran itu dengan ekspresi datar. Tangannya terulur untuk mengambil kertas itu. Ada sebuah sejarah singkat seperti tewasnya seorang Putri kerajaan serta pemerintahan kejam yang terkenal karena telah membunuh semua keluarganya. “Nona?” panggil Richard untuk menarik perhatian dari bossnya. Xera Lee mengangkat dagunya tinggi, tatapan datarnya memandangi semua orang yang berada di ruangan rapat yang sama dengan dirinya. Gadis berambut pendek itu tampak serius mendengar laporan penyidikan yang dilakukan oleh anak buahnya, Richard Lim. Ekspresi Xera tampak tidak bersahabat, hingga membuat semua orang yang berada di ruangan itu terlihat gugup dan ketakutan. Amarah Xera memang lebih membahayakan dari pada misi misi yang mereka lakukan selama ini. Xera Lee merupakan seorang mantan penjinak bom yang bekerja di bawah pemerintahan. Namun saat ini, Xera menjadi seorang mafia yang menjadi musuh besar Negara. Sebuah rahasia besar Negara adalah menjadi suatu alasan Xera sampai bisa kehilangan salah satu tangannya, saat sedang bertugas menjinakkan sebuah bom. Ia membenci negaranya sendiri, hingga gadis itu melakukan sebuah pembrontakan yaitu menjadi seorang mafia. Kini hidup gadis yang memiliki tinggi 174 cm itu hanyalah kebencian yang mendalam terhadap negaranya. Xera hanya mengangguk singkat mendengar perkataan Richard. Malam ini, Xera sudah berjanji akan membalaskan seluruh dendamnya kepada orang-orang yang bekerja di bawah pemerintahan yang telah membuat dirinya seperti saat ini. "Anda yakin akan melakukannya malam ini Nona?" iris gelap Richard mengikuti setiap gerak-gerik Xera, memastikan adanya keraguan wanita itu. Xera melirik singkat ke pria yang berwajah tampan yang kini memandangnya itu. "Mengapa kau ragu Richard? Apakah aku pernah bermain-main dengan omonganku?" sinis Xera. "Maafkan saya nona!!" Richard berdiri secepat kilat, kemudian membungkukkan badannya meminta maaf. Menurut orang sekitar, Xera itu bukan lagi manusia. Setelah kejadian nahas yang menimpanya, kepribadiannya seakan berubah secepat itu. Tatapannya penuh luka dan dendam, sifat pemarahnya layaknya seperti monster atau gunung api yang siap kapan saja menyemburkan kata-kata kejam, atau bahkan perintah-perintah kejam. Xera memeriksa pistol kecil khusus miliknya, sebelum memasukannnya ke dalam sarung, lalu memeriksa beberapa belati dan menyelipkannya di sarung pisau, yang ditaruh tepat di betis kanan dan kirinya. "Jangan kawatir Richard! Ini lah saatnya. Mereka, atau kami bersama yang akan mati malam ini" Xera tersenyum getir ke arah Richard yang hanya memandanginya dengan sedih. Richard memiliki feeling yang tidak baik malam ini. Ia yakin, bahkan sangat yakin, bahwa boss mereka, Xera, akan ada sesuatu hal besar yang terjadi. ^^^ Nafas Xera memburu seiring langkah tergesa-gesa gadis itu. Matanya memandang sekeliling, memastikan di ruangan gelap itu tidak ada Xiao Lee, laki-laki yang sudah menjadi tangan kanan orang-orang yang sudah menghancurkan hidupnya. Bangunan itu penuh dengan suara tembakan serta teriakan kesakitan. Xera memang berniat menghabiskan semuanya malam itu juga. Gadis itu bahkan tidak memberikan belas kasihannya terhadap anak dari perdana menteri. Semua orang yang berhubungan dengan perdana menteri itu, akan mati saat malam ini juga. Suara tembakan kembali terdengar, namun bedanya,  suara itu berasal dari ruangan yang sama dengan dirinya, dan mengarah kepadanya. Matanya semakin melebar saat sebuah peluru bersarang di pundak kirinya. Tidak ingin membuang waktunya, Xera kembali menajamkan pendengarannya. Ini yang terakhir, maka hidup Xera akan kembali baik-baik saja, atau mungkin, setelah pembalasan ini selesai, Xera akan dapat pergi selamanya dengan tenang. Xera melihat ke arah sebuah cermin yang berada dekat jendela. Di cermin itu, tampak Xiao sedang mengisi amunisi peluru dipistolnya. Tidak ingin membuang waktu lebih banyak, Xera berjalan secara perlahan kearah Xiao Lee. Ia mengacungkan ujung pistolnya ke kepala Xiao Lee. "Apakabar Xiao? Hidupmu tampaknya baik-baik saja?" Xera tersenyum getir saat beberapa kenangan mampir keingatannya. "Tidakkah kau merasa bersalah Xiao? Satu-satunya yang kupunyapun kau rengut dariku. Tidakkah kau merasa bersalah telah membunuh anakmu sendiri?" Xera berteriak melampiaskan emosinya, namun Xiao hanya melihat tatapan kosong dari gadis yang di hadapannya. Xiao Lee tidak berusaha menjawab satupun perkataan Xera. Ia yakin, inilah saatnya mereka semua berkumpul tanpa ada beban pekerjaan di belakangnya. Xiao tersenyum singkat, matanya sama sekali tidak menggambarkan perasaan bersalah sedikitpun, dan hal itu membuat emosi Xera tersulut. "Aku tidak menyesal Xera. Karena kau ataupun dia sama sekali tidak berhak mendapat perasaan bersalahku. Kalian berdua memang harus mati saat itu juga" Xiao terkekeh. Emosi Xera semakin tersulut, dendamnya semakin membara seiring perkataan Xiao keluar. Xera memberikan bogeman bertubi-tubi ke wajah Xiao, bahkan ia tidak membiarkan Xiao kesempatan untuk bernafas. "Kau pantas mati sialan! Kau pantas mati b******n!" pukulan masih menghantam keras wajah Xiao, namun laki-laki itu tidak memberikan perlawanan sedikitpun. Air mata Xera terjatuh seiring pukulan itu semakin lemah. Ia tidak menyangka bahwa ia pernah mencintai laki-laki b******n seperti Xiao. Laki-laki yang rela membunuh darah dagingnya, hanya untuk ambisi mendapat kepercayaan b******n yang satu lagi, yang merupakan seorang perdana menteri. Xera tidak ingin menghabiskan nyawa Xiao secepat mungkin, tapi satu hal yang ingin dilihatnya sendiri SAAT INI yaitu hanyalah kematian Xiao. Xera mengambil pistolnya yang tergeletak persis disamping kakinya, ia menarik pelatuknya dan mengarahkan mulut pistol itu tepat di kening Xiao. Xiao hanya membalas memandang Xera dengan datar, tidak ada satupun kalimat yang terlontar dari mulutnya. "Kau pantas mati b******n" sinisnya pelan dan melepaskan pelatuk pistolnya. Darah mencuat kemana-mana saat peluru tembakan Xera bersarang di kepala Xiao. Tatapan kosong Xera hanya mengarah kearah tubuh mengenaskan pria yang di hadapannya, tanpa tahu bahwa sebelum kematian Xiao, laki-laki itu baru saja menarik pelatuk sebuah granat yang diglindingkannya tidak jauh dari mereka. Richard yang melihat itu semua langsung tersadar, dan segera berlari ke arah Xera, berusaha melindungi Xera dari ledakan yang akan terjadi. "Awass Xera!!" teriakan kencang Richard bahkan tidak membawa kesadaran Xera. Dan sebuah ledakan besar saat itu,mengakhiri segalanya, mengakhiri dendam Xera dan calon anaknya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.0K
bc

Mrs. Rivera

read
45.2K
bc

T E A R S

read
312.4K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
120.7K
bc

See Me!!

read
87.8K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.0K
bc

A Secret Proposal

read
376.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook