bc

Menikah Dengan Tuan Muda Ke-2 21+ (Indonesia)

book_age18+
27.1K
FOLLOW
300.5K
READ
billionaire
contract marriage
arranged marriage
arrogant
prince
drama
sweet
brilliant
secrets
like
intro-logo
Blurb

Mengandung adegan dewasa 21+ Bijaklah dalam memilih bacaan.

Mawar tidak pernah bermimpi akan menikahi seorang Tuan Muda dari keluarga konglomerat. Dia bahkan tidak pernah bertemu dengan Tuan muda tersebut.

Perjodohan yang dilakukan oleh kedua keluarga sejak lama telah membuat mimpi - mimpi Mawar sirna seketika. Dia terpaksa harus menjalani pernikahan tanpa ada perasaan didalamnya.

Marcel pria tampan, sombong, angkuh berhati dingin sangat sulit sekali dekat dengan seorang wanita kini harus menikah dengan wanita yang sama sekali tidak dikenalnya hanya karena perjanjian bodoh yang dilakukan oleh kedua orangtua mereka dulu.

Bisakah keduanya bersandiwara selamanya dalam ikatan suci pernikahan? Atau malah secara perlahan keduanya saling jatuh cinta?

chap-preview
Free preview
01 - Pertemuan Keluarga
Dengan tidak bersemangat Mawar terpaksa ikut pergi dengan kedua orangtuanya untuk memperkenalkan dirinya dengan sosok pria yang akan dijodohkan kepadanya. Sejujurnya Mawar tidak pernah membayangkan kalau dirinya harus menikah diusia yang terbilang muda ini. Dia baru saja berusia 20 tahun. Selama didalam perjalanan dia hanya diam saja sambil mengamati mobil - mobil yang sedang berlalu lalang. Kedua orangtuanya terus saja mengajaknya mengobrol tapi Mawar enggan untuk menanggapinya. Dia bahkan tidak pernah membayangkan kalau dirinya akan segera menikah, jujur dia juga belum siap untuk menikah. Akan tetapi Mawar tidak ingin mengecewakan harapan Papa dan Mamanya. Dirinya hanya melamun selama didalam perjalanan, dia hanya berharap bahwa keajaiban akan segera datang untuk menghampiri dirinya yang akan membuat hati kedua orangtuanya berubah. Tapi harapan tinggal hanya harapan, sepertinya itu semua tidak akan mungkin terjadi. Kini mobil yang membawa dirinya sudah berhenti di salah satu hotel mewah yang ada di Jakarta. Dia turun dengan wajah cemberut tanpa ada senyuman yang melengkung dibibirnya. Mamanya langsung saja merangkul Sang Anak untuk berjalan beriringan. Mawar hanya tersenyum datar saja sambil melangkah bersama dengan kedua orangtuanya. Sesampainya ditempat pertemuan, Mawar langsung disambut hangat oleh keluarga Alexander.  "Akhirnya kalian sampai juga...Silahkan! Silahkan..." Ujar Alexander yang merupakan Papa dari Marcel. "Maaf ya lama, tadi dijalan macet parah. Oh iya kalian sudah lama menunggu?" Tanya Bima. "Tidak kok...kami juga baru sampai...ini...." Tunjuk Alexander tepat disebelah Bima. Bima lantas memperkenalkan Putrinya itu kepada keluarga Alex. "Oh iya perkenalkan ini Putri saya Mawar..." "Mawar kenalin ini Om Alex..." Ujar Papanya. "Wah..wah...saya tidak menyangka sama sekali kalau Mawar sudah sebesar ini, kamu cantik sekali Mawar! Dulunya Om pernah bertemu dengan kamu ketika kamu masih sangat kecil." Mawar hanya tersenyum malu - malu lalu dia memperkenalkan dirinya kepada Alex dan juga Sang Istri. "Oh iya, Marcel mana? Sepertinya dia tidak kelihatan daritadi?" Tanya Mamanya Mawar yang menyadari kalau tidak adanya Marcel diantara mereka. "Dia itu sibuk sekali...tapi tenang saja sebentar lagi dia pasti datang...sekarang mendiringan kita pesan makan saja terlebih dahulu selagi menunggu Marcel." Jawab Papanya Marcel. "Baiklah..." Lalu mereka semua duduk dikursi yang sudah tersedia disana, sembari memesan makanan mereka semua asik mengobrol. Sementara Mawar semakin merasa asing berada ditengah - tengah keluarganya. Dia yang merasa bosan memutuskan untuk permisi dulu. "Maaf memotong obrolan Om, Tante, Papa dan Mama, Mawar izin ke toilet dulu ya."  "Silahkan Mawar...!" Kemudian Mawar bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju toilet, sesampainya disana dia mencuci wajahnya. Dia benar - benar tidak menyukai acara pertemuan kedua keluarga seperti ini. Tapi apa daya dia juga tidak mempunyai pilihan lain selain menuruti kemauan orangtuanya.  'Harus berapa lama lagi aku duduk dan tersenyum dihadapan semua orang? Bahkan dia saja tidak menunjukkan wajahnya sama sekali untuk bertemu denganku? Hmm..aku berharap semoga dia tidak menerima perjodohna konyol ini.' Batin Mawar penuh harap. Setelahnya Mawar keluar dari toilet sambil memegang ponselnya, Mawar tidak mengetahui kalau didepan sana ternyata ada pemberitahuan bahwa lantainya licin karena baru di pel. Mawar hampir saja terpeleset kalau dirinya tidak segera ditolong oleh seorang pria tampan dihadapannya.  Secara spontan Mawar berteriak sambil memejamkan matanya, 'Kenapa rasanya aku tidak jadi terjatuh?' Ujarnya dalam hati. Secara perlahan Mawar mulai membuka matanya, ternyata pria itu sedang memandangi wajahnya dengan begitu panik, "Kamu tidak apa - apa?" Tanya pria itu. Mawar masih terbius oleh ketampanan dari pria yang ada dihadapannya itu, dia hanya bengong seperti orang bodoh. 'Tampan sekali....' Pujinya didalam hati. "Hai...kamu baik - baik saja?" Ujar Pria itu sambil menguncang bahu Mawar membuat lamunan Mawar sirna seketika. "Hah? Iya...aku baik - baik saja..." Ujarnya lalu melepaskan diri dari pria yang ada dihadapannya. "Baiklah kalau begitu...lain kali kalau berjalan lihat - lihat ya! Hampir saja kamu jatuh tadi." Ujar pria itu lalu segera pergi meninggalkan Mawar seorang dia yang lagi - lagi hanya bengong saja seperti orang bodoh. Setelah kepergian pria itu Mawar baru menyadari kalau dia bahkan tidak mengetahui nama dari pria itu.  "Ah sudahlah...lagian apa yang akan aku harapkan kalau aku mengetahui nama dia?" Ucap Mawar kepada dirinya sendiri. Mawar kembali melanjutkan langkahnya lagi untuk menghampiri orangtuanya. "Sorry lama..." Ujarnya lalu tersenyum kepada semua orang. 'Dia...kenapa dia bisa ada disini?' Pikir Mawar ketika melihat pria tampan yang membantunya tadi. "Kenalin Mawar...ini Mahesa Kakaknya Marcel." Ujar Om Alex memperkenalkan Mahesa dengan Mawar. "Mahesa..." "Mawar..." Keduanya saling berjabatan tangan sambil tersenyum.  "Lain kali kalau jalan hati - hati ya..." Goda Mahesa membuat wajah Mawar merona karena malu. "Kalian saling kenal?" Tanya Papanya Mawar yang merasa bingung. "Tidak...tidak...aku baru bertemu dengan Mawar hari ini Om. Tadi kami sudah bertemu didepan toilet, disana ada terjadi sedikit insiden saja." Jawab Mahesa dengan ramahnya. "Oh begitu...kirain kalian berdua saling mengenal..." "Tidak Pa, aku juga baru kenal tadi." Ujar Mawar dengan cepat. 'Kenapa jadi begitu tegang sih? Ayo silahkan duduk kembali..." Ujar Mamanya Marcel. Semuanya kembali duduk dikursinya masing - masing, Mawar saat ini sedang memperhatikan wajah tampan Mahesa dengan seksama. 'Kalau saja yang dijodohkan denganku adalah dia....Hmm..pasti akan sangat menyenangkan, apalagi dia baik dan ramah.' Batin Mawar. "Marcel...akhirnya kamu datang juga sayang!" Panggil Mamanya dengan antusias sambil menghampiri Putranya itu. Tentu saja Mawar yang sedang meneguk minumannya langsung tersedak, "Uhuk..uhuk..uhuk!" "Pelan...pelan sayang! Jangan terlalu gugup dong." Goda Mamanya sambil menepuk - nepuk punggung Putrinya. "Nah ini dia Marcel....Putra kedua Tante....Marcel kenalin ini Mawar!" Ujar Mamanya Marcel sambil bergantian menatap Marcel dan Mawar. 'Jadi ini pria yang dijodohkan denganku? Kenapa wajahnya dingin banget sih? Hmm...tampan sih tapi kok agak serem ya? Kenapa pria seperti ini sih yang dijodohkan denganku?' Batin Mawar. Mawar tidak menyukai tatapan dingin dari pria yang bernama Marcel ini, walaupun dia lebih tampan dari Kakaknya, akan tetapi Mawar tidak menyukai tatapan dan sikapnya sama sekali. "Marcel.." "Mawar.." Keduanya saling berjabatan tangan, lalu tanpa basa basi Marcel langsung berjalan duduk tepat disebelah Kakaknya. "Senyum dong...jangan terlalu kaku seperti itu Cel." Bisik Kakaknya. Sementara Marcel hanya cuek saja tanpa menanggapi ucapan dari Kakaknya. Kini keduanya sibuk dalam merencanakan acara pertunangan Marcel dan Mawar yang akan diadakan dalam 2 minggu lagi. Sedangkan Mawar sudah merasa frustasi, lemas dan ingin cepat - cepat pergi dari sini. Dia tidak ingin lagi berlama - lama disini. Apalagi setiap tatapannya secara tidak sengaja bertemu dengan Marcel, dia merasa sangat  ketakutan dan dengan cepat Mawar langsung memalingkan wajahnya dari Marcel. 'Bagaimana mungkin pria ini akan menjadi Suamiku kelak? Menatap dirinya saja aku merasa setakut ini...kenapa dia malah menyetujui perjodohan ini sih?' Ucap Mawar didalam hatinya. *******

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
835.7K
bc

Satu Jam Saja

read
593.1K
bc

Will You Marry Me 21+ (Indonesia)

read
611.6K
bc

LIKE A VIRGIN

read
840.2K
bc

Sweet Sinner 21+

read
883.7K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.7K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
145.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook