bc

NEVER BE

book_age12+
328
FOLLOW
1.6K
READ
dark
drama
tragedy
comedy
sweet
serious
like
intro-logo
Blurb

Hubungan yang sudah terjalin selama empat tahun akhirnya menemukan ujian terbesarnya. Ketika Elvira datang kembali ke kehidupan Timo. Kehidupan Timo yang sekarang sudah bersama dengan Fida. Elvira bukanlah tipe perempuan yang mudah menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan, dan ia tidak pernah gagal untuk mendapatkannya. Apapun caranya Elvira akan mencari jalan untuk bisa masuk ke dalam kedalam cerita mereka, dan memporak-porandakan alur ceritanya. Supaya ia bisa membawa kembali Timo ke dalam hidupnya.

Tentu saja caranya itu berhasil. Sudah dikatakan bukan bahwa Elvira tidak pernah gagal mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Timo berhasil dibawa kembali oleh Elvira ke dalam pelukannya. Mengoreskan luka yang teramat parah di hati Fida. Timo yang sangat ia sayangi harus pergi meninggalkannya—Fida dipaksa untuk menghapus rasanya sayangnya kepada Timo padahal ia enggan melakukan itu.

Akankah Fida berhasil menyembuhkan lukanya, dan menemukan kebahagiaannya kembali? Baik Timo maupun Elvira pantas mendapatkan karma atas apa yang telah mereka berbuat. Yang pasti perbuatan yang tidak baik akan menuai yang tidak baik juga.

chap-preview
Free preview
Prolog
Waktu weekend telah tiba sepasang kekasih itu memutuskan untuk bertemu. Setleah sekian lama mereka tidak bertemu, atau menghabiskan waktu bersama. Karena mereka berdua memiliki kesibukan masing-masing yang sangat menyita waktu. Sehingga tidak ada waktu untuk mereka saling bertemu di akhir pecan. Hari minggu ini Fida akan bertemu dengan kekasih di gelanggang olaharga Marga tempat biasa kekasih itu bermain futsal bersama dengan teman-teman kantornya. Letak gelangang olahraga tersebut terletak di daerah Jakarta selatan tidak jauh dari tempat tinggal Fida. Sesampainya gadis itu di gelanggang olaharga Marga ia tidak langsung masuk ke lapangan futsal ia memiliih untuk pergi ke mini market untuk membelikan kekasihnya itu air mineral dingin. Ketika Fida hendak memasuki mini market yang berada di lingkungan gelangang olaharaga Marga Ia bertemu dengan teman sekantor Timo yang memang cukup akrab dengan kekasihnya itu. Fida pun sudah akrab dengan Shaka, karena memang ia ingin akrab juga dengan teamn-teman Timo supaya tidak ada kecanggungan di antara mereka pada saat bertemu, atau pada saat nongkrong bersama. Shaka kenal sebagai sosok laki-laki yang memiliki paras yang tampan, dan banyak perempuan di gedung wisma sejahtera yang menyukai Shaka, tapi Shaka cuek tidak memperdulikannya. Fida mengakui kalau Shaka dan Timo kalau soal tampang, Timo kalah. Tapi, kalau soal merebut hati Fida Timo juaranya. Yang paling memikat dari sosok Shaka adalah senyumanya yang manis. Kalau Shak tersenyum ia akan menunjukkan lesung pipitnya, dan itu bisa membuat semua perempuan yang melihatnya terpanah dengan pesonanya itu. Sayangnya sampai saat ini Shaka masih sendiri alias jomblo ngenes. Padahal Shaka bisa memlih siapa saja yang bisa ia jadikan pacar. Shaka dan Timo punya karakter yang sama; mereka berdau sama-sama dingin—sedingin kulkas dua pintu, tapi tetap saja kulkas dau pintu itu kalah. Mereka sepertinya lebih pantas disebut laki-laki dingin seperti di kutub utara. Ada satu orang yang tidak tertarik dengan Shaka di gedung wisma Sejahtera, yaitu Dira sahabatnya katanya yang paling tampan hanya oppa-oppa Korea. Fida tahu kalau Dira berbohong buktinnya kalau bertemu dengan Shaka, ia menatapnya tanpa berekedip. Fida awalnya ingin menyapa Shaka yang baru saja keluar dari mini market dengan tubuh yang masih dibasahi oleh keringat, paling shaka numpang ngadem di sana, kata Fida. Namun niat itu ia urungkan karena ia melihat Shaka seperti sedang terburu-buru. Entah mau ke mana mungkin ingin segera bersih-berish atau ingn cepat-cepat pulang tanpa mandi terlebih dahulu. Fida sudah masuk ke dalam mini market, dan Shaka menyadari bahwa orang yang barusan ia temui itu Fida. Awalnya ia ragu itu Fida atau bukan, daripada penasaran akhirnya Shaka kembali masuk ke dalam mini market. Tidak salah lagi kalau itu Fida. Shaka melihat Fida berjalan ke arah lemari es yang berisi berbagai macam minuman dingin, dan ia mengikuti Fida ke sana. Sapa ingin menyapa Fida karena sudah lama juga ia tidak bertemu dengan Fida. “Fid?” panggil Shaka yang kini berdiri berdampingan dengan Fida.; posisi mereka kini berdiri persisi di depan lemari es. Fida yang sedang serius memilah minum dingin yang ingin ia beli, meskipun pada akhirnya pilihanya jatuh pada air mineral karena harganya lebih murah, dari minuman yang ada rasanya. Meras namanya terpanggil ia pun menoleh ke asal suara. Shaka tersenyum kepadanya sambil melambaikan tangan, “Shaka?” “Fida?” “Sejak kapan lo di sini?” “Baru aja, udah lama ya kita nggak bertemu. Lo nggak kangen apa sama gue?” tanya Shaka dengan nada bercanda. “Lo ngapain dikangenin, Ka.” Fida mengambill dua botol air minum. “Gue kangennya pacar gue lah masa lo.” “Iya dah yang sayang sama pacar,” Shaka mengikuti Fida yang berjalan ke arah meja kasir. “Mau nyamper Timo, kan?” Fida mengangguk. “Sekalian mau liat dia tanding gue, Ka.” Fida meletakkan dua botol air mineral ke di atas meja kasirm untuk di scan barcode. “Lo telat datengnya, Fid.” Kata Shaka.”Udah kelar tandingnya.” “Yah padahal gue mau liat pacar gue tanding.” Kasir mini market memberitahu jumlah uang yang harus di bayar Fida itu berapa, dan Fida langsung memberikan uang pas sesuai dengan nominal yang disebutkan oleh kasir tersebut. Setelah membayar Fida mengucapkan terima kasih, dan membawa belanjaannya. Shaka dan Fida pun langsung berjalan ke luar mini market, sampainya di luar Shaka langsung berkata, “makannnya kalau mandi jangan lama-lama.” Shaka melihat tampang wajah Fida yang berubah jadi murung, “pacar tanding jadi nggak liat kan, padahal tadi Timo keren banget lo. Dan, kita menang juara satu, Fid.” Fida tersenyum bangga, “Yah jelas dong kalau pacar gue memang keren. Selamat atas kemenangan kalian ya, lo juga keren kok Ka.” “Tentu saja Shaka, lebih kerean lagi kalo lo jadi pacar gue.” “Apaan sih lo.” “Hehehe..” Shaka hanya terkekeh. “Timo sekarang lagi ngapain?” “Tadi gue liat sih lagi mandi, mungkin sekarang udah selasi kali.” “I see. Yaudah kalau gitu gue nunggu Timo di kantin aja Ka, lo juga bersih-bersih sana bau tahu.” Kata Fida. “Iya gue mandi nih.” Shaka mengaruk-garuk engkuknya yang tidak gatal, “omong-omong mau geu temenin nggak ke kantin?” “Nggak ah, lo mening temenin pacar lo daripada gue.” Shaka memberengut, “lah pacar?. Ya ampun lo ini pura-pura nggak tau apa gimana? Gue kan emang single dari lahir.” Fida tidak percaya kalau Shaka single dari lahir; tampang kaya Shaka ini memang cocok jadi buaya. Bohong banget! Kalau Shaka itu sama sekali tidak punya kencengan (gebatan) di amana-mana. Puara-pura single saja supaya banyak perempuan yang bisa ia dekati. “Cari pacarnya makannya Ka, ganteng doang. Tapi, cari pacar nggak becus.” Entah kenapa mulutnya malah mengucapkan. “Gimana kalau gue jodohin.” “Sama siapa?” “Temen gue,” Fida teringat Dira.”Dia jomblo udah lama, lo sama dia aja. Itu loh temen gue yang selalu berdua ama gue, namanya Dira.” “Dira?” tanya Shaka memastikan. Fida mengangguk, “iya Dira.” “Gimana kalau gue buat pilihan sendiri.” kata Shaka. “Gimana kalo gue pacaran sama lo aja?” “Gila lo.” “Loh kok Gila, kenapa?” “Gue udah punya pacar, dan gue ogah sama lo. Lo bukan tipe gue.” “Jangan gitu, entar lo benaran suka gimana?” Shaka mencolek pipi Shaka. “Nggak bakalan. Gue jamin sih.” Kata Fida sambil mengibas-ngibaskan tangannya sebagai isyarat kepada Shaka untuk segara pergi. “Udah sono pergi. Mandi biar otak lo segeran.” “Iya gue pergi mandi.” kata Shaka. Shaka pun langsung berjalan meninggalkan Fida yang masih berdiri di depan mini market. “Jangan lupa cari pacar Ka!” kata Fida sedikit berteriak, tapi tidak mengundang perhatian orang-orang yang ada di situ.Shaka menoleh ke belakang merespon ucapan Fida dengan senyuman kecil dan mengacungkan ibu jarinya. Setelah kepergian Shaka, Fida langsung mengirim pesan kepada kekasihnya. Saat membuka posnelnya ternyata ada pesan masuk dari Timo, baru saj aia akan mengirim pesan ke Timo. Timo Kamu udah sampe? Dengan cepat Fida langsung membalas pesan dari Timo. Fida Iya udah sampe nih Aku abis dari mini market Tadi ketemu sama Shaka Katanya kamu sudah selesai tandingnya Jadi aku tunggu kamu di kantin aja ya. Di tempat biasa ya. Otak-otak bang Edi Setelah mengirim pesan ke Timo. Fida langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Lalu berjalan kea rah kantin yang letaknya di gedung B Gelangang Olahraga Marga. Timo sedang beberes dengan memasukkan barang-barang keperluan tandingnya ke dalam tas ransel hitam miliknya, Timo terlihat seperti orang yang sedang buru-buru tidak sabaan untuk bisa bertemu dengan kekasihnya. Karena memang ia sudah sangat merindukan kekasihnya itu. Shaka memasuki ruang ganti sekaligus kamar mandi untuk para pengunjung yang selesai bertanding, jadi gelangang olahraga ini tempat mirip dengan gym. Ada kamar mandi untuk membersihkan badan habis bertanding, disediakan handuk beserta sabun dan sampo, dan juga kamar ganti. “Buru-buru amat pak bos, udah kaya mau ambil gaji.” kata Shaka. “Iya dong mau ketemu pacar.” Timo menyemprotkan minyak wangi kebeberap bagian tubuhnya seperti pergelangan tandan dan leher. “Tadi gue ketemu sama cewek lo di mini market.” Shaka memasuki bilik kamar mandi, “dia bilang mau liat lo tanding. Tapi, telat datangnya. Katanya dia mau nunggu lo di kantin. Samperin gih Tim, kasian dia sendirian. ”Thanks ya. Makasih banyak lo infornya Shaka.” ucap Timo menghargai temannya meskipun ia sudah tahu duluan dari Fida. Timo pun menambahkan kalimat ini, “gue juga udah dikasih tahu sama Fida di WhatsApp.” “Oh!” teriak Shaka dari bilik kamar mandi.”Udah kelar cepetan ke kantin. Gue takutnya cewek lo entar diambil orang, entar lo nangis lagi.” Iya Shaka bawel amat lo, ucap Timo di dalam hati. “Gue duluan ya, Ka.” kata Timo di dalam hati. Ia telah selesai memastikan barang-barangnya sudah masuk semua ke dalam tas ranselnya, tidak ada yang ketinggalan, dan penampilan sudah oke. “Oke.’ Timo pun langsung bergegas kelaur dari kamar mandi yang sekaligus juga tempat ganti baju. Menuju kantin untuk bertemu dengan kekasih yang sudah sangat ia rindukan. Di kantin Fida sudah duduk manis di kios otak-otak bang Edi. Otak-otak langganan mereka ia dengan Timo. Rasanya juara banget loh! Tidak ada yang bisa mengalahkan rasa gurihnya otak-otak bang Edi. Fida sudah memesan dua porsi satu untuk dirinya sendiri, dan juga Timo. Yang satu pakai saus, dan yang satu tidak. Yang pakai saus itu tentunya punya Fida, kalau tidak tidak suka pedas. Fida Kamu di mana? Aku pesenin nih buat kamu Minum juga udah tersedia. Jangan lama-lama. Kalau lama-lama nanti aku tinggal. Timo Iya sayang aku otw kantin. Makasih ya. Luv you. Fida tersenyum membaca balasan dari Timo memang ya kekasihnya ini paling bisa membuatnya blushing, makin rindu saja. Padahal sebentar lagi ia akan bertemu dengan kekasihnya. Hari ini mereka pun akan menghabiskan waktu bersama; mungkin akan pergi ke coffee shop atau bekeliling Jakarta dengan sepeda motor. Fida pun dengan senyum yang merekah di bibirnya membalas pesan dari kekasihnya itu dengan semangat 45. Fida Sama-sama ya sayang. Luv you too.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DENTA

read
17.0K
bc

Head Over Heels

read
15.7K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.2K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.4K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook