bc

GARKA

book_age12+
4.1K
FOLLOW
40.8K
READ
others
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Garka Algerino Argeswara.

Cowok terkenal di SMA Garuda sekaligus ketua Geng Zeus. Sifat nya yang dingin dan menyeramkan sudah melekat di dirinya semenjak kelas tujuh. Selalu terlibat perkelahian dan juga suka membolos.

Hobi nya selain bermain basket, Garka juga suka membaca dan bermain gitar.

Tidak semua keburukkan ada pada laki-laki tampan ini, ia adalah laki-laki pintar dengan segudang prestasi. Ia berkelakuan nakal hanya untuk menarik perhatian kedua orang tua nya.

Masalah pelik melanda keluarga kecil nya menjadikan hidup Garka yang dulu sempurna kini merana. Tak ada senyuman dalam hidup Garka.

Hingga seseorang bisa menjungkir balik kan semua nya.

chap-preview
Free preview
BAB 1
Helaan nafas tenang dan pekik kan kegirangan dari semua siswa dan siswi baru SMA Garuda terdengar. Mereka sudah melewati Masa Orientasi Siswa atau yang terkenal dengan istilah MOS yang menyiksa. Butuh perjuangan bagi seluruh murid baru hanya untuk melewati siksaan kakak kelas mereka. Beruntung tidak ada kejadian diluar batas seperti kejadian disekolah lain yang mengakibatkan para murid depresi hingga meninggal.  Seluruh murid baru SMA Garuda sekarang  sedang berkumpul dan berbaris rapih di lapangan, mereka tengah mendengar kan guru bagian bidang kesiswaan yang menyebut kan satu-satu nama dari seluruh murid baru itu beserta kelas yang akan di tempati. Perlu diketahui, SMA Garuda merupakan SMA swasta yang sangat terkenal akan otak para muridnya. Selain itu, SMA Garuda terkenal karena paras rupawan siswa dan juga siswinya. Dapat dikatakan mereka adalah bibit unggul.  "Semoga aja gue sama lo sekelas lagi ya." bisikkan seorang perempuan di samping nya membuat seorang gadis ber-name tag Keyra menoleh. "Iya." Gadis berkucir kuda itu fokus mendengar kan semua nama yang di sebutkan. Mata nya menyerengit memperhatikan ke depan karena ia masuk ke barisan paling depan di sana sehingga cahaya matahari langsung menyorot menusuk retinanya.  Satu per satu murid baru itu keluar dari barisan menuju ke kelas saat nama mereka masing-masing telah di panggil. Tanpa memperdulikan panas yang menyengat, Keyra membuka telinga nya lebar-lebar takut ia melewatkan nama nya sendiri. Jantung nya bertalu hebat dengan harapan besar terucap di dalam hati. Segenap kemampuan sudah Keyra kerahkan untuk bisa lolos dalam tes pemilihan kelas yang di lakukan melewati tes IQ itu, ia berharap akan mendapatkan kelas unggulan. "Keyra Agnesia Gwensa. Kelas X IPA 2." Seruan di pengeras suara tersebut membuat senyum Keyra terbit. Ia menepuk pelan pundak sahabat di samping nya yang tengah menampilkan wajah cemberut. "Gue duluan. Semoga beruntung," ucap Keyra lalu berjalan keluar barisan menuju kelas yang sudah di sebut kan tadi. Langkah kakinya mengayun riang menelusuri koridor dan lorong-lorong, kepala nya ia tengok kan ke kanan dan ke kiri mencari pintu dengan plang X IPA 2 yang tertera di atas nya. Biasa nya kelas unggulan berada di atas, maka dari itu ia menaiki tangga tanpa melihat gedung mana yang ia jejaki. Dengan mood yang sangat bagus, Keyra tak henti nya tersenyum. Ia memang sangat menginginkan berada di kelas IPA daripada di IPS atau Bahasa. Alasan nya karena Keyra sangat menyukai pelajaran Kimia dan juga Matematika daripada Geografi. "Aduh.. Kelas nya mana sih? Dari tadi gak nemu-nemu." Keyra menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. Helaan nafas lelah tak henti nya keluar dari bibir Keyra. Senyuman lima belas menit yang lalu selalu ada kini terganti dengan cebikan dan u*****n kasar. Ia rasa sudah berputar-putar mencari kelas sepuluh. Namun, ia hanya menemukan kelas sebelas. Dapat di pastikan bahwa ini adalah gedung kelas sebelas. Mungkin gedung kelas sepuluh berada di belakang? Sekolah ini begitu besar dan luas, membuat Keyra yang notaben nya murid baru itu kewalahan. Rasanya Keyra ingin pergi saja dari sini.  Karena lelah, Keyra memilih duduk untuk rehat sejenak di kursi panjang depan kelas XI IPA 4. Tidak peduli kepada tatapan kakak kelas yang di tujukan kepada nya. Keyra mengipasi wajah nya sendiri dengan tangan nya karena merasa kegerahan. Air minum di botol nya sudah habis saat di lapangan tadi membuat Keyra menyesal diam-diam. Saat melihat seorang laki-laki berperawakan jangkung yang melintas di depan nya, tanpa takut Keyra menghentikan nya dengan cara merentangkan kedua tangan nya di depan laki-laki itu. "Kak! Gue boleh minta tolong?" Laki-laki itu tak menampil kan ekspresi apapun. Wajah nya sangat datar dan aura mencekam mengguar di sekeliling laki-laki dengan seragam di keluarkan itu membuat Keyra meneguk ludah nya diam-diam. Keyra berdehem. "Gue gak tau kelas X IPA 2 di man–" Ucapan Keyra terpotong karena kakak kelas nya itu langsung melewati nya begitu saja tanpa berucap sepatah kata pun. Keyra melongo dan menggaruk kepala nya bingung sambil menatap punggung tegap laki-laki yang dapat di pastikan adalah kakak kelas nya itu karena terlihat dari dua garis yang ada pada lengan seragam sebelah kiri nya. "Gue salah ngomong?" **** "KEYRA!!" Keyra yang baru memasuki kelas nya itu terkejut bukan main saat mendengar teriakan seseorang yang ia kenal. Ia mengedarkan pandangan nya. Di sana, sudah banyak wajah baru yang masih asing di penglihatan Keyra. Tatapan nya berhenti saat melihat orang yang menghasil kan suara berfrekuensi tinggi itu. "KOK LAMA BANGET??!!" tanpa rasa malu atau memang urat malu nya sudah putus. Anindya Safitri, sahabat sedari kelas tujuh nya itu berteriak membuat seisi kelas menengok ke arah mereka berdua. Keyra menghampiri Anin yang sudah duduk di bangku, tepat nya di barisan pertama jajaran kedua dari pintu persis di depan papan tulis. "Suara lo. Dari dulu gak bisa di kecilin. Untung telinga gue gak budeg." Anin terkekeh kecil lalu mengguncang badan Keyra. "Kita sekelas lagi!!" "Kok bisa? Lo kan bego." Anin melotot lalu mendengus. "Mulut lo dari dulu emang pedes ya. Untung gue tahan sahabatan sama lo," ucap Anin membalik kan perkataan Keyra. Kekehan terdengar membuat Anin semakin memajukan bibir nya tanda merajuk. "Becanda," ucap nya sambil mencolek dagu Anin. Anin tersenyum. "Eh, kok lo lama banget sampe sini? Gue aja udah nyampe dari tadi." "Nyasar gue." "Serius lo?" Keyra mengangguk. "Iya. Untung nya gue di tolongin sama kakak OSIS." Anin menopang dagu nya di meja tetapi tetap menghadap Keyra. "Lo sih. Gak update tentang SMA ini. Jadi kan nyasar." Keyra mengibaskan lengan nya. "Gak penting. Seiring berjalan nya waktu juga nanti tau sendiri." Percakapan mereka terpaksa terhenti karena wali kelas mereka sudah masuk. Untuk di kelas sepuluh ini, Keyra kedapatan wali kelas nya perempuan yaitu Bu Gita yang merangkap sebagai guru kimia, menurut kabar juga Bu Gita termasuk guru BK SMA Garuda. **** "Kantin kuy!!" Anin memukul lengan Keyra yang sedang menulis membuat tulisan nya menjadi melenceng dari jalur nya. Wali kelas nya tadi menyuruh mereka untuk menulis biodata pribadi di depan buku kimia masing-masing. Memang, awal tahun pelajaran ini belum di langsungkan kegiatan belajar mengajar membuat tiga angkatan SMA Garuda bebas kelas. "k*****t!!" Anin terkekeh sambil menarik tangan sahabat nya itu agar berdiri. "Ayo." Setelah membereskan buku nya, Keyra menarik kerah baju Anin dengan dua jari nya persis seperti membawa bangke. "Buru." "Lepas dulu, woy!" Anin mencubit tangan Keyra. "Lo kira gue bangke apa." Anin mendengus lalu membenar kan kerah nya sendiri. "Sebelas dua belas lah." "s***p!" Keyra terkekeh saat melihat wajah mesem sahabat nya itu. Memang, untuk urusan membuat Anin marah, Keyra sangat antusias. Aneh sekali. "Heem." Deheman seseorang membuat Keyra dan Anin menoleh ke belakang. "Boleh kenalan?" tanya nya. "Gue Riri Zeskia Atisya. Gue alumni SMP Anusapati." Riri mengulurkan tangan nya. Anin dan Keyra tersenyum. Mereka menjabat bergantian tangan Riri. "Gue Anindya." lalu Anin menunjuk Keyra. "Ini Keyra. Kita alumni SMP Trisakti." Terlihat binar kagum di wajah Riri. "Trisakti? Itu kan SMP favorit banget di Jakarta ini. Gue daftar ke sana tapi gak keterima." Keyra terkekeh. "Biasa aja kok. Yang penting kan sekarang kita satu sekolah." "Iya. Kita sekelas juga." Anin merangkul pundak Riri dan Keyra. "Ayok kita ke kantin. Udah laper banget." "Ayo." **** "Lo sendiri aja?" Riri yang akan menyuap kan sepotong bakso pun ia urung kan. "Gue sama temen gue. Tapi dia gak mau ke sini. Jadi dia di kelas aja deh." Keyra mengangguk lalu memutar mie di hadapan nya lantas memakan nya. Kantin SMA Garuda sangat bersih dan rapih. Sesuai dengan reputasi sekolah ini yang masuk ke dalam SMA paling elite di Jakarta. "OMAIGAD!!" pekikan Anin dan Riri berbarengan membuat Keyra tersedak bukan main. "Apaan sih lo berdua. Gue jadi keselek kan," rajuk Keyra setelah ia meredakan batuk nya. "Key!! Itu Key!!" Anin memukul tangan Keyra brutal dan terlihat seperti gemas membuat Keyra mencebik kesal. Anin dan Riri, kedua perempuan itu tak mengalihkan pandangan nya dari pintu kantin. Keyra yang penasaran pun menoleh ke belakang karena ia membelakangi pintu kantin. Detik selanjut nya ia melotot kan mata nya. "Itu kan cowok Kakak kelas yang serem tadi." gumam Keyra pelan. Di pintu kantin terdapat lima cowok dengan penampilan mencolok dan jauh dari kata rapih. Di lengan kanan mereka tepat nya di atas siku perbatasan lengan baju seragam nya, terdapat sebuah bandana berwarna hitam melingkar. Pesona mereka sepertinya sukses memporak-porandakan hati pemghuni kantin, terkhusus para siswi.  "Gila!! Kak Garka ganteng banget. Sesuai kabar, ternyata asli nya lebih ganteng," ucap Anin yang di angguki oleh Riri. "Kak Aiden juga gak kalah ganteng. Duh, pokok nya mereka semua ganteng banget!!" Keyra mengerut kan kening nya sambil menunjuk Riri dan Anin bergantian. "Lo berdua kenal sama mereka?" "Lo gak tau?!" tanya Riri dengan ekspresi terkejut luar biasa. "Emang, Ri. Si Keyra mah gak peduli sama cogan manapun. Cogan di SMP Trisakti aja dia anggurin, padahal dia nembak Keyra." "Serius?!" tanya Riri sambil menggebrak meja membuat sebagian penghuni kantin menatap ke arah mereka bertiga. Keyra meringis. "Lebay kalian." "Kalau gue jadi lo, Key. Gue gak sia-siain tuh muka. Udah bening, cantik, mulus. Gebet cowok sekelas Kak Garka sih dapet." "Enggak," ucap Anin. "Kak Garka gak bakal kepincut sama cewek mana pun. Lo tau kan kalau Kak Garka cinta mati nya cuma sama buku dan bola basket?" Keyra memicingkan mata nya. "Kok lo berdua tau banget sih? Lagian siapa lagi Kak Garka itu?" tanya Keyra. Anin dan Riri sampai geleng-geleng kepala mendengar nya. "Siapa sih yang gak tau seorang Garka Algerino Argeswara? Cowok terganteng dan terkenal se-SMA Garuda. Pinter dan jago main basket ngebuat dia di incer sama semua cewek. Apalagi dia Ketua Geng Zeus yang di kenal se-antero Jakarta," ucap Riri sambil menyuap kan kuah bakso pedas ke mulut nya. "Anak buah nya juga gak kalah ganteng," lanjut Riri dengan mulut kepedesan. "Tuh liat, mereka berlima kayak berlian yang ada di tengah-tengah kubangan lumpur. Begitu bersinar dan menakjubkan," ucap Riri sambil dagu nya menunjuk ke arah kelima Kakak kelas nya itu. Anin mendengus. "Keyra mana tau. Dia cuma tau nya rumus kimia sama matek mulu. Gak asik." Keyra tak menghirau kan kedua nya. Ia memperhatikan laki-laki tadi yang kini sudah duduk di bangku pojok kantin itu. Di antara kelima kakak kelas nya itu, ada dua laki-laki yang menampil kan raut wajah datar dan menjorok ke risih dengan mata yang melirik beberapa siswi kelas sepuluh yang terpekik. Satu di antara kedua laki-laki itu Keyra pernah melihat nya saat tadi pagi ia meminta bantuan untuk mencari kelas nya, namun ia di kacangi. Dia kan kelas sebelas, ngapain ke kantin kelas sepuluh?  batin Keyra.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dependencia

read
185.8K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
50.6K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.0K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
48.8K
bc

The Ensnared by Love

read
103.6K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.0K
bc

FORCED LOVE (INDONESIA)

read
598.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook