bc

Dasabella (Istri Kedua Yang Tak Dianggap)

book_age16+
8.6K
FOLLOW
70.2K
READ
contract marriage
goodgirl
drama
city
victim
like
intro-logo
Blurb

Bella, gadis yang baru menginjak 19 tahun harus menjadi istri kedua dari Aslan. Aslan sendiri pun sudah mempunyai anak dan istri.

Insiden naas itu membuat Bella dihamili Aslan dan Aslan harus bertanggung jawab.

Photo by Studio Negarin from Pexels

Link : https://images.pexels.com/photos/3673460/pexels-photo-3673460.jpeg?cs=srgb&dl=pexels-studio-negarin-3673460.jpg&fm=jpg

Font by Text On Photo apps

chap-preview
Free preview
Bab 1 : Aku bukan pelakor
Suasana makan pagi mendadak hening tatkala Bella yang tengah mengandung 7 bulan ikut bergabung dengan mereka. Bella hadir ditengah-tengah keluarga yang awalnya harmonis itu namun kedatangannya seolah tak disukai oleh Aslan dengan kedua anaknya kecuali Kanya, dialah istri pertama Aslan yang baik dengan madunya yaitu Bella. "Bella, kakak sudah masak buat kamu, kamu makan yang banyak, ya! Jangan lupa sama sayurnya juga!" ucap Kanya. Bella mengangguk pelan, gadis itu benar-benar lugu dan santun. "Aku mau berangkat ke kampus dulu, gak selera makan, ada pelakor," ucap Dinda, anak dari Aslan dan Kanya yang juga dulu sempat satu sekolah dengan Bella. Dani, anak kedua dari pasangan itu juga nampak sudah menenteng tasnya. Bocah SMA itu juga tidak suka dengan kehadiran Bella. Bella hanya menunduk, ia sangat sedih dicap pelakor padahal ia juga tidak ingin menikah dengan Aslan yang usianya terpaut cukup jauh dengannya. "Aku juga akan berangkat ke kantor," ucap Aslan yang sudah menenteng jasnya lalu mengecup pipi Kanya. Ya, hanya Kanya yang mendapat kecupan dari Aslan karena tak mungkin juga Bella mendapat kecupan dari Aslan yang jelas-jelas tidak mencintainya. Aslan pergi meninggalkan mereka tanpa melirik Bella yang sedari tadi menunduk menahan air matanya. "Bella, habiskan makanannya! Sayurnya juga jangan lupa dimakan! Kakak harus segera berangkat ke rumah sakit, ada jadwal operasi hari ini," ucap Kanya. Kanya adalah dokter di salah satu rumah sakit terkemuka. Dia masih sangat cantik dan menjaga penampilannya. Selama ini Kanya memang sangat baik pada Bella. Setelah kepergian Kanya dari ruang makan, air mata Bella langsung menetes. Dia seolah duri di keluarga itu. Kehadirannya seolah tak diinginkan namun ia masih bertahan karena Kanya baik padanya. Sesuai makan, Bella membersihkan piring yang masih tertinggal di atas meja namun Bibi Nana melarangnya. "Non Bella, sudah, biar Bibi yang bereskan! Non Bella istirahat saja!" ucap Bibi Nana, ialah pembantu di rumah itu. "Bi, aku tidak enak jika hanya makan dan tidur saja." "Nyonya Kanya akan marah jika Non Bella kecapekan." Bella menghela nafas, ia mengangguk dan memilih kembali ke kamarnya yang ada di lantai 2. Sambil memegangi perutnya, ia melangkah perlahan sampai ditengah tangga berpapasan dengan Aslan. Bella berusaha untuk tersenyum namun Aslan tak mempedulikannya. Hati Bella mendadak sakit namun ia sudah terbiasa akan hal itu. Dia terus melangkah sampai atas namun tiba-tiba ... "Kamu ..." Bella terhenti dari langkahnya, dia memastikan pendengarannya. "Iya, kamu. Ambil semua barangmu dan pindah ke kamar lantai 1!" perintah Aslan. Bella masih tak mengerti, ia memberanikan untuk menatap wajah tampan dari Aslan. "Aku tidak mau disalahkan jika kamu sampai terjatuh," sambungnya. Aslan lalu pergi meninggalkan Bella. Jantung Bella berdegup kencang saat baru pertama kali sang suami perhatian dengannya. Tak ayal jika Bella terkagum dengan mantan bosnya itu namun dia sadar diri jika Aslan tak akan pernah mencintainya. *** Malam hari, Bella sudah menunggu sang suami pulang dari kantor. Kanya belum pulang dari rumah sakit dan Bella harus menyambut suaminya. Mobil Pajero hitam sudah memasuki halaman rumah. Bella menunggu sang suami di depan pintu. Saat Aslan pulang, Bella maju satu langkah namun langsung terhenti saat ada Dinda dan Dani keluar dari mobil itu. Tatapan anak tirinya langsung menghujam menusuk hati Bella. "Pe --la--kor," ucap Dinda tatkala melewati Bella. Bella hanya diam, ia tak berani menatap Dinda. Sedangkan Dani sudah masuk duluan karena malas melihat Bella. Aslan tak meliriknya, bahkan jas biru dongkernya ia berikan pada Bibi Nana yang berdiri di sebelah Bella. "Sabar ya, Non!" ucap Bibi Nana sambil mengelus punggung Bella. Bella mengangguk, ia segera mengikuti langkah Aslan menuju ke kamar. Hari ini Kanya akan pulang terlambat dan sudah mengirimkan pesan supaya Bella bisa menyiapkan keperluan Aslan. Namun saat sudah ada di depan pintu, Aslan terhenti lalu menatap dingin Bella yang mendadak kaku. "Ehhmm ... Kak Kanya akan pulang terlambat dan saya di suruh untuk ..." "Cukup! Aku bisa menyuruh Bi Nana untuk menyiapkannya," ucap Aslan lalu membanting pintu kamar di depan Bella. Bella mengelus dadanya, matanya langsung memerah dan ia langsung menyekanya. Bella bergegas menuju ke dapur untuk menyiapkan makan malam namun saat sudah siap, bapak dan kedua anak itu tidak nampak batang hidungnya setelah Bella menunggu hampir satu jam. Bella sadar jika ia adalah pengganggu di rumah itu, ia lalu mengambil makanan di dapur dan memakannya di sana, setelah itu menyuruh Bibi Nana untuk memanggil mereka dan benar saja, Aslan beserta dua anaknya turun untuk makan. Aku harus bagaimana? Sampai kapan aku seperti ini? Aku bukan pelakor, aku tidak berniat menjadi perusak rumah tangga orang lain. Batin Bella. *** Kanya pulang dan melihat sang suami yang masih fokus pada laptop. Dia tersenyum kecil lalu mengecup pipinya, Aslan membalas dengan memagut bibir Kanya. Kanya refleks mundur karena belum mandi dan gosok gigi lagi. "Kenapa?" tanya Aslan. Di depan Kanya, Aslan adalah suami yang lemah lembut dan baik namun di depan Bella, Aslan akan berubah menjadi dingin dan cuek. "Tentang Bella, mau sampai kapan Mas bersikap dingin padanya? Bahkan Mas juga tidak pernah tidur di kamar Bella," ucap Kanya. "Bukannya kamu harusnya senang jika aku tidak peduli dengannya?" Kanya menghela nafas, ia duduk di samping Aslan sambil menaruh tas mahalnya di sisi ranjang. "Tidak ada seorang istri yang mau di madu, namun berbeda dengan kasus Bella. Bella korban p*********n dari Mas Aslan walau Mas Aslan sendiri pun tidak sadar melakukannya. Bella seumuran dengan putri kita dan setidaknya Mas Aslan harus ingat adanya karma," ucap Kanya dengan helaan nafas yang berat. Aslan tidak peduli adanya karma bahkan ia tak mempercayai adanya karma. Baginya karma hanyalah ketakutan semua orang yang terlalu dilebih-lebihkan. Kanya memandang sang suami dengan sebal karena Aslan lebih memilih kembali fokus kepada laptopnya daripada mendengarkan ucapannya. "Karma selalu dibayar kontan, Mas. Aku takut jika Mas bersikap seperti itu akan menjadi bumerang pada keluarga kita," ucap Kanya. "Jangan sok menceramahiku! Aku melakukan ini semua karena tidak ingin menyakiti perasaanmu. Sudahlah, aku sangat lelah. Aku ingin tidur," ucap Aslan yang langsung menutup laptop lalu berbaring di ranjang. Kanya menghela nafas, ia lalu berjalan ke kamar mandi untuk mandi. Setelah mandi dan nampak segar, Kanya menuju ke kamar Bella memastikan apakah gadis itu sudah tidur atau belum. Kanya membuka pintu kamar Bella yang ada di lantai 1. Dia melihat Bella meringkuk sambil memeluk guling. Kanya menyelimutinya. Setelah itu Kanya mematikan lampu kamar Bella dan menyalakan lampu tidur yang ada di atas meja. Setelah kepergian Kanya, Bella membuka mata. Air matanya tumpah karena ia tahan saat Kanya datang. Jika bukan karena Kanya, ia tidak akan tetap ada di sini. Nyonya Kanya sangat baik padaku walau secara langsung aku sudah membuatnya terluka karena aku menikahi suaminya. Tapi kebaikan Nyonya Kanya membuatku semakin tertekan karena merasa tidak enak padanya. Aku harus bagaimana? Apa aku pergi saja? Tapi aku tidak ada tempat lain selain di sini.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook