bc

UWAIS Missions of Love

book_age18+
3.3K
FOLLOW
15.5K
READ
love-triangle
CEO
heir/heiress
drama
bxg
male lead
office/work place
love at the first sight
passionate
like
intro-logo
Blurb

WARNING : Mengandung unsur 18 tahun ke atas.

Harap bijak dalam memilih bacaan.

Sebelum membaca tekan tanda LOVE terlebih dahulu.

----------

“Akan aku lakukan semua misi agar bisa mendapatkan cintanya!” ucap Uwais Al Fatih yang menyiapkan 100 misi untuk bisa mendapatkan hati Elvina Zemira yang sudah membuatnya jatuh cinta.

Salah satu misi untuk bisa membuat Elvina jatuh cinta padanya adalah menjadikan Elvina sebagai sekretaris pribadinya.

Paras Uwais sangatlah tampan, semua wanita yang melihatnya pasti langsung terpesona oleh ketampanannya. Selain itu ada dua orang wanita yang dikenal sangat dekat dengan Uwais. Kimmi yang berparas cantik dan sangat serasi jika bersanding dengan Uwais yang sangat tampan, dan juga Sherly yang mengaku sebagai pacar Uwais di hadapan Elvina.

Ditambah Elvina sudah memiliki kekasih bernama Abyan yang tidak akan membiarkan Uwais merebut Elvina dengan mudah. Abyan sampai berniat merenggut kesucian Elvina agar gadis itu tidak pernah meninggalkannya. Meyisakan trauma dalam diri Elvina sehingga wanita itu takut untuk bertemu dengan orang lain.

Uwais mengganti semua misi cintanya menjadi misi untuk mengembalikan senyum Elvina. Karena senyuman di wajah Elvina adalah sumber dari segala kebahagiaan di hatinya.

Inilah kisah cinta Uwais, lelaki yang akan melakukan segala hal demi kebahagiaan pasangannya.

chap-preview
Free preview
Mission 1
Langit biru dengan goresan awan putih di langit menjadi saksi kelulusan seorang pemuda tampan dari sebuah universitas ternama di Jakarta. Pemuda tampan itu dikerubungi oleh banyak orang baik perempuan mau pun laki-laki. Mereka memberikan hadiah untuk pemuda tersebut. Mulai dari buket bunga, cokelat, boneka beruang kecil menggunakan baju toga, hingga karya tangan buatan sendiri. Uwais Al Fatih, biasa dipanggil dengan Uwais. Pemuda tampan dan sangat bersahabat. Banyak junior yang mengidolakannya karena sifat humble-nya. Oleh karena itu di hari kelulusannya ini para junior yang mengidolakan Uwais hadir di sana untuk memberikan ucapan selamat dan juga berbagai hadiah kelulusan untuknya. “Kak Uwais! Selamat ya Kak!” seorang gadis yang juga mengidolakan Uwais memberikan ucapan selamat dan juga sebuah buket bunga matahari. “Makasih ya! Wah kayaknya bunda suka bunga ini!” jawab Uwais. Melihat bunga matahari dia jadi teringat dengan ibundanya yang pernah berkata jika menyukai bunga matahari. “Kak Uwais ini juga terima ya, Kak! Selamat atas kelulusannya!” Gadis lainnya berusaha menerobos kerumunan di sekitar Uwais ingin memberikan buket cokelat. Beberapa cokelat di bentuk menyerupai buket bunga. “Wah! Makasih ya! Ini juga pasti Bunda suka banget!” Lagi-lagi Uwais ingat jika ibundanya sangat menyukai cokelat. “Kak Uwais sayang banget sama bundanya ya!” seru salah seorang gadis yang ada di kerumunan tersebut. “Dia mah bukannya sayang lagi! Tapi udah pake banget plus plus pokoknya! Hahaha!” Teman Uwais menjawab gadis tersebut sambil tertawa. “Hush!! Nanti dipikirnya macam-macam lu pake plus-plus gitu!” Uwais ingin memukul temannya tadi tetapi tangannya penuh dengan berbagai hadiah. “Iihh aku tuh suka banget sama cowok yang sayang sama ibundanya.. Kak Uwais jadi pacar aku mau gak!” pernyataan cinta langsung melontar begitu saja dari mulut seorang gadis di sana. “Eh jangan! Kak Uwais gak boleh pacaran sama kamu! Kita semua cuma boleh jadi penggemarnya aja biar gak ada rasa saling cemburu!” sahut gadis lainnya. “Kak Uwais emang baik dans ayang orang tua, panutan banget buat kita yang laki-laki! Muka kita emang gak ganteng kayak Kak Uwais, tapi kalau sayang sama orang tua itu harus!” seorang lelaki yang juga ada di kerumunan ikut menambahkan. “Eh sudah ya! Jangan pada ribut! Gue mau ke Bunda sama Ayah, mereka udah nungguin disana!” Uwais mengangkat dagunya menunjuk ke arah yang dimaksud. Di tempat yang sedikit jauh tampak seorang wanita cantik di usia mendekati 50-an sedang menggandeng lengan seorang lelaki yang masih tampak gagah di usia yang sudah kepala 5. Para gadis yang mengerubungi Uwais pun langsung memberikan jalan untuk pemuda itu. Uwais mengembangkan senyumnya menghampiri Bunda dan Ayahnya. Aisyah, ibunda Uwais pun menyambut putra satu-satunya itu dengan tangan terbuka. “Uwais anak Bunda! Kamu udah dewasa ya ternyata! Udah banyak fansnya!” kata Aisyah. “Ayah dulu kok gak kayak kamu ya? Apa ayah salah ambil jurusan ya waktu kuliah?” Rendi, ayahnya Uwais, meletakan tangannya di dagu seolah berpikir mengapa dia tidak seterkenal Uwais pada masanya. “Hahaha! Emang dulu Bunda gak ngejar-ngejar atau mengidolakan Ayah gitu?” goda Uwais. “Bunda kamu mana ada ngejar-ngejar Ayah! Kalau Ayah yang ngejar-ngejar sih iya!” jawab Rendi disambut tawa oleh Uwais dan Aisyah. “Oh iya, Bun! Ini ada bunga matahari buat Bunda! Bunda suka bunga matahari kan?” Uwais berusaha memberikan buket bunga matahari untuk Aisyah. Namun tumpukan buket bunga dan hadiah lainnya di tangan Uwais membuatnya kesulitan memberikan buket bunga matahari tersebut. Aisyah dan Rendi membantu putranya yang sedang kesusahan dengan semua hadiah yang diterimanya tadi. “Nah ini Bun! Buket bunga matahari untuk Bunda!” Uwais memberikan sebuah buket bunga pemberian dari gadis tadi pada Aisyah. Belum sempat Aisyah mengambil buket bunga matahari tersebut, Rendi sudah terlebih dahulu menerimanya. “Bunda kamu udah gak suka bunga matahari, Bunda kamu sukanya mawar kuning!” tegas Rendi. Uwais mengernyitkan dahinya. “Bukannya Bunda suka ya? Waktu ulang tahun Bunda tahun lalu kan Om Usman sama Tante Zulaikha datang kasih buket bunga matahari yang gede banget, Yah!” Uwais mengingat hal tersebut dan tetap berpendirian jika Bundanya sangat menyukai bunga matahari. (Usman dan Zulaikha ada di novel DISTANCE) “Hihihi, udah Uwais sayang jangan bahas itu sama Ayah kamu! Bisa cemburu dia!” Aisyah tertawa meringis dan menarik lengan putranya. Uwais seperti menyadari sesuatu. Kemudian dia tersenyum lebar dan menatap sang Ayah dengan tatapan jahil. “Oohh jadi Ayah tuh cemburu!” goda Uwais. “Sudah diam kamu! Kita pulang sekarang!” jawab Rendi sinis. Dia malu mengakui jika dirinya memang cemburu dengan mantan kekasih istrinya itu. Apalagi mengingat jika mantan kekasih Aisyah pernah membawakan buket bunga matahari yang besar walau pun tanpa maksud lain. Namun Aisyah dan Uwais menanggapi Rendi dengan tersenyum hingga tertawa. Aisyah selalu suka melihat sikap cemburu Rendi. Sikapnya tak pernah berubah walau usianya sudah menua. Beberapa hari setelah kelulusan Uwais, Rendi langsung meminta Uwais untuk ikut dengannya ke kantor. Rendi ingin Uwais mempelajari tentang bisnisnya ini. Karena Rendi ingin mewariskan perusahaan yang dibangunnya hingga sukses ini pada putra satu-satunya itu. “Loh, kamu mau ajak Uwais kemana sayang? Kok udah pada rapih gini?” tanya Aisyah seraya merapihkan dasi sang suami. “Ayah ngajak aku ke kantornya, Bun! Katanya aku harus pelajari bisnisnya Ayah jadi nanti waktu Ayah pension aku bisa ngelanjutin bisnisnya itu!” Uwais yang menjawab pertanyaan Aisyah. “Kamu yakin sayang? Kan Uwais lulusan Farmasi, sedangkan bisnis kamu bergerak di bidang export import, di bidang trading!” tanya Aisyah memastikan. Rendi menganggukan kepalanya lalu duduk di kursi yang mengitari meja makan. “Uwais bisa belajar dari nol di bisnis aku ini! Aku yakin Uwais pasti bisa!” jawab Rendi dengan sangat yakin. “Tapi Uwais benar mau apa enggak? Kita jangan maksa loh!” Aisyah mengingatkan Rendi jika mereka tidak boleh memaksakan kehendak mereka. Jika memang Uwais mempunyai keinginan lain maka mereka harus mendukungnya. “Aku setuju kok Bun!” jawab Uwais lantang. “Tuh, Uwaisnya udah setuju!” sambut Rendi. “Kamu yakin gak mau lanjutin pendidikan kamu atau mungkin mulai cari pekerjaan yang sesuai dengan apa yang udah kamu pelajari?” tanya Aisyah. “Yakin Bun! Aku juga pengen nyoba hal baru! Lagipula kata Ayah usaha export import Ayah itu juga butuh orang yang mengerti di bidang obat-obatan. Kan nanti mau expansi bisnisnya untuk export import obat-obatan yang dibutuhin rumah sakit. Gitu kan, Yah?” Rendi menganggukan kepalanya berkali-kali sambil menikmati sarapannya. Rendi sangat senang karena Uwais mau mengikuti kemauannya. Aisyah pun tidak bisa mengatakan apapun lagi karena memang Uwais sudah dengan senang hati mengikuti kemauan ayahnya. Melihat semangat Uwais untuk mempelajari hal baru membuat Aisyah sangat bangga pada putra satu-satunya itu. Semangatnya benar-benar mirip dengan ayahnya, juga dengan dirinya. Aisyah juga sangat senang belajar hal-hal baru hingga akhirnya kini dia sudah sangat sukses dalam pekerjaannya. Aisyah sudah menjadi Senior Agency Manager dan memiliki banyak Agent yang bekerja di bawah agency asuransi miliknya. Setelah menghabiskan sarapan yang disiapkan oleh Aisyah, Rendi dan juga Uwais langsung berangkat ke kantor. Mereka menggunakan satu mobil untuk sampai ke kantornya. Walau jabatan Rendi adalah pemilik perusahaan, dan juga jabatan Aisyah yang Senior Unit Manager, tetapi mereka lebih senang mengendarai kendaraannya sendiri tanpa menggunakan supir pribadi. Mereka berusaha merendah dan tidak ingin terlalu menunjukan kekayaan mereka. Tempat tinggal mereka saat ini juga masih apartemen yang sama dengan yang sebelumnya. Apartemen sederhana dengan dua buah kamar yang cukup untuk mereka bertiga tinggal. Bukan tidak mampu membeli rumah yang lebih mewah, tetapi Aisyah dan Rendi memilih untuk menabung uang mereka dan membeli rumah untuk Uwais saat putranya berkeluarga kelak. Untuk saat ini, hidup sederhana benar-benar menjadi pilihan mereka.   ***   “Perkenalkan, ini putra saya Uwais! Mulai hari ini Uwais akan belajar tentang perusahaan dan nantinya akan menggantikan saya memegang perusahaan ini!” Rendi memperkenalkan Uwais pada semua karyawan di ruang pertemuan. Semua karyawan terpesona melihat ketampanan Uwais. Ketampanan Uwais mengalahkan ketampanan sang ayah. Beberapa staff perempuan mulai berbisik memuji ketampanan Uwais. “Saya tahu saat ini kita sedang sangat disibukan dengan project yang baru saja berjalan seminggu ini. Tetapi hal itu justru bagus untuk putra saya agar dia bisa lebih cepa memahami apa bisnis perusahaan ini dan bagaimana cara kerja saat menangani sebuah project!” ujar Rendi. “Saya mohon semua staff membantu Uwais mulai hari ini. Dan sepertinya saya akan meminta Elvina untuk terus bersama Uwais mengajarinya tentang perusahaan ini. Elvina tidak terlalu sibuk, jadi dia masih bisa mengajari Uwais!” Rendi melanjutkan. Terdengar keluhan dari beberapa staff wanita mempertanyakan mengapa harus Elvina yang membantu Uwais. Staff wanita lain juga sangat ingin membantu Uwais karena ketampanan Uwais. Mereka berharap bisa lebih dekat dengan Uwais. “Yah, yang namanya Elvina yang mana?” tanya Uwais berbisik. “Vina, coba kamu berdiri!” titah Rendi. Elvina yang dimaksud pun langsung berdiri sesuai perintah Rendi. Gadis yang masih sangat muda, sepertinya juga lebih muda dari Uwais, bangkit dari kursinya dengan malu-malu. Rambutnya panjang sebahu dan digerai begitu saja. Elvina kemudian menundukan kepalanya dan sedikit membungkukan tubuhnya sebagai tanda hormat. “Vina, silahkan maju ke depan! Saya mau kenalkan langsung pada Uwais!” Rendi meminta hal tersebut pada Elvina di depan seluruh staff. Seisi ruang pertemuan langsung heboh dan menggoda Elvina. Banyak juga yang irih dan berharap bisa menggantikan Elvina. Namun sikap Elvina bisa saja. Dia memang tersenyum namun hanya senyum hormat tanpa ada raut wajah kesenangan. Elvina menundukan kepalanya di hadapan Uwais. Kemudian dia mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan dirinya. “Saya Elvina, Pak!” katanya memperkenalkan diri. Uwais menyambut uluran tangan Elvina dan ikut memperkenalkan dirinya. “Saya Uwais! Mohon bimbingannya ya!” Elvina sedikit mengangkat kepalanya dan menatap Uwais. Kemudian Vina tersenyum lalu kembali menundukan kepalanya. Uwais sedikit menarik sudut bibirnya dengan sikap yang ditunjukan Elvina. Kesan pertama yang didapat Uwais, Elvina adalah gadis yang sangat santun. Bahkan suaranya juga terdengar ramah di telinga. Uwais menginginkan gadis yang seperti ini untuk menjadi pendampingnya kelak.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

My Secret Little Wife

read
85.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook