bc

UnderWe(A)R (Bahasa Indonesia)

book_age18+
3.0K
FOLLOW
58.4K
READ
love-triangle
mate
goodgirl
tomboy
boss
stepbrother
comedy
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Warning 21+ (Mengandung humor Dewasa)

Fariz dan Adis bertetangga. Sifat Fariz yang suka memerintah seenaknya membuat Adis kesal pada Fariz dan kerapa mengusili Fariz ketika mereka sudah terlepas dari aktivitas pekerjaan. Suatu ketika, ada kejadian dimana celana dalam Fariz terjatuh di tengah-tengah keramaian dan Adis memanggilnya sebagai pemilik celana dalam. Sejak saat itu, mereka menjadi 'Perang Celana Dalam'

chap-preview
Free preview
Bab 1
Pagi yang cerah, semua orang mulai sibuk beraktivitas. Sebagian orang sudah mulai berangkat subuh tadi agar tidak terjebak kemacetan atau pun ketinggalan kendaraan umum. Sebagian besar lagi, yang jarak tempat tinggalnya dengan kantor cukup dekat baru memulai aktivitas mereka. Adis baru saja mengeluarkan sepeda motor yang ia gunakan sebagaialat transportasi ke kantor. Dengan riang ia mengelapnya agar terlihat kinclong. Sementara itu, di kontrakan sebelah, Fariz keluar  dengan tampilan yang sudah rapi. Mobil sudah siap, dan ia segera berangkat. Matanya menatap pemandangan di kontrakan sebelah yang hanya berbatas pagar beton setinggi satu meter. Lalu ia tersenyum penuh arti melihat gadis yang ada di sana. "Adis?"panggilnya dengan keras. "Iya, Pak," jawab Adis dengan suaranya yang melengking. "Ngapain kamu jam segini masih santai? Awas kamu kalau terlambat, ya. Saya pecat!" ancam Fariz dengan tatapan tajam, wajahnya pun dibuat seserius mungkin. "Wah, Bapak ini suka banget ngancam-ngancam, main pecat, memangnya saya kuda apa, dipecat," balas Adis yang masih terus melap sepeda motor antiknya. Di dalam hati, Adis terkekeh. Mana mungkin Fariz memecatnya, memangnya Fariz punya hak apa. Direktur juga bukan. Adis memanggil Fariz dengan sebutan 'Bapak" hanya karena jabatan Fariz satu tingkat di atas Adis. Sebenarnya Fariz kurang suka dipanggil Bapak karena ia merasa masih muda. Dan lebih kurang suka lagi ketika perkenalannya pertama dengan Adis sebagai tetangganya adalah karena Adis bilang, wajah Fariz boros. Wajah Faris ditumbuhi bulu-bulu yang lebat, tapi justru itu menambah ketampanannya. Baru kali ini ia dibilang 'muka boros' oleh wanita dengan suara melengking, yaitu Adis. "Itu kuda! Sohibnya kamu. Saya laporin ke Direktur loh!" Fariz masuk ke dalam mobilnya dan melaju pergi. Adis melempar kanebo ke lantai dengan kesal."Memangnya dia bos apa, ngancem mau mecat. Kita lihat siapa yang duluan sampai." Adis memakai jaket, masker, lalu memasang helm di kepalanya. Ia segera melaju ke kantor melalui jalan-jalan kecil untuk menghindari kepadatan di jalan. Hal itu membuat Adis lebih dulu sampai di kantor dibandingkan Fariz. Tapi, tidak berapa lama kemudian mobil Fariz memasuki parkiran. "Pak, saya duluan nyampe!" pamer Adis sembari berjoget-joget pelan. "Terserah!" Fariz berjalan cepat. Tiba-tiba di jalan sesak ingin buang air kecil. Ia bergegas ke kamar mandi yang ada di lantai satu. Ia terburu-buru membuka resleting, tapi macet karena tersangkut. Ia berusaha menurunkannya dengan keras, tapi tidak berhasil. Setelah berhasil, ia terburu-buru mengeluarkan miliknya tapi sayangnya terlambat. Celana dalamnya basah terkena air kencing. Merasa tidak nyaman memakai celana dalam basah seperti ini, Fariz pun berinisiatif membukanya. Nanti setelah di ruangan ia bisa memesan celana dalam. Yang penting pagi ini, ia harus masuk ruangan terlebih dahulu. Fariz membasuh celana dalamnya dengan air agar tidak berbau. Setelah itu, melipat celana dalamnya yang kini jadi lembab, ia pun mengantonginya. Setelah itu keluar dengan santai. Satu tangannya masih masuk di kantong celana, tempat dimana ia menyimpan celana dalam lembab itu.Saat keluar, beberapa karyawan tampak ramai di depan lift. Sebagian besar adalah kaum wanita. "Hai, Fariz!" Michael, direktur di kantor ini menyapanya. Spontan Fariz menjabat bosnya yang baru kembali dari luar kota itu. Perbincangan mereka tidak lama karena Michael terlihat pergi ke arah lain. Entah kemana. Sementara itu beberapa wanita di sana memandang Fariz dengan tatapan yang tidak biasa. Wajah mereka terlihat genit dan menggoda. Fariz jadi kegeeran, ia merasa wanita-wanita itu sedang mengagumi ketampanan yang tiada duanya di kantor ini. Sementara itu, dengan polosnya, Adis memungut benda yang terjatuh saat Fariz mengeluarkan tangannya dari kantong. Seperti kain bewarna abu-abu. Keningnya berkerut, ia merasa yakin dengan pemiliknya. Adis merentangkan kain yang jatuh tadi, ia cukup terkejut, lalu berteriak,"Pak ... Sempak Bapak ja...tuh!" Mendengar kata 'sempak', secara spontan Fariz merogoh kantong celananya. Kosong. Ia membalikkan badan dan melihat seseorang yang tengah merentangkan celana dalamnya lebar-lebar. Ternyata orang tersebut adalah Adis. Semua orang yang ada di sekitar sana terkekeh. Beberapa ada yang memandang Fariz dengan tatapan menggoda. "Pak, celana dalamnya, ya?"ucap salah satu wanita yanga a di sana dengan tawa yang tertahan. Beberapa dari mereka justru tertawa keras. "Bu-bukan!" bantah Fariz. Tapi, wajahnya sudah merah menahan malu. "Tapi, itu tadi jatuh dari kantong Bapak kok." Mereka pun tertawa lagi. "Kalau dari bentuk depannya, kayaknya gede, ya, Pak," goda salah satu karyawan yang ada di tempat kejadian. "Duh, pasti enak tuh, Pak!" timpal yang lainnya. Fariz menatap Adis kesal. Daripada malu, ia tidak mengambil celana dalamnya. Ia memutuskan pergi dari sana. Ia naik ke lantai tiga dengan tangga darurat. "Pak, sempaknya ketinggalan!" Dengan percaya dirinya Adis berteriak sambil melambaikan celana dalam Fariz. Fariz tidak membalas teriakan Adis dan terus berjalan seolah-olah itu memang bukan miliknya. "Bapak!"Adis mengejar Fariz,"Pak, sempak Bapak ini!" "Ambil aja buat kamu!" teriak Fariz kesal. "Pak, nanti gelayutan loh kalau enggak pake." Adis mengejar Fariz yang terus berjalan. Sementara wajah Fariz sudah merah padam apalagi sekarang terdengar suara tawa dari beberapa karyawan yang lain. "Adis! Kamu!" Fariz menunjuk wajah Adis saat wanita itu mengikuti ke ruangannya. Dengan santai, Adis menyodorkan celana dalam abu-abu itu."Nih, Pak. Kok agak lembab, ya. Bapak abis onani tadi di kamar mandi?" tanya Adis santai. "Enak aja onani,enak kalau making love beneran tau!" kata Fariz kesal, ia tidak bisa menjaga image-nya di depan Adis. Harga dirinya sudah benar-benar jatuh sekarang. "Terus ...apa dong?" Perlahan Adis mencium tangannya."Bau pipis...Bapak ngompol, hiaakkks..." Adis menjauhkan tangannya dengan jijik. Fariz tertawa puas, wanita itu kena batunya sekarang."Makan tuh bekas pipis aku. Sudah tahu itu celana dalam, masih aja dipegang." Adis melemparkan celana dalam Fariz ke atas meja."Ya Bapak tuh kurang kerjaan, sempak kok dilepas. Biar enak nanti langsung ditancepin, ya, Pak?" Fariz terkejut, ia tidak menyangka ucapan yang keluar dari mulut Adis bisa semesum itu."Iya, ditancepin ke punya kamu. Sini nungging," kata Fariz dengan berani. Lagi pula sudah kepalang basah, lebih baik menanggapi ucapan Adis yang absurd itu. Adis berlari ke pintu sebelum Fariz melakukan yang tidak-tidak padanya,biasanya kalau orang yang sedang marah karena malu bisa melakukan apa saja. Ia membuka pintu lebar-leba dan sebelum pergi, Adis berkata,"Sorry, Pak. Saya males ah...ditancepin sama punya Bapak yang belum bisa pipis dengan bener." Wajah Fariz kembali merah padam karena ternyata beberapa karyawan yang tadi ikut menyaksikan tragedi 'sempak' jatuh' sedang menguping di sana. Mereka semua tertawa terbahak-bahak. Ia berlari ke arah pintu yang sengaja tidak ditutup kembali oleh Adis. Ia menutupnya dengan cepat an berusaha menenangkan diri dari pagi yang buruk ini. "Kampret kamu, Dis! Tunggu pembalasanku" Pria itu mengumpat kesal. Adis benar-benar membuat dirinya tidak lagi punya harga diri. Tunggu saja nanti. Ia akan memastikan Adis membayarnya dengan harga yang setimpal. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

A Boss DESIRE (Ganda - Gadis)

read
983.8K
bc

PEMBANTU RASA BOS

read
15.7K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.1K
bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M
bc

RAHIM KONTRAK

read
418.2K
bc

CEO Mesum itu Suamiku

read
5.1M
bc

T E A R S

read
312.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook