bc

MONALISA, MY MISTRESS

book_age16+
136
FOLLOW
1K
READ
arrogant
others
ambitious
evil
crime
like
intro-logo
Blurb

Hardin seorang pengusaha muda terkenal, dia sangat pandai dan seorang Pialang hebat. Tapi sayang cintanya tak di restui, oleh karena itu dia menjadikan Monalisa sebagai simpanan. Ini pun terjadi setelah mereka mengalami perpisahan yang menyakitkan.

Akankah cinta ini bertahan? Apa cukup sebuah kesetiaan untuk cinta yang bahagia?

Hardin membutuhkan Monalisa, walaupun mereka mengalami banyak kesulitan.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Hardin sangat menyadari kalau Monalisa yang dari tadi terus memandangnya, pria tersebut tidak ingin memasang wajah salah tingkahnya. Akhirnya Hardin menyadari Monalisa dengan bertanya, “Kenapa memandang aku seperti itu? Apa kau belum pernah melihat pria tampan sepertiku?” Monalisa langsung tersadar dan dia berkata, “Hm… ada yang salah Hardin?” “Berhenti memandang aku! Aku rasa kau tak perlu berlebihan.” “Oh okay… kalau begitu biarkan aku membantu kamu.” Monalisa berusaha untuk mendekati Hardin saat itu masih terus menghindar. “Baiklah! Sekarang lakukan apa yang kau bisa.” Hardin selalu berkata dengan ketus kepada Monalisa yang saat itu masih memikirkan kejadian yang tak pernah dia sangka. Monalisa tersenyum dan dia merasa kalau telah mendapatkan lampu hijau dari Hardin yang mau berbicara banyak kepadanya. "Mimpiku menjadi kenyataan, Hardin aku sangat merindukan kamu dan saat ini masih terus berada di dalam hatinya yang selalu memikirkan pria yang selama ini selalu yang mendapatkan kebaikan juga." Wanita tersenyum di sepanjang pekerjaannya yang saat ini masih terus mendapatkan kesempatan. "Teruslah bekerja! Aku akan melanjutkan pekerjaan yang di sana, semuanya yang kau lakukan terlihat begitu terlatih." Hardin berjalan meninggalkan wanita yang tersipu malu dengan pujian tersebut. "Hardin... benar kau tak mengenal aku lagi?" Langkah kaki pria tersebut terhenti dan dia merasa kalau Monalisa bisa merasakan kedekatan selama ini. Memandang dengan wajah sinis Hardian tak menghiraukan tanya Monalisa yang saat itu masih memikirkan kejadian kisah cinta yang terjadi beberapa tahun lalu begitu kelam tanpa ada restu orang tua membuat mereka berpisah begitu saja. Senyuman tipis itu tak pernah hilang di ingatan Monalisa, hanya mengingat senyuman membuat rasa rindu bisa terobati. Berjalan pun Hardin berusaha tenang dan dia tidak ingin terlihat murah dan membuat Monalisa bisa mengenali siapa dirinya. "Kau masih tak ingin mengatakan perasaanmu kepadaku? Hardian... Jangan menghindariku saat ini masih bisa di bilang menjadi masalah saja membuat hati aku semakin yakin bahwa itu kau." Monalisa sangat kesal tapi dia berusaha profesional dengan pekerjaannya dan saat ini agar dia tak membuat semua menjadi kecewa. "Tenang Mona... Dia akan kembali jika memiliki rasa sabar mendalam saat ini butuh waktu saja." Wanita tersebut melajutkan pekerjaannya yang akan di selesai dalam waktu singkat. Drrtt... Ponsel Monalisa bergetar berulang kali ternyata Erlangga menelepon. "Hallo... Ada apa? Baru saja aku tinggal sudah serindu itukah hehe..." Di balik telepon itu Erlangga dengan suara khawatir berkata, "Kau pasti belum makan?" "Hm... aku sedang sibuk jangan khawatir hal itu." "Seenaknya saja, sekarang makan ingat Asam lambung! Tak ingin mendengarkan apa yang saat ini masih bisa di lakukan yang di lakukan demi kejadian sudah sering." "Ya ampun... kenapa sih kau ini bawel sekali? Ternyata adikku sudah terlihat dewasa dan berusaha perhatian hehe..." Monalisa terus saja menggoda agar Erlangga berusaha untuk tenang juga. "Iya sudah! Kau ini susah sekali di bilang, aku mau kau sehat selalu dan tidak ada masalah yang terjadi lagi." Erlangga langsung mematikan teleponnya sedangkan Monalisa semakin tak mengerti apa yang akan terjadi sampai adiknya tidak bisa melakukan apa pun. "Anak ini perhatian, semakin dewasa dia semakin tidak ingin kehilangan aku juga." Monalisa merasa senang, sedih dan terharu dengan sikap Erlangga. Kembali bekerja dan saat itu masih memikirkan keadaan di sini dia melihat sekeliling ruangan ini hanya kehadiran Hardian yang saat itu masih terus mendapatkan kejadian yang mendalam. Dia pasti lupa dengan  perlengkapan yang sudah di taruh sayuran ini dan juga banyak sekali. Melihat sayur yang di tinggalkan Hardian membuat inisiatif seorang Monalisa dengan keahlian memasaknya membuat sebuah kejutan yang seperti dulu pernah dilakukannya. Hardian di ruangan kerjanya dia bertemu dengan semua pegawai hotel. "Kenapa dia menjadikan salah satu utusan desanya dan saat ini ? Memangnya tak ada yang lain juga,"  "Hanya dia yang di percaya! Kita hanya ingin mendapatkan utusan dari desa yang memiliki keahlian yang terbaik." "Tapi kenapa dia?! Ah! Sudahlah... sudah terjadi juga dan di sini telah mendapatkan masalah saja kalau di kembalikan lagi ke desa." Hardian akan berusaha tenang dan di sini telah mendapatkan beban juga. "Baiklah, mungkin saya akan menemui Monalisa yang berada di ruangan tersebut." Pria tua itu permisi untuk pergi menemui Monalisa. “Pergilah…” Hardian yang masih memikirkan apa yang harus di lakukan saat ini, dia sudah bertahun-tahun menghindar tetapi sekarang memang menjadi permasalahan di dalam diri ini. “Kalau begini terus pasti paling susah dan menjadi masalah saja.” Hardian selalu bertanya di dalam hatinya. Monalisa baru saja menyelesaikan masakan yang sudah di saat ini, kalau sebuah perasaan tak akan berubah sama sekali. “Akhirnya jadi juga.” Monalisa sambil membawa makanan yang akan di berikan kepada Hardian. “Tunggu! Kamu mau kemana membawa makanan? (Sambil Menenjukkan arah makanan di bawa Monalisa). "Hm... ini makanan untuk Hardian yang saat itu akan menjadi masalah tertentu juga."  "Jangan di berikan lagi mungkin saat ini telah mau menderita juga. Hardian akan tak akan memakannya juga Monalisa akan terus begitu dan tanpa menyampaikan juga. 'Tiiidaakkk... aku sudah merasa kalau setiap permasalahan yang di lakukan juga." Monalisa yang terus menjadi bingung dengan apa yang di lakukan demi kejadian satu sama lainnya. Sekarang apa yang di pikirkan pak tua itu. "Mungkin saya rasa ini makanan tak pantas kau sajikan kepada Hardian, sekarang selesaikan semua pekerjaan yang sudah ada juga di sini telah ada beban sampai begitu." Ucap Pria tua tersebut. Monalisa ingin sekali marah dan tidak bisa memikirkan apa-apa juga dan saat ini telah ada juga, sampai begitu tanpa begitu perjalanan tanpa perjuangan demi kehidupan tanpa memikirkan permasalahan di sini. "Baik pak, akan di selesaikan segera juga di sini telah mendapatkan beberapa juga." Ucap Monalisa sambil berjalan menuju luar. Tidak lama Hardian masuk ke dalam ruangan melihat Monalisa sedang berjalan keluar lalu dia bertanya kepada pak Tua tersebut, "Ada apa ini? Dan siapa menyiapkan makanan ini?"  Hardian melihat Makanan yang di meja saat itu telah membuat dia terkejut dan juga telah dia mengingat semuanya makanan kesukaan sejak dulu, pria itu segera memandang Monalisa. "Kau mau ke mana?" Tanya Hardian. "Hm... ituuuu..." "Tunggu, siapa yang menyuruh untuk membuat makanan ini?!" Tanya Hardian dengan nada tegasnya. "Soal itu memang aku membuatnya, aku rasa tidak ada masalahnya  melihat sayuran yang berada di meja itu aku membuatnya lagi." Jelas Monalisa dengan tegas dan saat ini telah merasa begitu kesal.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Scandal Para Ipar

read
693.6K
bc

Sang Pewaris

read
53.0K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

Dilamar Janda

read
319.1K
bc

Marriage Aggreement

read
80.8K
bc

JANUARI

read
37.1K
bc

Terjerat Cinta Mahasiswa Abadi

read
2.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook