bc

When Janda Meet Duda

book_age16+
12.7K
FOLLOW
221.5K
READ
billionaire
revenge
playboy
badboy
CEO
boss
comedy
sweet
bxg
first love
like
intro-logo
Blurb

Siapa sih yang nggak mau dikejar-kejar Bos tampan dan tajir melintir? Semua pasti mau tentunya. Tapi, tidak dengan Syahnaz Wijaya, atau yang biasa dipanggil Nanaz.

Sama-sama ditinggal mati orang yang dicintai, takdir mempertemukan Nanaz dengan Kiano, CEO tampan yang digilai banyak wanita. Tapi, meskipun demikian, Nanaz sama sekali tidak menaruh perhatian dengan Bos-nya itu. Di sisi lain, ternyata, Bos yang selalu membuatnya kesal itu menyimpan perasaan terhadapnya. Hingga suatu hari, keadaan mengharuskan Nanaz tinggal satu atap dengan Kiano.

Katanya, cinta hadir karena terbiasa. Mampukah Nanaz menahan diri dari pesona si Bos yang luar biasa?

@Copyright 2020

✓Silahkan baca komentar untuk melihat seberapa berkesannya cerita ini di hati pembaca.

chap-preview
Free preview
Prolog
"Halo, selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" Nanaz mengangkat telepon yang masuk dengan suara yang dibuat sesantun mungkin, walau sebenarnya dia bisa menebak siapa orang di balik telepon terselubung ini. "Nanaz? Ini saya, Milka! Mana Bos kamu? Dari tadi saya nelpon nggak diangkat-angkat, heran deh!" Tuh, kan! Lagi-lagi ada  pacarnya si Bosque yang nelpon. Hadeeeh. Nanaz mendelik sebal. "Lagi meeting, Mbak." Padahal sebenarnya tidak. Bos-nya itu ada di dalam ruangannya, bersama seorang wanita yang baru pertama Nanaz lihat, entah siapa dan berasal dari mana. "Memangnya kerjaannya meeting terus apa? Masa dari kemarin meeting melulu, sih!" "Iya, Mbak, hehehe," sahut Nanaz masih berusaha sesopan mungkin. "Kamu kan sekretaris-nya, bukannya kalau ada meeting kamu harusnya ikut?" "Ehm, lagi nganu, Mbak. Sakit kepala." "Ya udah deh. Nanti kasih tau ya kalau saya nelpon!" "Baik, Mbak." "Jangan lupa! Awas loh kalo sampe lupa!" Iyaaaaa, Nyai! teriak Nanaz dalam hatinya lantaran kesal bukan main. "Iya, Mbak, pasti nanti saya sampaikan," ucap Nanaz, kali ini dengan gigi rapat, menahan emosinya yang menggelora. "Okey, bagus. Bye!" "Iya, selamat siang, Mbak." Klik. Nanaz menutup telpon tersebut dengan gemas lalu menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Baru saja ia hendak beranjak, telepon kabel tersebut berbunyi lagi. Ini adalah panggilan ke tujuh, dan sepertinya pasti telpon dari pacar bosnya yang lain. Jadi, dengan berhati-hati, Nanaz mengangkat telpon tersebut dan sengaja tidak mengatakan apa-apa. "Halo? Nanaz? Halo?" 'Kan, apa gue bilang. Pasti pacarnya lagi. Ribet banget sih punya Bos ganteng.' Nanaz mendelik lagi, mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja kemudian berkata, "Nomor yang Anda tuju sedang tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi." Klik. Nanaz langsung menutup telpon tersebut lalu mulai mengomel. "Gila ya kerjaan gue cuma ngejawab telpon dari pacar-pacarnya si Bos doang dari tadi!" "Kenapa sih, Mbak Nanaz ... perasaan dari tadi Messy dengar ngomel melulu ...," ucap salah satu rekan kerjanya yang bernama Messy. Wanita berusia 24 tahun itu mendekatinya sambil tersenyum menyeringai. Selain teman gibah, Messy juga salah satu orang yang tahu sepak terjangnya di kantor selama menjadi sekretaris Bos. Messy tahu suka dukanya menjadi sekretaris yang merangkap asisten rumah tangga Bos mereka yang dikenal semena-mena itu. Nanaz menengoknya dan mendengkus, "Biasalah, Mes! Pacar-pacarnya si Bos nelpon ke sini terus, nanyain dia, kenapa nomernya nggak aktiflah! Dia lagi di manalah! Udah makan siang apa belumlah! Lagi ngapainlah! Heran gue! Dikira gue emaknya apa?!" Messy tertawa. "I feel you, Mbak. Messy juga nggak tau kenapa sih setiap hari itu ada aja cewek yang nelpon ke sini nanyain si Bos? Tapi, sebenarnya nggak heran juga sih, Mbak. Secara, kan, Bosque itu ganteng, tajir melintir, keren, kharismatik! Pokoknya, perfect banget! Makanya, banyak yang ngejar-ngejar. Ya, nggak?" Nanaz menatap Messy dengan ekspresi datar. "Perfect apaan sih cowok begitu? Nggak punya perasaan, tukang suruh-suruh! Tukang kimpoi! Nggak banget deh pokoknya." "Aduh, Mbak Nanaz ini gimana, sih? Masa laki-laki kayak Pak Bos Kiano Sanjaya dibilang nggak banget, sih? Udah gantengnya tujuh turunan, tajir banget lagi. Terus, kayaknya dia juga strong, ya, Mbak." "Iyalah, namanya laki. Kan, kudu strong." "Maksudnya ... hard, loh, Mbak Nanaz. Hard and strong." Sebentar. Ini arah pembicaraannya ke mana, sih? Kenapa Nanaz merasa agak sedikit horor. "Maksud kamu, dalam hal nganu?" Messy mengangguk semangat. "Iya, kelihatannya sih gitu, hihihihi." Mengerti apa yang dimaksud oleh Messy, Nanaz hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir. "Kamu tuh ya, sok tau." "Bukan sok tau, tapi emang gitu kenyataannya. Jadi pengen dihalalin Bosque deh...." "Astaga! Serius kamu pengen?" "Iyalah! Siapa coba yang nggak mau sawadikap skidipapap sama laki-laki kayak Bosque? Pasti rasanya nampol banget, hahahaha." Messy sepertinya butuh penyaring mulut supaya tak lagi bicara v****r seperti di atas. Walau bagaimanapun juga, Nanaz adalah seorang single, eum ... lebih tepatnya, janda. Tentu dia pernah tahu seperti apa rasanya. Dan pembicaraan ini mau tak mau membuat jiwa j****y-nya meronta-ronta. Ah, betapa kampretnya si Messy. "Perhatiin deh, Mbak. Kayaknya punyanya Pak Bos juga gede, ya?" Nanaz menggebrak meja. "Ah, Mes! Cukup! Gue nggak mau denger! Mending kamu pergi sana jauh-jauh. Jangan kotori otakku yang udah korengan ini." Messy cekikikan. "Okey deh, Mbak. Semangat ya kerjanya, hihihi." Setelah kepergian Messy, Nanaz mendengus sebal. "Awas aja ya kalo ada yang nelpon lagi!" Nanaz kemudian menoleh menatap pintu di sampingnya kemudian menerka-nerka. "Ngapain aja sih mereka sampe dua jam nggak keluar-keluar? Amit-amit gue punya laki kayak dia!" *** Tiga puluh menit kemudian, perempuan yang tadi masuk ke ruangan Bos-nya itu keluar. Nanaz mengamatinya sejenak. Sama seperti yang sebelum-sebelumnya, wanita ini pastilah hanya dijadikannya teman tidur saja. Huft, malang banget deh nasibnya. Seandainya aja dia tahu kalau dia bukan perempuan pertama yang diajakin si Bos kimpoi di kantornya. Lagian parah banget sih itu si Bos, kayak nggak punya tempat lain aja buat ajojing. Katanya banyak duit, CEO paling tajir, punya hotel juga, masa nggak bisa gitu tidur di hotelnya aja. Kenapa juga harus jadikan tempat kerja sebagai tempat m***m. Dasar aneh. Herman ... "Kenapa kamu ngelihatin saya kayak gitu?" tanya perempuan berambut pirang  itu dengan wajah tersinggung. Nanaz mengangkat wajahnya, terkesiap. "Emmm, enggak." Perempuan itu mendengus. "Kamu dipanggil tuh!" katanya, lalu pergi. "Iya, Mbak!" Nanaz langsung berdiri dan berjalan menuju ruangan Bos-nya tersebut. Setibanya di dalam, yang Nanaz dapatkan adalah sosok Bos-nya yang dalam keadaan bertelanjang d**a. Dan tentu saja pandangan matanya yang kurang ajar itu langsung mengarah ke sana. Oh My God! Betapa bangsatnya roti sobek itu ... Nanaz menelan ludah kering, menatap perut kotak-kotak itu dengan mupeng, sebelum menurunkan pandangannya ke bawah. "Perhatiin deh, Mbak. Kayaknya punyanya Pak Bos juga gede, ya?" Kata-kata Messy yang menjijikkan tadi terlintas di kepalanya, akibatnya membuat dirinya berlama-lama menatap bagian tersebut dengan seksama. "Lihat apa kamu?" Nanaz terperanjat, lalu menatap sepasang mata cokelat itu dengan salah tingkah, "Uh? Li-lihat anunya Bapak. Eh?!" "What?!" Laki-laki berusia 33 tahun itu terperangah mendengarnya. Nanaz tiba-tiba gelagapan. "Haduh! Maaf, Pak! Saya cuma mau mastiin aja kok! Eh?!" "Hah! Mastiin apa?" "A-anunya Bapak. Eh!" Nanaz menunjuk ke sana kemari kemudian ngacir keluar sambil berseru, "Maaf, Pak, saya permisi ke toilet sebentar!" Haduh! Dasar otak korenganku! Nanaz cuma bisa mengantukkan kepalanya ke tembok ketika mengingat kebodohan yang dilakukannya di hadapan Bos-nya tadi. Bagaimana bisa dia mengatakan hal tak senonoh itu pada Bos-nya sendiri? Entar yang ada, dia malah disangka p*****t lagi! Meskipun, sebenarnya iya sih. "Ah, bodo amatlah! Lagian ini tuh gara-gara si Messy. Udah tau otak gue korengan gini, dikotori pula," gumamnya sambil berjalan masuk ke toilet. ****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.2K
bc

Skylove (Indonesia)

read
109.1K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
52.8K
bc

My Husband My Step Brother

read
54.8K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.4K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook