bc

Infidelity Paradise

book_age18+
130
FOLLOW
1K
READ
pregnant
badgirl
student
drama
mxb
campus
city
illness
chubby
wife
like
intro-logo
Blurb

Ide gila Lynne menyembunyikan Fendi di kosnya membuat dia harus menanggung akibat seumur hidup.

Permasalahan rumah tangga membuat Lynne selingkuh dengan Putra.

Kebiasaan Putra ke tempat hiburan malam dan check in bersama cewek panggilan terus berjalan meski sudah memiliki tanggung jawab sebagai seorang suami.

Lynne semakin tersiksa dengan pernikahan barunya, benar-benar tak seperti yang dibayangkan.

Lebih-lebih saat Lynne harus menerima kenyataan bahwa ia telah dimadu.

Bagaimana Lynne memperjuangkan hidup?

Siapakah Putra dan siapakah sosok suami baru Lynne yang telah menyiksanya lahir batin? Bagaimana sikap Fendi mengetahui semua ini?

Langsung aja baca, beri komentar atau kritikan dengan sopan.

Terima kasih

Selamat membaca

chap-preview
Free preview
Bohong
“Woaaaa datang juga nasi gorengnya” kata Lynne sambil memindah segelas teh hangat dari hadapannya. “Udah lapar ya?” Fendi meledek pujaan hatinya. “Iya lah udah lama banget nunggu dari tadi, rame banget sih” Lynne nyerocos sambil menerima piring berisikan nasi goreng ayam kesukaannya. “Terima kasih, mas” ucap Lynne berterima kasih kepada mas-mas yang sudah mengantar nasi goreng. “Aduuuhhh ... pake acara nyenggol gelas segala lagi” Lynne menggumam sambil menahan malu sebab segelas teh hangat yang tadi sudah dipindah ke sebelah kanannya secara tidak sengaja tersenggol lengan Lynne saat piring nasi goreng akan diletakkan di meja. Spontan penggunjung lain menoleh ke arah Lynne dan Fendi setelah mendengar bunyi gelas pecah. “Kamu basah gak? Sudah biar aku saja yang membereskan pecahannya” Kata Fendi sambil memunguti pecahan gelas yang berada di samping kanan kaki Lynne dan kolong meja. “Iya nih celanaku kena” Lynne sibuk berusaha mengeringkan celana memakai tisu. “Mas, teh manis hangatnya satu lagi ya” Fendi memesankan minuman lagi untuk Lynne. “Udah nanti ganti, makan dulu gih katanya sudah lapar” Kata Ferdi sambil memungut pecahan terakhir lalu membuangnya ke tempat sampah yang berada di luar warung tenda tempat mereka membeli nasi goreng. “Iya ... iya ... “ sahut Lynne Lynne dan Fendi menikmati makan malamnya diiringi dengan obrolan dan gurauan layaknya sepasang muda mudi yang sedang dimabok cinta. “Habis dari sini aku langsung antar kamu pulang aja ya sayang, celana kamu basah pasti gak nyaman kalau mau lanjut jalan-jalan” Kata Fendi sambil mengarahkan sendok ke mulutnya. “Tapi aku masih pengen bareng kamu” jawab Lynne dengan nada manja. “Udah seharian gini masih kurang?” “Huum” Lynne mengangguk sebab mulutnya sibuk mengunyah nasi goreng suapan terakhir. “Trus tetap mau jalan-jalan? Apa mau kemana?” Fendi memberikan pilihan. “Gak tau pikir nanti aja ... slurrrppp” Lyne menghirup teh manis hangatnya. “Oke ... biar aku saja yang bayar, kemarin aku habis dapat rejeki” Fendi lalu beranjak dari tempat duduknya menghampiri bapak-bapak yang sedang menuang kecap kedalam penggorengan. “Udah pak, nasi goreng dua, teh manis hangat tiga, sama gelas yang tadi pecah pak” Fendi menanyakan berapa harga makanan, minuman dan gelas yang pecah tersenggol kekasih hatinya. “Gelasnya gak usah dik, semua jadi tiga puluh enam ribu” Pak Bud menjawab sambil mengecilkan api kompornya. “Terima kasih pak, eee ... maaf tadi pacar saya sudah memecahkan gelas bapak” “Gak apa-apa dik, nih kembaliannya. Terima kasih dik” Kata pak Bud sembari memberikan kembalian sejumlah empat belas ribu rupiah kepda Fendi. Fendi mengucap terima kasih kepada pak Bud lalu disusul dengan permintaan maaf dari Lynne. Kemudian keduanya berjalan menuju parkiran motor yang tidak jauh dari warung Pak Bud. Setelah Fendi menyerahkan selembar uang dua ribuan kepada petugas parkir, ia menyalakan motor dan memakai helm. Fendi mengendarai motornya pelan-pelan supaya bisa lebih lama bersama pujaan hatinya. Lynne melingkarkan kedua tangannya kepinggang Fendi, menempelkan dadanya ke punggung Fendi. Jantung Fendi dag dig dug merasakan ada tonjolan empuk di belakang punggungnya. Belum pernah dia merasakan ini sebelumnya. Membuat pikirannya melayang kemana-mana. Tiga puluh menit kemudian Fendi mulai bingung ke arah mana lagi dia akan melajukan motornya. “Mau kemana ini sayang? Aku antar pulang saja ya. Besok selesai kuliah kita jalan-jalan lagi. Ok?” “Aaaahhh masih pengen sama kamu, terserah aja muter mana lagi gitu” Lynne menjawab pertanyaan Fendi dengan nada super manjanya. “Heii ... udah malam tau ... mama kamu bisa marah kalau anak gadisnya jam segini masih berkeliaran gak jelas begini” Ujar Fendi menasehati. “Kamu nginap kosku yok!” Kata-kata Lynne keluar begitu saja dari mulutnya seperti tidak pakai berpikir lebih dulu. “Ah gila kamu, kos mu kan khusus cewek. Mana boleh cowok masuk, apa lagi menginap. Apa kamu gak baca tuh tulisan yang ditempel di pintu kos - KHUSUS CEWEK, COWOK DILARANG MASUK - “ “Gampang ... kos Frieda kan dekat sini, kita pinjam rok panjang sama dia, ntar kamu pakai. Helm sama jaket gak usah kamu lepas. Beres kan. Pak Nanang gak akan tau deh kalau kamu itu cowok” “Hmmm ... boleh juga tuh idenya” Fendi mengiyakan ajakan Lynne untuk menginap di kosnya, walaupun agak ragu rencana pacarnya itu akan berhasil. Tidak sampai sepuluh menit, motor Fendi sudah parkir di depan kos Frieda. Rupanya Lynne sudah menghubungi Frieda saat mereka masih di jalan. Karena Frieda sudah menunggu di luar dengan tas kresek warna hitam berisikan rok panjang warna merah sesuai permintaan Lynne, teman sekelasnya. “Aku pinjam dulu Frid, besok aku kembalikan. Gara-gara ketumpahan teh nih celanaku jadi basah begini. Ntar aku masuk angin kalau gak ganti” dengan lancarnya Lynne berbohong. “Emang makan di mana tadi?” Tanya Frieda penasaran. “Tuh di warung Pak Bud, depan sekolah SD Negeri satu yang dekat jembatan, kalau dari sini kiri jalan” Fendi menjelaskan. “Oohh di situ ... nasi gorengnya enak tuh” Kata Frieda sambil menepuk nyamuk yang hinggap di lengan kanannya. “Eh Fried, aku balik ya ... kasihan kamu tuh jadi santapan nyamuk” Lynne berpamitan, sebab ia sudah tidak sabar sampai kos. “Lho ganti di kamar mandi sini aja Lynne ntar keburu masuk angin” “Gak lah ntar aja di pom bensin depan” Lynne berkata sambil melangkahkan kaki ke atas motor yang sudah ditunggangi Fendi. Lalu Fendi melajukan motornya dengan kecepatan rendah. Lynne kemudian melambaikan tangannya kepada Frieda yang sudah terlihat mengantuk. Lima belas menit kemudian Lynne sudah sampai di gang dekat kosnya. Beberapa meter sebelum tiba, Lynne meminta Fendi memakai rok yang tadi dipinjamnya. Lynne mengucapkan salam kepada Pak Nanang yang sedang menikmati secangkir kopi. Tanpa curiga penjaga kos tersebut langsung membukakan pagar untuk Lynne dan Fendi. Mereka pun memarkir motornya di tempat yang masih ada. Parkiran lumayan penuh malam ini, sebab semua penghuni kos yang berjumlah sekitar tiga puluh orang tidak ada yang pulang ke rumah. Dan semua memiliki kendaraan masing-masing. Pak Nanang menutup dan mengunci pagar besi itu lagi. Lalu segera kembali ke pos jaganya tanpa memperhatikan sepasang kekasih yang telah mengelabuhinya sebab telepon genggam miliknya berdering. Fendi mengikuti dibelakang Lynne yang bergegas menaiki tangga ke lantai dua. Tiba di lantai dua, Lynne berbelok ke kiri dan dengan tergesa membuka pintu kamar warna hijau. Kamar Lynne tepat dibelokan tersebut sehingga, tidak perlu melewati kamar-kamar lain. BERSAMBUNG ...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

PEMBANTU RASA BOS

read
15.5K
bc

TERSESAT RINDU

read
333.2K
bc

Wedding Organizer

read
46.6K
bc

Marriage Agreement

read
590.5K
bc

Everything

read
277.9K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.1K
bc

Rujuk

read
908.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook