bc

CRYSTAL SAGA: Forbidden Love

book_age18+
344
FOLLOW
1.8K
READ
forbidden
reincarnation/transmigration
fated
rebirth/reborn
like
intro-logo
Blurb

Dhampir adalah makhluk yang terlahir dari pasangan vampir dan manusia. Konon, mereka mewarisi kekuatan yang dimiliki oleh vampir, tetapi seringkali tak memiliki kelemahan seperti vampir pada umumnya. Karena terlahir dari hubungan terlarang antara dua makhluk yang berbeda, banyak yang menganggap mereka noda dan membenci kehadiran mereka.

Tynan, dhampir dengan gelar Earl, tanpa sengaja mencium seorang gadis manusia di malam bulan purnama, akibat terpikat oleh aura unik yang dimilikinya. Dia telah membuat masalah dengan meninggalkan aroma khas dhampir di bibir gadis bernama Razita itu. Gadis itu harus menjadi incaran para vampir karena dikira memiliki kristal di dalam tubuhnya.

Kristal adalah hal berharga bagi bangsa vampir. Mendapatkannya sama dengan mendapatkan energi terkuat yang pernah ada. Kedudukan Vampire Emperor akan diberikan kepada vampir yang berhasil menguasainya. Maka dari itu, para vampir berlomba-lomba memburunya.

Terlepas dari benar atau tidaknya kristal berada dalam tubuh Razita, Tynan merasa bertanggung jawab untuk melindunginya. Bagaimanapun juga, dialah yang telah menempatkan nyawa gadis itu di tengah bahaya. Meski Razita memiliki Aksara, kakaknya yang bekerja sebagai seorang Vampire Hunter, tetap tak bisa menjamin keselamatannya.

Setelah melalui beberapa waktu bersama, benarkah Tynan memiliki perasaan istimewa untuk Razita? Apa yang akan dia lakukan jika terbukti bahwa Razita memang pemilik kristal? Akankah dia membunuh Razita dan mengambil seluruh energi kristal demi ambisinya? Ataukah dia akan mengubur dalam-dalam seluruh ambisi yang dia bawa selama ratusan tahun demi melihat Razita tetap hidup?

Tak hanya dilema masalah hati, banyak masalah akan menanti mulai dari sebab-akibat perbuatan di masa silam hingga dendam berkepanjangan. Karena kehidupan panjang di dunia vampir dan kehidupan singkat di dunia manusia, banyak yang saling menunggu untuk sebuah pertemuan yang dijadwalkan takdir, mulai dari pertemuan untuk saling mengasihi hingga pertemuan untuk saling menghabisi.

chap-preview
Free preview
SIDE STORY 1: How It Began
"Bersabarlah, karena semua ini telah dimulai sejak lama." ~《☆》~ Dalam dunia vampir, terdapat benda berharga yang disebut kristal. Wujudnya berupa batu kuarsa berbentuk prismatic stibnite dengan warna aquamarine yang bercahaya putih. Benda tersebut menyimpan kekuatan luar biasa yang bisa didapat oleh bangsa vampir. Semua berawal dari sebuah keluarga bangsawan di istana vampir. Raja vampir memiliki lima putra dari permaisuri yang mewarisi energi besarnya. Dia juga memiliki satu putra dari selir kesayangannya yang merupakan vampir tercantik di istana. Namun, putranya itu terlahir tanpa mewarisi energi sang raja. Energinya sangat terbatas, layaknya vampir kelas bawah. Namanya Pierce, dia mendapat hak untuk tinggal di istana sebagai pangeran. Selama 20 tahun tinggal di sana, bukannya mendapat kehormatan, dia justru mendapat perlakuan buruk dari kelima kakaknya. Perkaranya tentu saja karena dia adalah anak selir dengan energi lemah. Selain itu, di antara keenam pangeran, dialah yang paling cerdas dan rupawan, membuat pangeran lain iri kepadanya. Jika merasa lelah dengan keadaan di istana, Pierce suka pergi ke tempat-tempat yang cukup jauh dari sana. Dia akan berbaur dengan vampir kelas menengah ke bawah dan mengaku sebagai vampir biasa seperti mereka. Terkadang cara itu pun dikacaukan oleh kakak-kakaknya. Mereka biasa datang, lalu mengatakan kepada para vampir yang tengah bergaul dengan Pierce, bahwa Pierce adalah anak selir yang tidak punya kemampuan untuk menjadi pangeran. Kemudian, sebagian besar vampir tidak mau mendekatinya karena berbagai alasan yang berbeda. Lama-kelamaan, Pierce merasa enggan untuk mencoba bergaul dengan vampir lain. Dia selalu mencari tempat yang lebih tenang guna menyendiri, sampai menemukan sebuah hutan. Tidak terasa kalau dia sudah berjalan terlalu jauh dari istana. Hutan di depannya adalah tempat yang jarang dikunjungi para vampir, karena letaknya cukup jauh dari pemukiman. Aku rasa, hutan ini bukan tempat yang buruk. Mungkin aku bisa menyendiri di sini. Pierce masuk ke dalam hutan. Semakin masuk, kabut tipis semakin tebal dan hawa dingin semakin menusuk tulang. Hal yang sangat mengejutkannya adalah nyanyian merdu yang terdengar ketika dia mencapai tengah hutan. Dia bertanya-tanya, suara siapakah itu? "Apakah suaraku bagus?" Pierce berbalik dengan cepat begitu mendengar bisikan tepat di belakang telinganya. Wanita cantik tersenyum manis dan langsung mengecup bibirnya, sebelum dia sempat berpikir. A–apa ini? Pierce panik. Dia tidak pernah mendapatkan ciuman, jadi sekarang dia tengah diberi ciuman pertama. Awalnya terasa benar-benar aneh, tetapi perlahan, dia bisa merasakan kelembutan bibir merah jambu yang terpaut dengan bibirnya itu. Rasanya sangat nyaman dan mampu meningkatkan hasrat Pierce, tetapi karena tidak bisa membalas, dia hanya menikmatinya saja. "Kau penurut sekali," ujar wanita tadi setelah melepas ciumannya. "Ini ciuman pertamamu?" Untuk beberapa saat, Pierce hanya memandang wanita di hadapannya. "Ka–kau siapa?" "Seharusnya aku yang bertanya begitu." "Maaf, aku terkejut karena kau tiba-tiba menciumku." Wajah Pierce memerah. "Namaku Althea, siapa namamu?" "Pierce, namaku Pierce." "Nama yang indah." Althea menjentikkan jarinya, menyalakan kristal-kristal yang semula padam. Hutan itu tidak lagi gelap, kini pohon-pohon tanpa daun terlihat lebih menarik dengan cahaya lembut yang menyinarinya. "Selamat datang di tempat tinggalku, Pierce. Aku harap kau menyukai tempat ini." Pierce mengamati sekitarnya dengan lebih teliti. Dia baru menyadari bahwa terdapat sebuah kursi besar bak takhta kerajaan, tempat tidur, tumpukan buku, ayunan untuk dua orang, bahkan tirai mandi di dekat sungai yang membelah hutan. Kini tempat itu tampak seperti sebuah rumah tanpa dinding. "Jadi ini rumahmu? Maaf, karena sudah masuk tanpa izin." "Tidak masalah. Aku justru senang karena mendapatkan tamu. Jujur saja, aku sering merasa kesepian karena tinggal di sini sendiri." Althea duduk di salah satu ayunan. "Kemarilah! Duduklah di sampingku!" Pierce tidak menolak, dia duduk di samping Althea. "Aku ... tidak pernah tahu kalau ada vampir yang tinggal di hutan ini. Setahuku, hutan ini tidak pernah terjamah oleh vampir." "Itu karena aku tidak pernah menampakkan diriku pada siapa pun. Vampir-vampir yang mendekati tempat ini juga akan aku hentikan dengan sihirku." "Kenapa aku tidak?" Sebelah sudut bibir Althea terangkat. Dia menatap Pierce lekat-lekat. "Aku terpesona padamu. Kau bisa dibilang masih anak-anak, tetapi wajah dan auramu begitu menawan." "Benarkah?" "Ya." "Kau lebih tua dariku? Berapa usiamu?" "Usiaku baru menginjak 1.121 tahun. Belum terlalu tua, 'kan?" "Belum tua?" Pierce tercengang. "Ya, kau memang tidak terlihat tua, tetapi tidak bisa dikatakan muda juga." "Secara tidak langsung, kau mengatakan kalau aku sudah tua!" Althea menggembungkan pipi. "Ah, sudahlah. Aku penasaran, siapa kau sebenarnya? Kenapa bisa sampai ke hutan ini?" Sejenak Pierce terdiam. Mengingat vampir yang bergaul dengannya, lalu menjauhinya setelah tahu siapa dia, membuatnya jadi agak bimbang. Dia ragu ingin berbohong pada Althea, karena sekarang, dia ingin dikenal dan diterima sebagai dirinya dengan apa adanya. "Aku anak dari raja vampir, Dantae dan selirnya, Lelica." "Oh, aku sudah dengar semua tentangmu. Senang rasanya bisa bertemu denganmu di sini, Pangeran." "Senang? Bagimu ... apa aku tidak terlihat menjijikkan?" Althea menggeleng. Sejak Pierce lahir, dia sudah mendengar tentangnya yang tidak mewarisi energi dari raja vampir. Dia juga tahu bagaimana perlakuan kelima kakaknya yang kurang baik. Tentang para vampir yang menjauhinya pun sudah bukan rahasia lagi. Selama ini, Althea telah mengenal Pierce dengan baik. Dia hanya belum pernah bertemu dengannya saja. "Dari mana kau tahu semua tentangku?" "Dari Lio." Lio adalah kelelawar mata-mata yang mengabdi pada Althea. Tugas utamanya yaitu mengamati Pierce secara diam-diam. "Kenapa kau memata-mataiku?" "Entahlah, aku hanya merasa tertarik." Pierce jadi sedikit curiga pada Althea. Vampir yang tinggal sendirian di dalam hutan, untuk apa mengamatinya? Terlebih saat pertama kali bertemu, dia langsung dicium oleh Althea, tidak heran bukan kalau dia semakin mencurigainya? "Kau boleh mencurigai atau membenciku, terserah. Kalau bisa, aku hanya ingin berteman denganmu, boleh?" Pierce selalu menawarkan pertemanan kepada vampir-vampir yang dia temui, tetapi belum pernah ada yang memintanya menjadi teman. Haruskah dia berteman dengan vampir yang dia curigai? "Kita ini mirip, Pierce. Apa tidak bisa kita berteman dengan alasan itu?" Althea menunduk dalam. "Mirip? Maksudmu?" "Kau akan tahu nanti." "Kalau aku ingin tahu, aku harus menjadi temanmu, begitu?" "Ya." Pierce penasaran, apa yang membuat Althea mirip dengannya? Mungkinkah dia juga keturunan vampir kelas atas yang terlahir dengan energi lemah? Atau dia terasing dari vampir lain karena alasan tertentu? "Aku ... akan berteman denganmu, tetapi nanti, kau harus jelaskan kemiripan kita, bagaimana?" "Baiklah." Althea tersenyum kepada Pierce. "Mulai sekarang, kau boleh datang ke sini kapan saja, tetapi kau tidak boleh menceritakan tentangku atau tempat ini kepada siapa-siapa. Kau juga harus menyamarkan aromaku yang ada di bibirmu, setuju?" "Setuju." Pierce dan Althea pun berteman. Hari demi hari, semakin banyak waktu yang mereka lampaui bersama. Saling bertukar cerita, berbagi pengalaman, mengatakan apa yang mereka suka dan tidak, juga sesekali berciuman. Namun, Althea tak kunjung memberi tahu Pierce tentang kemiripan mereka. Pierce sendiri mulai tidak peduli soal kemiripan. Dia sudah terlanjur dekat dengan Althea dan merasa nyaman dengannya. Bahkan, dia rela mengambil rute-rute sulit menuju hutan demi menghindari kelima kakaknya yang biasa menguntitnya. Namun, hari ini sepertinya bukan hari yang baik bagi Pierce. Kelima kakaknya berhasil menguntit dan menghadangnya di tepi hutan. Dia merasa sudah berhasil menghindari mereka, tetapi ternyata tidak. "Mau ke mana kau?" tanya kakak tertua. "Aku ... hanya ingin menyendiri di sini, Kak." "Begitu, ya? Sepertinya tempat ini tidak buruk juga. Kau memang pandai memilih tempat yang bagus." Pangeran tertua mengeluarkan pedangnya, diikuti oleh keempat pangeran lainnya. Perasaan Pierce mulai tidak enak, melihat seringai di wajah mereka semua. "Bodoh sekali kau, sudah tidak memiliki kekuatan, tidak pernah membawa pedang pula." Pierce memang tidak suka membawa pedang. Bukan karena tidak bisa menggunakannya, malah dia paling mahir menggunakan pedang melebihi pangeran tertua. Hanya saja, pedang adalah salah satu identitas vampir kelas atas, sedangkan Pierce lebih suka berbaur sebagai vampir kelas bawah, jadi pedang bisa menghalanginya. Kemana-mana, dia hanya membawa sebuah belati saja. "Kami sudah tidak tahan lagi dengan keberadaanmu. Sekarang, lenyaplah kau untuk selamanya!" Pangeran pertama menikam jantung Pierce. Pierce kaget bukan kepalang. Dia sungguh tidak mengira kakaknya sampai hati menyerangnya. Walaupun mereka secara terang-terangan memperlihatkan rasa benci, mereka tetaplah saudaranya. Dengan menyerangnya, mereka sudah memberi tahu Pierce, bahwa kehadirannya benar-benar seperti kerikil di alas kaki mereka. Sementara itu, di dalam hutan, Althea sudah lama menunggu Pierce. Dia cukup tenang karena berpikir, mungkin Pierce mengambil jalan memutar untuk menghindari kakak-kakaknya. Namun, ketika Lio datang dengan tergesa, Althea jadi agak takut. "Kenapa kau terlihat panik?" Lio menjelaskan apa yang terjadi pada Pierce dengan bahasanya. Althea tidak menunggu sedetik pun lagi, dia bergegas menuju ke tempat Pierce. Hati dan pikirannya benar-benar kacau sekarang. Dia berlari, terus berlari melewati jalan di antara pohon-pohon tinggi. Pierce, aku mohon, jangan membuatku menangis! Sampai di tempat Pierce, Althea terjatuh lemas. Matanya nanar melihat tubuh laki-laki kecil yang penuh bekas tusukan. Kelima kakaknya sudah tidak ada di sana. Mereka pergi begitu puas mencelakai adik mereka sendiri. "Pierce!!" Althea menangis deras, sembari memeluk erat-erat tubuh Pierce. "Pierce, bertahanlah! Aku akan menyelamatkanmu! Tolong, bertahanlah!!" "Al ... thea ...." Pierce masih bersuara. Althea segera melonggarkan pelukannya. "Pi–Pierce! Bertahanlah, aku mohon!" "Althea ... terima kasih, sudah mau menjadi temanku. Aku jujur ... kau satu-satunya vampir yang mau menerimaku dengan tulus. Lebih tulus dari ibuku, yang masih mengharapkanku terlahir sebagai vampir hebat." "Aku senang bisa bersamamu, aku senang bisa berteman denganmu, Pierce!" "Aku juga ...." Pierce berusaha mengukir senyum. "Oh ya, aku ingat ... aku memang mengatakan kalau aku sudah tidak peduli lagi …, tetapi tetap saja, aku masih penasaran dengan kemiripan kita. Bisa katakan sekarang?" "Tidak, aku akan menyelamatkanmu dulu." "Tidak mau, aku ingin mendengar kemiripan kita sekarang juga." Althea ingin mengabaikan permintaan Pierce, yang menurutnya cukup konyol di waktu mendesak seperti itu. Dia ingin secepatnya menyembuhkan Pierce, tetapi tidak, dia mengurungkannya. Dia memilih untuk menarik napas panjang, lalu mulai menceritakan tentang kemiripan yang selama ini dia sembunyikan. Sebenarnya, hampir sama seperti Pierce, Althea diasingkan dari kehidupan vampir. Tidak hanya diasingkan dari masyarakat di sana, tetapi dia pun dilarang menginjakkan kaki di tanahnya. Seharusnya Althea memang tidak berada di dunia vampir. Alasannya yaitu, karena Althea adalah seorang dhampir. "Dhampir ...?" Althea mengangguk. Ayahnya adalah vampir yang menikahi seorang manusia dan ibunya meninggal tepat setelah melahirkannya. Ayahnya sudah berusaha menyembunyikan fakta bahwa Althea adalah dhampir, tetapi serapat apa pun bangkai ditutupi, baunya akan tercium jua. Bangsa vampir yang tahu, langsung berusaha membunuh mereka. Althea berhasil lari dan bersembunyi di hutan. Namun, ayahnya harus terbunuh. "Aku tahu bagaimana rasanya hidup dengan penghinaan dan pengasingan, tetapi aku harus ke mana? Di dunia manusia pun aku tidak akan mendapatkan tempat. Makhluk sepertiku tidak akan mendapat tempat di mana pun." Kesedihan terlihat jelas di netra Althea. "Jangan sedih .... Karena kau ... sudah mendapat tempat, Althea. Tempat kecil yang fana ... yaitu hatiku." Althea tidak tahu harus berkata apa. Dia sangat terharu mendengar kata-kata Pierce. "Te–terima kasih, Pierce." "Sama-sa–" Belum selesai mengucapkan kalimatnya, Pierce sudah kehilangan kesadaran. "Pierce!!" Tidak mau buang waktu lagi, Althea mencium Pierce dan mengalirkan energi untuknya. Ketakutan merayapinya, sebab dia merasakan Pierce semakin melemah. Aku tidak akan membiarkanmu mati. Aku akan menukarkan seluruh energi dan daya hidupku denganmu, Pierce. Tolong, hiduplah! Energi yang jauh lebih besar berpindah dari tubuh Althea ke tubuh Pierce. Tubuh Althea jadi semakin rapuh dan begitu seluruh energi serta daya hidupnya habis, Althea pun mati. Dia melebur menjadi debu. Kala Pierce terbangun, iris yang biasanya berwarna hitam, kini berubah menjadi merah menyala. Luka-luka di tubuhnya sudah sembuh, dia terlihat sangat bugar dan kuat. "Althea, kita akan selalu bersama." Lio tahu, Althea bukan hanya memberikan energi dan daya hidupnya. Dia juga memindahkan jiwanya ke tubuh Pierce. Jiwanya dan jiwa Pierce sekarang bersemayam pada tubuh yang sama. Pierce melangkah dengan pasti menuju ke istana. Dia tidak peduli dengan tanggapan para vampir yang melihatnya. Dia juga tidak peduli dengan kekagetan kelima kakak dan penghuni istana yang lain—yang telah diberi tahu bahwa dia sudah meninggal. "Kakak, karena kalian sudah berusaha membunuhku, aku boleh berusaha membunuh kalian juga, bukan?" Cara bicara Pierce jadi berbeda, yang mulanya halus, kini terasa sangat mengintimidasi. "Kalian yang tidak menginginkan keberadaanku, akan aku lenyapkan keberadaan kalian sekarang!" Pierce melepaskan energi dalam jumlah besar. Sangat mengejutkan, karena tidak ada vampir yang bisa memiliki energi sebesar itu sebelumnya. Dengan energinya, Pierce membantai seluruh keluarga, beserta para penghuni istana. Tangisan dan jeritan mereka yang memohon ampun tidak dihiraukan olehnya. "Karena kalian, juga karena kelemahanku, Althea sampai harus mati." Setelah membunuh mereka semua, Pierce kehilangan keseimbangan dan jatuh telentang. Tubuhnya terasa sangat berat. "Maaf, Althea. Tubuhku tidak kuat menampung energimu." Pierce melihat bongkahan batu kuarsa yang menjadi hiasan meja. Batu kuarsa itu cukup kuat, tidak hancur meskipun terkena energi yang dilepaskan olehnya tadi. Karena itu, dia memutuskan untuk memindahkan seluruh energi dari tubuhnya ke batu kuarsa tersebut. "Tubuh dhampir jauh lebih kuat dari vampir dan manusia. Bagaimana bisa kau percayakan seluruh energimu ke tubuhku yang rapuh ini? Althea, yang bisa menanggung energi luar biasamu itu hanyalah makhluk yang setara denganmu, bukan aku." Tubuh Pierce perlahan hancur menjadi debu. "Di lain kesempatan, akan kubalas ciumanmu."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.6K
bc

Romantic Ghost

read
161.9K
bc

Time Travel Wedding

read
5.1K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
120.7K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
145.9K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
2.0K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook