bc

PELABUHAN CINTA AURA

book_age16+
716
FOLLOW
7.6K
READ
others
love-triangle
family
dare to love and hate
drama
comedy
sweet
bxg
campus
enimies to lovers
like
intro-logo
Blurb

Inilah kisah Aura dalam melabuhkan cinta terakhirnya kepada seseorang. Gadis tersebut bisa dibilang cantik, supel, ramah, ceria, ceroboh, konyol, dan childish. Namun ia memiliki trauma yang mendalam tentang perasaan cinta kepada seseorang lelaki. Banyak lelaki yang hadir di hidupnya silih berganti menembak dirinya untuk menjadikannya pasangan hidup dengan berbagai cara. Namun ia sama sekali tidak tertarik untuk menjalin hubungan dengan siapapun. Hingga akhirnya ia menemukan lelaki yang mengusiknya dengan cara yang tak wajar. Siapakah lelaki yang dapat menaklukkan hatinya dan membuatnya keluar dari trauma mendalamnya?

chap-preview
Free preview
PROLOG
"Ntar temu perdana kepanitiaan Dies Natalis Universitas jam berapa ya, Ra?" tanya Raya. "Jam empat sore sih, Kalo setahuku dari Broad Cast-an w******p yang dishare ke grup kepanitiaan kemaren, Ya," ucap Aura sembari melihat layar ponsel nya. "Gabut dong nih kita! Mana masih lima jam lagi acaranya. Mlipir ke Hartono Mall aja dah yuk!" sahut Lifa yang baru saja keluar dari kamar mandi. "Mantap langsung let's go aja lah kita mah kalau gitu! Lifa mau bayarin kita nih kayaknya. Ya nggak, Lif?" ucap Aura dengan semangat sembari merangkul pundak sahabatnya itu. "Enak aja nih bocah kalau ngomong ya, Bayar sendiri-sendiri lah! Aku ngajak bukan berarti mau bayarin ya," jawab Lifa dengan menepuk jidat Aura. "Aisshhhh! Jidatku pasti jadi merah nih! Awas ya kau gak akan bisa lolos dari aku, Lif!" ucap Aura sembari mengejar Lifa yang sudah keluar terlebih dahulu dari toilet kampus tersebut. "Ya ampun kalian tuh ya, Bocah banget deh! Gak malu tuh diliatin sama adik tingkat, hah?" ujar Raya dengan menggelengkan kepalanya saat mereka melewati sekumpulan adik tingkat yang sedang menunggu pergantian kelasnya. "Mahasiswa tua mah bebas!!" jawab Lifa dan Aura dengan percaya diri dan congkak. Ya, Ketiga orang sahabat tersebut adalah mahasiswa semester 6 pada jurusan Ilmu Pakan di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Nama mereka sudah tak asing lagi pada jurusan tersebut. Banyak yang mengenal mereka, bahkan mereka juga termasuk anak kesayangan salah satu Wakil Dekan di Fakultas Teknologi Pertanian dan Peternakan. yang tak lain merupakan salah satu dosen dibeberapa mata kuliah mereka. Karena beliau terdaftar sebagai dosen pada Jurusan Ilmu Pakan. Mereka bertiga sangat aktif pada organisasi, kepanitiaan, dan lomba-lomba. Mereka juga mudah bergaul baik dengan adik tingkat maupun kakak tingkat. Tak ayal banyak juga laki-laki yang tertarik pada mereka. Karena merasa nyaman dengan keramahan yang dimiliki oleh mereka bertiga. Namun akhirnya diantara mereka bertiga hanya Raya yang sudah memiliki kekasih sedangkan kedua sahabatnya yang masih seperti bocah tersebut masih betah menjomblo dengan alasan mereka masing-masing. Namun Mereka bukanlah seperti kaum wanita yang anggun dan se-rajin itu, seperti kebanyakan wanita di bayangan kalian. Mereka terkenal sering terlambat saat masuk kelas. Jadi terkadang dandanan mereka alakadarnya saja saat berangkat kuliah, dan saat di kelas pun mereka sering tertidur. Bahkan tingkah yang cuek dan terkesan konyol tak luput terpisahkan dari mereka. Namun kepintaran mereka tak perlu diragukan lagi. Mereka sering dijuluki "Trio i***t Really Jenius" oleh teman-teman nya. "Woy! Mau kemana kalian?" tanya Finka saat berjalan bersama Nida untuk menghampiri trio tersebut yang sedang berada di parkiran motor Fakultas. "Kalian juga ngampus hari ini ya? kok nggak bilang di grup sih?" tanya Lifa. "Habis kelas mata kuliah Pengendalian Lingkungan Cuy! Kalian ngapain ngampus? Bukannya nggak ada jadwal mata kuliah peminatan yang kalian ambil kan hari ini," ucap Nida sambil menjabat tangan mereka satu persatu. "Kita habis bertemu Bapak Farhan tercinta buat konsultasi proposal penelitian skripsi. Yang diminta revisi kemaren itu lho. Eh Hayuk ke Hartono Mall!" jawab Raya dengan semangat. "Berangkatlah! Daripada gabut nunggu lama sampai jam empat sore kan ya," ucap Finka sambil mengangguk-angguk kepalanya. "Aku nebeng! Biar bayar parkirnya jadi satu, Hehehe," ucap Aura sambil mengambil helm di motornya yang ternyata hanya beda lima motor dari motor Nida. Sesampainya di Hartono Mall mereka langsung menuju tempat karaokean yang berada di lantai tiga dan memesan ruangan untuk dua jam ke depan. Setelah selesai karaokean, mereka menuju food court untuk mengisi perut mereka yang kelaparan seusai teriak-teriak menyanyi dengan bersemangat. Tak terasa sudah pukul lima belas lebih tiga puluh menit dan mereka harus kembali ke kampus untuk menghadiri temu perdana kepanitiaan Lomba Pekan Keolahragaan Mahasiswa tingkat Universitas dalam rangka menyambut Dies Natalis Ke lima puluh tiga Universitas mereka. Setelah pembukaan, sambutan dari Pak Rektor, Wakil Rektor III dan Ketua Panitia, serta perkenalan koordinator sie per bidangnya dan pembagian anggota sie bidang, Para panitia memisah untuk berkumpul bersama sie bidang masing-masing. Aura dan Lifa menjadi anggota sie bidang perlengkapan, sedangkan Raya menjadi sekretaris dua, Finka menjadi anggota sie bidang konsumsi, dan Nida menjadi anggota sie acara. Saat Aura dan Lifa menuju di titik kumpul sie bidang perlengkapan, mereka sangat syok dan kaget. Bagaimana tidak? di tempat tersebut sudah terdapat sepuluh orang dari lima belas orang yang akan menjadi anggota sie bidang perlengkapan. Namun kesepuluh orang tersebut semuanya adalah kaum laki-laki. Mereka sedikit ragu saat ingin bergabung dalam perkumpulan tersebut. Tapi salah satu dari mereka yang Aura yakini adalah koordinator sie bidang perlengkapan tersebut mempersilahkan mereka untuk duduk di dekat dirinya. Akhirnya Aura dan Lifa langsung menuju ke dekat koordinator tersebut dan duduk bersila dengan canggung disebelah lelaki tersebut. Awalnya Aura dan Lifa sangat canggung dan bingung harus melakukan apa untuk mengisi waktu mereka dalam menunggu kehadiran lima orang lainnya, sedangkan para lelaki yang berada di sekeliling mereka dengan asiknya sedang mabar game online. Koordinator sie bidang yang ada disebelah Aura sedang sibuk mencatat sesuatu di bukunya. Aura dan Lifa akhirnya memilih berbicara via chat lewat w******p mereka saja. Mereka akhirnya tersibuk kan dengan handphone mereka masing-masing. Saat Aura dan Lifa sedang sibuk dengan handphone masing-masing, Tiba-tiba bahu Aura ditepuk oleh koordinator sie bidangnya. Ia langsung mengunci layar LCD handphone miliknya dan meletakkannya pada tikar. Lalu ia menoleh kearah tempat pundaknya di tepuk tadi. "Bosan ya kamu? Kenalin saya Fasa," ucap koordinator sie bidangnya tersebut sambil mengarahkan jabatan tangannya kepada Aura. "Ah, Sa-saya Aura, Mas!" ucap Aura sedikit terpekik karena ia kaget tangan nya dijabat oleh Fasa. "Oh salam kenal Aura. Nggak usah canggung dek! Kita kan nanti bakal jadi partner selama tiga bulan ke depan. Santai aja," ucap Fasa dengan senyuman di bibirnya. "Ehm, Iya deh, Mas. kenalin ini temenku namanya Lifa, Mas," ucap Aura sambil mencolek lutut Lifa. "Perkenalkan saya Lifa, Mas!" ucap Lifa dengan tegas dan menyodorkan tangannya pada Fasa. "Fasa. Kalian nggak usah takut ya sama kita-kita, hehehe" ucap Fasa dengan cengirannya. "Iya, Mas. Kalau boleh tahu anggota yang cewek ada berapa ya Mas? Soalnya kok kalau dilihat-lihat sie perlengkapan di d******i sama cowok juga ya, Mas" ucap Aura. "Ada empat orang, Dek. yang satu, angkatan dua ribu empat belas, satunya lagi angkatan dua ribu lima belas. Ntar tolong dibimbing ya adek-adeknya. Iya kita memang didominasi sama cowok karena nanti istilahnya kerjanya serabutan gitu deh. Tapi tenang aja kalian nggak usah takut pastinya kita bakalan bantuin kok," ucap Fasa dengan senyumnya. "Siap, Mas! Mohon kerjasama nya juga ya, Mas, Hehehe" ucap Aura dengan tawanya. Setelah ke lima belas orang dari bidang perlengkapan sudah datang, Akhirnya forum dibuka dengan sesi perkenalan satu persatu anggota yang dimulai dari Fasa terlebih dahulu. "Oke, Saya mulai ya perkenalannya. Nama saya Mufasa Zidanul Faiz. Biasanya dipanggil Fasa. Asal dari Bogor. Saya mahasiswa angkatan dua ribu dua belas dari jurusan Teknik Lingkungan. Sekian perkenalan dari saya. Ada yang mau ditanyakan?" ucap Fasa yang kemudian menatap ke arah Aura karena tidak ada yang ingin menanyakan lebih lanjut tentang dirinya, "Disambung ke sebelah kanan saya ya, Ntar perkenalannya sampai berakhir di Raga." "Perkenalkan nama saya Anandita Haura Faradila, panggilannya Aura. Asal dari Sleman. Saya mahasiswa angkatan dua ribu tiga belas dari jurusan Ilmu Pakan. Terimakasih dan mohon bantuannya," ucap Aura dengan senyumnya. Kemudian perkenalan terus berlanjut hingga berakhir pada Raga. Setelah itu Fasa membacakan Job desk yang akan dilakukan sie bidang perlengkapan tersebut dan dilanjutkan dengan diskusi pembagian penanggung jawab masing-masing poin dari job desk yang ada. Aura kedapatan bagian sebagai penanggungjawab peminjaman tempat dan Lifa kebagian sebagai penanggung jawab semua kebutuhan perlengkapan dari sie konsumsi. Setelah pertemuan kali ini dirasa sudah cukup, akhirnya forum pertemuan pada sore hari tersebut ditutup. Untuk pertemuan rapat yang selanjutnya akan dibahas di grup w******p sie bidang perlengkapan yang baru saja di buat oleh Fasa saat rapat tadi. "Aura! kamu langsung balik? bawa motor?" tanya Fasa yang mengendarai motor dibelakang Aura dan Lifa yang sedang berjalan. "Bawa kok, Mas. Saya tadi kesini boncengan sama Lifa," jawab Aura dengan menatap Fasa. "Oh gitu, oke. Hati-hati ya kalian! Mas, duluan ya," ucap Fasa tersenyum "Iya, Mas, Hati-hati di jalan juga" ucap Aura dan Lifa dengan menyunggingkan senyumnya. Setelah sampai di parkiran, ternyata motor Lifa tertutup oleh motor Vixiion dan N-Maxx sehingga untuk mengeluarkan nya harus menggeser kedua motor tersebut. Namun mereka berdua tidak ada yang kuat untuk menggesernya. Raga terlihat sedang berjalan menuju parkiran. Ia melihat Lifa serta Aura yang kesulitan menggeser salah satu motor. Akhirnya ia berinisiatif untuk menghampiri dan membantu mereka. "Sini aku bantuin, dek. Kalian minggir aja!" ucap Raga dengan tegas. "A-ah! Iya, Mas. Makasih sebelumnya udah mau bantuin," ucap Lifa dengan gagap karena terkejut dengan kedatang Raga yang tiba-tiba. "Besok kalo kumpul lagi nggak usah sungkan minta tolong ke kita-kita yang cowok atau rekomendasiin tempat lain aja nggak papa. Parkiran di Fakultas Teknik emang suka gini. Maklum aja karena penghuninya paling banyak dibandingkan Fakultas lain," ucap Raga setelah selesai mengeluarkan motor Lifa. "Makasih ya, Mas Raga. Maaf udah ngerepotin," ucap Lifa dengan membungkukkan tubuhnya. "sama-sama. Santai aja sih, Dek. Besok lagi bilang aja kalau butuh batuan. Nggak usah malu. Minta tolong aja ke kita-kita, atau kalau nggak ntar kita jemput aja deh ke Fakultas Teknologi Pertanian dan Peternakan," Ucap Raga dengan lugas. "Nggak papa kok, Mas. Besok-besok kita cari tempat parkir yang gampang aja daripada ngerepotin yang lainnya, Hehehe," ucap Lifa dengan cengirannya. "Ya udah terserah kalian aja. Hati-hati di jalannya kalian! Aku duluan," ucap Raga sambil berjalan ke arah tempat parkir motornya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M
bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
399.9K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.7K
bc

Sepenggal Kisah Gama ( Indonesia )

read
5.0M
bc

Married with Single Daddy

read
6.1M
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
113.9K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
52.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook