bc

Married By Accident ( Indonesia )

book_age16+
4.0K
FOLLOW
50.5K
READ
contract marriage
one-night stand
escape while being pregnant
love after marriage
fated
pregnant
arranged marriage
royalty/noble
drama
like
intro-logo
Blurb

#2 in General fiction 230917

#3 in General fiction 190917

#4 in General fiction 180917

Di umurnya yang masih 20 tahun. Ares sudah menyandang gelar S1. Di umur nya yang masih 20, dia juga sudah menjadi suami dan calon ayah.

Setelah tiga tahun lebih ia hidup di Amerika berhasil menahan semua godaan dari pergaulan bebas nya.

Namun hanya karena kesalahan satu malam ketika perayaan kelulusan nya. Ia merusak semua nya.

Satu ke salahan fatal dan paling bodoh yang di lakukan nya. Membuat masa depan nya berubah total.

Bagaimana kisah Ares selanjutnya ? Mampukah ia menjalani hidup nya yang baru di umurnya yang masih sangat muda?

chap-preview
Free preview
Prolog
oOo Suara musik menghentak cukup untuk memekak kan gendang telinga. Cahaya yang gemerlap dengan penerangan yang minim. Dan juga lampu disko yang semakin menyruak kan suasana malam. Dunia malam, adalah hiburan tersendiri bagi beberapa orang. Apalagi di negara barat terutama di Amerika. Itu semua bukan lah hal asing lagi bahkan munkin sudah menjadi rutinitas mereka. Lelah bekerja dan kegiatan apapun yang membuat stress makan Club malam adalah hiburan dan tepat untuk hiburan. Dan bagi seorang Ares Putra Rajasa bukan lagi hal asing dengan semua ini. Hanya saja, kalau tiga tahun lalu ia sering datang hanya sebentar yaitu menjemput sang kakak. Maka tiga tahun ini dunia malam seolah menjadi rutinitas tersendiri bagi nya. Namun Ares berbeda dengan teman - teman nya. Dia tidak datang untuk minum - minum. Tidak datang untuk mencuci mata dengan menatap wanita - wanita berpakain minim. Dia datang hanya untuk bentuk sebagai solidaritas sebagai teman. Hidup di Amerika tidak lah mudah bagi Ares. Tidak juga di katakan sulit untuk nya. Ares laki - laki yang supel. Ia banyak belajar saat ia tinggal jauh dari kedua orang tua nya. Terutama tentang ke bebasan dan kepercayaan. Dia selalu memegan kepercayaan orang tuanya. Ares tetap begaul luas, hampir semua bermain di berbagai kalangan. Dari yang baik - baik hingga yang bandit sekali pun. Hanya saja, Ares pandai dalam membawa diri. Ia selalu memikirkan keluarga jika ingin melalukan sesuatu yang menurut nya ragu. Ia pernah berkumpul, pesta dengan teman teman yang pemakai, dan juga pernah ia di ajak untuk berpesta yang melibati wanita. Ia di ajak, sebagai teman yang baik. Maka ia akan ikut. Tentu ia tidak akan melakukan apa yang di lakukan teman - teman nya. Ia hanya duduk tenang mengabaikan semua teman - teman nya. Atau memilih menyendiri dan mengobrol dengan orang yang masih waras dengan nya. Seperti malam ini. Malam perayaan tanda ke lulusan nya dan juga teman - teman nya yang lain. Ia hanya duduk mengobrol dengan Devon Aroka salah satu sohib yang sangat dekat dengan nya sejak hari pertama ia datang. Selain mereka satu gedung apartemen. Devon juga berasal dari indonesia, jakarta sepertinya. Mereka bertemu di bandara. Dan ada juga Vijay Abimayu pria hitam manis dari india. Ketiga nya tiga serangkai yang solit selama tiga tahun ini. Ares dan Devon hanya duduk di sofa merah yang tersedia di ujung ruangan yang hampir penuh sesak manusia. Mengrobrol ngalor ngidul. Itu juga Devon yang sudah setengah sadar karena minuman nya. Sedangkan Vijay sedang di lantai dansa bersama seorang wanita bule yang baru di kenal nya satu jam yang lalu. Ares hanya mengangguk kan kepala sebagai tanggapan untuk Devon yang sedang berceloteh menceritakan isi hati nya. Ia baru saja di putusin pacar nya seminggu yang lalu. Sesekali ia tersenyum sendiri melihat Devon yang kembali menegak wine dengan kadar alkohol tinggi. Ia mengitari matanya ke sekitar mencari sesuatu yang menarik. Dan matanya berhenti pada meja bar yang lumayan jauh dari nya duduk. Namun entah kenapabia dapat melihat dengan jelas pada seorang perempuan yang sedang duduk dengan tatapan kosong pada minuman di depan nya. Dengan jari telunjuk bermain memutar di bibir gelasnya. Ares menaut kan alis nya saat menatap lekat pada perempuan yang mengenakan dress hitam tanpa lengan. Duduk dengan anggun namun terkesan angkuh. Rambut panjang yang di bergelombang di ujung jatuh dengan indah hampir melewati punggung nya. "Res " "Hah ?" Kaget Ares saat Devo memukul bahu nya. Membuat sadar dan menoleh pada sahabatnya itu. "Loe kenapa sih ? Gue itu lagi curhat Res, lu ngeliatin siapa sih ?" Ujar Devon dengan sedikit kesal karena di cuekin. "Enggak, " jawab Ares dengan santai. Kembali ia menoleh pada perempuan tadi. Ia tersenyum melihat parempuan cantik itu mengacuhkan pria yang menghampirinya bahkan menatap tajam membuat pria itu mengangkat kedua tangan nya. Lalu berlalu pergi. "Von, gue ke toilet dulu ya" ujarnya sedikit berteriak pada Devon yang duduk bersandar. Pria itu mengangguk. Ares pun beranjak dan berjalan menuju meja bar. Ia memutuskan untuk duduk di samping wanita itu. Entah apa yang membuat nya duduk di sana. Ia hanya mengangkat telapak tanga nya sambil menggeleng, pada bartender yang menawari nya minum. Ia duduk menghadap lantai dansa sesekali melirik pada perempuan di samping kanan nya yang masih menatap kosong pada gelasnya. Ares tanpa sadar terus memandangi wanita itu dengan tatapan yang memuji. Melihat bagaimana cara gadis itu menghembuskan napas pelan, meneguk minumannya sampai pada mata yang terlihat tajam namun sayu. Wanita itu cukup misterius untuk nya. Ares menautkan alis nya kembali saat gadis itu menambah minuman nya dan meneguknya berkali - kali. Dan itu berulang berkali - kali. Hingga wanita itu benar - benar mabuk. Ia semakin yakin kalau wanita itu dalam masalah besar. Dan ia menebak kalau itu berhubungan dengan hati. Persis seperti Devon atau Vijay jika sedang patah hati. Ares menoleh lagi ke lantai dansa dan juga sekitar. Ia bisa melihat beberapa pria memang memasang mata memperhatikan gadis di sampingnya. Membuatnya mendengus malas. Ia melirik pada wanita di samping nya yang sudah sangat mabuk bahkan sudah tidak terlalu sadar. Menjatuhkan kepalanya di atas meja bar. "You know her ? " tanya sang bartender yang memang mengenal Ares. Ares hampir saja menggeleng saat melihat pria yang duduk selang satu kursi dari wanita di samlingnya menatap wanita itu dengan tatapan m***m nya. " my girl " jawab Ares dengan tersenyum. "Woooo... " tanggap sang bartender dengan cukup kaget. Pasalnya ia selalu melihat Ares datang bersama teman - teman nya. Dan tidak pernah mengakui wanita yang bersama nya adalah pacar. Ares hanya menanggapi dengan senyum malas. Lalu kembali menyelidik pada wanita di sampingnya. Ia tersenyum sendiri. Kemudia kembali menoleh pada teman nya Devon, dan langsung menggeleng saat melihat sahabat nya itu sedang b******u dengan seorang wanita seksi. Ia menoleh pada Vijay yang kini melirik nakal padanya seolah berkata sikat aja bro.. Ares hanya menggeleng kepalanya heran. "Egh.. " Ares menoleh kembali saat mendengar lenguhan tidak nyaman wanita tersebut. Ingin dia tidak perduli dan masa bodo seperti yang sudah - sudah. Namun entah kenapa ia tidak bisa mengabaikan nya. Ia bahkan sempat ikut menatap nakal membuatnya harus menelan ludah dengan susah payah ketika matanya menatap pada paha mulus itu. Namun dengan cepat ia memalingkan wajahnya. Dan memejamkan mata dengan erat. Mendengus berkali - kali, mencoba menguasai dirinya. "Hei.. helloo " tegur Ares berusaha menyadarkan wanita itu. Namun no respon. Ia mengedarkan pandangan lagi, dan kemudian menghela napas berat nya. *** Sinar matahari mulai menanjak bahkan sedikit menyusup melalui gorden. Di dalam kamar yang berukuran lumayan besar dengan perabotan mewah. Dua anak manusia tertidur di bawah selimut yang sama. Di lantai pakaian berserakkan bahkan terlihat berantakan. Ares tidur dengan memeluk seorang wanita di bawah selimut menutupi tubuh keduanya. Hingga entah apa yang menganggunya sehingga dengan perlahan ia membuka matanya. Dan mengerjapnya sekali. Hingga ia membuka cepat matanya, dan langsung tersentak hingga ia bangun terduduk. " shit.. !" Umpat nya. Ia langsung mengusap kepalanya. Dan melihat wanitab yang tidur bersamanya. Gluk Ares mendadak kaku dan membeku apa yang ia lakukan semalam lewat. Ia memejam kan kedua matanya dengan kuat. Menekan semua kemarahan nya pada diri sendiri. Menjambak rambut pendeknya sendiri. Dadanya merasa sesak tiba - tiba. Ia sadar.. Sangat sadar semalam.. Dan wanita yang bersama nya yang tidak sadar. "Ergh " lenguhan wanita itu membuat Ares mematung. Jantung nya langsung berdetak sangat cepat. Ia gelisah dan rasa bersalah sangat besar kini. Ia menggigit lidah nya sendiri saat melihat wanita cantik di depan nya mengerjabkan matanya. Dan membuka dengan perlahan. Ares sudah siap jika wanita itu membunuhnya sekarang. Wanita itu terbangun dan langsung sadar saat ia melihat tubuhnya hanya terbalut dengan selimut. Ares semakin cemas walau ia sudah siap dengan apapun yang akan wanita itu lakukan padanya. Karena itu memang pantas. "Kau !!" Ucap wanita itu dengan nada sangat dingin dan juga takut serta gemetar. Ares dapat melihat mata itu terluka dan juga ia merasa semakin seperti pria biadap ketika melihat linangan air mata. Namun ia sempat mengeryit saat wanita itu menyebut dirinya dalam bahasa indonesia. "Brengsek..!! Apa yang telah kau lakukan ?!! " Ares semakin cemas, tubuh nya benar - benar membeku. Wanita itu langsung bangun dan membalut tubuhnya dengan selimut. Menatap tajam, sangat tajam. PLAK !! Ares memejamkan matanya saat tamparan itu melayang padanya. Wanita itu mengepal kuat matanya. Dan langsung pergi masuk ke kamar mandi setelah memungut pakaian nya. Ares tertunduk lesu. Matanya memerah. Ia marah pada dirinya sendiri. Ia kecewa pada dirinya sendiri. Ia jelas mengingat semua adegan semalam. Bagaimana ia begitu b*******h dan juga tidak tahan untuk tidak menyentuh. Bahkan ia sangat sadar kalau wanita itu membalas lumatan di dalam ketidak sadaran gadis itu. Bahkan wanita itu mendesah yang membuat Ares benar - benar lupa diri. Hati nya semakin mencolos dan sakit saat melihat noda merah di sprei putih itu. Air mata nya langsung menetes seketika. Apalagi samar - samar ia dapat mendengar suara isakkan yang memilukan dari arah kamar mandi. Ares turun, mengenakan celana nya kembali. Kemudian duduk di tepi tempat tidur menunggu wanita itu keluar. Cklek Ares menoleh pada pintu tidak jauh di depan nya terbuka. Wanita yang tidak di ketahui nama nya itu keluar dengan dress yang semalam di pakai nya. Ares menelan ludahnya. "Sorry " "f**k YOU !!" Ares tidak marah ketika wanita itu mengatakan hal itu. Biasanya jika orang lain yang mengatakan itu, ia pastikan paling tidak orang itu harus memohon maaf padanya. Ares menatap wanita cantik dengan tubuh bak model itu berdiri di hadapan nya menatap penuh intimidasi padanya. Wanita itu terlihat begitu tenang. Dan juga tidak meluapkan emosi nya pada Ares. Namun Ares tau kalau ia sudah melukai gadis itu sangat dalam dan keterlaluan. Ia lebih memlih wanita itu memukul nya, atau memaki dengan apapun. Bahkan ia siap jika wanita itu membunuhnya. Ini ia jauh lebih takut jika wanita itu sudah diam seperti ini. "Mana dompet mu ?!" Tanya wanita itu dengan nada sangat amat dingin. Bahkan Ares yakin, nada itu lebih dingin dari nada Papi nya jika sedang marah atau kecewa padanya. Ares memberikan dompet nya tanpa bertanya apapun. Ingin meminta maaf lagi,tapi ia rasa itu percuma. Ia memilih diam. " s**t " umpat wanita itu saat telah membuka dompet hitam miliknya dan melihat KTP dan kartu mahasiswa nya. Ia langsung melempar tatapan tenang namun mampu membuat Ares mati mendadak. Wanita cantik itu mengambil KTP dan juga kartu nama Ares. Dan kembali melempar dompet Ares dengan kasar pada Ares. "Saya bakal tanggung jawa..." "Memang itu yang harus kau lakukan !!" Ucap wanita itu dengan nada yang sama. Membuat Ares diam dan menatap penuh rasa bersalah. Wanita itu kembali berbalik hendak pergi. "Tunggu .." "Don't touch me !" Ucapnya menghempaskan tangan Ares dengan kasar. Kemudian langsung pergi dan menghempas pintu kamar itu dengan kasar. Brak !! Ares terdiam, dia menatap nanar pada pintu yang tertutup. Tubuhnya langsung luruh ke lantai. Terduduk di kaki ranjang dan langsung memeluk lututnya sendiri. Membenamkan wajah nya di sana. Semua rasa bersalah ia rasa kan. Andai ia bisa mengulang waktu. Maka ia lebih memilih untuk mengabaikan wanita itu semalam. Memilih meninggalkan wanita itu di sana. Tapi, semalam ia tau, kalau ada sesuatu yang menarik dirinya. Wanita itu begitu menarik perhatian nya. Dan membuat Ares menjadi pria paling b******k yang pernah ada di muka bumi. Bahkan ia berfikir kalau ia lebih b******k dari Devon atau Vijay. Ia baru saja memperkosa anak orang. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
161.7K
bc

Bukan Ibu Pengganti

read
526.0K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
53.1K
bc

Hate You But Miss You

read
1.5M
bc

Switch Love

read
112.5K
bc

PEMBANTU RASA BOS

read
15.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook