bc

The Great Seducer

book_age18+
511
FOLLOW
3.9K
READ
billionaire
love after marriage
arranged marriage
scandal
CEO
boss
billionairess
drama
first love
actor
like
intro-logo
Blurb

Joe Jean harus menjadi pengantin pengganti Raiden Javas–salah satu personil Seven Antres yang sedang booming di kalangan masyarakat, demi menyenangkan semua orang. Namun bagi Raiden Javas sendiri, Jean tidak bertugas untuk menyenangkan semua orang.

Jean yang naif dan tidak suka atensi dan Raiden yang manipulatif dan memiliki banyak perhatian publik, bagaimana mereka menjalani kisah kehidupan pernikahan mereka?

Viana Wren

Cover : original

Gambar :

https://unsplash.com/photos/F5hTTI4Hlv4 

https://unsplash.com/photos/5BB_atDT4oA

Font : 

Angelia Davidtson 

Louis George Cafe

chap-preview
Free preview
Fans Yang Fanatik
Jakarta, Indonesia 2021 Pagi itu Jean bahkan hampir terjungkal dari undakan tangga rumahnya karena suara melengking dari seorang Nari Pramudya. Sahabatnya yang sayangnya tidak tahu tata krama itu bahkan berteriak-teriak sambil menangis heboh di dalam rumahnya karena alasan yang lumayan konyol kalau menurut Jean sendiri. Kalau dipikir-pikir itu belum seberapa sih sebenarnya dibandingkan dengan permohonan wanita itu yang lain. Jean tidak habis pikir dan sangsi dengan permohonan yang mendekati t***l itu terlontar dari temannya sendiri yang lulusan Universitas nomor satu di Indonesia. Manusia bangsa mana coba yang mau diajak menjadi partner seorang sasaeng- nyebutnya sih seorang fans loyal tanpa batas tapi aslinya mereka itu adalah sekumpulan penguntit yang menyeramkan. Diulangi lagi partner seorang Sasaeng. Jean gak ngadi-adi kok, kalian tahu sendiri bukan bagaimana image seorang sasaeng akhir-akhir ini di mata orang-orang? Apalagi setelah I-POP mulai booming di luar negeri menyaingi K-POP, banyak yang menghujat dan terang-terangan menolak tegas keberadaan seorang sasaeng karena dianggap tindakan mereka di luar batas dan mendekati tindak kriminalitas kepada idola mereka. Dan ini tuh udah tahun dua ribu dua puluh satu tapi kenapa masih ada aja orang yang seperti itu. “Mau ya?!! Temani aku dong mengintai Raiden," kata Nari dengan puppy eyes, seorang kegiatannya mengintai semudah beli es americano di cofe shop. “Astaga naga!! Kamu nggak ada kerjaan lain ya selain jadi seorang Sasaeng?!" tanya Jean. Yang bernama Nari Pramudya itu tidak waras, dan entah kenapa Jean mau-mau saja berteman dengan gadis gila seperti Nari, tapi mengingat saat semasa kuliah dia hanya punya tiga teman yang benar-benar teman jadi gak heran bagaimana dia bisa berakhir dengan Nari sekarang. Jean itu introvert dan Nari Ekstrovert walaupun saling berbanding terbalik tapi memang sih kata orang mereka saling melengkapi. Mungkin dulu kalau Nari gak mendekatinya lebih dulu Jean kemungkinan besar gak punya teman karena yaaa, hidupnya sudah sulit dan rumit dia gak mau merumitkan dirinya lagi dalam lingkaran pertemanan yang sukanya ngadi-adi dan gak tahu diri. “Hanya menemaniku kok, ini tuh benar-benar luar biasa jika informasinya benar," kata Nari memprovokasi. Mendengar kepercayaan diri Nari membuat Jean mendengus sebal. Coba sekarang kalian pikirkan baik-baik mungkin tidak seorang Raiden Airlangga Javas menikah? Iya Raiden Airlangga Javas yang itu, anggota boy group Seven Antres — Boy Group yang namanya masuk ke dalam daftar Forbes Under 30 Asia sebagai salah satu artis yang paling berpengaruh di dunia. Dan juga kekayaannya mencapai angka 60 juta Dollar atau sampai 865,7 miliar rupiah, ditambah Seven Antres yang sedang naik daun karena berhasil membawa I-POP di kenal ke Luar negeri dan digandrungi banyak penggemar wanita jadi tidak mungkin sekali bukan kalau ada salah sayu personelnya yang menikah dan menghancurkan karir mereka sendiri? Nari pasti bercanda!! “Menemanimu sama saja menjadi seorang Sasaeng dan melanggar privasi! ya ampun Nari Pramudya tolong sadarlah!" Jean membalikan badannya menatap sebal Nari yang masih menguntitnya di belakang tidak putus asa bahkan ketika Jean sudah memakinya sedari tadi. “Jadi dengarkan aku baik-baik, dia tidak mungkin menikah! Kalau dating mungkin aku percaya tapi ini menikah loh menikah astaga! Jangan mudah percaya dengan kawan sasaeng mu itu. Walaupun aku bukan fans Seven Antres tapi keterlaluan ini namanya pencemaran nama baik.” Jean sebal sendiri melihat Nari yang masih ngotot di depannya itu. Dia lalu mendudukkan bokongnya di sofa ruang tamu diikuti oleh Nari yang masih begitu gelisah sendiri sambil sesekali melirik ponsel digenggamannya. “Makanya ini aku mengajakmu untuk membuktikannya, mau ya Jean?" pintanya lagi. “Tidak mau, aku sudah janjian sama ibuku hari ini.” “Batalkan saja.” Dasar tidak tahu diri, batin Jean menjerit di dalam hati. Jean melotot di tempatnya, Jean bukan tipe anak yang seenaknya seperti itu dia ini anak patuh yang sayang sekali sama orang tua. Tidak pernah mengecewakan pokoknya, tapi dia seringnya di kecewakan khekhekhe. Setelah Joe Hardin – Adiknya, memutuskan untuk melanjutkan studi ke luar negeri Jean jadi tidak punya pilihan lain selain mengganti peran Hardin untuk selalu memenuhi ekspetasi dan tuntutan dari orang tua mereka. Intinya Jean harus menggantikan Hardin menjalani pengaturan yang sebelumnya telah di buat orang tuanya – Boneka hidup untuk keluarga Joe– lebih tepatnya. “Tidak bisa!” “Ya sudahlah! Aku mau buktikan sendiri jika Raiden Airlangga Javas itu benar-benar menikah!! Tunggu dan lihat saja!” Nari Pramudya berdiri dengan menggebu-gebu lalu berbalik keluar dari rumah dengan tidak selow. Jean hanya menghela nafas lelah, begini nih susahnya punya teman Sasaeng. Apalagi yang keras kepala modelan kaya Nari dah lah, Jean tidak dapat menghentikannya. “Ada apa?” Suara Ibunya – Joe Seri, membuat Jean menoleh kebelakang dan menemukan Ibunya turun dari undakan tangga dan berjalan menghampirinya dengan guci antik di tangannya. Ibu-Ibu sosialita konglomerat tercermin secara sempurna di penampilan Seri sore ini.. “Tidak apa-apa.” “Gaun mu untuk nanti malam ada di kamar," katanya singkat tanpa banyak berekspresi. “Baik Ma," jawab Jean sama singkatnya. *** Jean terdiam menatap pantulan wajahnya di kaca yang berada di depannya, harusnya sekarang Jean ada di bagian prasmanan mengambil makanan sebanyak-banyaknya dan makan sepuasnya. Bukan berada di ruangan dengan hiasan fresh flower dangan gaun menjuntai ke lantai dengan aksen feminim yang melekat pas di tubuhnya. Harusnya dia memberontak untuk mengatakan tidak untuk yang pertama kalinya, tapi sialnya Jean terlalu takut membantah perintah Ibunya dia tidak bisa, sejahat apa pun Ibunya Jean benar-benar tidak bisa melawan orang tua, dia pengecut dan tidak akan sanggup. "Papa," panggil Jean dengan suara yang pelan. Jean hampir menangis melihat ayahnya berjalan mendekatinya dengan wajah yang begitu muram, jelas sekali pria paruh baya itu sedang marah, Ibunya yang berada dibelakang ayahnya juga sama muramnya. Beliau tidak berkata apa-apa setelah tadi membentak-bentak anaknya sendiri di depan sahabatnya — yang katanya mengatasnamakan sahabat di masa muda dan embel-embel balas budi. “Belum terlambat Je, kamu masih punya waktu," kata Joe Gibran menatap anaknya dengan serius. “Sayang! ... ” bentak Seri menghentikan suaminya dengan geram. " ... lagi pula ini sudah waktunya Jean menikah! Tidak ada salahnya ini juga kesempatan emas agar Hartanto Group membantu kita!” “Apakah kamu benar-benar hanya memikirkan hal itu Seri? masa depan anakmu yang sedang kamu pertaruhan kan di sini," kata Joe Gibran dengan marah. Pria paruh baya itu lalu menendang kursi terdekat sebagai pelampiasan hingga menimbulkan sura bedebum keras. Jean terkejut di tempatnya karena dia tidak pernah melihat Ayahnya semarah ini. “Memangnya apa yang harus ku khawatirkan lagi? Sudah cukup ini waktunya Joe’s Corp berkembang masuk ke dalam jajaran terbaik!" kata Seri tidak ingin mundur. Jean memilin jari jemarinya, takut untuk menatap mata Ibunya. Ini juga pertama kalinya baginya melihat kedua orang tuannya bertengkar hebat seperti ini. “Mama...” Jean menahan nafasnya menatap wajah marah ibunya, dia bimbang dan ragu tapi di sisi lain dia tidak siap jika harus mengorbankan hidupnya lagi. Harusnya sudah cukup setelah apa yang sudah ia lakukan sejauh ini untuk menyenangkan dan memenuhi ekspektasi Ibunya, pengaturan untuk hidupnya harusnya sudah cukup sampai di sini. “Tolaklah tawaran ini Jean dan lihat bagaimana kamu menghancurkan perusahaan dan keluargamu ini," kata Seri dengan tajam dia menatap Jean dengan sorot yang dingin. “Cukup Seri!” “Anak ini harus tahu bagaimana caranya membalas budi!" Jean menatap tidak percaya ibunya orang yang selama ini ia hormati malah mendorongnya terjatuh. Mereka memang tidak dekat seperi Ibu dan anak pada umumnya tapi mendengar apa yang baru saja yang di katakan oleh ibunya sekarang membuat Jean begitu terkejut. Setidaknya setelah ia menuruti segala ucapan wanita itu, paling tidak dia dinggap dan diperlakukan seperti keluarga tapi sepertinya harapan Jean sia-sia ia masih diperlakukan seperti orang asing. “Akan aku lakukan, Jangan bertengkar.” Jean membuang mukanya ke arah lain menyembunyikan buliran air mata yang terancam terjatuh, ia sempat menatap ibunya— mata yang selalu menatapnya teduh itu kini menatapnya marah, mata penuh ambisi itu Jean tidak pernah mengenalinya lagi. Joe Gibran menatap anaknya dengan sendu, tidak menyangka hal dramatis seperti ini akan terjadi. Mereka hanya berniat menghadiri resepsi pernikahan seorang kolega bisnis sekaligus teman mereka bukannya menonton drama tentang sang mempelai wanita yang menghilang sebelum pernikahan, dan yang lebih mengejutkan lagi Harris Hartanto— sang tuan rumah memohon kepada Jean untuk menggantikan Hera Hartanto— sang pengantin yang melarikan diri. “Bukan masalah besar jika mereka menarik investasi mereka Jean," kata Joe Gibran dengan serius. “Ayah-” Jean menghentikan perkataannya ketika pintu ruang pengantin terbuka dan menampilkan paruh baya lain yang mendekati mereka dengan wajah tak kalah sendunya. “Sudah waktunya Gibran.” “Harris!” “Hanya menggantikan Hera, dan aku akan melepaskan sahamku di Joe's Corporation.” Joe Gibran benar-benar menahan amarahnya ketika orang yang mengaku temannya itu bisa berkata sejahat itu padanya. Benar-benar busuk! “Jean.. maafkan kami. Hera benar-benar keterlaluan.” Diane menggenggam erat tangan Jean, matanya sembab sekali namun untungnya tersamarkan oleh make up yang lumayan tebal yang diaplikasikan di wajahnya, dan Ibunya Hera ini lah penyebab ibu Jean membentak-bentak anaknya sendiri. Ibu Hera tidak berhenti menangis setelah mengetahui putrinya kabur, wajar kalau beliau Shock. Dan ngomong-ngomong soal Hera, Jean ingin sekali mengumpati gadis konyol yang memilih kabur dari pernikahannya satu jam sebelum acara digelar, maksud Jean dari semua waktu yang memungkinkan kenapa dia memilih satu jam sebelumnya coba! Kenapa tidak satu hari sebelumnya sihh atau dua hari sebelumnya, Dia sepertinya sama sintingnya seperti Nari Pramudya. “Padahal sudah enak tinggal menikah.” Jean tidak bisa menahan sarkasmenya, dari ucapannya tidak peduli lagi kalau mereka menganggapnya tidak sopan, atau kurang ajar. “Aku juga tidak menyangka, Hera tidak menolak saat dijodohkan," kata Diane dengan sendu. Nah ini yang membuat Jean benci setengah mati, kenapa ada wanita se-plinplan Hera? sejujurnya Jean juga tidak bisa menemukan alasan kenapa Hera kabur dari pernikahannya sendiri, selain alasan bahwa ia di jodohkan. Maksud Jean kan setidaknya gadis itu tahu dong kalau yang dijodohkan dengannya bukan orang sembarangan mengingat keluarga Harris Hartanto cukup terpandang dan mementingkan reputasi keluarga. “Hanya malam ini," kata Haris memohon. Mereka memang tidak punya pilihan dan Jean hanya bisa mengatakan Ya, untuk segala kerumitan yang terjadi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

LOVE ME

read
769.5K
bc

Switch Love

read
112.4K
bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
470.8K
bc

PLAYDATE

read
118.7K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

Mas DokterKu

read
238.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook