bc

Pilihan Hati

book_age16+
772
FOLLOW
8.5K
READ
friends to lovers
goodgirl
sensitive
CEO
police
boss
drama
twisted
sweet
like
intro-logo
Blurb

Setelah mengalami begitu banyak bahaya, akhirnya Diona dapat menjalani hari-harinya dengan normal. Dia pun dapat lulus tepat waktu tanpa rintangan sama sekali. Kini kehidupan percintaannya di hadapkan pada dua pilihan, Wilman, sang mantan tunangan yang meminta kembali, atau Hendra, teman yang baru dikenalnya dan merupakan teman Wilman. Kepada siapakah hati Diona berlabuh? Wilman atau Hendra?

chap-preview
Free preview
Bab 1
Sepertinya tak pernah ada 'petualangan' yang tidak ku akhiri dengan luka sobek dan terbaring di rumah sakit. Setelah semua kejadian yang menguras emosi dan air mata bahkan tenaga, akhirnya aku sekarang di sini, terbaring lemah di sebuah rumah sakit swasta. Aku mendapatkan perawatan intensif atas beberapa luka yang aku derita, yaitu di leher, pundak, lengan, dan kakiku. Tapi setidaknya luka-luka ini tak terlalu serius bila dibandingkan dengan 'petualanganku' yang pertama dulu. Dulu aku mengalami luka sobek di perut hingga perutku harus mendapat 12 jahitan. Aku masih terbaring lemah saat kulihat mama memasuki ruang rawat inapku. Terlihat jelas kekhawatiran terpancar di wajah keibuan mama. "Di, bagaimana kamu bisa seperti ini?" tanya mama setelah duduk di samping ranjangku. "Diona gak kenapa-kenapa, Ma, Diona baik-baik saja," kataku sambil tersenyum. "Baik apanya, Di? Lihat kondisi kamu sekarang, perban di mana-mana," "Hanya luka kecil, Ma." "Luka kecil kamu bilang? Waktu KKN perutmu sobek, sekarang penuh luka seperti ini. Pokoknya mama tak akan mengizinkan kamu pergi-pergi lagi!" "Ma, ko gitu?" "Daripada kamu terluka!" Ok, kali ini aku diam dan mengalah pada mama. Aku tak ingin membuat mama khawatir lagi dengan semua 'petualanganku' yang pasti akan berujung dengan luka yang akan menjadi koleksi baruku nanti. Tap...tap...tap...kudengar langkah kaki seseorang mendekati ruang rawat inapku. Aku hanya berpikir bahwa itu dokter atau perawat yang akan memeriksaku. Ceklek...pintu di buka dan seseorang berbadan tinggi dan tegap masuk. Wilman masuk dengan membawa sebuket mawar merah. Dia juga memiliki luka kecil di pundaknya, tapi itu tak seberapa. "Hai Di, Om, Tante," sapa Wilman. Rasanya aku tak ingin lagi melihat dia di hadapanku. Aku masih sangat sakit atas apa yang pernah dia perbuat padaku. "Ini untukmu," kata Wilman sambil memberikan mawar merah itu kepadaku. Entah untuk apa lagi dia datang menjengukku dan membawa serta mawar merah ini. Pluk...aku membuang mawar merah pemberian Wilman. Hatiku masih sangat sakit dengan apa yang telah dia lakukan. "Diona...," kata Mama. "Diona gak suka mawar merahnya, Ma, tolong buangkan ke tong sampah," kataku. "Di, kamu masih marah padaku?" tanya Wilman. "Pikir saja sendiri! Di mana Hendra?" kataku. "Dia di ICU," kata Wilman. "Terima kasih, sekarang keluarlah!" kataku mengusir Wilman yang di iringi dengan tatapan tajam mama dan papa. Tak sopan? Ya, aku tak sopan telah berlaki seperti itu pada Wilman. Tapi hatiku masih sangat sakit atas perbuatan dia. Dia berselingkuh setelah 2 tahun berpacaran denganku dan sebulan sebelum kami menikah. Mungkin jika aku tak tahu tentang perselingkuhan itu, sekarang aku telah menjadi Ny. Wilman. Tidak, aku marag bukan hanya karena perselingkuhannya saja, tapi karena dia membiarkan Hendra tertembak tepat di depan mataku dan Wilman. Dia berada di dekat Fauzan, tapi dia tak menghentikan Fauzan saat mengangkat senjata dan bersiap menarik platuknya. Shit...polisi macam apa dia yang hanya berdiam diri saja saat kawannya akan di tembak? Dan Hendra pun berada dalam posisi itu hanya karena dia mencari Wilman. Wilman tertunduk lesu dan beranjak keluar dari ruang rawat inapku. Aku bisa melihat raut kesedihan di wajahnya, tapi aku tak peduli sedikit pun. Sekarang, yang aku pikirkan hanya Hendra. Bagaimana keadaan dia setelah dua peluru menembus punggungnya? Aku baru saja mencoba bergerak saat kurasakan seluruh badanku terasa nyeri. Shit...luka lebam di tubuhku benar-benar parah belum lagi luka sobek di sana-sini. "Kamu mau ke mana?" tanya mama. "ICU, Ma jenguk Hendra." "Nanti saja kalau kamu sudah baikkan!" Terpakaa aku harus tetap berbaring di atas tempat tidur dan menahan keinginanku untuk bertemu dengan Hendra. Tok...tok...tok...terdengar sebuah ketukan di pintu dan mama mempersilahkannya masuk. Kulihat seseorang bertubuh tinggi, tegap, hidup mancung dan berkulit putih memasuki ruang rawat inapku. Sebuah senyuman yang sangat indah tersungging di bibir merahnya. Dia membawa sebuket mawar putih yang sangat indah. Dia adalah Ethan. "Di, lekas sembuh ya," kata Ethan sambil memberikan mawar putih yang dia bawa. Kuhirup wangi mawar putih pemberian Ethan. Hhmmm...wanginya sangat menenangkan hati dan sungguh aku menyukai mawarnya. "Terima kasih ya, Than," kataku. "Maaf aku tak dapat mebolongmu waktu itu," "Tidak apa aku memakluminya," Aku asyik mengobrol dengan Ethan. Terkadang mama dan papa mengerutkan kening dengan apa yang kami bicarakan. Mama dan papa memang tak tahu siapa Ethan sesungguhnya, dan ini akan tetap menjadi rahasia dalam hidupku. Tak berapa lama Ethan berpamitan kepadaku serta kepada kedua orang tuaku. Lagi, sebuah senyuman yang sangat manis tersungging dari bibirnya. "Di, dia siapa?" tanya papa. "Dia hanya kawan lama, Pa," jawabku. "Lalu apa maksud dia kemarin tak dapat menolongmu?" tanya mama menyelidik. Shit...aku harus apa sekarang atas pertanyaan mama. Tak mungkin juga aku jawab yang sesungguhnya bahwa maksudnya adalah tak dapat menolong saat aku hampir jadi tumbal para pemuja iblis itu. "Hhhmmm...itu, Ma, dia gak bisa nolong waktu aku mau observasi penelitian skripsiku," jawabku berbohong. Tidak, aku tak pernah melakukan observasi untuk skripsiku selama hampir seminggu di sini. Aku terlalu sibuk dengan semua teror yang teror yang dilakukan Evi dan Maura. Aku juga terlalu sibuk mencari Wilman dan berakhir dengan semua luka yang ada di tubuhku ini. Saat ini skripsiku benar-benar terbengkalai dan aku hanya punya waktu dua bulan untuk menyelesaikannya. Entah bagaimana caranya aku bisa mendapatkan data-data yang aku butuhkan untuk menyelesaikan skripsiku. Aku memijat kepalaku yang pening dengan masalah skripsi. Ini semua memang salahku yang lebih mementingkan urusan pemuja iblis daripada skripsiku. Sepertinya urusan pemuja iblis itu tak ada habisnya sejak aku berada di tempat KKN dulu. Fauzan, aku masih tak habis pikir dengan apa yang telah dia lakukan. Di tempat aku KKN dia membantuku, tapi kini aku tahu semuanya adalah sebuah tipuan yang sangat rapi walau di tempat KKN berakhir dengan cara yang mengenaskan. Dan...ya Ricky, aku masih tak paham dengan apa yang dia ucapkan setelah pemakaman Cassy dan Sandra waktu itu. Dia memintaku menjauhi Hendra dan kakek. Ada apa dengan Ricky hingga berkata demikian. "Aaagghh...," kataku pelan karena aku sungguh pusing dengan semuanya. "Ada apa, Di? Apa yang sakit?" tanya mama. Shit...aku lupa kalau saat ini ada orang tuaku di sampingku. Mereka pasti sangat khawatir mendengar apa yang aku ucapkan barusan. "Eh...Diona gak apa-apa, Ma," lagi, aku berbohong pada mama hanya untuk menyembunyikan apa yang sedang aku pikirkan saat ini. Aku sungguh tak tahu akan seberapa sering lagi aku berbohong hanya untuk sesuatu yang harus aku rahasiakan.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
399.7K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
52.3K
bc

Loving The Pain

read
2.9M
bc

Romantic Ghost

read
162.2K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook