bc

Sweet Obsession

book_age18+
905
FOLLOW
7.8K
READ
possessive
love after marriage
arranged marriage
drama
comedy
sweet
bxg
city
like
intro-logo
Blurb

Eric Bryson hanya mampu memandang Sherry Saunders dari kejauhan karena jarak sosial mereka. Lagipula gadis itu bagaikan gadis suci dari keluarga Saunders, sementara dirinya hanyalah putra dari seorang p*****r. Semenjak melihat Sherry pertama kali, dia sudah menjadikannya tujuan hidupnya. Lalu setelah berhasil menjadi kaya raya, ia berhasil memilikinya. Ia merasa sudah meraih setengah dari ketenangan hidup.

Sherry Saunders tidak pernah membenci Eric Bryson, ia hanya tidak bisa lama-lama dekat dengannya. Baginya yang sudah sejak lahir diberikan pendidikan kesopanan dan kebaikan, berteman dengan seorang Bryson hanyalah malapetaka. Semua bertambah buruk setelah ayahnya kabur setelah menumpuk hutang. Pernikahannya dengan Bryson satu-satu cara agar dia tidak berakhir menjadi p*****r di tempat hiburan malam.

Apa yang terjadi pada pernikahan mereka selanjutnya?

____________________

chap-preview
Free preview
BAB 01
Neraka. Satu kata yang tepat menggambarkan betapa mengerikan rumahnya sekarang. Surga sudah tidak akan dirasakannya lagi. Semuanya telah berubah. Tempat ternyaman, terindah, terluas dan termewah di wilayah Paradise ini sudah beubah menjadi neraka. Semua dikarenakan dia harus pulang bersama Eric Bryson. “Sherry, kau sangat cantik dan menggoda dengan baju pengantin itu, kau suka? Aku yang memilihkannya,” rayu pria awal tiga puluhan yang masih terbalut stelan putih. Kedua mata coklatnya terus memperhatikan tubuh istrinya itu. Semakin diperhatikan, senyuman simpul terbentuk dari bibir tipis. Berulang kali dia sudah membayangkan hal-hal menarik di balik gaun putihnya. Wanita bernama Sherry itu terluhat muram. Wajah cantiknya masih terpoles riasan tipis. Namun bedak di keningnya terlihat mulai luntur karena keringat. Kepedihannya terpancar nyata. Pernikahan dengan Eric Bryson seolah menjadi pertanda petaka. Eric Bryson. Sang berandalan dari tempat hiburan kumuh. Berbalut gaun pengantin indah, penuh hiasan dengan panjang sampai terjuntai di lantai, tak bisa membuatnya bahagia. Padahal sejak dahulu, ia sudah menantikan hari seperti ini. Namun bukan dengan Eric Bryson. “Mrs. Bryson, kau suka akhirnya menyandang nama belakang itu?” tanya Eric kepada wanita yang lebih muda beberapa tahun darinya itu, “akhirnya, Sherry, aku mendapatkanmu.” Jemari tangan lelaki ini perlahan menyentuh pipi lembut Sherry, hidungnya, pelipisnya, lalu surai lembut berwarna pirang gelapnya. “Aku masih ingat bagaimana ayahmu memohon agar rumahnya ini dibeli, dia bahkan menawarkanmu sebagai tambahan asal aku mau memberinya sedikit uang,” bisiknya lembut disertai seringai khas, “tapi jangan rendah diri, aku berniat membantumu lepas dari jeratan hutang, aku juga membenci ayahmu yang entah kabur kemana itu.” Sherry masih meremas gaunnya dengan tidak nyaman. “Oh, Sherry, aku tidak percaya akhirnya bisa memiliki rumah terindah di kawasan Paradise yang dulu sepertinya haram kumasuki,” kata Eric bernada sindiran. Ia membentangkan tangan dengan angkuh. Lalu mengedarkan pandangannya ke seisi ruang tamu berarsitektur yunani dengan sentuhan modern. Kepuasan melanda batinnya kala melihat seluruh perabotan mahal juga tetap berada di tempatnya. “Rumah ini, perabotannya, kau, semuanya milikku,” katanya lagi sembari mendekatkan jarak wajah mereka. Dia begitu ingin menciumi semua bagian tunuh wanita itu, “kau selalu wangi, Sayang.” Sherry menepis tangannya. Lalu menjauh beberapa langkah dengan sopan, “Aku menghargainya. Terima kasih.” “Kenapa?” tanya Eric tersinggung, “sejak dulu, sejak kita SMA, kau selalu saja menjauhiku, kenapa? Apa aku ini hama atau penyakit? Apa karena tanganku tidak pantas menyentuhmu? Asal kau tahu saja, itu sudah sepuluh tahun yang lalu, aku ini sudah sukses, aku punya uang banyak, aku punya pabrik minuman, perkebunan anggur, dan banyak tempat hiburan mewah, aku bukan berandalan miskin dari tempat kumuh itu lagi! Kau masih membenciku?” “Bukan begitu, Eric,” kata Sherry lembut, “aku tidak pernah membencimu, aku hanya bukan pialamu. Kau tidak bisa mendapatkan orang dengan cara seperti ini, tapi sungguh, aku menghargai bantuanmu.” Eric tertawa mengejek. “Omong kosong, Nona Sherry Saunders tidak akan pernah tidur dengan seorang Bryson, anak haram dari p*****r, itu'kan yang kau pikirkan dari tadi?” “Aku tidak ...” “Iya! Kau selalu menjauhiku, kau ingat dulu di kantin sekolah, kau duduk sendirian, saat aku datang ingin menemanimu, kau kabur seperti aku ini pembawa penyakit.” Sherry mengeryih seraya menggeleng cepat. “Bukan begitu, aku hanya ...” Eric menyelanya dengan sengit, “atau saat aku tidak sengaja menyentuh tanganmu waktu berpas-pasan di koridor sekolah, kulihat kau langsung membasuhnya dengan air!” “Bukan, saat itu lenganku terkena kotoran setelah kita berjumpa.” “Kau berkata seperti ingat saja!” “Aku ingat, Eric, semuanya! Saat itu kita tidak berjumpa di koridor sekolah, tapi di halaman! Kau yang lupa!” “Omong kosong! Kau menyesal'kan berakhir menjadi Mrs. Bryson, bukan Mrs. Paterson? Maafkan aku kalau hubunganmu harus berakhir demi menikahiku.” “Aku sudah putus lama dengannya.” “Oh putus? Pasangan romantis sejak SMA putus?” sindir Eric terlihat diselimuti kecemburuan dan kecemburuan. Dia seolah ingin meluapkan amarahnya yang selama puluhan tahun dipendam kepada wanita itu. “Aku sudah tidak menjalin hubungan dengannya sejak kuliah.” “Aku selalu tahu informasi hubunganmu, Sherry, dengan pesta-pesta mewahmu di rumah, dimana hanya ada laki-laki kaya saja yang mendekatimu. Aku yakin salah satu dari mereka punya hubungan denganmu, jadi itulah kenapa kau sangat sedih dan berat saat melangkah masuk gereja untuk menikah dengan pria bernama Eric Bryson ini.” “Sebenarnya apa maumu? Aku sudah menikahimu, kenapa terus saja membahas masa lalu? Aku tidak pernah membencimu, pesta-pesta itu hanya penggalangan dana untuk amal, bukan pesta yang kau pikirkan!” “Ayahmu selalu menolakku masuk sekalipun kita satu sekolah, padahal aku juga ingin mengunjungimu, melihatmu dari dekat. Di sekolah, di rumah, seorang Eric Bryson selalu tidak bisa menemui Nona Sherry Saunders.” “Ayahku hanya bersikap protektif, tolong maafkan dia.” “Tentu-tentu, dia takut menculik kesucian gadisnya, lalu kuajak teman-temanku menikmatimu.” “Iya! Kau itu berbahaya!” “Dan sampai sekarang pun kesanmu padaku tidak berubah. Matamu terlihat jijik melihatku. Masih sama seperti saat kau melihatku di tempat kumuh itu. Tentu saja kau jijik melihat ibuku bermesraan dengan pria-pria tua demi uang. Tidak pantas dilihat oleh seorang Nona Muda Saunders.” “Aku tidak begitu, sungguh.” “Kau seharusnya bersyukur tidak berakhir menjadi p*****r disana. Aku tidak ada kewajiban menikahimu, tapi aku menikahimu, pikirkan itu!” “Eric, aku bersumpah, aku tidak membencimu.” Eric mendekatinya lagi, namun reaksi Sherry malah mundur. Wanita ini merasa menjauh dari sosok Eric sudah menjadi kebiasaan, sehingga itu spontan dilakukan. Lagipula sejak dahulu, dia hanya mengenal Eric merupakan pembawa malapetaka, pemain wanita, pembuat onar, pembalap liar, seekor singa yang sudah seharusnya dijauhi jika tidak ingin terluka. Sambil tersenyum penuh kekecewaan, Eric menyambar lengan Sherry. Kemudian menciumnya paksa. Dia yang sudah terbuai oleh kecantikannya, kini hanyut dalam manis bibirnya. Sherry mendorong d**a Eric. Dia hampir ikut tergoda karena ciuman panas itu. Namun ia bersyukur masih bisa berpikir jernih sekarang. Selama ini yang ia inginkan adalah dicintai oleh seorang pria yang tulus kepadanya, bukan seorang pria yang begitu nafsu ingin menidurinya sejak dahulu. Benar, dia bukan membenci Eric, dia hanya risih pada sikapnya, orang yang tidak tahu makna sebuah cinta. “Maafkan aku, aku tidak siap,” ucap wanita ini berpaling. Wajahnya memerah padam, jantungnya berdebar-debar. Dia yakin ini reaksi yang wajar akibat perlakuan barusan. Eric malah tertawa meledek. “Katakan itu pada tubuhmu, Mrs. Bryson.” Ia segera pergi ke dalam sambil melepaskan jasnya, “aku masih bisa menahan diri malam ini, tapi kuingatkan padamu, aku tidak menikahi wanita cantik tapi tidak kutidur.” Sherry merasa kalau lelaki itu dipenuhi amarah dan gairah sekaligus. Dia sudah bersikap jujur tidak pernah membencinya. Taoi dia yakin kalau rumah tangganya akan menjadi neraka karena bersama orang tak kenal cinta sepertinya. “Eric ...” Eric berteriak, “Lebih baik buatkan aku makan siang sekarang!” *****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

A Secret Proposal

read
376.2K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
145.8K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
112.2K
bc

Mrs. Rivera

read
45.2K
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.0K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook