bc

Kaina (Touch My Heart)

book_age16+
787
FOLLOW
3.0K
READ
playboy
badboy
goodgirl
tragedy
sweet
campus
highschool
first love
spiritual
love at the first sight
like
intro-logo
Blurb

Kaina masih terjebak dalam masa lalunya. Dia dibayangi kegelapan setiap ingin melangkah. Karena itu, dia memilih untuk menjauhi semua orang.

Perjumpaan dengan Arion mengubah pendirian Kaina. Dia mulai tahu bahwa banyak warna kehidupan yang dapat dinikmati. Sayangnya, Arion selalu mengingatkan pada masa lalu yang ingin dilupakan Kaina.

Meski berusaha untuk lepas dari Arion, hati Kaina tetap sulit dikendalikan. Nama Arion sudah terukir di sana. Kaina bimbang, bolehkah dia menyukai seseorang seperti Arion?

Cover by: Lina Rahayu

Edited by: Canva

chap-preview
Free preview
Prolog: Pangeran Hati
“Kaina!” Sebuah teriakan mengalihkan perhatian seorang gadis berjilbab yang sedang asyik berbincang. Dia mengerutkan kening saat melihat cowok paling keren di sekolah merentangkan tangan ke arahnya. Mata cewek berjilbab membola ketika menyadari si cowok bermaksud untuk memeluk. Dia terlalu syok untuk menghindar. Beruntung ada yang menghalangi. Cowok itu berhenti tepat di hadapannya. “Kamu mau ngapain?” protes cewek yang mendorong bahu si cowok dengan keras. “Eh, gue cuma mau ngucapin makasih aja, kok,” ujar Arion, si cowok dengan rambut yang sudah kelewat panjang untuk ukuran anak SMA. “Tapi enggak harus pakai teriak gitu, dong. Apa lagi sampai mau meluk. Kamu pikir Kaina mau dipeluk?” Arion menyengir. Dia memerhatikan Kaina yang berusaha menahan senyum. Cewek itu meliriknya sebentar, tapi langsung berpaling saat Arion malah tersenyum lebar. “Sori ya, Kai. Gue senang banget, soalnya gue lulus dengan nilai kece berkat loe. Thank’s, Kaina.” Kaina mengangkat wajah dan mencoba untuk membalas senyum Arion yang selalu memikat siapa pun. Penghuni SMA Haruna tahu jika Arion adalah pangeran baik hati yang suka menabur pesona. Ya ... meskipun dia juga terkenal karena kelakuannya yang kelewat bebas. Seperti kebanyakan pemudi, para siswi lebih menyukai badboy ketimbang anak rapi yang berprestasi. Padahal, apa sih bagusnya menjadi cowok yang hobi bergonta ganti pacar? Atau suka melanggar aturan dan bangga saat dihukum? Meskipun begitu, badboy tampak lebih memesona. Dengan seragam yang tidak pernah dimasukkan. Sepatu yang dipijak di bagian belakang. Juga penampilan yang tidak biasa. Rambut panjang yang bahkan terkadang diwarnai. Kalian suka badboy juga? “Kamu yang sudah berusaha. Aku hanya sedikit membantu,” ujar Kaina. Dia mencoba menormalkan suara, meski dadanya berdetak keras. Dia tahu tidak baik terpesona dengan lawan jenis, apa lagi yang seperti Arion. Terlalu berisiko dan dia seharusnya sadar lebih awal. “Itu sih karena loe pintar ngajar. Gue belum pernah ngerasain belajar itu asyik, seasyik loe ngajar gue. Kayaknya gue harus traktir loe, deh. Mau, ya?” “Enggak perlu. Aku melakukan itu karena guru yang meminta. Kamu sudah berterima kasih pada guru kita?” “Ya, ampun, Kaina. Mereka itu kan dibayar buat ngajar kita, jadi wajar kalau mereka ngasih jasa ke kita. Kenapa juga kita harus ngucapin makasih.” “Kamu enggak boleh begitu, dong. Biar bagaimanapun mereka itu sudah mengajarkan banyak hal baru pada kita.” “Iya, deh. Entar gue say thank’s sama mereka. Sekarang gue mau ikutan pawai dulu. Loe ikut juga, kan?” Kaina menggeleng. “Aku ada kerjaan.” Arion mendengkus. “Ini kan hari kelulusan kita. Harusnya loe senang-senang. Gue dengar, loe dapat beasiswa penuh dari kampus kita. Selamat, ya.” “Makasih,” timpal Kaina singkat. “Jadi, kapan gue bisa traktir loe?” “Aku sudah bilang kalau itu enggak perlu,” kata Kaina berkeras. “Ayolah, gue kan cuma ngajak makan, bukan ngajak jadian.” Arion mengedipkan sebelah mata. Kaina menatap takjub untuk sesaat, tetapi lantas tersadar. Gadis itu berdeham dan beristigfar dalam hati. “Sebaiknya enggak. Kamu yang rajin belajarnya, biar aku enggak perlu ngajarin kamu lagi. Aku pergi dulu. Assalamualaikum.” Mata Arion masih terpaku pada sosok Kaina yang menjauh. Entah kenapa dia merasa sedikit kecewa dengan penolakan gadis berjilbab itu. Mungkin karena selama ini dia yang selalu dikejar oleh lawan jenis, bukan sebaliknya. “Cewek model begitu enggak bakal mungkin mau sama loe, Bos.” Arion menoleh dan menatap tiga teman setianya. “Memang siapa yang mau sama dia?” tanya Arion pongah. Dia berjalan cepat meninggalkan para pengikutnya. Pemuda itu masih bisa merasakan rasa tidak nyaman dalam hati. Namun, dia menepis dengan cepat. Senyum Arion mengembang ketika sekumpulan gadis meneriakkan namanya. Dia melambaikan tangan bak artis papan atas yang sedang menyapa para penggemar mereka. Seketika, kegundahannya tergantikan dengan kebahagiaan. Inilah gue, Arion. Sang penakluk kaum hawa. *** “Kamu masih suka sama Arion, Kai?” Dara, yang duduk di samping Kaina memecahkan keheningan. Gadis yang ditanya menoleh. Dia menelan ludah. “Aku ....” “Aku enggak pernah tegur karena aku yakin hati kamu cukup kuat, tapi kayaknya enggak gitu. Arion cuma terlihat sempurna. Kamu tahu, kan?” Kaina menunduk. Dia sadar betul jika tidak boleh memikirkan Arion. Namun, hati kecilnya selalu berkhianat. Sejak bertemu Arion pertama kali, dia sudah mengagumi cowok itu. Bukan karena ketampanan ataupun kepopulerannya, tapi hal lain yang lebih mengesankan. *** Seperti hari-hari biasa, Kaina tetap mengantar kue pesanan dengan menggunakan sepeda. Dia mengayuh sepeda penuh semangat menuju sebuah toko langganan bibinya. Hari ini dia pergi sendiri karena Dara sedang demam. Langit siang sedikit membakar kulit putih Kaina. Meski sudah menggunakan setelah kaos dan celana panjang, tetap saja terik matahari masih terasa menyengat. Si gadis berjilbab menyeka keringat di kening. Matanya menyipit saat menatap mentari dari celah tangan. “Awas!” Seseorang berteriak. Kaina yang sedang tidak berkonsentrasi sangat terkejut. Beruntung dia masih bisa mengendalikan sepedanya, sehingga semua roti tidak terjatuh. Belum sempat menenangkan diri, dia kembali dikejutkan dengan kedatangan sekelompok remaja berseragam SMP. Apa yang membuat mata Kaina membola adalah bukan keramaian di sekelilingnya, tetapi perbuatan siswa-siswa berseragam. Mereka terlibat tawuran yang sengit. Beberapa remaja membawa kayu yang digunakan untuk memukuli lawan. Kaina menatap ngeri kejadian itu. Dia tidak bisa menggerakkan kakinya. Semua berjalan lebih lambat. Kaina seakan tersedot ke masa lalu kelam yang selalu membuatnya ketakutan. Dia menunduk dengan cepat ketika melihat sebuah kayu yang mengarah padanya. Kedua tangan gadis itu menyilang di atas kepala. Namun, dia tidak merasakan apa pun. “Loe enggak apa-apa?” Kaina merasakan sebuah sentuhan di lengannya, tetapi dia tetap bertahan di posisi. Dia terlalu takut untuk melihat kejadian di sekeliling. “Enggak usah takut. Ada gue. Gue bakal ngelindungi loe.” Suara yang terdengar sangat dekat itu begitu menenangkan. Dia menyingkirkan tangan pelan-pelan dan melihat siapa yang sedang berbicara. Sebuah senyum manis dari seorang pemuda menyambut Kaina terpaku untuk beberapa waktu. Begitu menyadari kelakuannya, Kaina menjauh dari pemuda itu. Wajah gadis itu masih sepucat tembok. Meski begitu dia berusaha menyembunyikan. Matanya melirik nama yang berada di d**a baju sang pemuda. Arion. “Loe baik-baik saja, kan?” tanya Arion. Bukannya menjawab, Kaina melihat keadaan di sekitar yang sudah sepi. Ke mana perginya semua orang? “Sudah pada bubar. Bosnya sudah datang.” Arion menepuk d**a dengan bangga. “Kamu ... ikut tawuran?” Kaina bertanya dengan suara bergetar. “Sudah biasa. Loe benaran enggak apa-apa, kan?” Ingin rasanya menjawab kalau dia baik-baik saja. Namun, dia sendiri bisa merasakan kalau tubuhnya kini bergetar. Dia menelan ludah berkali-kali. Jantung gadis itu berdetak sangat cepat, sampai-sampai seperti akan meledak. Tenang, Kai. Kamu baik-baik saja. Enggak ada yang perlu kamu takuti. Kamu kuat dan hebat. Kamu bisa melalui semuanya. Sayang, kata-kata penenang yang diucapkan Kaina dalam hati sama sekali tidak membantu. Tubuh si gadis masih bergetar. Sekarang bahkan air mata sudah membasahi kedua pipi. Dia menatap kosong pemuda di hadapannya. Pemuda yang mulai bingung karena sikap aneh cewek itu. “Loe kenapa?” Arion mengguncang tubuh Kaina yang sudah basah keringat. “Dengerin gue. Loe enggak kenapa-kenapa. Ada gue yang bakal jaga loe dari orang-orang jahat. Gue tahu kalau loe cewek yang kuat. Loe enggak takut apa-apa. Loe pemberani. Loe harus percaya sama diri loe sendiri.” Kaina tidak tahu pasti apa yang membuatnya tenang. Perkataan pemuda itu atau senyum lebarnya yang sangat menawan. Yang pasti, dia langsung bisa menguasai diri dan tenang. Arion memberikan sebuah sapu tangan. “Loe bakal baik-baik saja. Percaya sama gue,” ucap Arion, masih dengan senyum. “Gue antar loe pulang, ya.” Pertemuan pertama yang mengesankan bagi Kaina. Dia selalu berusaha mencari tahu tentang sosok Arion. Baginya, Arion bukan sekadar penolong yang melindungi, tetapi juga sosok yang membuat gadis itu menjadi kuat dan berani. Ketika akhirnya bisa berjumpa kembali dengan Arion, Kaina kecewa. Pemuda itu tidak mengingat Kaina sama sekali. Seolah apa yang terjadi di antara mereka bukanlah kenangan berharga bagi Arion. Walaupun begitu, Kaina sadar jika Arion sosok yang tidak mudah digapai. Pemuda populer yang memiliki segalanya. Para siswi di sekolah menyebut Arion pangeran impian. Mereka rela melakukan apa saja, asal cowok itu mau mendekat. *** “Aku benar-benar ingin melupakan semua ini, Ra,” bisik Kaina. “Allah pasti tidak akan suka kalau aku terus-terusan memikirkan pemuda itu. Bantu aku untuk lepas dari Arion. Bisa?” “Semua tergantung sama kamu, Kai. Kuatkan niat. Insya Allah, Allah akan memudahkan. Belum saatnya kita memikirkan lawan jenis. Setidaknya untuk sekarang. Jadi, kita fokus saja belajar.” Kaina mengangguk. Dia berjanji dalam hati untuk tidak memikirkan Arion lagi. Siapa sangka jika Arion yang akan menjadi cobaan terbesar masa mudanya. Sekali lagi, dia harus meneguhkan pendirian dan memutuskan jalan terbaik. Semua karena seorang Arion. Badboy sekaligus playboy yang diidamkan oleh setiap gadis di sekolahnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.2K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.1K
bc

My Boss And His Past (Indonesia)

read
236.6K
bc

Akara's Love Story

read
258.3K
bc

The Prince Meet The Princess

read
181.7K
bc

Fake Marriage

read
8.4K
bc

Because Alana ( 21+)

read
360.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook