bc

Mr. Superstar & Miss CEO

book_age18+
3.6K
FOLLOW
51.2K
READ
billionaire
love-triangle
second chance
arranged marriage
arrogant
confident
CEO
billionairess
drama
actor
like
intro-logo
Blurb

Gavin sang aktor internasional yang sedang berlibur merasa diikuti oleh seorang wanita yang ia yakini adalah fans fanatiknya. Gavin bahkan berpikir bahwa wanita itu rela bekerja sebagai pembantu di villa yang letaknya bersampingan dengan villa yang Gavin sewa selama liburan.

Tanpa Gavin ketahui, wanita bernama Tasya itu ternyata seorang CEO perusahaan fashion di London sekaligus pewaris tunggal perusahaan industri ternama di Indonesia.

Hari demi hari yang mereka lalui selama bertetangga di villa itu diam-diam menumbuhkan rasa cinta di antara keduanya. Namun karena Gavin mengira bahwa Tasya adalah fans sekaligus pembantu, ia memilih untuk pergi dari kehidupan Tasya karena merasa derajat mereka yang jauh berbeda.

Beberapa bulan kemudian, Gavin pulang ke Indonesia untuk menghadiri pertunangan Diego, kakaknya. Mata Gavin terbelalak saat melihat tunangan Diego.

Bagaimana bisa Diego bertunangan dengan si pembantu itu? Lantas bagaimana kisah cinta antara Gavin dan Tasya setelah Gavin tahu siapa Tasya yang sebenarnya?

chap-preview
Free preview
Bab 1 - Let's Begin the Holiday!
Gavin tersenyum setelah menyelesaikan syuting dihari terakhirnya. Ia begitu puas dengan semua pekerjaan yang menghantarkannya pada puncak popularitas. Kini ia menjadi aktor papan atas yang selalu menjadi pusat perhatian setiap orang.  Tidak sia-sia ia berkerja keras selama ini. Dikejar-kejar oleh fans? Tentu saja iya. Kemanapun ia pergi, fans selalu mengerumuninya, ke tempat terkecil sekalipun fans itu tetap ada bagaikan penguntit di siang bolong.  Bagaimana tidak? Gavin Dirga Wijaya, seorang aktor tingkat internasional berumur 26 tahun ini memiliki paras yang begitu menarik dimata wanita, rahangnya yang tajam dan seksi, ditambah dengan mata setajam elang, hidung mancung menawan, bibir penuh dan tidak lupa ditambah dengan potongan rambut yang pas membuatnya memiliki pesona luar biasa terutama dimata fans-fans wanita.  Setiap fans diluar sana pasti sangat ingin bertemu bahkan menjadi kekasih Gavin, tak jarang fansnya mengajaknya menikah. Hal itu membuat Gavin geleng-geleng kepala. 'Hah! Yang benar saja, aku ini terlalu sempurna untuk orang-orang seperti mereka,' pikir Gavin. Tibalah saat yang Gavin tunggu-tunggu, berlibur untuk pertama kalinya setelah sekian tahun bekerja. Gavin memilih untuk pulang ke Indonesia dan berlibur di Bali karena selama ini ia tinggal di Amerika.  Namun saat ini, Gavin sedang berada di London karena harus syuting dibeberapa tempat yang ada di London. “Ingat ya, kali ini pastikan gak ada fans yang buntutin gue lagi! This is my first holiday and I’ve waiting for this moment all the time. Jangan sampai loe teledor lagi dan ngancurin liburan gue!” kata Gavin pada manager sekaligus sahabatnya, Rey. Rey menghela nafas dan menjawab, “Semuanya udah gue atur, bodyguard yang bakalan stay sama loe juga udah ditambahin biar lebih aman. Sekarang masalahnya, pesawat pribadi loe itu sedang bermasalah dan kemungkinan bakalan lama buat benerinnya.” Gavin melotot. “Kok loe baru kasi tau sekarang? Ini tinggal berapa jam lagi buat gue berangkat? Gue gak mau waktu liburan gue berkurang gara-gara masalah sepele. Sekarang loe cari pesawat yang sama kayak punya gue itu atau kalo ada yang lebih mewah, beli aja sekalian! Apapun yang terjadi, gue mau liburan sekarang dan gak boleh ditunda sedetikpun!” “Gue tau Gav, tanpa loe suruh juga udah gue lakuin. Tapi gak ada satupun perusahaan yang bisa jual pesawat sekarang apalagi waktunya tinggal beberapa jam. Paling cepat besok pagi kalo loe mau. Gimana?” “What? Apa gak bisa lebih cepat? Sumpah ini ngancurin ekspetasi gue aja. Belum berangkat udah kacau! Sekarang loe pikirin gimana caranya supaya gue bisa berangkat on time sesuai dengan rencana awal!” Rey berpikir sejenak. Ia tahu caranya, hanya saja ini bukan ide yang bagus, tapi tidak ada salahnya untuk disampaikan pada Gavin. “Menurut gue, satu-satunya cara supaya loe bisa pergi on time, ya ikut aja penerbangan pesawat biasa. Gue udah cek schedule-nya juga dan loe sama bodyguard loe bisa ikut itu. Tapi loe tahu sendiri resikonya apa kan? Fans loe itu. Sebenarnya gue udah capek mikirinnya, tapi untuk kali ini, gue rasa dengan bodyguard tambahan, semuanya bakalan baik-baik aja. Gimana? Loe mau?” Gavin tampak berpikir sejenak. Ia tahu betul betapa antusiasnya fans-fans itu ketika melihatnya. Namun ia benar-benar tidak sabar lagi untuk menikmati liburan yang sudah lama ia dambakan. Apalagi liburannya itu hanya satu bulan. Ia bahkan sudah menyewa villa mewah di sana.  Ia menarik nafas, menghembuskannya dengan berat, kemudian berkata pada Rey, “Gue sebenarnya gak mau. Loe tahu sendiri kalo gue paling anti naik pesawat umum yang bakal mengekspos gue. Tapi otak gue udah benar-benar mumet. Gue pengen cepat liburan. Jadi, ya udah, loe urusin aja tu tiket pesawat dan pastiin gue benar-benar aman nanti atau liburan loe sama cewek loe itu bakalan terancam”. Rey meringis mendengar perkataan Gavin. Ia kali ini tidak ikut liburan dengan Gavin karena sudah berjanji pada pacarnya untuk liburan bersama. Ia kemudian memesan tiket pesawat itu dan mengarahkan para bodyguard agar nantinya bekerja dengan baik selama mengikuti Gavin. “Semua udah beres. Jam 2 loe tinggal berangkat sama bodyguard. Semua perlengkapan loe juga udah gue siapin. Loe tinggal berangkat aja. Gue pergi dulu, loe hati-hati selama di sana,” ujar Rey. “Oke deh bro. Thanks ya. Hopefully, semua berjalan dengan lancar supaya liburan loe juga lancar” jawab Gavin sambil tersenyum. Ia berharap semua berjalan sesuai kemauannya dan semoga tidak ada gangguan apapun, terutama gangguan dari fans-fansnya itu.   *** “Loe kenapa sih Sya? Bentar lagi berangkat liburan, bukannya senang, malah galau gitu muka loe?” kata Sophie heran karena melihat tingkah Tasya, bos sekaligus sahabatnya dari kuliah. “Huft, deg-degan aja Sop. Semoga semua kerjaan tetap lancar selama gue tinggalin ya,” jawab Tasya sambil tersenyum tipis pada asisten sekaligus sahabatnya itu. “Ya elah, loe tenang aja, semua pasti baik-baik aja kok. Karena project kita yang satu itu udah kelar, jadi gak ada lagi yang perlu dikejar. Paling yang harus kita pikirin sekarang rancangan baju-baju  untuk kompetisi fashion selanjutnya dan itu pun masih 6 bulanan. Loe bisa liburan sambil nyari ide buat kerjaan kita itu kalo loe mau. Hehe,” ujar Sophie mengingatkan. “Intinya sekarang, loe harus berlibur Sya. Jangan kerja terus. Otak loe butuh refreshing setelah bertahun-tahun loe pake,” lanjutnya. Tasya memejamkan matanya sejenak. Ia harus tenang dan berusaha untuk benar-benar menikmati liburan. Sejak kuliah hingga saat ini, ia tak pernah memanjakan dirinya untuk refreshing. Ia selalu bekerja keras untuk mengejar cita-citanya dan beginilah ia sekarang. Tasya Tessalika Adinata, seorang wanita karir berusia 24 tahun yang sukses mendirikan perusahaan fashion di London dan menjabat sebagai CEO diperusahaannya itu. Sungguh luar biasa dengan usia yang masih muda, ia bisa sesukses itu.  Butuh perjuangan dan melewati perjalanan panjang untuk Tasya agar sampai pada tahap ini. Terlebih lagi, ayahnya mewariskan perusahaan industri ternama di Indonesia yang selama ini masih dipegang oleh ayahnya itu padanya karena ia adalah anak semata wayang dalam keluarga Adinata.  Hal itu menyebabkan ayahnya ingin agar Tasya kuliah dibidang yang sesuai dengan perindustrian agar ia dapat meneruskan usaha ayahnya dan menjadi CEO yang baik untuk perusahaan ayahnya. Namun, berkat kegigihannya, Tasya berhasil meyakinkan ayahnya agar dia dapat kuliah dibidang fashion, bahkan ayah dan ibunya sekarang bangga padanya karena berhasil mendirikan perusahaan sendiri. Satu hal yang berbeda dari seorang yang bernama Tasya ini. Ia berpegang teguh pada prinsipnya untuk tampil sesederhana mungkin di depan umum.  Baik dari segi penampilan, maupun barang-barang yang ia miliki. Jarang sekali ia membeli barang-barang bermerk jika tidak diperlukan.  Ia menampilkan sisi fashionable-nya di depan orang hanya dalam keadaan terdesak saja. Jika dilihat dari penampilannya, hampir tak dapat dipercaya bahwa ia adalah CEO dari perusahaan fashion yang mulai terkenal di London itu.  Bukan tanpa alasan ia bersikap seperti ini, satu tujuan Tasya. Ia ingin menemukan seseorang yang tulus mencintainya tanpa memandang kekayaan yang dimilikinya. Well, sekarang yang harus ia lakukan adalah menenangkan pikirannya ini. Benar kata Sophie, ia harus mengistirahatkan otaknya sejenak dari segala sesuatu yang menyangkut tentang pekerjaannya. Ia akan berlibur ke Bali, tepatnya ke villa yang 2 tahun lalu ia beli.  Kali ini ia akan tinggal lebih lama di villanya itu karena sebelumnya hanya satu atau dua hari saja ia dapat tinggal di situ dan harus balik lagi ke London untuk bekerja. Ia kemudian menatap dan memegang kedua bahu Sophie lalu berkata, “Thanks ya Sop. Benar kata loe, gue harus refreshing dan menikmati hasil kerja keras gue selama ini. Gue percayakan semua yang ada di sini sama loe selama gue tinggal ya. Jangan lupa kabari gue kalo ada apa-apa” “Iya nyonya. Pokoknya loe jangan khawatir deh. Mending sekarang loe siap-siap. Barang-barang loe semua udah di dalam mobil dan supir loe udah nungguin dari tadi. Loe tinggal cus, jangan galau lagi dan please cari calon suami ya di sana, loe harus cepat nikah Sya biar ada yang jagain loe,” ujar Sophie sambil tersenyum sumingrah membayangkan sahabat tercintanya ini memiliki suami. “Itu aja yang ada di dalam otak loe Sop. Kayak loe udah punya calon aja!” balas Tasya sambil menatap sinis pada Sophie. “Ya kali-kali aja loe nemu cowok ganteng yang memikat hati loe di sana Sya. Lumayan kan, rezeki jangan loe tolak. Loe harus belajar buka hati loe buat cowok-cowok di luar sana” jawab Sophie sambil melipat kedua tangannya di depan d**a dan memandang Tasya penuh keyakinan. “Ya, ya. Terserah loe aja deh, asal loe senang. Sekarang gue mau pergi dulu. Ingat semua pesan gue, kalau ada apa-apa, cepat hubungin gue,” kata Tasya sambil mengambil dan memakai tas selempangnya, bersiap-siap menuju mobilnya. “Gue udah hapal semua pesan loe. Pokoknya nikmatin aja liburan perdana loe ini. Hati-hati di jalan, jangan lupa kalo udah sampai, kabarin gue. Kalo loe nemu cowok ganteng di sana, kabarin gue juga. Mana tau tu cowok rezeki gue kan ya?” canda Sophie sambil berjalan di samping sahabatnya itu. Tasya tak menjawab. Ia hanya tersenyum penuh paksaan pada Sophie. Sahabatnya itu, kalau urusan cowok ganteng pasti tidak mau ketinggalan. Tasya masuk ke dalam mobil. Ia duduk di bangku penumpang samping supirnya dan memasang sabuk pengaman. Ia kemudian menoleh ke arah Sophie lagi dan berkata sambil melambaikan tangannya, “Gue pergi ya. Loe juga hati-hati di sini. Bye bye Sop” Sophie tersenyum mendengarnya. “Bye.. Bye.. Sya. Take care ya” ujarnya sambil melambaikan tangannya ke arah Tasya. Mobil yang Tasya kendaraipun mulai berjalan menuju ke bandara. Tasya mulai memantapkan hatinya untuk bersenang-senang saat liburan ini berlangsung. Tasyapun berkata dalam hatinya, ‘Okay, let’s begin the holiday and enjoy it’.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MANTAN TERINDAH

read
6.9K
bc

His Secret : LTP S3

read
647.3K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.3K
bc

Everything

read
278.0K
bc

Bastard My Ex Husband

read
383.0K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.9K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
53.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook