bc

a simple thing [ BAHASA INDONESIA ]

book_age18+
653
FOLLOW
2.3K
READ
sex
family
love after marriage
friends to lovers
goodgirl
drama
sweet
bxg
brilliant
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Nizar adalah pria dewasa berusia 35 tahun, setelah kepergian tunangannya secara misterius. Ia tidak lagi mengenal dan percaya apa yang dinamakan CINTA.

Hingga suatu hari, Nizar dipertemukan oleh gadis muda cantik berhati lembut bernama Via, pertemuan yang tidak sengaja bagi mereka. Namun dapat membuat Nizar kembali merasakan CINTA.

°°

EPISODE UPDATE SETIAP HARI YA ;)

Tokoh dalam Cerita :

Nizar Askara Mahendra

Levia Putri Samantha

chap-preview
Free preview
PART 1
•• Nizar Askara Mahendra Ya.. Lelaki tampan dan mapan. Nizar adalah seorang Manager di sebuah perusahaan ternama di Jakarta, Perusahaan yang dimiliki oleh Ayah kandungnya, Setiawan Mahendra. Namun sikap angkuh dan dinginnya tak pernah luput dari lelaki itu, lelaki yang tak pernah menaruh hati kepada wanita-wanita di luar sana. Bukan tanpa sebab, Ia pernah sangat kecewa oleh seorang wanita yang Ia sebut "tunangan". Bagaimana tidak kecewa..? wanita yang Ia sebut kekasihnya dan sudah resmi menjadi tunangannya itu pergi secara tiba-tiba meninggalkan dirinya tanpa suatu alasan pasti. •• one day at Mahendra Corporate.. Seperti biasa, Nizar selalu datang tepat waktu di kantornya, Ya.. sekalipun kantor itu adalah milik ayahnya, namun tak terlintas sedikit pun untuk bersikap dan berlagak seperti Bos. Nizar memasuki lobby perusahaan, Ia berjalan dengan gagah dan tegap, semua wanita yang berada di lobby pun memandang dengan penuh "minat" kepadanya. Bukan tak sadar akan hal itu, hanya saja bagi Nizar tatapan wanita-wanita itu seperti wanita di klub malam yang siap untuk dibawa ke dalam kamar hotel dan melakukan One Night Stand. TIING! Pintu Lift terbuka.. Nizar masuk ke dalam lift, Ia langsung menghembuskan nafas kasar dan menggelengkan kepalanya, menyadari sikap para wanita itu. Sesampainya di ruang kerjanya Nizar langsung menyandarkan tubuh di kursi kebesarannya. Ia memejamkan matanya sejenak, menarik nafas dalam, lalu membuangnya perlahan. Dan Ia membuka matanya kembali, bersiap untuk memulai pekerjaannya hari ini. Sekalipun hanya seorang manager, Nizar mendapatkan kepercayaan dan tugas lebih di perusahaan, tak jarang Ia harus menggantikan posisi Ayahnya untuk memimpin rapat dengan para Direksi. Baru saja Nizar fokus sesaat dengan pekerjaanya.. TOKK TOKK... " Masuk..!" Seorang wanita muda membuk pintu dan sedikit membungkuk tanda memberi salam sebelum Ia melangkah masuk ke dalam ruangan Nizar. " Selamat Pagi Pak, Ada beberapa berkas yang harus Bapak tandatangani.." - Ucap Delia sembari menyodorkan beberapa map ke atas meja Nizar. Delia adalah sekretaris pribadi Nizar. " Oke, nanti saya kabari jika semua sudah saya cek dan tandatangani.." - Nizar berkata dengan nada tegas dan dingin. " Baik Pak, kalau begitu saya permisi.." Nizar hanya mengangguk tanda setuju. Saat beberapa lagi langkah sang sekretaris menuju pintu, Nizar menginterupsinya. " Delia..!" Sontak membuat Delia berbalik dan.. " Ya Pak..? ada yang bisa saya bantu..?" Nizar bangkit dari duduknya dan melangkah mendekati wanita itu. Seketika jantung Delia terasa gugup, melihat Bos nya yang kini berjalan mendekat dan mengikis jarak antara mereka. Nizar berhenti hanya berjarak satu langkah di depan Delia, Pria itu menatap Delia dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Delia hanya dapat menahan nafas dengan debaran jantung yang tak biasa, bagaimana jantungnya bisa normal saat Lelaki tampan seperti Nizar kini berdiri tepat dihadapannya. " Del..? Hello....?!!" - Nizar mencoba membuyarkan lamunan Delia dan melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Delia. " Eh.. I...Iya Pak? Gimana?.." " Kamu saya ajak bicara kok malah melamun??" " Ehm... Maa..Maaf Pak, saya kurang konsen. Tadi Bapak bilang apa ya..?." - Delia berkata dengan terbata. " Tolong buatin saya cokelat panas, taruh saja di meja saya, saya mau ke Ruangan Pak Hadi.." " Oh.. I..Iya Pak, siap.." Nizar hanya menggelengkan kepalanya dan berjalan melewati Delia lalu keluar dari ruangannya. Delia yang melihat Nizar sudah berlalu, langsung memegang dadanya yang terasa sesak. " Ya Tuhan.. Pagi-pagi udah dibikin sakit jantung sama si Bos.. Deg-degan banget gue...!" - gumamnya. Delia pun segera bergegas keluar dari ruangan Nizar dan menuju pantry. •• •• Waktu menunjukkan pukul 17.15 Sebagian karyawan kantor di perusahannya sudah pulang, Nizar masih serius menatap layar pipih kotak dihadapannya. Selesai memimpin rapat dengan bagian keuangan tadi, Ia tak bergeming dari kursi kebesaran di ruang kerjanya. DRRTT..DRRTT... Getar ponsel di saku jas membuyarkan keseriusannya. Terdapat satu notifikasi pesan di layarnya. Message From Angga : " Zar, anak-anak ngajak kumpul di cafe bisa jam 6 sore ini ya.. wajib dateng! ada berita penting yang mau gue sampein.!" Dengan sigap Nizar membalas pesan tersebut. " OK.." Nizar pun menyudahi pekerjaannya, menutup layar laptopnya dan menyambar kunci mobilnya, bergegas menuju cafe tempat dimana Ia dan teman-temannya berkumpul. ~~••~~ Di Cafe - " Gimana si Nizar? bisa dateng gak dia?.." - tanya Rio salah seorang sahabat Angga dan Nizar. " Dia jawab OK, pasti dateng lah dia.." - Angga. Berselang 15 menit, Nizar pun sampai di cafe yang dituju, tak membutuhkan waktu lama baginya di perjalanan karena jarak kantornya dan cafe tersebut tidaklah jauh. " Tuh dia orangnya..." - Ucap Rio saat melihat Nizar yang baru memasuki Cafe. Rio melambaikan tangannya ke arah Nizar, Nizar yang melihat Rio mengangguk dan berjalan ke arah table kedua sahabatnya itu. " Katanya anak-anak, kok cuma lo berdua aja..? Yang lain..?" - tanya Nizar " Si Bastian tadinya mau dateng, tapi tiba-tiba adik nya ngeluh perutnya sakit, jadi mau nggak mau dia anter adik nya ke dokter. Kalau si Reza lembur dadakan..." - jelas Angga. " Lembur teruuussss..!! kaya enggak tuh anak..!" - sambung Rio. " Ya Bagus lah kalo dia punya dedikasi tinggi buat perusahaannya, kita dukung aja lah.. Ya nggak sih?.." - jawab Nizar. Angga dan Rio pun tertawa kecil dan mengangguk. " Lupa gue, kalo punya sahabat Manager Mahendra Corporate Ha..Ha..Ha.." - Ejek Rio kepada Nizar " Apaan sih lo...!" - Nizar tersenyum sinis mendengar ejekan sahabatnya itu. " Eh, apaan yang lo mau omongin? katanya ada yang penting..?" - tanya Rio penasaran. Nizar dan Rio pun menatap dengan raut wajah penasaran kepada Angga. " Hm.. Jadi gini... Emm.. gimana ya..- " " Ah lamaa lo! apaan sii..udah ngomong aja cepet!?" - Rio tampak tidak sabaran dengan apa yang ingin Angga katakan. " Hm.. gini.. minggu depan.. itu-... Em... minggu depan gue mau married.." ucap Angga ragu-ragu " Si Begoo emang!" Rio melayangkan toyolan di kepala Angga. " Lo tinggal ngomong mau married aja lama banget sih Ngga..!" - ucap Nizar yg tak kalah kesalnya. " Tau lo.. kelamaan ngomong gitu aja..." - sambung Rio. " He..He..He.. " - Angga hanya menimpali kekesalan sahabatnya dengan kekehan kecil. " Kapan lo married?" - tanya Nizar. " Besok Lusa..." - jawab Angga mantap. Rio yang mendengar ucapan Angga sontak tersedak minuman yang Ia minum. " Uhukk..Uhuk...." " Pelan-pelan woy kalo minum.." Angga menepuk-nepuk pelan pundak Rio. " Lo seriusan mau nikah lusa? Buru-buru banget??! Jangan-jangan...??-..." Rio urung melanjutkan pembicarannya. " Jangan - jangan apa...?" - Angga mulao curiga dengan mimik wajah jijik yang Rio tunjukkan. " Cewe lo hamil ? " - ucap Rio berbisik. " Ah.. Gila lo..! Ya nggak lah. Gila kali ya, nggak bro!!" " Lah, Ya kali kan..!" " Bokap cewe gue sakit, udah lumayan parah, beliau minta kita menikah secepatnya, beliau takut nggak sempet nyaksiin pernikahan kita kalau nanti-nanti.." " Oo...Gitu.." - Rio hanya ber-O ria. Beda dengan Nizar yang justru malah termenung mendengar pembicaraan kedua sahabatnya. " Zar..? Woy..? are you okay?" - tanya Angga. " Hah..? Hmm.. Gimana?.." - Nizar terlihat kikuk saat diketahui tengah melamun. " Zar, gue tau lo masih teringat dengan masa lalu yang pahit itu, but.. you have to move on! life must go on. Lo gak bisa terus terbayang-bayang sama masa lalu..." - Angga coba memberi pengertian kepada Nizar. " Gak semudah itu Ngga, gue udah terlanjur kasih semua dunia gue ke dia waktu itu, tapi kenapa dia pergi ninggalin gue tanpa alasan yang pasti. Jangankan kasih alasan, pamit juga nggak..." - Nizar menghembuskan nafas kasar. Rio dan Angga hanya saling pandang dan mengendikkan bahu. " simple sih Zar, kalo dia emang cinta dan sayang tulus waktu itu ke lo. Dia gak akan pergi gitu aja, apalagi kalian udah tunangan, dia udah jelas bikin malu keluarga besar lo dengan semua persiapan pernikahan lo yang batal karna dia ngilang gitu aja..." - ujar Rio. " Nggak tau lah gue, tapi gue ngerasa one day dia bakalan dateng lagi dan kasih semua penjelasan ke gue.." " it was 3 years Zar, enough! Nggak usah lo tungguin lagi dia. Lo mau jadi perjaka tua? " - Rio Nizar hanya menatap kosong ke luar jendela cafe.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Nona-ku Canduku

read
20.6K
bc

Alia

read
4.2K
bc

Mengandung Anak Tuan Arvind

read
23.8K
bc

OM JUAN

read
42.8K
bc

Best Partner

read
7.5K
bc

AFFAIR

read
7.7K
bc

Monochrome Romance

read
1.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook