bc

LOVE & SURPRISES Ketika Cinta Menemukan Takdirnya

book_age18+
917
FOLLOW
4.5K
READ
fated
others
goodgirl
confident
sweet
humorous
tortured
gorgeous
sacrifice
Neglected
like
intro-logo
Blurb

Saat terjebak hujan deras, Aura sengaja bersinggah di salah satu pos siskamling tak jauh dari kos-an. Dan saat yang bersamaan seorang laki-laki pun melakukan hal yang sama. Aura terkejut melihat pria itu adalah Adam, menager baru di tempat ia bekerja, yang tak lain adalah teman kuliahnya waktu itu.

Suara gemuruh yang begitu dahsyat, membuat Aura terkejut dan spontan memeluk laki-laki itu. Untuk beberapa saat keduanya terpaku. Di saat yang sama seseorang melihat adegan itu dan mengatakan kalau keduanya akan berbuat sesuatu.

Baik Aura dan Adam pun berusaha menjelaskan. Namun wanita itu tidak percaya, terlebih karena Adam adalah warga yang baru pindah ke daerah itu, dengan status duda beranak satu. Wanita yang salah paham itu pun semakin semangat untuk melaporkan keduanya meski suasana masih dalam keadaan hujan.

Akhirnya, suasana yang tegang itu memaksa keduanya untuk menikah. Mendengar kabar yang mendadak itu, orang tua Aura sangat kecewa, namun hal itu semakin menarik saat mereka tahu bahwa Aura menikah dengan manager bank di tempat kerja Aura.

Meski Aura mengambil berkah dari kejadian itu, dimana Adam memanglah pria yang sejak dulu menjadi sosok pria yang diidamkan, tetapi Adam adalah pria dingin yang sama sekali tidak menaruh perasaan apapun terhadapnya. Karena pria itu masih sangat mencintai Almarhum istrinya yang meninggal karena kecelakaan.

Hingga pada saat Direktur tempat mereka bekerja berganti, ialah Rois Anggara. Pria yang merupakan sahabat Aura sewaktu SMP dulu.

Rois yang telah lama tidak bertemu dengan Aura pun terpesona pada istri dari Adam. Dan mulai tertarik untuk mendekatinya, terlebih dengan rumor bahwa Adam, tidak pernah peduli dengan Aura. Kehadiran Rois menawarkan kehidupan yang lebih baik untuk Aura agar tidak menyia-nyiakan waktunya hidup dalam ketidak-jelasan.

Aura semakin bimbang. Akankah ia memilih bertahan dengan pria yang ia cintai atau justru menerima pria yang mencintainya.

chap-preview
Free preview
TERJEBAK
Aura Nur Ibrahim, gadis berusia 27 tahun itu, berlari tergopoh-gopoh mencari tempat perlindungan dari derasnya hujan, setelah pulang dari kantornya pada sebuah Bank swasta di daerahnya. Aura pun berhenti pada sebuah pos siskamling yang sebenarnya tidak jauh lagi dari tempat kos-annya.   “Ya Allah, mimpi aku semalam? Kenapa aku bisa ketemu lagi dengan Adam?” batinnya dalam hati setelah menjauh dari percikan air hujan itu, mengingat akan manager baru di tempat kerjanya itu.   Yah, tadi siang, di kantornya ia bertemu lagi dengan Adam, laki-laki yang dulu pernah menjadi idolanya di kampus. Tapi sayang, dari group sosmed yang ia ikuti mengabarkan, kalau pria itu sudah menikah beberapa tahun yang lalu. Dan sempat mendengar kabar, kalau kini pria itu sudah menduda setelah istrinya meninggal karena kecelakaan.   Hujan semakin deras saja, sedang cuaca pun semakin gelap. Tiba-tiba seorang pria juga turut berlindung di tempat yang sama. Dan saat mengamati, kembali Aura terkejut melihatnya.  Karena itu adalah managernya sendiri, Adam.   “Kamu tinggal di sekitar sini?” tiba-tiba Adam menegurnya.   “I-iya,” jawab Aura gugup. Ia berusaha untuk mengatur nafasnya yang tidak beraturan.   Hujan pun semkain deras, membuat keduanya berhimpitan agar tidak semakin basah terkena cipratan air hujan dari pinggir atap itu. Aura semakin gugup. Bagaimana tidak, pria yang dulu ia idolakan kini benar-benar di depan mata. Berteduh di tempat yang sama.   “Astaga, kenapa aku deg-degan begini?” batin gadis itu yang sesekali melirik ke arah Adam yang memang dari dulu terkesan cool.   Dduuaaarrrrrr Gemuruh tiba-tiba menggelegar, mengejutkan keduanya.   “Aaaaaghhh,” Aura yang terkejut spontan berteriak dan memeluk Adam. Satu, dua, tiga detik. Aura masih memeluk tubuh laki-laki proporsional di depannya itu.   “Petirnya sudah lewat. Bisa lepaskan aku?” tukas pria itu.   “Eh, maaf,” ujar Aura tertunduk. Ia semakin salah tingkah. Terlebih saat hujan memang sudah mulai reda. Tanpa kata dan kesepakatan, masing-masing ingin saling meninggalkan.   Akan tetapi, hal yang lain pun terjadi. Karena kecerobohan bercampur gugup, tidak sengaja Aura  menubruk pria itu lagi hingga keduanya serentak tersandung miring. Dimana posisi Aura seperti sedang berlutut di depan Adam. Nafas keduanya pun memburu.   Di saat yang sama, seorang wanita warga setempat melihat posisi itu menghentak keduanya.“Hei, apa yang kalian lakukan di tempat seperti ini?” teriaknya sambil memegangi payung.   “Eh, maaf, Bu. Kami tergelincir. Tidak sengaja,” Aura mencoba untuk angkat suara.   “Helleh alasan saja! Kalian pasti berniat untuk melakukan sesuatu. Apa kalian pacaran?” tanya wanita itu mulai mendekat. Aura semakin gugup melihat ke arah Adam untuk membantunya menjelaskan pada wanita itu.   “Bu-bukan, Bu. Kami sama sekali tidak pacaran. Ini sama sekali tidak seperti yang ibu duga,” Aura berusaha meyakinkan.   “Omong kosong,” hardik wanita itu dengan wajah kesal menatap ke arah Adam.   “Dia benar, Bu. Kami tidak melakukan apa-apa. Kami hanya berteduh di sini karena hujan,” Adam pun angkat suara dengan tenang.   “Iya, kalian memang ingin berteduh. Karena suasana sepi kalian mulai cari kesempatan, iya ‘kan?” tukas wanita yang lebih percaya dengan apa yang ia lihat.   Berhubung suasana hujan juga mulai reda, beberapa sepeda motor yang lalu lalang pun berhenti menanyakan pada ibu itu dengan apa yang terjadi. “Ada apa, Bu?” tanya orang yang berada di atas sepeda motor dengan pakaian pelindung hujan itu.   “Ini, Pak. Tadi saya mendapai mereka jelas-jelas lagi pelukan. Nih berduaan di sini, nih,” ujar wanita itu dengan sangat bersemangat. “Karena hanya saya sendiri yang lihat, mereka fikir saya bisa dikelabuhi. Ini pasti pasangan yag berencana mau bikin ulah nih di kampung ini. Kamu yang kos-annya diujung sana ‘kan?” tanya wanita itu ke arah Aura.   Gadis itu kalang kabut. “I-iya, Bu. Tapi jujur, kami sama sekali nggak lakuin apa-apa,” ujar Aura yang terlihat semakin panik. Sedang Adam masih berusaha untuk terlihat tenang menghadapi 2 orang itu.   “Kamu siapa? Kerja dimana?” tanya laki-laki yang masih mengenakan mantel itu ke arah Adam.   “Saya Adam, Pak. Kerja di bank itu,” ujar Adam menunjukkan tempat kerjanya yang tidak jauh dari lokasi tempat ia berdiri itu.   “Lha, perempuan ini ‘kan juga kerja di situ,” sahut ibu tadi. “Ouuh, berarti kalian memang sudah berencana. Kalian itu ‘kan satu tempat kerja? Emang nggak punya uang untuk sewa hotel? Kok mainnya malah di pos?” ledek wanita itu. “Sudah, Pak. Kita laporin saja keduanya ke Pak RT,” tandas wanita itu.   “Eh, jangan, Bu. Kami sudah jawab dengan jujur kalau kami nggak lakuin apa-apa. Saya mau pulang aja,” ujar Aura yang segera berusaha untuk menjauh.   Namun justru ia dihadang oleh laki-laki di atas kereta itu. “Eh, kamu tidak boleh pergi dulu. Kita belum selesai bahas ini secara baik-baik. Bagaimana kalau kita selesaikan ini secara damai?” bujuk pria dengan mantel itu.   “Apa maksudnya, Pak?” tanya Adam.   “Begini saja, kalian kasih kami uang agar masalah ini tidak semakin panjang. Tidak banyak kok. 2 juta saja. Dan kami akan anggap masalah ini selesai. Bagaimana?”  pria yang turun di atas motor itu meminta persetujuan untuk tawarannya.   “Apa? 2 juta? Tapi saya nggak punya uang sebanyak itu,” lirih suara Aura menanggapi. Kemudian, mataya pun beralih ke arah Adam. Berharap laki-laki itu punya uang yang lebih. “Dam, kamu setuju? Aku nggak mau dituduh dengan hal yang aneh-aneh,” Aura memelas.   “Hm,” Adam tampak cuek mendengar pernyataan yang ia dengar. “Kenapa aku harus membayar kalau memang aku tidak melakukan apa-pun?” ledek Adam.  Seketika itu juga wajah Aura memerah. Apa yang dikatakan Adam ada benarnya.   “Jadi, kalian mau masalah ini di perpanjang? Okey,” ujar pria itu mengancam. Aura yang mendengarnya semakin bingung.   “Bapak dan ibu ini, sekongkol, ‘kan? Kalian tahu kalau kami memang tidak melakukan apa-apa. Kalian hanya ingin memeras orang baru saja,” tukas Adam dengan jelas.   Wajah pria dan wanita itu mulai kesal. “Sialan nih orang baru. Banyak gaya,” tangan pria itu segera melayang. Aura menutup wajahnya karena ketakutan.   Namun ternyata Adam juga lebih gesit untuk menangkis pukulan si pria itu. Hujan kembali turun mengiringi perseteruan itu. Masalah lain pun muncul. Beberapa laki-laki datang menyerang Adam secara serentak. Hal itu membuat Aura berteriak dan berusaha untuk membantu Adam. Namun tenaga Adam dan Aura bukanlah hal yang seimbang untuk menghadapi orang-orang itu.   Adam terkulai lemas, begitu juga dengan Aura. Dalam kesempatan itu, pria dengan mantel di tubuhnya itu, berkesempatan mengambil dompet Adam dan mengeluarkan uang di dalamnya. Sedangkan wanita tadi, segera memanggil warga setempat. Dan hanya dalam beberapa menit, keduanya sudah beberapa di rumah Pak RT.   Tidak ada yang bisa mereka jelaskan. Karena orang-orang itu, dengan serempak memilih jadi saksi kalau Adam dan Aura memang sengaja ingin berbuat sesuatu di pos itu. Keduanya didesak untuk segera menikah.   Hal itu membuat berhadapan dengan hukum yang pasti akan jauh  lebih rumit, keduanya pun memilih untuk menyetujui desakan itu.   ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
9.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.5K
bc

My Secret Little Wife

read
84.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook