bc

Risalah Hati

book_age16+
271
FOLLOW
1K
READ
billionaire
possessive
contract marriage
arranged marriage
playboy
drama
campus
city
office/work place
spiritual
like
intro-logo
Blurb

Ketika takdir menyatukan dua insan, seharusnya hati pun harus bersatu karena pada pada dasarnya setelah kata ijab dan kabul itu terucap maka hati dan raga adalah milik sang pasangan.

Lantas apa yang akan terjadi jika hanya ada satu yang mencinta? Sama halnya seperti diriku yang hanya bisa memendam rasa ini tanpa bisa mengungkapkan.

Padahal raga dan hati ini sudah ku berikan untuknya sepenuhnya, namun ternyata itu tak cukup untuk membuat rasanya berubah padaku.

Ini hanya sebuah pengorbanan, pengorbanan seorang Risa untuk mendapatkan hati suamiku, Alex.

Cover by @Ara Shop

chap-preview
Free preview
Prolog
Suasana toko hari ini sangat ramai hingga membuatku tersenyum, aku begitu senang karena toko yang aku kelola ini ramai didatangi pelanggan. Sudah hampir dua tahun aku mengelola toko yang menjual berbagai macam pakaian muslimah, toko ini kubangun dari hasil kerja kerasku sendiri. Sebenarnya ada setengah uang dari orangtuaku yang aku pinjam dan kebetulan sekali aku sudah mengembalikan uang modal itu hingga akhirnya toko pakaian ini resmi menjadi usahaku sendiri. Di usia yang masih sangat muda, aku sudah bisa mengelola toko pakaian ini tanpa bantuan dari kedua orangtuaku. Hanya ada pegawai yang membantuku, sejak kecil mungkin sepertinya aku sudah tertarik dengan bidang ini. Aku, Risa Andriyana seorang gadis yang kini tengah duduk di bangku perkuliahan semester akhir jurusan desain baju. Aku merasa sangat puas ketika melihat hasil kerja kerasku sendiri, selain mengelola toko aku juga yang membuat desain baju itu sendiri sehingga hasilnya sesuai dengan apa yang aku mau. Sudah banyak desain yang aku buat dan aku sangat bersyukur karena pelanggan selalu merasa puas atas apa yang aku berikan, selama dua tahun toko pakaian ini berdiri tidak ada yang protes dengan hasil kerjaku. Hasil desain yang memang berbeda dari kebanyakan orang atau bisa dikatakan unik itu berhasil menjadi daya tarik sehingga sekali orang datang maka ia akan ketagihan membeli pakaian di sini. "Risa!" Sebuah panggilan membuatku yang sedang memberikan desain hasil gambarku pada salah satu pegawaiku pun terhenti, aku melihat di sana ada Bu Sievania–salah satu pelanggan di toko ini datang menghampiri. "Assalamualaikum, Risa ...." sapa Bu Sievania padaku sambil tersenyum. "Waalaikumsalam, Bu." Aku melihat penampilan Bu Sievania yang begitu cantik dengan baju gamis berwarna maroon dan aku yakin gamis itu dibeli dari sini, aku tidak mungkin melupakan desain yang aku buat sendiri. Wanita paruh baya yang masih cantik di umur senjanya itu tersenyum padaku hingga membuat kadar kecantikannya semakin berlipat, aku saja yang seorang perempuan bahkan terpana melihatnya. "Ibu nampak cantik sekali," pujiku tulus dari dalam hati hingga membuat Bu Sievania tertawa. "Ah kamu bisa aja, kamu juga cantik loh, Ris. Mau ya jadi menantu Ibu," ucap Bu Sievania membuatku hanya menggeleng. Terkadang aku sudah sangat sering mendengar Bu Sievania yang menggodaku tentang menjadi menantunya, aku hanya menganggap itu sebagai godaan saja karena tak mungkin orang seperti Bu Sievania memilihku sebagai menantunya. "Oh ya, Ibu ada apa ke sini? Apa ada yang mau dibeli lagi?" Lebih baik aku mengalihkan pembicaraan karena sejujurnya aku merasa tidak nyaman dengan candaan Bu Sievania tadi. "Eh iya nih, Ibu mau beli gamis sama hijab lagi. Kamu mau ya bantuin Ibu cari gamis yang cocok sama hijabnya," pinta Bu Sievania membuatku tersenyum. Seingatku Bu Sievania baru kemarin dari sini dan sekarang ia ke sini lagi, hal itu membuatku heran. "Vin, ini dibawa sama penjahit, ya." Aku menyerahkan gambar desain itu pada Vina–salah satu pegawai di tokoku. "Baik, Mbak." Gadis yang usianya hanya dua tahun di bawahku itu pun berpamitan pergi untuk menemui penjahit. "Ayo, Bu! Ibu mau mencari gamis yang seperti apa?" tanyaku sambil mengajak Bu Sievania mengelilingi toko pakaianku, aku membiarkan saja Bu Sievania melihat-lihat koleksi pakaian yang ada di sini. Bu Sievania ini pelanggan tetapku, sejak dulu wanita paruh baya itu menjadi pelangganku bahkan ketika aku baru membuka toko pakaian ini. Sepertinya ia memang menyukai desain yang kubuat, mengingat betapa seringnya ia memborong banyak pakaian dari sini. "Tadi Ibu serius loh bilang kalau kamu bisa jadi menantu Ibu." Tubuhku mematung ketika Bu Sievania tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan berhadapan denganku kemudian menatapku dengan serius. "A-ah, Ibu jangan bercanda. Yuk, saya bantu lagi cari bajunya. Ini sepertinya cocok dengan Ibu," ucapku sambil menunjukkan dua gamis berwarna biru muda dan abu-abu tua. Aku selalu menganggap perkataan Bu Sievania itu candaan, walau hatiku sebenarnya sedikit terusik dengan hal itu. **** Jangan lupa di tap love ceritanya biar ga ilang dan follow akun author ya, makasih ❤️

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

Pengantin Pengganti

read
1.4M
bc

Ay Lub Yu, BOS! (Spin Off MY EX BOSS)

read
263.5K
bc

When The Bastard CEO Falls in Love

read
369.9K
bc

MY ASSISTANT, MY ENEMY (INDONESIA)

read
2.5M
bc

Broken

read
6.3K
bc

Wedding Organizer

read
46.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook