bc

The Lady of Alpha

book_age18+
594
FOLLOW
1.9K
READ
revenge
alpha
possessive
luna
drama
tragedy
gxg
werewolves
pack
betrayal
like
intro-logo
Blurb

Yuren, gadis desa yang kecantikannya diperbincangkan banyak orang. Keinginannya sangat sederhana, hanya ingin menemukan pria yang membuatnya merasakan cinta pertama. Tapi takdir berkata lain saat dirinya terlahir sebagai mate seorang alpha, Black Zoro.

Sang alpha sungguh baik, selalu memberikannya cinta tak terbatas. Sayang tidak cukup mampu membuat seorang Yuren jatuh cinta kepadanya. Hingga bertahun-tahun berlalu, Yuren bertemu dengan Grey Hie, seseorang yang membuat Yuren jatuh cinta dan akhirnya bisa merasakan manisnya cinta pertama. Namun, takdir kejam kembali dirasakan Yuren. Cinta pertamanya ternyata putranya yang hilang.

chap-preview
Free preview
BAGIAN 1
Siang itu langit tampak terang karena cuaca cerah tengah menyelimuti bumi. Beberapa petani sibuk menanam padi di sawah mereka. Meski peluh tak henti menetes dari pelipis mereka dan meski keringat bercucuran bagai hujan deras di punggung mereka, mereka tetap tak bergeming. Tetap melanjutkan aktivitas bertani mereka di bawah teriknya sinar matahari yang seolah membakar kulit. Seorang gadis tengah duduk di sebuah pondok kecil di pinggir sawah seraya mengipas-ngipasi dirinya dengan sebuah kipas kecil terbuat dari kertas. Sesekali dia mengelap peluh yang menetes dari pelipisnya dengan punggung tangannya. Gadis itu bernama Yuren, gadis cantik berusia 17 tahun. Kecantikannya sering kali membuatnya diperebutkan oleh beberapa pria di desanya. Dia memiliki kulit yang putih bersih, iris mata berwarna biru laut yang menyejukkan disertai bulu matanya yang sungguh lentik menambah kesan indah pada kelopak matanya. Rambut panjangnya yang berwarna hitam berkilauan sukses membuat semua pria berkeinginan untuk mengelusnya. Kembang desa... itulah julukan yang diberikan penduduk di desanya pada Yuren. Meski dia dikagumi para pria namun sebaliknya dia justru dibenci oleh beberapa wanita. Selain karena mereka iri pada kecantikannya, hal itu disebabkan karena Yuren tidak pandai dalam bergaul. Dia cenderung penyendiri dan menutup diri dalam pergaulan. Dia nyaris tak memiliki satu pun teman wanita, tapi tak terhitung banyaknya pria yang mencoba mendekatinya. Akan tetapi nyaris semua pria selalu diacuhkan olehnya. Dia telah hidup selama 17 tahun namun belum pernah sekali pun dia merasakan jatuh cinta meski hampir setiap hari dia didekati pria-pria yang memiliki paras cukup tampan. “Haah... gerahnya, aku tidak tahan.” gumamnya, seraya dia berjalan menghampiri orangtuanya yang kini tengah bertani di sawah milik mereka. Yuren memang putri dari sepasang petani, dia merupakan putri tunggal dalam keluarga itu. setiap hari dia sering menemani orangtuanya bertani meski dia jarang ikut turun ke sawah dan lebih sering memperhatikan orangtuanya sambil duduk di pondok kecil milik mereka. Orangtuanya yang sengaja meminta Yuren datang ke sawah setiap hari karena khawatir jika meninggalkan Yuren sendirian di rumah mereka.  “Ayah... ibu... aku pergi ke air terjun sebentar ya?” Izinnya pada orangtuanya. “Jangan lama-lama, cepat kembali ke sini ya nanti kita makan siang bersama.” sahut ayahnya yang segera diangguki Yuren. Dia pun kembali melangkah menuju sebuah air terjun yang letaknya cukup dekat dari persawahan. Dia berdiri di bawah air terjun, sengaja agar tubuhnya yang bercucuran keringat terguyur oleh dinginnya air.  “Segarnya... aku harus mengajak ayah dan ibu kemari nanti.” gumamnya seraya bibir ranumnya mengulas senyum. Senyumannya yang seolah mampu menghipnotis siapapun yang melihatnya termasuk seorang pria yang tanpa sengaja sedang membasuh wajahnya dengan air, tidak jauh dari air terjun. Pria itu... Elyas Edgar seolah lupa cara berkedip ketika melihat kecantikan seorang gadis yang sedang berdiri di bawah air terjun. Pemuda berusia 20 tahun yang merupakan putra tertua dari menteri keamanan di Kerajaan Vyrria. Dia seorang pemuda yang gagah dan sangat handal dalam memanah. Saat ini pun dia singgah di air terjun untuk membasuh wajahnya setelah seharian itu dia berburu dengan ditemani beberapa pengawalnya. Wajahnya cukup tampan dengan jambang yang menghiasi rahang kokohnya, menambah kesan tegas pada wajahnya. “Hei, kemari.” panggilnya pada salah seorang pengawalnya. “Iya, Tuan Muda.” sahut sang pengawal. “Siapa gadis itu?” tanyanya seraya menunjuk ke arah Yuren dengan dagunya. “Hm, maaf Tuan Muda, saya tidak tahu. Tapi jika Tuan Muda ingin mengetahuinya, saya bisa menghampirinya dan bertanya padanya.” “Tidak perlu, jangan ganggu dia. Sepertinya dia sedang menikmati segarnya air terjun ini. Cari tahu diam-diam, pasti dia warga di desa ini. Langsung kabari aku jika kalian sudah mengetahui tentangnya.” titahnya. “Baik Tuan Muda, saya siap melaksanakan perintah anda.” Elyas menatap sekali lagi wajah Yuren yang sedang tersenyum, tak lama kemudian dia pun melangkah pergi menuju kudanya. Dia beserta para pengawalnya pergi dari sana untuk kembali ke kediaman keluarga Edgar. ***   Elyas berjalan dengan tegap mengabaikan beberapa pelayan wanita di rumahnya yang membungkuk memberi hormat padanya ketika dia berpapasan dengan mereka. Tatapannya terlihat tajam seolah tak ada satu pun yang bisa membuat tatapan itu berpaling dari tempat tujuannya. Dia memasuki sebuah ruangan, dimana di dalamnya seorang pria paruh baya tengah duduk dengan santainya. “Ayah... maaf mengganggu waktu istirahat anda.” ucapnya sopan pada pria paruh baya yang ternyata ayahnya. “Ada apa Elyas malam-malam begini datang ke ruangan pribadiku?” tanya sang ayah. “Aku ingin memberitahu ayah bahwa aku bersedia menuruti keinginan ayah untuk mengikuti pelatihan militer agar kelak aku bisa menggantikan posisi ayah setelah ayah pensiun.” Erlan Edgar berdiri dari duduknya, wajahnya terlihat begitu sumringah mendengar perkataan putranya. Sebenarnya selama beberapa hari ini dia sempat bersi tegang dengan putranya karena sang putra menolak keinginannya untuk menggantikan posisinya sebagai menteri keamanan. Padahal dia begitu ingin posisinya saat ini kelak menjadi milik putranya. “Benarkah kau bersedia?” tanyanya memastikan. “Benar ayah, tapi dengan satu syarat.” Erlan mengernyit, dia tak menyangka di balik persetujuan putranya, ternyata putranya itu memiliki sesuatu yang direncanakannya. “Apa syaratnya?” “Izinkan aku menikahi seorang gadis bernama Yuren.” Erlan terbelalak mendengarnya. Tentu dia tidak setuju putranya menikahi gadis sembarangan, dia ingin putranya menikah dengan gadis yang akan dipilihkannya kelak untuk sang putra. Namun di sisi lain, dia sadar betapa keras kepalanya putranya. Elyas pasti akan kembali menolak mengikuti pelatihan militer jika dia tidak menyetujui syaratnya. “Siapa gadis yang ingin kau nikahi itu?” tanyanya sekali lagi. Dia ingin mengetahui identitas gadis yang berhasil mencuri hati putranya. “Namanya Yuren. Dia seorang gadis desa, putri dari sepasang petani.” Lagi... Erlan terbelalak mendengar penuturan putranya. Jelas dia semakin tidak setuju mendengar gadis yang dipilih Elyas tidak sederajat dengan keluarga mereka. “Tidak. Ayah tidak setuju. Kau hanya akan menikah dengan gadis yang berasal dari keluarga yang sederajat dengan kita.” tolaknya tegas, membuat Elyas yang sejak tadi menunduk kini mendongak menatap tajam pada ayahnya. “Jika ayah menolaknya maka aku juga menolak untuk mengikuti pelatihan militer. Sekali lagi, mohon maaf sudah mengganggu waktu istirahat ayah. Permisi.” pamitnya bergegas melangkah meninggalkan ruangan. Namun panggilan ayahnya membuat Elyas mengurungkan niatnya untuk pergi dan kembali berbalik menatap sang ayah. “Kenapa kau ingin menikahi gadis itu? kau yakin dia berasal dari keluarga baik-baik? Sejak kapan kau menjalin hubungan dengannya?” tanya Erlan bertubi-tubi. “Sebenarnya aku baru bertemu dengannya dua hari yang lalu, itupun aku melihatnya dari kejauhan. Dia gadis yang sangat cantik, aku ingin menjadikannya istriku. Aku juga menyuruh beberapa pengawalku untuk menyelidiki identitasnya. Dia bernama Yuren, usianya 17 tahun dan belum pernah menjalin hubungan dengan pria manapun. Kedua orangtuanya petani. Dia sangat cantik ayah, dia bahkan dijuluki kembang desa. Aku selalu terbayang wajahnya semenjak melihatnya. Aku sudah memutuskan untuk menjadikannya istriku. Jika ayah menyetujuinya maka aku berjanji akan menuruti apapun keinginan ayah setelah ini.” Erlan terdiam mendengar penuturan putranya. Dia belum bisa menerima keinginan putranya itu, namun janji yang diucapkan Elyas barusan cukup membuat Erlan tergiur. Selama ini dia cukup kesulitan mengatur putranya karena sang putra sangat keras kepala dan cukup berani melawannya selama ini.  Erlan menghembuskan nafasnya pasrah setelah beberapa menit dia menimang-nimang keputusan apa yang harus diambilnya. “Baiklah, ayah setuju kau menikahi gadis itu. Sebagai gantinya ayah pegang janjimu tadi. Mulai sekarang kau harus menuruti semua keinginan ayah.” Elyas mengangguk semangat mendengar ayahnya akhirnya menyetujui keinginannya. “Terima kasih ayah, aku akan segera mengirimkan utusan ke rumah mereka untuk menyampaikan lamaran ini pada mereka.” Kalimat terakhir yang diucapkan Elyas sebelum melangkah pergi dari ruangan pribadi ayahnya. Senyuman cerah mengembang di wajahnya, membayangkan tidak lama lagi dia akan menikahi wanita yang memiliki kecantikan layaknya bidadari menurutnya. *** Tiga hari yang lalu, utusan dari keluarga Edgar sudah menyampaikan niat Elyas Edgar untuk melamar Yuren pada orangtua Yuren. Selama 3 hari itu pula, hidup Yuren mulai tidak tenang. Dia yang memang senang menyendiri kini semakin menyendiri bahkan nyaris dia tak pernah meninggalkan kamarnya selain untuk makan dan ke kamar mandi.  Dia belum memberikan jawaban atas lamaran itu, dia meminta sedikit waktu untuk berpikir sebelum memutuskan untuk menerima atau menolak lamaran itu. Pihak keluarga Edgar menyetujuinya, bahkan orangtua Yuren pun selama 3 hari ini membiarkan Yuren berpikir sendirian. Mereka tidak pernah mengatakan apapun, sepenuhnya mempercayakan keputusan penting ini pada Yuren.  Yuren yang sedang berbaring di ranjangnya, bergegas bangun ketika mendengar seseorang membuka pintu kamarnya. Rupanya sang ibu lah yang datang menemuinya. “Yuren, bagaimana keadaanmu?” tanya sang ibu, cemas melihat putrinya yang selalu mengurung diri di dalam kamar selama 3 hari ini. “Aku merasa kurang sehat bu, kepalaku pusing sekali karena memikirkan lamaran ini.” jawabnya sendu membuat sang ibu menatap iba padanya. “Tapi kau harus tetap memberikan jawaban padanya. Sebenarnya ibu datang kemari untuk memberitahumu di ruang tamu ada utusan dari keluarga Edgar yang meminta jawabanmu sekarang juga. Tuan muda Elyas sudah tidak sabar menunggu jawabanmu, dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi.” Yuren terhenyak mendengarnya, dia masih belum tahu keputusan apa yang harus diambilnya. “Ibu tidak akan memaksamu untuk menerimanya, ibu tahu ini hidupmu. Hanya kau yang berhak memutuskan. Tapi jika ibu jadi kau, ibu pasti akan menerimanya. Pria yang melamarmu ini bukan pria sembarangan. Dia putra seorang menteri. Hidupmu akan sejahtera jika menjadi istrinya. Selama ini ayah dan ibu tidak bisa memberikan kemewahan untukmu. Sudah saatnya kau bahagia. Sudah saatnya kau merasakan kemewahan. Kau beruntung, Nak.” Yuren tertegun mendengar perkataan ibunya. Dia sadar yang dikatakan ibunya memang benar, hidupnya akan berubah drastis jika bersedia menerima pernikahan ini.  “Tapi usiaku masih terlalu muda bu. Aku belum siap untuk menikah.” jawab Yuren. “17 tahun usia yang sudah pantas untuk menikah. Ibu dulu menikah dengan ayahmu bahkan ketika usia ibu masih 16 tahun. Selain itu tuan muda Elyas juga tampan. kau juga sudah melihat fotonya kan?” Yuren tertegun lagi. Elyas memang tidak datang ke rumahnya untuk melamar langsung melainkan mengirimkan beberapa utusan. Tapi mereka juga membawa foto Elyas agar Yuren dan orangtuanya bisa melihat bagaimana wajah Elyas.  Yuren mengakui Elyas cukup tampan dan terlihat gagah dari fotonya. Tapi dia tidak merasakan getaran apapun di dalam hatinya setelah melihat foto itu. “Aku tidak mencintainya bu. Padahal aku ingin sekali bisa menikah dengan pria yang ku cintai.” “Cinta itu datang karena terbiasa. Ibu percaya setelah kau menjalani pernikahan ini, cinta akan tumbuh dengan sendirinya. Lagipula jika kau menerima pernikahan ini, kau juga akan mengubah kehidupan ibu dan ayah. Kami tidak perlu susah payah bertani lagi setiap hari.” Yuren terperanjat kaget mendengar perkataan ibunya. Di sisi lain dia juga mengakui kebenaran dari perkataan ibunya itu. Dia sangat menyayangi orangtuanya, terkadang dia sedih melihat orangtuanya yang harus membanting tulang menjadi petani hanya demi sesuap nasi. “Baiklah bu, aku akan menerima lamaran itu. Aku bersedia menikah dengan tuan muda Elyas.” Yuren menyadari ibunya tersenyum bahagia setelah mendengar keputusannya. Ibunya bergegas keluar dari kamarnya, tentunya untuk memberitahukan keputusan Yuren ini pada utusan dari keluarga Edgar yang sedang menunggu di ruang tamu rumah mereka. Setelah memberitahukan keputusan Yuren bahwa dia menerima lamaran itu, pihak keluarga Edgar mengirimkan cukup banyak uang untuk biaya pernikahan mereka. Warga desa pun berbondong-bondong mendatangi rumah keluarga Yuren untuk membantu mempersiapkan pernikahan Yuren dan Elyas. Semua tampak bahagia mendengar kembang desa mereka akan dinikahi oleh pria terhormat seperti Elyas Edgar. Waktu berlalu dengan cepat hingga tinggal dua hari lagi pernikahan mereka akan dilangsungkan. Semuanya sudah disiapkan dengan matang. Gaun pengantin, makanan sajian saat resepsi, riasan dan dekorasi pernikahan serta persiapan lainnya sudah mereka siapkan dengan sempurna. Namun tampaknya ayah Yuren berpikir lain. Dia merasa jamuan makanan belum cukup mewah untuk menyambut keluarga Edgar yang nanti pasti akan datang di hari pernikahan. Dia bersi keras pergi ke hutan untuk berburu rusa dan hewan lainnya untuk dijadikan tambahan dalam sajian makanan. Meski istri dan putrinya melarang, dia tetap bersi keras untuk berburu di hutan. Dia harus melakukan ini karena uang pemberian dari keluarga Edgar telah habis untuk membiayai persiapan yang lain. Yuren yang khawatir melihat ayahnya pergi berburu sendirian di hutan, akhirnya memutuskan untuk menemani ayahnya. Dia tak patah semangat meski orangtuanya melarangnya. Yuren memang cukup keras kepala, tentu orangtuanya pun sadar betul akan sifat putri mereka. Akhirnya sang ayah pun mengizinkan Yuren untuk menemaninya berburu di hutan.  Sesampainya di hutan, dengan menggunakan panah... ayah Yuren berusaha menangkap buruan mereka. Namun meski sudah menghabiskan waktu selama hampir 2 jam, belum ada satu pun hewan yang berhasil mereka buru. Yuren sudah merasa lelah, namun tidak dengan ayahnya. Ayahnya tanpa pantang menyerah terus berusaha menangkap hewan penghuni hutan demi kelancaran pernikahan putrinya. “Ayah sudahlah, lebih baik kita kembali.” ujar Yuren, tak tega melihat peluh sudah membanjiri wajah ayahnya. “Sebentar lagi, ayah harus berhasil memburu meski hanya satu hewan.” sahut ayahnya keras kepala. Namun, tiba-tiba terdengar suara lolongan. Mereka pun mendengar suara derap langkah sesuatu yang berlari menghampiri mereka. Yuren sangat ketakutan, dia bergegas berdiri di samping ayahnya. “Ayah suara apa itu?” tanya Yuren mulai panik. “Sepertinya itu suara lolongan serigala.” sahut ayahnya, dia pun terlihat mulai ketakutan. “Aku mendengar suara sesuatu berlarian menghampiri kita. Kita harus pergi dari sini sekarang juga ayah.” ajak Yuren seraya menarik tangan ayahnya agar mengikutinya bergegas meninggalkan hutan. Namun, rencana tinggal rencana, Yuren dan ayahnya hanya bisa berdiri mematung ketika tiba-tiba sekelompok serigala bertubuh besar berlarian ke arah mereka, lalu mengelilingi mereka. “Manusia, beraninya mendatangi wilayah kami.” Yuren berani bersumpah, dia baru saja mendengar suara seorang pria menggema di sekitarnya. Suara itu diyakininya berasal dari salah satu serigala yang mengelilinginya. Dia yakin tidak sedang bermimpi maupun berhalusinasi. Tapi dia masih tak percaya mendengar seekor serigala bisa berbicara.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
464.8K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

Pernikahan Kontrak (TAMAT)

read
3.4M
bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
279.5K
bc

OLIVIA

read
29.2K
bc

Sweet Sinner 21+

read
885.3K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook