bc

Ocean Marine (Bahasa Indonesia)

book_age18+
48.9K
FOLLOW
751.7K
READ
love-triangle
possessive
love after marriage
dominant
goodgirl
drama
comedy
sweet
mxb
captain
like
intro-logo
Blurb

Namaku Yasmin. Aku seorang shipper di perusahaan Golden Coal Company. Pekerjaan mengharuskanku bekerja di tengah lautan, mengawasi kapal memuat batu bara.

Bekerja di antara puluhan lelaki dan hanya aku-lah seorang wanita, membuatku harus selalu wasapada. Tentu saja aku tidak mau mati konyol atau berakhir tragis digilir para lelaki mabuk di atas kasur mereka yang hangat dan nyaman.

Mungkin hangat dan nyaman, terkadang mereka sangat tampan dan menarik. Pernah sesekali hal itu terbesit di fikiranku. Apa lagi saat aku bertemu dengannya.

Siapa dia?

Namanya Deniz Yildrim. Kapten muda dan sangat tampan. Baru kali ini aku bertemu dengan seseorang yang seperti dirinya. Tampan, sikapnya manis, tapi juga sangat menjengkelkan. Dia mempermalukanku di depan semua kru-nya. Dasar Kapten Songong!

Dia sombong sekali dengan mengatakan semua wanita mengejarnya. Ia pikir dirinya siapa?

Namun, kalau boleh jujur, sepertinya apa yang dikatakannya benar. Deniz punya sejuta pesona dan kharisma yang mampu meluluhkan hati wanita mana pun!

Siapa pun tolong aku! Jangan sampai aku jatuh dan meletakkan hatiku di bawah kakinya. Tidak dengannya, si Kapten Songgong yang membuat jantungku berdegup lebih kencang saat pertama kali aku melihatnya.

***

Ocean Marine adalah kapal besar pengangkut batu bara yang berkeliling dunia mengantarkan batu bara kepada pemiliknya.

Kapal besar itu dipimpin seorang kapten muda berusia 34 tahun bernama Deniz Yildrim. Seorang lelaki sangat tampan dan memiliki pribadi yang sangat menyenangkan.

Yasmin, dia seorang gadis cantik yang bekerja di perusahaan Golden Coal Company. Sebuah perusahaan penyuplai batu bara. Sebagai perwakilan perusahaan, ia harus berada di kapal bersama puluhan lelaki selama proses memuat batu bara hingga selesai. Dia-lah satu-satunya wanita di sana. Hal itu membuatnya begitu garang demi menjaga diri. Sampai-sampai ia dijuluki Singa Betina. Prinsip hidupnya hanya satu, tidak akan jatuh cinta kepada seorang pelaut.

Suatu hari Yasmin ditugaskan ke kapal Ocean Marine,

Apakah pertemuan Deniz dan Yasmin memberikan warna berbeda dalam hidup keduanya?

chap-preview
Free preview
KAPTEN OCEAN MARINE
Namaku Yasmin. Aku seorang shipper di perusahaan Golden Coal Company. Pekerjaan mengharuskanku bekerja di tengah lautan, mengawasi kapal memuat batu bara. Bekerja di antara puluhan lelaki dan hanya aku-lah seorang wanita, membuatku harus selalu waspada. Tentu saja aku tidak mau mati konyol atau berakhir tragis digilir para lelaki mabuk di atas kasur mereka yang hangat dan nyaman. Mungkin hangat dan nyaman, terkadang mereka sangat tampan dan menarik. Pernah sesekali hal itu terbesit di pikiranku. Apa lagi saat aku bertemu dengannya. Siapa dia? Namanya Deniz Yildrim. Kapten muda dan sangat tampan. Baru kali ini aku bertemu dengan seseorang yang seperti dirinya. Tampan, sikapnya manis, tapi juga sangat menjengkelkan. Dia mempermalukanku di depan semua kru-nya. Dasar Kapten Songong! Dia sombong sekali dengan mengatakan semua wanita mengejarnya. Ia pikir dirinya siapa? Namun, kalau boleh jujur, sepertinya apa yang dikatakannya benar. Deniz punya sejuta pesona dan kharisma yang mampu meluluhkan hati wanita mana pun! Siapa pun tolong aku! Jangan sampai aku jatuh dan meletakkan hatiku di bawah kakinya. Tidak dengannya, si Kapten Songong yang membuat jantungku berdegup lebih kencang saat pertama kali aku melihatnya. *** Follow akun I G saya Snowsparkle59 dan F B Snow Sparkle. Semoga cerita ini bisa menghibur kalian semua. **** Drt … drt … drt Ponsel Yasmin tidak henti-hentinya bergetar dan berbunyi. "Halo," suara Yasmin malas dan parau. Ia masih lena dalam tidurnya. "Halo, Yasmin kau di mana? Astaga ... kau masih tidur?" suara lelaki di ujung sana terdengar gusar. "Eh, Mirza. Astaga jam berapa ini?" Yasmin menggosok matanya agar dapat melihat lebih jelas. Pandangannya terasa penuh dengan kunang-kunang yang berlarian kesana kemari. "Sudah jam delapan YASMIIIN. Kita semua sudah berkumpul di sini, cuma kau yang belum datang!" Mirza meninggikan suaranya. "Eh tunggu, tunggu sebentar ya. Aku siap-siap sebentar saja," ujar Yasmin dengan suara memelas. "Kami pergi duluan. Kau naik speed boat lain dan kau bayar sendiri," Mirza sangat kesal. "Aku sebentar saja, semua barang-barang dan berkas sudah kusiapkan. Tunggu ya," kali ini Yasmin berkata dengan nada suara yang mengiba. "CEPAAAAAT!" Mirza kembali berbicara dengan nada yang tinggi. Yasmin sangat terkejut sampai-sampai tubuhnya melonjak, ponselnya hampir terlepas dari genggaman. "Iya ... iya," ujar Yasmin. Yasmin segera mencuci wajah dan menyikat gigi. Ia pun secepat kilat menyambar tas ransel besar miliknya. Benda itu sama besarnya dengan tas para pendaki gunung. Dia menempatkan tas itu di kedua pundaknya. Yasmin memasang sepatu sneakers kesayangannya sambil setengah berlari menuju pangkalan ojek di depan gang rumah kontrakannya. "Pak, kita ke pelabuhan. Cepat ya." Yasmin duduk di atas jok motor seraya menepuk pundak driver ojek itu agar segera melaju. "Siap Mbak," sahut Edi. Dia adalah ojek langganan Yasmin saat gadis itu harus berangkat bekerja ke kapal. Yasmin sebenarnya memiliki sepeda motor, namun karena dia akan pergi ke laut dalam waktu yang tidak pasti, maka Yasmin memilih naik ojek daripada harus memarkir sepeda motornya di pelabuhan. Edi bergerak dengan gesit, berzig-zag bagaikan ular. Selang lima belas menit kemudian, mereka sampai di pelabuhan. "Ayo cepat!" Mirza meneriakinya. "Iya ... iya ah!" Yasmin melangkah dengan sigap. 'Nasib, nasib! sarapan aja belum, malah diteriaki terus-terusan,' gerutu Yasmin di dalam hati. Mirza memandangi wajah Yasmin yang nampak kusut. Rambut keritingnya berantakan tidak disisir. "Yasmin kau tadi tidak mandi ya?" Mirza menggelengkan kepala. Ia merasa cemas melihat Yasmin yang sangat tidak perduli peduli dengan penampilannya. "Jangankan mandi, sarapanku saja teriakanmu sedari tadi. Kupikir lama-kelamaan aku bisa tuli jika terus memiliki teman sepertimu." Yasmin menggerutu. Mirza tertawa pelan mendengar omelan Yasmin. "Yasmin ... di kepalamu itu rambut apa surai singa? Coba disisir," kata Mirza dengan nada yang sinis sambil mencibir. Yasmin mengikat rambut lalu memakai topi. Dia menyelipkan kuncir rambutnya ke dalam lubang di bagian belakang topi. Lantas ia memasang kacamata hitam yang sedari tadi menggantung di kerah baju ke wajahnya. Walhasil, rambutnya tidak lagi berantakan. Yasmin tersenyum dan memandangi Mirza dengan tatapan mengejek sambil mengangkat kedua alisnya. Mirza yang hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkahnya. Speed boat yang mereka naiki telah melaju dengan cepat. Membelah sungai menuju muara, tujuan mereka akan berakhir saat tiba di laut lepas. Yasmin memperhatikan ke sekelilingnya. Pepohonan bakau tumbuh berjejer rapi di tepian pulau. Langit berwarna biru cerah dengan gumpalan awan berarak dengan indah. Sekelompok burung camar terlihat terbang bergerombol di atas lautan yang membiru dan membentang luas tanpa batas. Angin kencang menerpa wajah Yasmin dan seluruh penumpang speed boat. Speed boat ini berisi sebagian petugas imigrasi, dan sebagian lagi teman satu perusahaan Yasmin seperti Mirza dan Yoga. Ada pula beberapa para pekerja dari perusahaan supplier batu bara untuk perusahaan Golden Coal tempat Yasmin bekerja. Saat ini bulan Mei, laut begitu tenang bagai hamparan permadani biru. Perjalanan dari pelabuhan ke kapal tujuan mereka hanya dalam kurun waktu 90 menit. Namun, pada bulan-bulan di akhir tahun, atau pun awal tahun, lautan senantiasa mengamuk dipenuhi gelombang tinggi. Perjalanan membutuhkan waktu hingga 3 jam. Bahkan tidak jarang proses memuat batu bara harus dihentikan beberapa hari karena cuaca yang buruk. Yasmin memperhatikan kapal besar di depannya. Kapal itu sangat tinggi menjulang. Panjang kapal ini mencapai ratusan meter. Kapal yang sangat besar dicat dengan dua warna. Pada bagian bawah dicat warna merah, separuh bagian lain dicat dengan warna hitam. Di lambung kapal bertulisan OCEAN MARINE yang sangat besar. Dapat terlihat dari jarak 500 meter lebih. Terdapat pula tulisan yang sama di buritan dan haluan kapal. Namun dengan ukuran yang lebih kecil. "Lower the ladder. We are custom officers."(Turunkan tangga, kami petugas Bea dan Cukai) ujar seorang lelaki yang berdiri di atas speed boat lain. Dia berteriak sambil menengadahkan kepalanya ke atas. Ia bicara kepada kru kapal yang bertugas di dek dan jauh di atas mereka. Para petugas Bea dan Cukai mengenakan seragam berwarna biru malam. Seorang kru kapal bicara kepada mereka, lalu dia meminta izin kepada kapten kapal untuk menaikkan para petugas. Tidak berselang lama, tangga kapal pun turun. Tangga itu memiliki kumparan tali sling yang terbuat dari baja sebagai penahannya. Mereka hanya perlu menekan tombol untuk menurunkan atau menaikkan tangga. Setelah tangga turun sempurna, mereka semua naik. "Hah … hah." Yasmin terengah-engah menaiki kapal besar yang masih kosong belum ada muatan. Karena masih kosong tingginya masih sekitar 15 meter. "Kau ini, sudah lama bekerja jadi shipper, masih tidak sanggup naik tangga?" Mirza mengeluh. Posisinya berdiri pada anak tangga di bawah Yasmin. "Aku belum makan," Yasmin membela diri. "Tasmu itu apa isinya? Besar sekali." "Biasa keperluan wanita. Banyak berkas juga." Kedua kaki Yasmin terasa semakin melemah. "Aku ragu kau itu wanita." Mirza bergumam sendiri. "Hei ... aku mendengarnya!" Yasmin berteriak tidak terima. "Tidak ada wanita sepertimu! Mandi malas, rambut berantakan, pakaian seperti laki-laki." Mirza terus menggerutu. "Eh cerewet, masih kau bicara, aku lempar tasku ini ke wajahmu." Yasmin mengancam dengan wajah yang mengerikan. "Hahaha, apa kubilang. Mana ada wanita sepertimu," ujar Mirza sambil tersenyum sinis. Setelah berjuang cukup lama akhirnya mereka sampai di dek kapal. Masing-masing mereka diberi ID card bertuliskan VISITOR. Beberapa orang kru kapal memperhatikan Yasmin dengan saksama. Mereka ingin memastikan apakah penglihatan mereka salah. Saat mereka melihat d**a dan b****g Yasmin yang berisi, barulah mereka yakin. Mereka tidak sedang berhalusinasi, akibat tidak pernah melihat wanita dalam kurun waktu berbulan-bulan. Mereka tidak percaya pada mata mereka sendiri saat melihat seorang perempuan bekerja bersama mereka. Pekerjaan di laut ini selalu dikerjakan oleh lelaki. Namun, kini ada wanita bersama mereka? Semua kru yang berada di dek itu takjub. Walaupun Yasmin berpakaian tidak seperti wanita pada umumnya, tapi kecantikan wajahnya tetap terlihat. Yasmin mendelik dari balik kacamata hitamnya. Ia tahu para kru kapal itu memperhatikan dirinya begitu rupa. Wajahnya merengut seketika. "Mari saya antarkan ke ruangan Kapten," ujar seorang kru kapal membuka pintu masuk. Ia berbicara kepada kepala petugas bea cukai. Seluruh petugas bea dan cukai dan petugas imigrasi ikut masuk. Begitu pula dengan Yasmin, dia mengiringi mereka masuk. Beberapa orang tidak ikut, mereka hanya para pekerja di bagian *sampling Yasmin terlambat. Pintu itu tertutup rapat. Dia berusaha menarik pintu baja itu sekuat tenaga, sayangnya ia tidak berhasil. Yasmin tidak mempunyai tenaga. "Allow me miss," ujar lelaki muda dengan wajah rupawan tersenyum kepada Yasmin. Ia menawarkan bantuan untuk membawakan tasnya. "Sure … thank you." ujar Yasmin dengan senang hati. Lelaki itu membukakan pintu dan mengantarkan Yasmin ke ruangan kapten. "What's your name, Miss?" "I'm Yasmin and you?" Yasmin memperhatikan punggung lelaki yang berjalan di depannya. "I'm Oskan." Lelaki itu kembali membuka pintu untuk melewati tangga. Ruangan kapten berada di dek D (lantai 4). Setiap dek memiliki dua jalur anak tangga. Yasmin harus menaiki tangga dengan perut yang terasa perih. Setibanya di ruangan kapten, ia melihat para petugas imigrasi mengumpulkan semua passport para awak kapal. Dia melihat para petugas bea cukai menggeledah ruangan sang Kapten. Terlihat jelas raut tidak senang di wajah kapten muda itu. "Kau memiliki banyak sekali minuman beralkohol dan rokok. Batas minuman beralkohol cuma dua botol. Dan satu slof rokok," ujar petugas bea cukai itu membeberkan peraturan. "Asal kau tahu saja minuman ini untuk seluruh kru. Juga rokok ini. Bagaimana kami akan membeli rokok jika berada di tengah lautan?" ujar kapten itu sangat gusar. Petugas bea cukai keluar dan memeriksa seluruh kamar para kru kapal. Mereka memastikan tidak ada narkoba yang diselundupkan. Saat mereka keluar Yasmin mendekat. "Hi … Captain. I'm Yasmin. Aku adalah perwakilan dari Golden Coal Company," Yasmin mengulurkan tangannya. "Hi … I'm Deniz Yildrim." Senyumnya mengembang sempurna. "Ya Tuhaaaan. Sungguh kau Maha Sempurna, hingga engkau menciptakan mahluk sesempurna ini." Yasmin bergumam di dalam hati sambil mengulurkan tangannya. Deniz memiliki wajah sangat menawan. Ia memiliki rambut yang hitam. Bola matanya berwarna coklat terang. Hidung mancung khas orang Turki. Kontur wajahnya tegas. Misai tipis dan terawat menghiasi rahangnya. Sang Kapten memiliki postur tubuh tinggi dan tegap. Kapten muda itu terlihat sangat luar biasa. Menurut Yasmin, dialah lelaki terindah yang pernah ia lihat seumur hidupnya. Dan hidup Yasmin, 25 tahun tahun saat ini. "Ini sangat mengejutkan. Wanita cantik seperti Anda berada di sini," Deniz kembali tersenyum. "Kapten, kau sangat berlebihan. Tapi, terimakasih," Yasmin tersenyum senang. *** *Sampling. Pegawai pengumpul contoh Batu Bara untuk di tes di laboratorium

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

I Love You Dad

read
282.7K
bc

Perfect Marriage Partner

read
809.8K
bc

My Hot Boss (Indonesia)

read
660.7K
bc

Crazy Maid ( INDONESIA )

read
206.3K
bc

Suamiku Calon Mertuaku

read
1.4M
bc

Bridesmaid on Duty

read
162.0K
bc

Mafia and Me

read
2.1M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook