bc

Who Cares?

book_age12+
787
FOLLOW
4.2K
READ
arrogant
badboy
goodgirl
band
student
drama
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Lolla itu imut dan cantik, kayak tuan putri yang punya segalanya. Tapi, ia tidak pernah punya pacar karena gosip yang beredar tentang dirinya di sekolah.

Sakka itu galak dan jago berkelahi, kayak berandalan. Hal itu membuat dia tidak punya teman. Tapi, saat tahun-tahun terakhirnya di SMA, ia akhirnya menemukan teman.

Rey itu terlihat ganteng dan keren, tapi dia punya masa lalu kelam dan pernah menjadi korban bullying.

Nada itu tomboy dan hidupnya sederhana. Tapi, dia sahabat Lolla yang terbaik.

Titanium itu imut dan jago bernyanyi. Tapi, perempuan yang ia suka selalu menolaknya.

Ini bukan hanya kisah cinta dua remaja.

Ini sebenarnya adalah kisah lima orang teman kelompok, yang memiliki persamaan nasib. Yaitu, mereka kesepian. Namun, ternyata mereka saling memiliki satu sama lain. Senang ataupun duka.

Copyright by Asyifashi

chap-preview
Free preview
Prolog
Cinta pada pandangan pertama? Kebanyakan orang, menganggap hal itu sangatlah bodoh. Bahkan, banyak yang bilang, kalau cinta pada pandangan pertama itu hanya ada di sinetron atau FTV. Mungkin kamu juga berpikir seperti itu. Dan kamu bisa berpikir begitu, karena kamu belum pernah merasakan langsung bagaimana rasanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Biar Lolla kasih tau, bagaimana rasanya, karena ia sedang merasakannya saat ini. Jantungmu akan berdebar cepat saat pertama kali melihat wajahnya, matamu tidak bisa berkedip beberapa detik, waktu terasa berhenti, dan semua hal di sekelilingmu terlihat pudar. Hanya dia yang terlihat begitu berwarna dan indah di matamu. Dan jangan lupa, jantungmu akan berdetak berpuluh-puluh kali lebih cepat saat pertama kali melihatnya. Lalu, kamu butuh sebuah tepukan di pundakmu, untuk membuatmu sadar, kalau kamu sudah memasang wajah terbodohmu cukup lama. "Lolla, back to earth, please!" Lolla pun tersadar, dan mengedipkan matanya beberapa kali. "Astaga, gue di mana?" "Lo masih di kelas, lap tuh iler lo. Kayak nggak pernah lihat cowok ganteng aja, sih," gerutu teman sebangku Lolla, namanya Nada. Ia perempuan yang cukup cuek, tentu sangat bebeda dengan Lolla. "Eh, dia manusia? Gue kira patung Yunani," ujar Lolla polos sambil memegang kedua pipinya yang merona. Ia melirik murid baru yang sudah duduk tidak jauh darinya. "Ah, ganteng banget. Gue jadi tambah semangat sekolah deh, Nad!" "Ganjen." Nada mengucapkan satu kata itu dengan datar, dan tanpa emosi. "Lo harusnya takut, La. Dia kayaknya pinter, saingan lo, tuh." "Hah? Gue nggak pinter-pinter banget, Nad. Kok lo bilang gitu?" tanya Lolla dengan polos. "Nggak pinter-pinter banget, tapi juara umum dari kelas sepuluh. Lo ini lagi ngerendah, atau menyombongkan diri? Gue nggak ngerti." Nada terkekeh pelan, melihat wajah Lolla yang seperti orang bingung. "Gue nggak pernah menganggap gue ini pinter. Gue hanya beruntung, kok." "Beruntung?" Dahi Nada mengernyit. "Iya, beruntung. Soalnya setiap ujian kenaikan kelas, pengawasnya baik mulu. Hehe." Saat Lolla menyengir lebar, satu jitakan mendarat di kepalanya. "Bercanda lo aneh. Terserah, deh. Tapi, yang jelas, lo harus pertahanin ranking lo. Oke?" Lolla tersenyum dan mengangguk. "Siap, Sahabatku tercinta. Lo juga! Kelas XII ini, kita harus lulus dengan nilai yang tinggi, walau badan kita nggak tinggi, ya." Lolla Resya Ananda adalah gadis periang yang pintar dalam semua pelajaran, kecuali kesenian. Ia terlihat memiliki segalanya, tapi ada satu hal yang tidak ia punya. Yaitu pacar. Ia tidak pernah pacaran, karena ia selalu fokus belajar. Cukup banyak lelaki yang tertarik padanya, tapi semuanya mundur, karena sepertinya tidak memiliki otak yang lebih pintar darinya. Semua lelaki di sekolahnya, lebih memilih pacaran dengan gadis berotak biasa-biasa saja. Itu membuat Lolla bingung, dan merasa sedih. Tapi, saat melihat murid baru di kelasnya, ia merasa memiliki harapan. Apalagi saat lelaki itu bilang, ia pernah memenangkan olimpiade Matematika saat kelas sebelas. Lolla merasa, lelaki itu tidak akan merasa takut untuk dekat dengannya. Lelaki itu mungkin lebih pintar! Tapi, lelaki itu masih tidak melihat Lolla. Lelaki itu malah sibuk berkenalan dengan anak-anak yang lain. Ia terlihat ramah, semoga tidak sulit untuk dekat dengannya. "Lo suka sama Rey?" tanya Nada, lagi-lagi mengganggu Lolla yang sedang memerhatikan anak baru tersebut. "Siapa Rey?" tanya Lolla, tidak mengerti maksud Nada. "Rey. Maksud gue, Reyhan. Anak baru yang lo perhatiin dari tadi," bisik Nada mulai gemas. "Oh, namanya Reyhan? Gue tadi nggak dengerin banget, sih. Sori." "Lo ini kadang-kadang suka bikin gue kesel. Lo nggak terlihat kayak juara umum, La." Lolla menyengir. "Jangan sebut juara umum mulu, dong. Gue ngerasa terbebani, Nad." "Iya, sori. Jadi, lo suka sama anak baru itu? Apa karena dia kelihatan pinter?" Lolla menggeleng. "Dari pertama kali dia masuk kelas, gue udah ngerasa ada something di dirinya, Nad. Gue mungkin akan terdengar menggelikan, tapi ... gue rasa, gue jatuh cinta pada pandangan pertama." Nada menyentil dahi Lolla cukup keras. "Kebanyakan nonton sinetron, ya? Di zaman kayak gini, cinta pandangan pertama itu adalah bullshit." Lolla merengut kesal. "Kok lo bilang gitu? Lo nggak percaya, kalau cinta pandangan pertama itu bener-bener ada?" "Banget. Kalaupun ada, itu nggak akan bertahan lama. Lo cuma tertarik karena fisiknya, dan kalo lo tau cinta pandangan pertama lo itu ternyata banyak busuknya, lo akan menyesal karena pernah muja-muja dia setengah mati." Lolla cengo. "Erm, Nad? Lo tadi curhat, ya?" Nada menghela napas. "Kelihatan banget, ya?" Lolla hanya mengangguk polos dan langsung memeluk Nada. "Yang tabah, ya. Lagian gue udah beribu-ribu kali bilang, kalau Kak Zaky itu bukan lelaki yang baik." "Iya, La. Dulu gue keras kepala banget. Tapi, gue akhirnya sadar saat lihat kelakuan aslinya secara langsung." Lolla melepas pelukannya, lalu menusuk pipi Nada dengan jari telunjuknya. "Kalau lo bilang Rey itu b******k, gue akan langsung mundur. Serius." "Yakin?" Nada tersenyum jahil. "Iya! Gue akan nurut, dan dengerin kata-kata lo. Karena gue yakin, lo mau yang terbaik buat gue." Nada mengangguk. "Anak pintar, pokoknya lo nggak boleh sampai kayak gue. Kita ini anti cowok b******k, oke?" "Oke, Boss!" *** Lolla sedang menyiapkan mental untuk menyapa murid baru itu. Ia menarik napas beberapa kali, dan mengembuskannya perlahan. Ia bahkan menepuk-nepuk pipinya, entah apa tujuannya. "Oke, La. Jangan bikin malu. Lo pasti bisa. Merdeka." Lolla mengepalkan tangannya, dengan penuh keyakinan. Ia akhirnya bangkit berdiri, dan menghampiri murid baru yang ganteng itu. Ini sudah jam istirahat, tapi murid baru itu memilih tetap di kelas, ia terlihat duduk sambil memejamkan mata. Apa dia tertidur? Aduh, Lolla jadi ragu untuk menyapanya. Kalau dia merasa terganggu, bagaimana? Tapi, bodo amat, deh. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan Lolla, siapa lagi? Eh, kenapa Lolla malah jadi teringat selogan kampanye? Lolla berdeham cukup keras, sebelum berujar, "Erm... hey." Mata Rey terbuka, dan melihat Lolla dengan satu alis terangkat. "Ada apa, ya?" "Nama gue Lolla. Salam kenal!" Lolla mengulurkan tangannya, dan memasang senyum lebar hingga maksimal. Semoga terlihat manis. "Yea, salam kenal." Rey mengangguk dengan sopan, tapi tidak mau menyentuh tangan Lolla. Membuat Lolla merasa kecewa, dan membatin sendiri. Apa tanganku terlihat kotor untukmu, Rey? "Gue nggak menganggap tangan lo kotor. Gue cuma nggak mau salaman aja sama cewek." Rey sering melihat ekspresi kecewa seperti Lolla tadi, setiap menolak uluran tangan perempuan. "Kenapa? Karena bukan muhrim, ya? Ih, Rey alim banget...." Rey memutar bola matanya. "Bukan gitu. Gue... benci cewek." "A-apa? Benci?" Mungkin wajah Lolla terlihat sangat t***l saat ini. "Iya, benci. Jadi ... mendingan lo pergi. Jangan ganggu gue." Kenapa Rey jadi dingin begini? Padahal tadi dia terlihat ramah saat anak-anak cowok mengajaknya kenalan. Sampai rangkul-rangkulan segala! "Rey, lo tadi bercanda, ya? Masa benci sama cewek? Jangan bilang, kalau lo sukanya sama cowok...." Lolla jadi ngeri. "Iya, gue lebih tertarik sama cowok. Apalagi om-om, puas?" Rey tersenyum, namun wajahnya terlihat kesal. Selanjutnya, Lolla malah tertawa. "Lo bilang gitu biar gue ilfeel, ya? Nggak mungkin lo kayak gitu!" "Terserah, deh." Rey kembali memejamkan mata, tapi kali ini ia menjadikan tangannya yang terlipat di meja, sebagai bantal. Lolla masih diam di tempat, dan memerhatikan wajah Rey dengan seksama. "Nggak ada tampang-tampang homo, ih. Dia pasti bercanda." "Gue denger. Kalo bergumam tuh dalam hati aja kali." Lolla berjengit kaget. "Kok lo bisa denger? Eh, gue padahal niatnya membatin lho!" Rey berusaha tidak peduli, tapi ia mulai risi karena diperhatian dari jarak sedekat ini. Ia bisa tau, karena bau parfum mahal Lolla sangat tercium. "Jangan deket-deket." Lolla langsung mundur tiga langkah. "Sori, udah cukup jauh kok sekarang." Rey membuka mata, dan menatap Lolla dengan helaan napas panjang. "Lo suka sama gue, ya?" "Lo... kok frontal banget? Pura-pura nggak tau, dong!" Lolla kan jadi gugup. "Gue udah sering banget lihat tingkah cewek yang suka sama cowok. Dan lo itu ketara banget." Pipi Lolla memerah. "Oh, gitu?" "Lo mendingan cari cowok lain. Lo bukan tipe gue." "Terus tipe lo kayak apa?" Rey mengusap dagunya. Lalu melihat Lolla dari atas sampai bawah. "Yang pasti, pinter. Dan lo sama sekali nggak terlihat pinter, tuh." Jleb. Lolla tersenyum miring. "Oh, jadi gue terlihat b**o, ya?" "Banget." Tanpa kata-kata lagi, Lolla berjalan keluar dari kelas karena ia merasa malu. Ia sangat ingin ke toilet, untuk bercermin. Apa wajahnya memang tidak terlihat pintar?  Memangnya, wajah orang pintar itu seperti apa? Lolla tidak mengerti. "Rey jahat banget, tapi, gue kok malah tambah suka?" []

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

I LOVE YOU HOT DADDY

read
1.1M
bc

True Love Agas Milly

read
197.6K
bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
75.6K
bc

Secret Marriage

read
942.6K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
52.5K
bc

Will You Marry Me 21+ (Indonesia)

read
612.6K
bc

Hate You But Miss You

read
1.5M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook