bc

Suami Pinjaman

book_age18+
1.8K
FOLLOW
18.1K
READ
drama
betrayal
like
intro-logo
Blurb

Karena untuk menyelamatkan diri dari perjodohan yang tak diinginkan, Dania terpaksa meminjam suami Ratih, yang bernama Alfi, untuk berpura-pura menjadi calon suami Dania. Ratih adalah sahabat dekat Dania.

Karena Ratih punya kesalahan di masa lalu pada Dania, dia mau meminjamkan suami untuk sahabatnya. Sejak saat itu, Alfi dan Dania sering bertemu yang akhirnya membuat mereka saling nyaman dan saling memiliki perasaan satu sama lain.

"Dan," suara Alfi mengalun merdu di ponsel Dania.

"Iya?" Dania menjawab lembut dengan menempelkan ponselnya di pipi.

"Hari ini Ratih ada rapat di luar kota. Bisa bertemu hari ini?"

"Di mana?"

"Di mana pun asal kau suka."

Senyum mengembang di bibir Ratih. Jantungnya sudah disko sejak tadi. Ini yang moment yang Dania tunggu-tunggu. Jujur saja Dia sangat merindukan Alfi, oleh karena itu dia tidak akan mungkin menolak ajakan Alfi

chap-preview
Free preview
Menghindari Perjodohan
"Kapan kamu akan menikah?"  Ini sudah ke puluhan kali ibunya dania menanyakan hal seperti ini. Sebenarnya Dania merasa jengah ditanya seperti itu berulang kali, tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menghela nafas panjang, dan menghembuskannya pelan-pelan. Saat itu, Bu Dewi sedang duduk di salah satu kursi kayu di ruang makan, sambil memandang Putri semata wayangnya. Disampingnya duduk sang suami yang sedang asyik melahap ikan gurame. Dania yang saat itu sedang menikmati sepotong perkedel kentang, langsung menghentikan aktivitasnya. Rasanya susah untuk menelan ketika kata-kata itu terlontar. "Nanti kalau sudah waktunya, aku pasti akan menikah kok, Bu. Ibu jangan khawatir. Doakan saja yang terbaik." Dania menatap ibunya dan Bapaknya dengan senyum getir. Padahal sebenarnya dia masih belum ingin membuka hatinya untuk siapapun. Karena hatinya masih tersangkut di masa lalu. "Itu terus yang kamu katakan setiap Ibu bertanya. Ibu malu sama tetangga, Nak. Mereka selalu membicarakan kamu yang belum juga menikah. Ingat, sekarang umur kamu sudah 33 tahun. Ayahmu sudah berkali-kali menjodohkanmu, tetapi kamu tetap saja tidak mau. Banyak sekali alasan yang kau lontarkan. Sebenarnya apa yang kamu cari?" Bu Dewi mulai geram. Dia merasa malu sama para tetangga dan sanak saudara yang selalu tanya kapan Dania menikah. "Aku cuma mencari yang klik di hati aja, Bu. Aku juga tidak mau mencari yang macam-macam kok. Cuma, semua orang yang dijodohkan Ayah padaku itu nggak ada yang klik di hatiku. Menikah itu bagiku sekali seumur hidup, jadi aku harus mencari yang benar-benar pas di hatiku." Dania terus mencari alasan. Hati Dania masih terisi oleh Fadil, kekasih Dania yang sudah meninggal 7 tahun yang lalu. Tidak mudah bagi Dania menggantikan posisi Fadil dengan orang lain. "Jangan terlalu pemilih. Ingat umur! Apa kamu tidak sakit hati ketika orang menjulukimu perawan tua." Nada bicara Bu Dewi mulai meninggi, lama-lama Dia kehilangan kesabaran atas sikap putrinya yang menurutnya keras kepala. Bu Dewi membiarkan nasi di piring nya tak tersentuh, karena dia lebih menikmati perannya mengomeli Dania. Pertanyaan Ibu Dewi sudah seperti Mahoni yang tiba-tiba membuat lidah Dania terasa pahit, membuat dia tidak nafsu meneruskan sarapannya. Ayah Dania yang sejak tadi terdiam, kali ini mulai angkat bicara. Ayah Dania memang pendiam, tetapi sekali Dia berbicara, maka akan membuat beberapa orang mati kutu dengan statement yang dia keluarkan. "Dania, sekarang Bapak tidak mau berdebat lagi. Bapak menjodohkanmu dengan si Amin, si pengusaha mebel itu.Titik." Ucapan pak Hardi memang tidak dengan nada tinggi, tetapi cukup berhasil membuat Dania berjingkat.akhirnya kata-kata Pamungkas itu muncul juga dari mulut pak Hardi. "Amin yang sudah berumur 45 tahun itu? Amin yang duda Anak tiga? Kenapa Bapak tega sekali menjodohkanku dengan orang seperti itu. Apa sebegitu tidak lakunya aku, sehingga aku harus menikah dengan seorang duda anak tiga? Dania tidak mau menikah dengan amin. Lagipula dia orang kasar. Dulu dia bercerai dengan istrinya karena KDRT kan, Pak? Apa Bapak tidak takut aku akan mengalami hal yang sama? Aku tidak mau menikah dengan orang yang seperti itu.” Dania langsung menunjukkan amarahnya. Mana mungkin Dania menikah dengan orang yang tidak disukai. Orang yang berpengalaman dalam bidang KDRT lagi. Bisa-bisa dia jadi perkedel nanti. Apalagi kalau dia tiba-tiba harus menjadi seorang ibu dari 3 anak, Dania sama sekali belum siap, dan itu tidak akan mudah. Lagipula, mana mungkin dia menikah dengan orang yang tidak dia sayang. "Umur kamu itu sudah dimasa kritis. Lagipula, Amin sudah jelas-jelas menyukaimu. Apalagi yang kamu cari?" "Bapak tidak perlu menjodohkan aku dengan orang lain. Aku sudah memiliki calon sendiri." Dania menatap nasi serta perkedel yang tinggal separuh yang tergeletak di atas piring dengan d**a yang terasa sesak. Kali ini Dia terpaksa berbohong. "Oh ya? Kok Bapak tidak pernah tahu? Kalau kamu memang sudah memiliki calon, bawa calon kamu ke sini malam ini juga. Kalau kamu tidak bisa, Bapak akan bilang pada amin kalau kamu setuju dengan perjodohan ini." "Malam ini?" teriak Dania kaget. Ia berteriak sampai suaranya nyaring dan menyebar ke seluruh ruangan. Mulutnya menganga selama beberapa detik. Saat itu jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya saking kagetnya dengan pernyataan sang ayah. "Iya, kenapa? Kalau kamu memang memiliki calon, seharusnya tidak masalah kan kalau kamu mengajaknya ke rumah kita malam ini?" Dania langsung membeku. Bagaimana mungkin ia membawa calon ke rumah? Sebenarnya Dania sama sekali tidak memiliki calon suami pilihannya sendiri. Jangan kan calon suami, teman laki-laki saja dan dia tidak punya. Bagi Dania, tidak ada seorangpun laki-laki yang mampu menggantikan posisi Fadil di hatinya. Fadil tetaplah orang yang istimewa. Bagi dunia, membuka hati orang lain sama dengan menghianati cinta Fadil. "Dania? Bagaimana? Bisakan membawa calon suamimu ke sini malam ini?" Pak Hardi memastikan. Raut wajahnya menunjukkan keraguan. Ayah Dania sudah mengira bahwa itu hanyalah akal-akalan Dania saja. "Tentu saja, Bapak. Saya akan mengajak calon saya ke sini. Oh iya, Aku harus pergi dulu. Membeli beberapa keperluan di minimarket." Dania segera berdiri dan bersiap meninggalkan meja makan. Dia tidak mau ditanya lebih jauh. lebih baik dia pergi untuk menghindari pertanyaan selanjutnya dan mencari jalan keluar dari masalah yang memang dia buat sendiri. Andai saja dia tidak berbohong, pasti dia tidak akan seningung ini sekarang. "Nak, sarapannya belum habis," ucap Bu Dewi sambil mengangkat piring dan ia yang berisi secentong nasi dan bergedel kentang. "Sudah tidak nafsu makan, Bu. Aku pergi dulu." Dania segera mengambil tas yang ada di atas kursi, lalu ia segera menuju ke motor matic yang sudah terparkir di depan. Dania segera men-starter motornya dan menuju ke tempat yang entah kemana. Dia sendiri tidak tahu harus pergi ke mana, yang jelas hari ini dia benar-benar kalut. Bagaimana mungkin dia membawa calonnya untuk menemui sang Ayah malam ini juga? Siapa yang akan dia bawa? Tiba-tiba dia ingat Ratih, satu-satunya sahabat perempuan yang dia miliki. Sahabat dimana selalu dia minta solusi ketika dia sedang berada dalam masalah. Dania segera melajukan motornya ke rumah Ratih. Mungkin dia bisa memberinya solusi. *** "Ratih, kangen," ucap Dania sambil memeluk Ratih ketika pintu rumah Ratih baru saja terbuka. Ratih tersenyum lebar sambil memeluk sahabatnya itu. "Tumben banget main ke sini? Lagi galau ya?" todong Ratih, karena dia tahu betul kebiasaan Dania. Dania sangat pendiam. Dia bukan tipe orang yang akrab dengan semua orang. Dia sangat tertutup, jarang sekali keluar rumah kalau enggak amat penting. Dania melepaskan pelukan, lalu tersenyum kecil sambil memandang Ratih. "Ini aku enggak disuruh masuk dulu?" ucap Dania "Oh, iya. Ayo masuk dulu." Ratih menggamit tangan Dania dan membawanya masuk ke ruang tamu. "Kamu ada masalah? Tumben masih pagi banget kamu sampai sini. Ini masih jam 8 pagi loh." "Tih, Aku mau cerita. Aku bingung harus bagaimana. Aku harus membawa calon ke rumah malam ini juga. Kalau tidak, Bapak akan menjodohkanku dengan seorang duda anak tiga. Aku harus bagaimana, Tih. Jangankan calon suami, teman dekat laki-laki saja aku nggak punya. Satu-satunya teman aku cuma Kamu," ucap Dania sambil menyangga kepalanya dengan tangan kanan. Ratih tertegun sejenak. Dia tahu kenapa sampai saat ini Dania belum memiliki kekasih. Ya, karena Dania masih sulit melupakan Fadil. Tentu saja Ratih tahu dengan detail tentang ini. Fadil adalah sahabat Ratih. Dia meninggal karena tertabrak mobil saat mencoba menyelamatkan Ratih. Sampai saat ini, Dania belum tahu tentang penyebab kecelakaan Fadil. Ratih pun tidak berani bilang, karena dia takut, Dania akan sangat membencinya. Ratih sangat merasa bersalah sampai sekarang. Apalagi ketika melihat dania tidak mau membuka hatinya untuk orang lain seperti ini. "Dania, pasti ada jalan. Kamu tenang dulu." Ratih menepuk-nepuk pundak Dania, memberi penguatan sambil tersenyum getir. "Eh, ada tamu. Sudah lama, Dan?" tanya Alfi yang tiba-tiba muncul dari ruang tengah. Alfi adalah suami Ratih. Lelaki yang tinggi semampai dan memiliki tubuh atletis itu tersenyum dan menjabat tangan Dania "Eh, Mas Alfi. Barusan aja, Mas." Dania menjawab sambil tersenyum. Alfi pun membalas senyuman lalu dia kembali ke dalam. Melihat Alfi, dania tiba-tiba memiliki ide. "Tih, maukah kamu membantuku?" ucap Dania tiba-tiba. Dipandangnya sang sahabat tepat pada manik matanya. Dia berharap besar bahwa Ratih akan mau membantu dia keluar dari masalah kali ini. "Membantu apa?" "Aku bener-bener mohon, kali ini saja tolong aku. Aku nggak mau dijodohkan sama si Amin. Aku nggak mau, Tih," ucap Dania sambil memegang tangan Ratih. "Iya, kalau aku bisa, pasti aku mau bantu. Kamu mau minta bantuan apa?" "Em, tapi kamu jangan marah ya? Aku nggak tahu harus minta bantuan siapa lagi." "Iya, aku pasti bantu. Apa?" "Bolehkah aku pinjam suamimu?"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Married By Accident

read
224.1K
bc

Dua Cincin CEO

read
231.3K
bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
279.4K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
462.1K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.0K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook