bc

The One (Bahasa Indonesia)

book_age18+
13.3K
FOLLOW
84.2K
READ
billionaire
fated
badboy
goodgirl
CEO
drama
comedy
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Mengandung muatan dan unsur dewasa. Mohon bijak dalam memilih bacaan ya.

---

Daniel Armando de Castillo, pria kaya yang tak percaya cinta. Baginya, wanita hanyalah objek untuk bersenang-senang. Sampai akhirnya jalan hidup membawanya bertemu dengan adik dari sahabatnya sendiri, Diva Zivanya Cromwell. Dari sekian banyak wanita, hanya Diva yang pernah menolaknya. Dan sejak itu, gadis itu menjadi satu-satunya gadis yang pernah dan akan selalu dicintainya.

chap-preview
Free preview
1
Daniel Armando de Castillo memasuki bar yang terlihat sangat ramai itu. Ini malam minggu, semua tempat hang out ramai oleh kumpulan manusia. Sebenarnya ia malas keluar, tetapi ketiga sahabatnya sudah membuat janji untuk berkumpul. Di tempat biasa mereka duduk, sudah ada Devandra, Damian, dan Dave. Bar ini adalah tempat favorit mereka setelah tinggal di Jakarta.           “Kusut sekali wajahmu, Dan,” sapa Devan saat melihat tampangnya yang memang sangat kusut.           “Biasa, aku belum o*****e,” jawab Daniel sekenanya.           Sebagai seorang yang bukan Indonesia asli dan sangat akrab dengan budaya barat, one night stand bukan hal asing baginya. Namun sebenarnya, bukan hal itu yang membuatnya risau malam ini. Ada hal lain yang ia sendiri tidak bisa menjelaskan apa itu.           Devan hanya menyeringai mendengarnya. Selama ini hanya pria itu yang tidak pernah terpengaruh pergaulan seperti itu karena hati Devan hanya milik pacar pertamanya, Abigail. Gadis misterius yang tidak pernah mereka tahu karena memang Devan tidak pernah membicarakannya.           “Sudah berapa lama?” Giliran Damian yang bertanya.           “Ngg ... satu hari.” Daniel menggaruk kepalanya dan meminum mojito milik Devan.           “Oh gossshhh... baru satu hari, Daniel! Dan mukamu sudah sekusut itu? Bagaimana kalau genap sebulan?” Devan membelalak menatapnya sementara Damian dan Dave hanya terkekeh.           “Hey, I'm not you, man!”           “Yeah! Jelas kau bukan aku, tetapi satu hari??”           “Hei, shut up! Kau akan tahu rasanya jika sudah mengalaminya.”           Damian dan Dave kembali tertawa mendengar perdebatan mereka. Dua pria itu juga sudah asyik dengan kegiatan make out mereka. Apalagi yang bisa dilakukan di bar selain itu kan?           Daniel mulai mengedarkan mata mencari ‘mangsa’, hingga dilihatnya seorang wanita cantik yang seksi tersenyum menggoda ke arahnya. Daniel hanya balas tersenyum dan segera saja wanita itu menghampirinya. Yeah, ia hanya perlu tersenyum dan semua wanita akan menghampiri dirinya. Dalam sekejap, mereka sudah asyik make out seperti pasangan one night stand lain yang tersebar di setiap penjuru bar ini.           “Aku pulang.” Devan bangkit dari duduk dan meninggalkan ketiga sahabatnya.           Daniel melepas ciumannya pada wanita itu dan menatap punggung Devan yang menjauh. “Sorry, Baby, kita lanjutkan lain kali ya.” Daniel meninggalkan wanita itu dan menyusul Devan. Ia mengendarai mobilnya mengikuti Devan. Daniel menarik napas lega saat mobil Devan mengarah ke apartemen pria itu, bukan ke rumah orangtuanya.           “Daniel? Apa yang kau lakukan di sini? Mau make out di sini?” tanya Devan heran saat melihat Daniel berdiri di sampingnya.           “Nope. Aku ingin mengobrol denganmu. Kalau boleh.”           Devan tersenyum dan menepuk bahu Daniel. Mereka berjalan beriringan menuju apartemen Devan yang jarang ditinggali itu. Apartemen Devan sangat simpel tanpa banyak perabotan. Sofa, televisi dan set games, dapur kecil yang berhadapan dengan kursi bar dan tiga kamar. Satu kamar digunakan untuk ruang kerja. Satu lagi untuk Daniel atau dua sahabatnya jika sedang menginap.           “Jadi kau tinggalkan di mana wanita itu?” tanya Devan sambil menyerahkan sekaleng soda.            “Masih di bar. Aku langsung meninggalkannya tadi.”           Devan menatap Daniel tajam, merasa ada yang disembunyikan oleh Daniel. Bersahabat sekian lama telah membuat mereka saling tahu jika ada sesuatu yang tidak beres.           “Ada apa?”           Daniel mengembuskan napas perlahan dan berbaring di sofa.  “Aku bosan, An.”           Kening Devan berkerut menatapnya.           “Aku bosan seperti ini. Berganti-ganti wanita setiap malam. Berhubungan seks dengan wanita yang tidak pernah aku kenal dan meninggalkannya tanpa beban. Aku ingin perubahan di hidupku.”           “Jadi kau mau bertobat ceritanya?”           Daniel mengangkat bahu, lalu matanya menatap Andra yang duduk di sofa tunggal di sampingnya. “Kenapa kau bisa sekuat itu?”           “Maksudmu?”           “You know what I mean. Kita pria dewasa yang membutuhkan 'itu'.”           Devan tertawa. “Ya, kita memang membutuhkan 'itu', tetapi... entahlah, aku tidak seperti kalian yang otaknya penuh kata seks,” jawab Devan sambil menyeringai.           Daniel tersenyum kecil. “Aku juga ingin sepertimu, tetapi apa aku bisa?”           “Temukan seseorang yang benar-benar kau cintai!” saran Devan kemudian.           Daniel tertegun. Jatuh cinta? Seumur hidup, ia belum pernah jatuh cinta. Selama ini ia hanya menjalani hubungan tanpa status dengan wanita-wanita itu. Semua dilakukan atas dasar saling menguntungkan. Hanya untuk kepuasan seksualnya. Apa akan ada wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta?           Selama ini Daniel membuat hatinya beku terhadap wanita manapun. Pengecualian untuk ibu tiri dan adiknya. Juga untuk ibu dari tiga sahabatnya ini. Hanya wanita-wanita itu yang benar-benar menyayanginya. Selebihnya tidak. Daniel tahu para wanita hanya memanfaatkannya karena ia kaya. Ada hal kelam di masa lalu yang membuat hatinya membeku. Jauh di dalam hatinya, kebencian itu masih ada dan selalu ada.           “Tidak usah kau pikirkan! Nanti juga kau akan menemukannya,” ucap Devan sambil mengganti chanel televisi.           “Bagaimana kau bisa jatuh cinta pada gadis itu?” tanya Daniel penasaran.           Selama ini, Devandra orang yang paling tertutup di antara mereka berempat. Pria itu tidak pernah bercerita banyak tentang kehidupannya karena memang ia dibesarkan di panti asuhan. Daniel tahu itu bukan hal yang menyenangkan untuk diingat.           Devan menghela napas lelah. Tatapannya terlihat sangat sedih. “Hanya ia yang tidak memandangku rendah di sekolah. Ia selalu menawariku duduk di mejanya setiap tidak ada orang yang menerimaku di kantin.”           “Apa ia anak panti juga?”           Devan menggeleng. “Ayahnya adalah donatur di sekolahku. Tetapi kau tahu? Ia adalah gadis paling rendah hati yang pernah kukenal.”                “Karena itukah kau jatuh cinta padanya?”           “Mungkin itu salah satunya. Yang jelas aku jatuh cinta dengan semua yang ada di dirinya. Bahkan sifat manja dan keras kepalanya.” Devan tersenyum mengingat gadisnya itu.           Daniel tertegun melihatnya. Baru kali ini ia melihat mata Devan yang bersinar penuh cinta. Tidak seperti biasanya yang selalu muram. Itukah kekuatan cinta? Bahkan hanya dengan mengingatnya saja membuatnya bahagia?           “Kau tidak ingin mencarinya?”           Tidak ada yang tahu kenapa Devan bisa berpisah dengan kekasihnya itu. Bahkan Damian yang notabene paling dekat dengan Devan. Devan benar-benar menutup rapat-rapat masa lalunya.           “Kau dilarang berhubungan dengannya oleh orang tua gadis itu?” tanya Daniel lagi.           Devan mengangguk kaku.           “Drama!” dengkus Daniel kemudian.           Devan tertawa getir. “Memang begitu kan? Orang kaya harus berpasangan dengan orang kaya dan orang miskin seperti kami akan dituduh mengincar hartanya jika berani berhubungan dengan kalangan jet set.”           “Sekarang kau sudah kaya, kenapa tidak mencarinya?”           Devan menggeleng dan memejamkan matanya. “Dan, kita sedang membahas masalahmu. Bukan masalahku.”           Daniel terbahak. Sangat susah mengorek info dari sahabatnya ini. Ia selalu saja bisa mengelak.           “Jadi menurutmu aku harus jatuh cinta dulu baru bisa berubah, begitu?”           “Ya, carilah kekasih. Atau jika perlu menikahlah segera.”           “Kau gila, Devandra! Menemukan wanita untuk kucintai saja belum tentu aku bisa. Apalagi menikah!”           “Oh c'mon, Dude, all you have to do is just open your heart. A lots of good girls out there. I'm sure you'll find your one.”           Daniel memejamkan mata dan bersandar di kepala sofa. “But I'm not a good guy.”           “You'll find her! Trust me!”           Daniel terdiam. Menemukannya? Seorang gadis yang membuatnya jatuh cinta? Itu seperti mencari jarum di tumpukan jerami!           “Tidurlah! Kau kelihatan lelah.” Devan menepuk bahu Daniel dan beranjak ke kamarnya.           Daniel ikut bangkit menuju kamar yang ada di sebelah kamar Devan. Pikirannya masih berkelana ke sana-kemari. Apa jatuh cinta adalah satu-satunya jalan?  Apa Daniel bisa merasakan apa yang Andra rasakan pada kekasihnya itu? Rasa yang begitu kuat yang membuatnya bertahan dari godaan? Daniel terlalu lelah dengan semua pemikirannya hingga akhirnya jatuh tertidur di malam yang sepi itu.                            

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
288.3K
bc

Bermain Panas dengan Bosku

read
1.2M
bc

Living with sexy CEO

read
277.7K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.7K
bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
464.5K
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
570.1K
bc

Nikah Kontrak dengan Cinta Pertama (Indonesia)

read
453.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook