bc

"NAY"

book_age12+
6
FOLLOW
1K
READ
goodgirl
sensitive
drama
comedy
sweet
no-couple
first love
friendship
school
gorgeous
like
intro-logo
Blurb

Anayla Wijaya, gadis cantik kelas 3 SMA dari bandung yang hidup dengan mama nya tiba-tiba mencari seperti apa sosok ayah nya yang bahkan tidak pernah dia temui

chap-preview
Free preview
H-2
"Nay, mama janji akan selalu lindungi kamu sampai kapanpun." kata-kata yang mama bilang malam itu masih terus terngiang di kepala ku Aku, Anayla Wijaya seorang gadis lahir dan besar di bandung dengan mama. Dua hari lagi umur ku genap 17 tahun, sekarang aku duduk di bangku kelas 3 SMA. Ada teka teki besar kenapa aku cuma punya mama dalam hidup aku. Mama bilang kalau waktunya sudah tepat dia akan cerita semuanya. H-2 "Anayla Wijaya" "Anayla Wiyaya" "Hadir bu"ucapku berlari menuju sumber suara itu "tumben kamu telat" ucap bu neti heran "iya, bu tadi saya kesiangan" ucap ku sambil mengatur napas "Yasudah, duduk" "baik bu" ucap ku menuju tempat duduk ku Syukurlah, aku anak yang pintar dan terkenal dengan hal yang baik dii sekolah jadi telat sekali tidak masalah. "Kenapa telat neng nay, begadang nonton drakor ya" ucap Mila, gadis anggun menggunakan hijab, dengan mata sayu hidung kecil, senyum manis di bibirnya yang tipis. "Iyaa, abis oppa nya ganteng jadi mata maunya meotot aja" balas ku sambil tertawa bersama sahabat ku itu Disekolah, aku terkenal dengan gadis geulis baik hati dengan rambut hitam sebahu, kulit kuning langsat dan tubuh yang proposional. Sejak kelas 1 SMA ranking 1 selalu di tangan. Dari kecil mama selalu bilang, kamu boleh lakuin apapun yang kamu selagi itu baik, asal kamu serius belajar. karena itu aku tidak pernah main-main kalau urusan sekolah. Ya, meskipun tetap saja banyak yang tidak suka sama ku, karena katanya kurang bergaul lah, caper sama guru lah. Sebenarnya bukan kurang bergaul sih, aku sulit percaya sama orang dan yang paling ku percaya ya cuma mila, sahabat ku dari SD. Mama juga paling percaya sama mila, makanya kemanapun mila pergi disitu ada aku, sampai sekolah pun selalu sama. "Nay, kantin yuk, laper mau makan bakso" "oke, lets go" Setelah memesan bakso dua porsi dan melahap nya dengan semangat, ada banyak mata yang tertuju kepada kami entah itu mata penuh kagum atau penuh ke julitan. sedikit ku dengar ada segerombol perempuan di bangku ujung memandangi kami sambil bisik-bisik "Itu kan orang nya yang enggak punya bapak, tinggal cuma sama ibu nya katanya sih ibu nya itu simpanan" "Hus, jangan keras-keras nanti kedengaran, serem tau kakak itu kalau udah marah" "Iya bener, kak nayla cantik dan pinter tapi karena ibunya itu simpanan, jadi banyak yang enggak mau temenan sama dia" "Iya, kakak kelas yang lain pasti males la temenan sama anaknya simpanan atau dia anak haram kali ya" Suara mereka memang kecil, tapi entah kenapa aku mendengar semua yang mereka katakan, rasanya ingin ku balikkan meja mereka dan kusiram air kepala mereka satu-satu. Mila yang tau hati ku sedang tidak baik, mulai mengajak ku pergi. "Udah yuk, makanan nya udah abis, balik kelas yuk" ucapnya sambil memegang tangan ku sambil menganggukkan kepala dengan tatapan tulus. Kami pun kembali ke kelas. Sebenarnya gosip-gosip itu sudah jadi makanan sehari hari ku, mau itu di rumah atau di sekolah. Namanya juga gosip, pasti gampang menyebar kemana mana. Aku juga sulit punya teman karena itu, untung ada Mila yang enggak pernah terpengaruh sama hal-hal seperti itu. "Lain kali ya, kalau ada yang bisik-bisik gitu gk usah kamu gubris ya nay" ucap mila "Enggak mau gubris sih mil, aku juga udah biasa, tapi kan mereka adik kelas, masih kelas satu, berani banget ngomong gitu, enggak pernah diajari sopan santun sama orang tuanya kali, percuma juga dari keluarga terpandang terus ibu nya bukan simpanan kan, tapi enggak becus urus anak, masih bangus mama ku kemana mana kan, meskipun selalu aja di sebut simpanan" ucapku penuh kemarahan yang kusimpan sejak tadi "Ya ampun kamu ngomong bibir nya maju gitu, serem ih nay" ucap mila sambil menggoda ku "Aku udan nahan dari tadi tau, kalau bukan karena kamu yang nahan, udah abis mereka sama ku" "Lagian enggak ada gunanya juga kan kamu ladenin mereka, kamu juga kan selalu bilang orang-orang kayak mereka itu enggak perlu di gubris, cukup diemin aja sampek capek" "Iya mil, mama selalu bilang gitu sih sama aku, mama juga selalu ngeyakinin mama bukan simpanan. memang sih aku anak di luar nikah dan mama hamil aku waktu masih SMA". "Aku selalu percaya sama mama ku mil, meskipun mama salah, tapi mama berhak bahagia, seenggaknya mama tanggung jawab, selalu ngurusin aku sampai hari ini." Tanpa kusadari air mataku menetes sambil bicara dengan mila. Mila pun memelukku dengan hangat sambil berkata "iya nay, jangan nangis ada aku disini". Mila memang tau bagaimana caranya menenangkan ku. Begitulah hari ku di sekolah meski menangis, senyuman tak pernah lekang karena sahabat terbaik ku itu. Pulang sekolah aku biasanya di jemput mang dadang, seperti biasa pulangnya bukan ke rumah tapi ke butik mama. "Assalamualaikum"ucapku sambil mendorong pintu "Walaikum salam neng, udah pulang" ucap teh rina salah satu karyawan mama "Iya teh, mama mana ya?" "Oh, ibu tadi pergi sebentar neng, katanya mau kirimin paketan baju ke jakarta" "Neng, duduk aja dulu" "Iya teh"ucapku sambil meletakkan tas di meja kerja mama Kupandangi foto-foto kami yang terbingkai rapih. Ku lihat mama menandai kalender di tanggal 9 bertuliskan Ultah nay. Semakin ku pandang senyum ku semakin merekah. "Neng, itu bu aline" "Oh iya teh"ucapku sambil melihat ke arah pintu Mama masuk membawa banyak bungkusan sepertinya bungkusan makanan"makanan ya ma" ucapku yakin "Kamu ini kalau soal makan, mau plastiknya warna item juga tetep tau ya" ucap mama sambil meletakkan makanan di depan ku "Iya dong ma, aku laper" "Iya udah kita makan dulu yuk" Kami makan bersama mang dadang, teh rina dan karyawan mama yang lain. Sesekali kalau ada pembeli kami berhenti sebentar untuk melayani. Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Matahari mulai terbenam, hari sudah mulai malam. Kami pun pulang kerumah diantar mang dadang, supir mama yang paling setia. Dia adalah supir pertama dan satu-satunya bagi mama. Mang dadang sudah dianggap keluarga untuk kami, dulu awal mama ke bandung mang dadang yang bantu mama mulai semuanga benar-benar dari nol. Karena itu kalau mang dadang butuh sesuatu untuk anaknya sekolah, mama pasti selalu bantu. "Nay, ke supermarket depan komplek dulu yuk" ucap mama yang duduk di bangku depan "Boleh ma, sekalian beli cemilan ya"ucapku semangat "Iya deh, pikirannya makanan terus kamu tuh" ucap mama meledek "Tapi bu, saya harus pulang cepat hari ini" ucap mang dadang "Loh, ada masalah apa mang, enggak ada yang sakit kan" "Enggak buk" "Terus kenapa dong"ucapku penasaran "anu non" ucap mang dadang bigung "Anu kenapa mang" tanya mama "anak saya yang paling kecil hari ini ulang tahun katanya mau makan malam keluarga, jadi saya harus cepat pulang" "Ya, ampun mamang kok enggak bilang sama saya, ya sudah kita mampir ke toko kue dulu ya" "Eh, enggak usah bu, saya jadi merepotkan" "Repot apanya sih mang, enggak pokoknya kita ke toko kue dulu" ucap mama kukuh. Sesampai nya di toko kue mama langsung membeli kue tart cokelat dan roti-roti lainnya untuk keluarga mang dadang. Setelah itu kami pun kembali ke mobil "Ini mang, di abisin ya, semoga keluarga mang dadang suka" ucap mama sambil memberi kue "Aduh buk, saya jadi ngerepotin kalau begini" "Kenapa sih mang dadang enggak kasih tau kita, kalau kita tau dari lama kan kita bisa kasih kue yang lebih enak, beliin kado yang besar" ucap ku "Saya malu non, ibu sama non sudah baik sekali kepada saya" "Mang, saya kan sudah bilang, bagi saya mang dadang itu sudah seperti keluarga. Mang dadang lupa ya, siapa yang bantu saya dulu kalau bukan mang dadang"ucap mama tersenyum.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Perceraian Membawa Berkah

read
16.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Anak Rahasia Suamiku

read
3.3K
bc

TETANGGA SOK KAYA

read
51.5K
bc

KUBUAT KAU MENGEMIS CINTAKU

read
59.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook