bc

Detective A

book_age16+
781
FOLLOW
6.9K
READ
adventure
FBI
brave
sporty
police
drama
tragedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

[END]

16+

Jangan lupa klik love sebelum baca

Thankyou.

Seorang yang lebih sering menyembunyikan identitasnya

Seorang yang selalu di cari orang

Seorang yang mempunyai banyak musuh

Seorang yang akan muncul ketika kasus yang dianggap sulit bagi yang lain

Seorang yang dengan mudahnya menyelesaikan kasus

Sebutan untuknya

Afrea Tiffany H

Umur 16 tahun

Apa ada kasus sulit untuknya?

chap-preview
Free preview
Prolog
Suara bel rumah mengusik tidur siangnya. Oh ayolah, ini baru setengah sembilan pagi dan ada yang ingin masuk ke dalam rumahnya. Kemana lagi pemuda dua puluh tahunan yang biasanya di sebut 'abang' itu. Diri tidak biasa bertatapan langsung dengan seseorang yang datang ke rumahnya. Biasanya abangnya itu yang mengatasi ke orang yang disebutnya 'tamu' itu. Haruskah sekarang dia yang membuka pintu dan mendengarkan apa yang seharusnya abangnya dengar? Ah betapa malasnya dia. "Ya?" ucapnya saat membuka pintu utama di rumahnya itu, dengan wajah bangun tidur yang terpampang untuk menyambut tamunya. Terlihat wanita paruh baya dengan tas kertas di genggamannya. Wanita yang diperkirakan usianya mencapai kepala empat, memakai baju yang  mewah dan juga perhiasan yang ia pakai secara berlebihan di tangan, jari, leher bahkan sampai ke telinganya. Bukan hanya wanita paruh baya itu saja yang bertamu kali ini, tapi remaja yang membelakanginya. Rambut pendek di tata rapi dengan kemeja kotak-kotak hitam merah yang berdominan merah, dipadukan dengan celana jeans biru dongker dan sepatu putih yang diperkirakan mahal itu terpakai rapi di kakinya yang lumayan panjang. "Ah, kami pindahan dari Jerman. Mm.. Orang tuamu ada?" tanya wanita paruh baya itu membuat penerima tamu itu mengeryit Orang tua? Pikirnya lalu ia tersenyum miris "Mereka keluar kota," jawabnya di selingi senyum kecil "Oh, kamu anak tunggal?" tanya wanita itu lagi Banyak tanya. "Ada abang, tapi dia lagi keluar," akhirnya ia berkata. Wanita paruh baya itu hanya ber-oh ria dan kepalanya mengangguk-angguk kecil.  "ah saya Berlina dan ini anak saya, Arfan," ucapnya tersenyum ramah "Arfan Tamawijaya." Setelah menyebutkan nama lengkap itu, lelaki bernama Arfan itu berbalik lalu melihat si tuan rumah. Tanpa senyum. Tanpa ekspresi. Dia hanya menatap datar si tuan rumah. Gadis yang di taksir berumur enam belas tahun dengan rambut di ikat asal, muka bantal dan baju tidur kaus kuning polos di sambung dengan celana pendek selutut dan sandal santai rumahan di pakainya. "Oh iya kami tetangga di sebelah rumah," ucap wanita paruh baya itu sambil menunjukkan rumah sebelah kanan rumah gadis ini Gadis itu hanya mengangguk tanpa mau menatap lelaki di sebelahnya. Dia tadi hanya menatapnya sekilas dengan tatapan oh iya. "Ini ada sedikit oleh-oleh dari kami. Semoga senang bertetangga dengan kami," ucap wanita itu tersenyum "Ah anak saya satu lagi perempuan. Namanya Erica Tamawijaya, dia sedang mengurusi sekolahnya, dia masih duduk di kelas delapan," ucapnya lagi Gadis itu mengangguk dan bergumam terima kasih saat menerima oleh-oleh dengan bungkusan tas kertas itu. "Ah, kami permisi kal-" "Re-" perkataan tersendat itu memotong pembicaraan si wanita itu. Ah itu abangnya. Membawa tentengan belanjaan. "Ah maaf, saya abangnya Re-" lagi. Perkatannya tersendat saat gadis itu menatapnya tajam. Lalu abangnya itu terkekeh paksa "saya Petra, Petra Abratama," ucapnya menyalami wanita paruh baya itu. "Berlina Tamawijaya" wanita paruh baya itu menyalimi abang dari gadis itu. Abangnya beralih menyalami lelaki seumuran gadis yang berdiri di sampingnya. "Petra." "Arfan." Sudah. "A, kenapa ga disuruh masuk tamunya?" "Eh, saya mau pamit saja. Masih ada tetangga yang akan kami kunjungi," ucap Berlina Lalu mereka pamit. Gadis dan lelaki remaja itu tidak sampai melihat tetangga barunya itu menghilang karena mereka langsung masuk dan menutup pintu rumah mereka. "Bukan klien?" tanya abangnya saat memasuki rumah mereka Gadis itu menggeleng lalu menatap kantong keresek putih transparan. Gadis itu merebut kantong keresek setelah melihat isinya adalah makanan ringan semua. Gadis itu berlari menaiki tangga, menuju ruangan pribadinya. "Afrea Tiffany!!" teriak abangnya dari bawah

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

HELP ME - BAHASA INDONESIA (COMPLETE)

read
9.9M
bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M
bc

Mafia and Me

read
2.1M
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
54.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook