bc

Las Vegas One Night Stand

book_age18+
5.5K
FOLLOW
56.0K
READ
sex
one-night stand
playboy
dominant
badboy
goodgirl
sweet
bxg
first love
punishment
like
intro-logo
Blurb

Konten Eksplisit. 18+

Bijaklah dalam memilih bacaan sesuai umur.

Sudah dibaca 6,5juta kali di platform oranye. Versi di dreame adalah versi yang telah diremake dan direvisi. Tap love untuk menerima update setiap harinya.

Sarah Dawson tidak pernah menyangka bahwa pasangan One Night Stand pertama dan sekali seumur hidupnya adalah Mario Malvis.

Mario Malvis adalah seorang pewaris perusahaan jeans terkenal di US, dan dikenal sebagai seorang playboy yang hampir setiap harinya bergonta-ganti pasangan. Menyakitkan bagi Sarah ketika ia mulai memikirkan Mario, dan berharap bertemu dengannya sekali lagi.

"Aku baru pertama kali mendapatkan teman kencan sepertimu." kata Mario.

Sarah tersenyum, "Apa kau mengatakan hal ini kepada semua teman kencanmu, Mario?" tanyanya sambil terkekeh.

"Tentu tidak." jawab Mario, ia menarik pelan dagu mungil Sarah untuk mendekat ke wajahnya.

chap-preview
Free preview
One Night Stand - Chapter 1
Sarah baru saja turun dari taksi. Gadis itu sengaja memakai sebuah gaun berwarna merah yang terbuat dari kain satin khusus untuk ia gunakan hari ini. Kakinya terbalut high heels membuat tubuhnya yang tidak terlalu tinggi, bisa terlihat menawan.    Meskipun begitu, sejak tadi Sarah merasa tidak nyaman. Menurutnya, penampilannya hari ini tidak begitu maksimal, dan tidak membuatnya merasa cantik atau pun seksi. Karena lagi-lagi, menurutnya ia tidak cukup cantik sehingga pakaian apa pun yang dipakainya tidak pernah membuatnya terlihat cantik.  Sebelum ia benar-benar masuk ke dalam hotel, Sarah menarik napasnya dalam-dalam. Perasaan ragu menyelimutinya. Sedangkan sejak tiga puluh menit lalu, Mrs. Anne, sang penyedia layanan One Night Stand yang ia ikuti sudah meneleponnya berkali-kali.  Mrs. Anne mengatakan, teman kencannya malam ini adalah orang yang cukup penting. Ditambah, jika ia tidak datang dalam waktu satu jam kedepan, One Night Stand malam ini akan dibatalkan.  Seharusnya, Sarah sudah sampai satu jam lalu. Namun, karena ia masih sangat bimbang dengan pilihannya, ia menggunakan waktu satu jam itu untuk berpikir. Pasalnya, ia terpaksa melakukan kencan satu malam ini karena teman-temannya terus menerus mengatakan bahwa ia tidak laku. Karena Sarah masih perawan, tentu saja.  Bagi teman-teman Sarah, masih perawan di umur dua puluhan merupakan hal yang buruk. Aneh bukan? Padahal, baginya itu tidak masalah dan merupakan hal yang wajar.  Namun, hari ini, ia akan kehilangan keperawanannya. One Night Stand sama dengan melakukan hubungan seks dengan orang yang tidak kau kenal. Itu sudah pasti, karena tujuan orang kebanyakan melakukannya adalah untuk mendapatkan kepuasan seks.  Sarah sudah berpesan kepada Mrs. Anne untuk memberikannya teman kencan yang sepadan untuknya. Atau, kalau bisa, ia tidak ketombean, jerawatan, mau pun jelek. Mrs. Anne pun mengerti, ia sudah menjadi manager One Night Stand selama bertahun-tahun, dan semua kliennya meminta hal yang sama seperti apa yang dipinta olehnya. Kali ini, Sarah memilih untuk mempercayai Mrs. Anne.  Akhirnya, dengan segenap perasaannya yang sudah yakin, Sarah melangkahkan kakinya memasuki hotel. Hotel mewah yang berada di Las Vegas dan merupakan hotel yang biasanya disewa oleh para jutawan atau orang-orang penting. Karena Sarah sendiri pun, baru kali ini datang ke hotel seperti ini. Untung saja, Sarah sudah membayar jasa Mrs. Anne dan wanita itu mengatakan sang pria lah yang sudah membayar hotelnya. Karena biasanya, bagi sebagian pria yang memang memiliki uang pas-pasan, mereka akan memilih hotel yang lebih murah untuk melakukan kencan satu malam ini.  Tetapi, merupakan keberuntungan Sarah, ia mendapatkan pasangan yang mau membayar hotel semewah ini untuk bertemu seseorang yang bahkan tidak ia kenal. Ditambah, Mrs. Anne bilang laki-laki yang dipilihkan untuknya adalah orang penting.  "Ada yang bisa kubantu?" tanya sang resepsionis hotel ketika Sarah sampai di hadapannya.  Sarah tersenyum, "Aku ingin bertemu Mrs. Anne." jawabnya. "Dia menyuruhku untuk meminta kunci kamar nomor dua puluh tiga." lanjutnya.  Resepsionis itu mengangguk, "Baiklah, ini kartu aksesmu. Dan sepertinya Mrs. Anne sudah pergi sejak dua puluh menit yang lalu."  Sarah menerima kartu akses yang diberikan oleh resepsionis tersebut. Ia tersenyum, lalu segera menuju lantai dua, tempat kamar nomor dua puluh tiga berada.  Pikiran gadis itu masih dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan serta kekhawatiran yang seharusnya tidak ia pikirkan. Padahal, One Night Stand nya sudah berada di depan mata. Ia harus menghadapinya, karena sejak awal ialah yang memutuskan untuk menggunakan jasa Mrs. Anne untuk ini.  Setelah Sarah sampai di depan kamar nomor dua puluh tiga, ia tidak langsung memasuki kamar. Melainkan, ia berdiri di depan pintu sambil menimbang-nimbang keputusan serta ketakutannya. Sementara, Mrs. Anne kembali meneleponnya dan mengirimkannya berpuluh-puluh pesan. Kali ini, sepertinya Mrs. Anne sudah sangat kesal padanya.  Sarah menghela napasnya. Ia hendak menempelkan kartu aksesnya, namun pintu terbuka begitu saja.  Seorang pria beralis tebal serta bermata tajam keluar dari sana. Untuk pertama kalinya, Sarah terkesima karena ketampanan laki-laki dihadapannya. Terbesit dipikirannya, apa kah dia teman kencanku hari ini? Namun dengan cepat, ia segera menghilangkan pikiran-pikiran bodoh tersebut. Karena tidak mungkin teman kencannya setampan ini. Mungkin ia adalah bodyguardnya? Bisa dilihat dari tubuhnya yang sangat atletis dan menggoda.  Namun, ia bisa melihat sedikit ekspresi kesal di wajah pria itu. Mereka saling bertatapan dan saling bertanya-tanya dalam benak mereka.  "Kau Sarah? Sarah Dawson?" tanya pria itu, sambil melirik kartu akses yang digenggam oleh Sarah.  Sarah mengangguk, kelihatan ragu, namun ia segera membenarkan posisi berdirinya. "Ya, aku Sarah Dawson." jawabnya yang bingung kenapa laki-laki ini tahu namanya, sementara ia tidak mengetahuinya. Apa Mrs. Anne memberikan perlakuan khusus untuk laki-laki ini? Ini curang.  Pria itu kelihatan menghela napasnya, ia membuka pintu kamar lebar-lebar. "Kalau begitu, masuklah." katanya, mempersilahkan Sarah untuk masuk. "Aku sudah menunggumu, cukup lama." tambah pria itu, terdengar dari suaranya bahwa ia sangat jengkel.  Akhirnya, Sarah masuk ke dalam kamar tersebut. Ia menyelipkan kartu aksesnya ke dalam tasnya, karena ia tidak membutuhkannya lagi.  "Maaf, tapi apakah kau bawahan Mrs. Anne? Maaf, tolong sampaikan padanya bahwa-"  "Aku adalah teman kencanmu." potong pria itu, ia duduk di sofa yang ada di kamar hotel yang mewah ini.  Sarah gelagapan, ia hampir tidak bisa bernapas sesaat. "O-oh," katanya kikuk, "aku minta maaf membuatmu menunggu lama." lanjutnya.  Pria itu tersenyum, ia mengambil gelas anggur merahnya. "Kau ingin minum?" tanyanya.  Dengan ragu, Sarah menghampiri pria itu, lalu duduk di sebelahnya. Ia menerima segelas anggur merah yang diberikan oleh pria itu, lalu meminumnya perlahan.  "Aku Mario," ucap pria itu, "Mario Malvis." lanjutnya.  Lagi-lagi, Sarah tercengang. Malvis? Ia dari keluarga Malvis yang terkenal dengan perusahaan celana jeansnya itu? Woah, Sarah tidak bisa menduga ini. Ia mengikuti kencan satu malam, dan mendapatkan teman kencan dari keluarga Malvis. Apakah ini bagian dari keberuntungannya?  "Malvis?" tanya Sarah.  "Yeah... Kau pasti mengetahuinya, agar aku tidak perlu menjelaskannya lagi." jawab Mario.  "Kau anak-"  "Ya, aku anak dari Dario Malvis." potong Mario lagi, sepertinya hobinya adalah memotong ucapan orang.  Sesungguhnya, Mario tidak pernah menyangka ia akan mendapatkan seorang teman kencan satu malam secantik Sarah. Mrs. Anne hari ini sungguh melakukan pekerjaan yang bagus. Karena sejak tadi, Mario melirik inci demi inci tubuh Sarah yang terbalut gaun kain satin tersebut. Dia sangat-sangat seksi.  Menurutnya, Sarah seolah memiliki sebuah kecantikan alami yang tidak dimiliki oleh perempuan manapun.  Termasuk, perempuan-perempuan lain yang biasa ia gunakan untuk memuaskan hasratnya.  Menjadi anak dari pemilik perusahaan celana jeans terbesar di Amerika bukanlah sebuah hal yang mudah. Memang, Mario mendapatkan apa pun yang ia inginkan termasuk para gadis-gadis itu. Namun, ia tidak bisa sembarangan dalam memilih gadis atau p*****r untuk memuaskan hasratnya.  Belum lagi, cap playboy yang disandangnya sejak dulu sudah merebak ke penjuru Amerika. Dan, tentu saja ia dimarahi ayahnya karena membuat derajat keluarga Malvis turun. Karena bagaimana pun, keluarga mereka merupakan keluarga penting.  Sarah masih diam tidak mengatakan apa pun, ia memandang ke segala penjuru arag untuk menghilangkan rasa canggungnya. Sayangnya, gadis itu tidak bisa menutupinya. Ia jelas terlihat sangat canggung.  "Apa kau baru pertama kali mengikuti One Night Stand?" tanya Mario, ia meneguk anggurnya yang tersisa, lalu kembali menuangnya.  Sarah mengangguk, dan mengatakan dalam hati. Bahkan, pacaran saja dia belum pernah. Dirinya benar-benar baru dalam hal ini.  "Kau sangat canggung," ujar Mario, ia tertawa kecil. "Ayolah, aku tidak akan menyakitimu. Apa wajahku terlihat seperti monster?" tanyanya.  Sarah menggeleng, "Jelas tidak." jawabnya.  "Berapa umurmu, Sarah?" tanya Mario.  "Dua puluh satu tahun, kau?"  "Dua puluh lima."  Setelah meneguk anggurnya, Mario bangkit dari duduknya. "Wow, Mrs. Anne memilihkanku pasangan yang tepat malam ini, hanya saja masih begitu muda." ujarnya.  Mario berjalan ke arah balkon, laki-laki itu kini melayangkan pandangannya ke arah kota Las Vegas yang akan terus ramai. Kalian pasti tahu, di Las Vegas banyak orang menghiburnya dengan berjudi, berpesta, dan hal semacamnya.  Sarah menaruh gelas anggurnya di meja, lalu menghampiri Mario. Gadis itu berdiri di sebelahnya.  "Aku tidak tahu aku akan mendapatkan teman kencan orang penting seperti dirimu. Aku merasa tidak pantas." ucap Sarah.  Mario tertawa. Laki-laki itu melingkarkan tangan kanannya di pinggang Sarah. Dan Sarah, meskipun masih gugup, ia mencoba tenang dan menikmatinya.  Sarah sungguh berharap, hari ini berjalan dengan lancar.  "Sarah?" panggil Mario, jemarinya mulai membelai rambut berwarna cokelat milik gadis itu.  "Ya?" sahut Sarah, ia mengalihkan pandangannya ke arah Mario, lalu seketika pria itu mengunci pandangan mereka.  "Kau... Sangat cantik," ujar Mario.   Sarah jelas bisa merasakan napas Mario yang berbau daun mint. Bercampur dengan parfum mahal milik pria itu, yang membuatnya semakin maskulin.  "Aku baru pertama kali mendapatkan teman kencan sepertimu." kata Mario.  Sarah tersenyum, "Apa kau mengatakan hal ini kepada semua teman kencanmu, Mario?" tanyanya sambil terkekeh.  "Tentu tidak." jawab Mario, ia menarik pelan dagu mungil Sarah untuk mendekat ke wajahnya.  Kali ini, Sarah benar-benar bisa merasakan napas Mario mendarat di pipinya.  "Aku tidak menyesal menuggumu selama lebih sari satu jam." kata Mario, tangan kanannya sudah menyelusup ke dalam gaun merah milik Sarah.  Mario mendekatkan wajahnya, ia sudah tidak tahan melihat keseksian bibir Sarah. Bibir gadis itu berwarna merah muda, dan tidak menggunakan lipstik sama sekali. Mario hanya bisa menyium aroma stroberi dari lip gloss yang dipakai gadis itu.  Perlahan, Mario melumat bibir Sarah. Pria itu mencium Sarah dengan penuh gairah, dan tangannya sibuk meremas b****g gadis itu.  Sarah mendesah di tengah-tengah ciumannya, gadis itu membalas ciuman Mario. Mereka saling berciuman dengan penuh nafsu. Dan ini pertama kalinya Sarah melakukan ciuman panas dengan seseorang. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pinky Dearest (COMPLETED) 21++

read
291.0K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

Partner in Bed 21+ (Indonesia)

read
2.0M
bc

I Love You Dad

read
282.8K
bc

Living with sexy CEO

read
277.7K
bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
288.4K
bc

Tuan Bara (Hasrat Terpendam Sang Majikan)

read
111.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook