bc

My Hope

book_age18+
1.7K
FOLLOW
23.2K
READ
like
intro-logo
Blurb

Romance 21+

Valeria Roseandra Corlyn, keturunan keluarga Corlyn yang lebih memilih menerima beasiswa di Tokyo, Japan. Meninggalkan seluruh kemewahan keluarganya.

Hingga suatu ketika, Valeria dipertemukan dengan lelaki pemilik tanah panti sosial anak tempatnya berdonasi yang ingin menggusur panti sosial itu.

"Saya mohon Sir, banyak kehidupan anak-anak yang tergantung pada panti asuhan itu," pinta Valeria dengan memohon.

"Bagaimana kalau lahan itu ditukar dengan tubuhmu?" tanya Arkana Aldebaran Carollino.

Hubungan Valeria dan Arkana yang berjalan lancar, sampai kedatangan tunangan Arkana hingga membuat Valeria meninggalkan Arkana dalam keadaan hamil.

Belum lagi, kehadiran Frederick Carollino yang tiba-tiba saja mengungkapkan perasaan cintanya pada Valeria dan mengatakan akan bertanggung jawab atas Valeria dan anaknya.

Bagaimana lanjutan ceritanya? Jangan lupa tap loves untuk menyimpan story ini di library kalian.

chap-preview
Free preview
1.Valeria Roseandra Corlyn
Di sebuah apartement sederhana yang terletak tidak jauh dari pusat kota Tokyo, di sana berpenghuni satu orang wanita yang sangat cantik. Wanita itu memilih apartement sederhana dengan dua kamar tidur di dalamnya. Apartement yang tidak jauh dari keramaian kota Tokyo yang mempermudahnya untuk berpergian kemanapun dia ingin, termasuk mengurus sekolah musik yang dia bangun susah payah dari uang hasilnya usaha sendiri. Lihat saja wanita itu, sudah pukul 09:00 waktu setempat tapi Valeria masih saja bergelung dengan selimut bermotif bunga sakura tanpa berniat membuka matanya. Bagi Valeria tidur adalah salah satu upaya untuk melupakan kehidupan nyatanya yang begitu menyakitkan. Kringgggg .... kringggg ... Suara dering telepon apartemennya cukup membuatnya tersentak kaget. Wanita itu berdecak kesal, dengan tangan meraba-raba nakas yang berada di samping ranjang tidurnya, akhirnya dia bisa menemukan ganggang telepon sialan itu. "Hallo? Dengan Valeria di sini," sapanya dengan mata masih terpejam. "Sayang? Ini Bunda." Suara seseorang dengan suara lembut keibuan di seberang sana. Itu ibunya! Valeria membelalakkan matanya, wanita itu langsung berdiri dari tidurnya bersender di tepi ranjang. "Bunda?" Suara Valeria terasa tercekat, pasalnya ini pertama kalinya Valeria berkomunikasi dengan keluarganya di Indonesia sejak tiga bulan lalu setelah dia dan keluarganya terakhir bertemu. Itu saja keluarga Valeria yang datang ke Tokyo. Sepertinya Valeria benar-benar tidak sanggup pulang ke Indonesia untuk bertemu keluarga besarnya. "Vale putri Bunda, Bunda merindukanmu, Nak," ucap Viona dengan suara serak menahan tangis. Siapa ibu yang rela melihat putrinya tinggal sendirian di negeri orang tanpa sanak saudara yang menemaninya. Padahal kuliah Valeria telah selesai, wanita itu bisa pulang kapanpun dia mau. Seluruh keluarga besar Corlyn tidak ada yang pernah membahas kejadian beberapa tahun silam untuk menjaga perasaan Valeria. "Bagaimana kabar Bunda dan keluarga yang lain?" tanya Valeri mencoba menetralkan jantungnya yang berdetak tidak karuan mendengar suara bundanya yang terlihat jelas nada kerinduannya bercampur kecemasan. "Kami baik, bagaimana kabarmu di sana? Kapan kami boleh menemuimu?" Viona sudah merindukan putrinya. "Valeri baik Bunda, Bunda mengertilahh kita kan baru bertemu tiga bulan yang lalu," rengek Valeri meminta pengertian sang bunda "Kami sangat merindukanmu, lusa Kak Zio akan menikah. Pulanglah," ucap Viona dengan hati-hati. Deg! Menikah? Itu adalah kata yang sangat keramat bagi Valeri. Dirgazio dan Velove tidak langsung menikah dalam waktu yang dekat setelah acara pertunangan mereka saat itu. Velove nampaknya ingin melanjutkan karirnya lebih dulu. "Tidak bisa Bunda, Vale harus mengurus sekolah musik di sini. Apalagi sebentar lagi kami akan mengadakan festival musik yang cukup besar," ucap Valeria memberikan penjelasan. Dia tidak berbohong, memang itu kenyataannya. Lagi pula, Valeria belum memiliki wajah di depan seluruh keluarga besarnya meskipun sudah beberapa tahun silam. "Baiklah kalau begitu, jaga dirimu di sana baik baik , salam juga untuk Rio dan Sandra temanmu yang sering kau ceritakan pada kakakmu, Nayna." Valeria tersenyum, Nayna memang kakak yang baik untuk Valeria. Nayna merupakan kakak kandung dari Devaro. Cecilia, atau yang sering dipanggil Sisil adalah sepupu Viona. Setelah orang tua Viona meninggal, Viona tinggal bersama orang tua Sisil sampai sekarang. Viona sendiri hanya memiliki satu anak yaitu Valeria. Satu putra lagi yang merupakan anak dari suaminya dari pernikahannya terdahulu bersama mendiang mantan istrinya. "Siap Bunda, selamat beraktifitas. Salam untuk keluarga yang lain," ucap Valeria sebelum mengakhiri teleponnya dengan sang bunda. Klik, sambungan terputus. Valeri menatap nanar telepon itu. Masih teringat jelas dalam benaknya ucapan sang bunda yang seakan menjadi petir dalam malam mendungnya. Biarkan saja Devaro menikah, Valeria hanya akan mengirim hadiah dan doa untuk kebahagiaan pasangan itu. Kali ini Valeria sadar, bahwa cintanya salah sasaran. Dengan langkah lunglai dia berjalan menuju kamar mandi, air matanya menetes seperti tetesan air hujan yang tiada henti. Bunyi gemericik air tidak mampu membendung suara tangisnya. . . . Suara alunan piano mengalun indah, jemari lentik itu menekan tuts-tuts piano dengan penuh penghayatan. Siapapun yang mendengar alunan piano tersebut pasti akan tahu bagaimana kondisi sang pemain musik saat itu. Punggung rapuh itu bergetar , menandakan sang pemilik punggung itu tengah menangis. Butiran air mata meluruh tak terbendung. Masih terlintas bagaimana dia keluar dari rumah mewah dan keluarga yang membesarkannya. Dia telah salah, cintanya telah kalah. Di balik Valeria ada seorang lelaki yang menggelengkan kepalanya melihat kondisi wanita itu, dia adalah Rio sahabat terbaik Valeria selama berada di Tokyo. "Kau kenapa lagi Vale?" tanya Rio sontak membuat Valeri berjingkat kaget. Dia berbalik dan menghapus air matanya kasar, memicingkan matanya dengan sorot mata tajam karena kesal. "Aku tidak apa-apa, tapi apakah sudah menjadi hobbymu untuk datang tiba-tiba?" sindir Valeria melirik lelaki itu sekilas. Rio menghembuskan napas lelahnya, didekatinya Valeria. "Aku sahabatmu Vale, aku tau kamu tidak baik-baik saja. Ada masalah?" tanya Rio menyenderkan tangannya di leher piano itu. "Im fine Rio, fineee ...." jawab Valeria penuh penekanan. Rio tersenyum, dipegangnya bahu Valeria dengan lembut. "Hmmmm ya sudah kalau tidak mau bercerita,"jawab Rio, beranjak dari sana. "Rio tunggu!" panggil Valeria membuat Rio mengulum senyum gelinya. Valeri menatap Rio, dia menarik tangan Rio agar Rio duduk di sampingnya. Dia menceritakan tentang apa yang diucapkan bundanya tadi saat mereka bertelepon. "Bhahahhaa," tiba-tiba saja Rio terbahak seakan mendengarkan cerita yang lucu. "Kamu tertawa mendengar ceritaku?" kesal Valeria menatap Rio tidak percaya. "Kamu sangat lucu Valeria, bukankah kamu sendiri yang bilang akan melupakan cinta gilamu itu?" Valeria mendengus, percuma saja bercerita dengan Rio lelaki itu tidak akan mengerti perasaannya. "Hemm baiklah, Rio bisakah kau membawa sahabat cantikmu ini jalan-jalan?" tanya Valeria melipat tangannya ke depan d**a. "Tentu saja tuan puteri, ayo," ajak Rio menarik Valeria untuk berdiri. Kini mereka sudah menaiki mobil Rio, dengan kacamata berwarna hitam bertengger di hidung Valeria membuat wanita itu terlihat sangat menawan dan berkelas. Jujur saja, meskipun Valeria tidak pernah mengumbar marga keluarganya wanita itu tetap terlihat berkelas dari segi apapun. "Aku tetap yang tercantik bukan?" tanya Valeri pada Rio saat selesai berkaca. Lelaki itu menoleh menatap Valeria, dia terkekeh geli mendengar penuturan Valeria yang terdengar sangat kepedean. "Yayaya kau selalu terlihat cantik," jawab Rio membuat Valeria tersenyum puas. "Ya memang aku yang tercantik, hahaha," kekeh Valeri membuat Rio berpura-pura ingin muntah. Setelah 30 menit perjalanan sampailah mereka di sebuah galery pameran lukisan yang akhir-akhir ini menjadi pembicaraan karena kemewahan yang disuguhkan operator lukisan yang menghandle galery tu. Valeri merangkul lengan Rio sangat erat, wanita itu menoleh sejenak kearah Rio. "Baiklah Rio semua orang akan berkata kamu beruntung bisa bersanding denganku hari ini," ucap Valeria membuat Rio memutar bola matanya jengah. Mereka berjalan beriringan, membelah beberapa orang yang datang ke pameran itu baik mereka yang hanya ingin melihatnya atau berniat membelinya. "Ayo kita ke sana," tunjuk Rio pada sebuah lukisan abstrak. Mereka tertawa sambil berfoto ria dengan es krim di tangan Valeria. Tanpa sengaja Valerja menabrak lelaki yang sangat tampan bermata elang dengan warna rambut hitam legam. "Oh damn!" Umpat lelaki itu saat es krim yang Valeria pegang jatuh pada jas mewahnya. Lelaki itu menatap tajam Valeria tajam. Valeria menundukkan kepalanya untuk meminta maaf. "Anda tidak apa-apa sir?" Tanya salah satu pengawal lelaki itu saat Valeria mencoba menyentuh jas lelaki itu yang kotor karena kesalahannya. "Im sorry," ucap Valeria penuh sesal. "b***h!" Umpat lelaki itu menatap Valeria dengan tatapan membunuh. Valeria terbelalak mendengar kalimat sadis yang keluar dari mulut lelaki itu. "Hei Tuan, aku hanya menumpahkan es krimku pada jasmu tapi kau seenaknya mengataiku b***h?" sentak Valeri dengan bahasa ibunya. Semua mata kini menatap kearah mereka. Rio mencekal tangan Valeria, meminta wanita itu sekali saja untuk tidak membuat masalah lagi. Valeria sering kehilangan investor karena sifatnya yang memang mudah marah dan kesal. "Orang Indonesia huh? Yang aku tahu orang Indonesia sangat lemah lembut, tapi kau sangat urakan!" Ucap lelaki itu dengan bahasa Indonesia membuat Valeria dan Rio tercengang. "You come from Indonesia?" tanya Rio "Ya di sana ibuku berasal," ucap laki laki itu meninggalkan Valeria dan Rio yang masih tak menyangka dengan lelaki bermata elang itu keturunan Indonesia. Valeria menatap punggung lelaki itu yang kian menjauh. "Amit-amittt untung aku tidak mencintai lelaki seperti dia," ucap Valeria menggelengkan kepalanya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Married With My Childhood Friend

read
43.5K
bc

THE DISTANCE ( Indonesia )

read
579.6K
bc

Satu Jam Saja

read
593.1K
bc

Bridesmaid on Duty

read
161.8K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
49.8K
bc

Fake Marriage

read
8.3K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook