bc

Possesive Brother

book_age16+
5.9K
FOLLOW
53.6K
READ
billionaire
possessive
arrogant
badboy
badgirl
drama
comedy
like
intro-logo
Blurb

Masa lalunya sudah benar-benar selesai. Kini Ella bisa melanjutkan hidupnya seperti layaknya keluarga Kylie, seperti menikmati masa mudanya lengkap dipenuhi oleh keharmonisan keluarga. Ia juga bisa melakukan apa yang ia inginkan, dan salah satunya adalah pacaran.

Tapi jangan harap ia bisa melakukan hal itu, jika masih ada ke-4 kakak-kakak possesivenya, kakak yang selalu mengikuti kemana dirinya pergi, kakak yang tidak akan membiarkan Ella tanpa pengawasan.

Cover: Orisinal

Gambar by Pinterest

Font by Canva

chap-preview
Free preview
Ella Melodina
       Siang ini, SMA Nusantara masih tampak lenggang, karna jam masih menunjukan waktu jam pelajaran. Seorang gadis berlari tergesa-gesa dikoridor sekolahnya, Ella, berusaha pergi jauh dari seorang guru perempuan yang masih ngotot untuk mengejarnya. Ella masih berlari menyusuri koridor sekolahnya menuju pagar belakang. Ini sudah pukul 12 siang, yang artinya dia harus segera bergegas ketempat kerjanya. Gadis itu bahkan tidak memperdulikan wali kelasnya yang masih berada dibelakangnya, berusaha untuk menghentikan aksi bolos gadis itu. Nafasnya masih beradu dengan detak jantungnya yang berdetak kencang karena aksi kejar-kejaran dengan gurunya. Ia bahkan tidak memperdulikan siswa-siswi yang ditabraknya, serta teguran dari beberapa guru yang dilewatinya. Besok, ia akan langsung berhadapan dengan kepala sekolahnya. Gadis itu berjanji pada dirinya. Ella memanjat pagar, dan tubuhnya hilang dari pandangan wali kelasnya, Siska. Siska menghembuskan nafas kasar, tapi ada tatapan kawatir diraut wajahnya. Ia sungguh menyayangkan kehidupan muridnya itu, Ella. Jauh dari lubuk hatinya, ia ingin Ella sama seperti siswa-siswa lain. Datang kesekolah untuk menimbah ilmu, tanpa memikirkan tanggungan biaya sehari-hari dirinya dengan keluarganya. Ia teringat saat Ella mendatangi sekolah ini pertama kali, menawarkan dirinya untuk sekolah disini. Gadis itu berbeda dengan remaja lainnya. Ella adalah gadis terhebat yang pernah ia lihat. Gadis itu benar-benar memiliki pesona dan keanggunan, sehingga orang disekitarnya tidak akan ada yang berani memandang rendah dirinya.   Flasback "Saya Ella Melodina, dan ini biodata serta surat formulir pendaftaran sekolah saya!" seorang gadis, yang mengaku bernama Ella, datang langsung keruangan kepala sekolah SMA Nusantara. Kepala sekolah tersebut hanya menaikan satu alisnya. Ia berfikir, apakah remaja yang berada didepannya ini salah alamat, karena menurut yang dirinya tahu, tidak ada yang melirik atau bahkan menawarkan diri untuk bersekolah di tempat ini, yang sebentar lagi akan digusur, karena sekolah ini sama sekali tidak memiliki prestasi yang bisa dibanggakan. "Maaf nak, sepertinya kamu salah alamat" ucap kepala sekolah itu lembut. Ia tidak ingin remaja yang berada didepannya ini memiliki masa depan yang suram, sama seperti masa depan sekolah ini. "Saya tidak salah alamat pak. Saya datang kesini karena ingin menawarkan kerja sama" ucapnya, dan kemudian duduk begitu saja tanpa permisi. Kepala sekolah tersebut hanya menatap bingung. "Ini adalah piagam-piagam yang saya dapatkan selama saya SMP. Dan ini rapot saya!" Ella menyerahkan segala berkas-berkas yang sudah terlebih dahulu disusunnya. Kepala sekolah itu semakin bingung, apa maksud dan tujuan dari remaja yang berada dihadapannya. Tidakkah gadis itu tahu, bahwa sekolah ini tidak akan memiliki masa depan, dan bahkan rata-rata siswa siswa yang bersekolah disini adalah buangan sekolah lain karena nakal. Dan mengapa gadis sepintar Ella mau bersekolah disini? "Saya tau anda bingung pak, tapi tujuan utama saya berada disini adalah saya ingin mengajukan kerja sama. Sudah setahun ini saya mengawasi sekolah anda. Dan saya tau bahwa sekolah ini tidak akan bertahan lama. Maka dari itu saya datang kemari untuk menawarkan kerja sama" terang Ella. "Kerja sama? Kerja sama seperti apa itu?" tanyanya penasaran. "Saya akan sekolah disini, dan membantu mendongkrak kembali reputasi sekolah ini. Tapi saya punya syarat" "Apa syaratnya?" Tanya kepala sekolah tersebut penasaran. "Saya ingin sekolah disini tanpa dipungut biaya apapun. Dan biarkan saya melakukan apa yang ingin saya lakukan. Saya hanya anak yatim piatu yang tidak punya uang sama sekali. Saya bahkan mendidikasikan waktu saya untuk berkeja." Jelas Ella. "Dan apa keuntungan untuk kami?" "Kalian boleh mendaftarkan saya untuk ikut olimpiade apapun atas nama sekolah ini. Dan saya pastikan, kalian akan mendapatkan piagam juara dari saya. Dengan begitu, reputasi sekolah ini akan naik sedikit demi sedikit. Dan saya bisa menawarkan jasa saya mengajar beberapa pelajaran, agar bukan Cuma saya saja yang dapat mendongkrak reputasi sekolah ini. Kalian bisa mempercayakan itu pada saya" Kepala sekolah tersebut mengangguk-anggukan kepalanya, tanda ia mengerti dari penjelasan remaja yang berada didepannya. "Saya akan terima kamu bersekolah disini, dan saya akan menyetujui semua persayaratanmu. Saya akan memberikan waktu 3 bulan untuk membuktikan semua perkataanmu. Bagaimana? Deal?" ucap kepala sekolah itu tersenyum. Mungkin ini adalah jalan satu-satunya ia bisa mengembalikan masa depan sekolah yang sudah menjadi warisan keluarganya. "Deal" ucap Ella tersenyum, kemudian menyalam tangan kepala sekolah tersebut. Ella membuktikan perkataannya. Dulu, sekolah ini hanya memiliki 30 siswa dari kelas 10 sampai kelas 12. Namun, belum ada 2 bulan Ella bersekolah disana, SMA Nusantara sudah memiliki hampir 70 siswa. Dan semua perkataan Ella dibuktikan. Ia mengikuti semua olimpiade yang didaftarkan sekolahnya, dan selalu meraih juara 1-3. Hitung-hitung, ia mendapat hadiah berupa uang dari hasil olimpiade yang dimenangkannya. Ella menganggap bahwa olimpiade yang diikutinya merupakan salah satu kerja sampingannya. ^^^ Ella Melodina merupakan salah satu anak panti asuhan yang berada dipinggiran kota. Dulunya ia punya seorang Ayah, yang berkerja sebagai preman 'menurut dirinya'. Orang-orang menganggap ayahnya adalah orangtua terburuk, karena menafkahi anaknya hasil dari memukuli orang. Tapi percayalah, bagi Ella, ayahnya adalah orang yang paling sempurna. Ia tahu pekerjaan ayahnya memang mengerikan. Ia bahkan tahu pergaulan ayahnya seperti apa. Tapi percayalah, seburuk apapun pekerjaan ayahnya, ia masih diperlakukan bak ratu oleh ayahnya. Ayahnya begitu memujanya, ia selalu dimaja, dan ia merasakan kebahagia itu hanya sampai ia berumur 6 tahun. Ia tidak mengerti saat itu, mengapa ayahnya menyerahkannya kepanti asuhan. Walaupun seperti itu, ia masih mengharapkan ayahnya kembali untuk datang membawa dirinya pulang. Tapi keinginan itu hanya sia-sia. 25 hari pasca ia pindah kepanti asuhan, ibu panti mengabarkan bahwa ayahnya meninggal dunia karena gagal ginjal. Dan semenjak saat itu, ia membenci ayahnya. Ia membencinya, karena tidak melibatkan dirinya disaat masa-masa terpuruk ayahnya. Ayahnya tidak membiarkan dirinya berada disampingnya untuk saat-saat terakhir, dan ia benci itu. Ella menghembuskan nafasnya kasar, memikirkan kenangan lama. Ini sudah 8 tahun berlalu semenjak kejadian itu, tapi mengapa rasanya masih sama. Masih sama-sama menyakitkan. Hari ini adalah tanggal kematian ayahnya. Dan setiap tanggal ini, ia selalu mengingat kebersamaan dirinya dengan ayahnya, dan ia benci itu. Ia benci berharap pada sesuatu yang tidak mungkin seperti ini. Ia hanya ingin memeluk ayahnya untuk terakhir kali, dan mengucapkan terimakasi serta mengatakan bahwa ia sangat menyayangi preman satu-satunya itu. Hari sudah menunjukan pukul 8 malam, dan saat ini Ella sedang berjalan pulang menuju panti. Sesekali ia bersenandung, agar tidak terpikirkan masa lalu. Ia lebih suka memikirkan bagaimana cara mencari uang tambahan, agar bisa mempekerjakan beberapa guru dipanti. Ia ingin adik-adik yang berada dipantinya memiliki ilmu serta pendidikan yang bagus. Ia tidak ingin mereka dikucilkan oleh masyarakat, karena mereka anak yatim piatu. Ella memasuki pagar kayu yang hanya sebatas pinggang dirinya. Ia memperhatiakan sekitarannya. Disana, dihalaman panti mereka, ada beberapa permainan yang sudah tampak berkarat. Ia memperhatian jendela-jendela yang sudah tertutup rapat, serta lampu-lampu kamar yang sudah dimatikan. Mungkin anak-anak panti sudah tidur, pikirnya. Ia hanya menatap kosong kearah panti. Bagaimana lagi cara dia mencari uang agar mereka semua damai dan nyaman. Setelah membuang nafas kasar berkali-kali, berusaha menenangkan dirinya. Ella mulai berjalan memasuki pintu utama panti. Ia bahkan tidak menyadari tadi ada 2 mobil mewah yang terparkir didepan panti. Pikirannya mulai berkelana, apakah akan ada anak panti yang akan mendapat orangtua adopsi? Atau apakah kali ini mereka dapat sumbangan dari komunitas-komunitas? Pikirannya bercambuk memikirkan pertanyaannya. Ia harap, salah satu dari pikirannya memang benar. Ella melangkahkan kakinya masuk kedalam panti. Matanya berpapasan dengan beberapa pria besar yang menggunakan setelan jas, sedang berdiri didepan pintu masuk. Tidak ingin mencari keributan, Ella mulai melangkahkan kakinya masuk menuju ruang tamu. Disana, diruang tamu kecil panti, ada 2 orang pria lainnya yang bersetelan jas lengkap sedang duduk dan mengobrol dengan ibu panti mereka, Ayu. "Buk" ucapnya pelan, dan menarik perhatian semua orang yang berada diruang tamu. Ella berjalan kearah ibu Ayu, kemudian menyalim tangan wanita paruh baya itu. Lalu, matanya terarah pada kedua pria yang berada di depan ibu Ayu. Salah satu pria itu adalah pria yang ia yakini berumur 30 tahunan, sedangkan pria yang lainnya adalah pria paruh baya, yang mungkin berumur 40 an. "Ella, perkenalkan ini adalah Bapak Thomas, dan disebelahnya adalah pengacaranya, bapak Erwin. Pak Thomas, ini adalah Ella Melodina, yang saya ceritakan barusan" ucap ibu Ayu memperkenalkan mereka. Ella menatap Bapak Thomas, pria paruhbayah tersebut yang saat ini sedang memandangnya dengan mata berkaca-kaca. Ia bingung. Ia masih belum bisa memikirkan arti dari perkataan mereka. "Ella, anakku. Bapak Thomas ini adalah papa kandungmu!" jelas ibu Ayu. Ella membulatkan matanya, bingung dengan semua pembicaraan ini. "Maksud ibu apa? Ibukan tahu, ayah aku udah meninggal 8 tahun yang lalu. Ibu juga kenalkan ayah aku siapa? Ibu Ayu hanya menangis mendengar penuturan Ella. Ia bahkan tidak sanggup untuk menceritakan keseluruhan yang baru saja di dengarnya. "Biar saya jelaskan!" Erwin, pria 30 tahunan itu mulai membuka suara, karena melihat kondisi kedua pihak yang tidak bisa berkata-kata. Erwin mempersilahkan Ella untuk duduk, dan mendengarkan penjelasannya. "Ini, silahkan dibaca!" Erwin menyerahkan sebuah potongan Koran lama kepada Ella. Potongan Koran itu memperlihatkan foto ayahnya, yang dijadikan sebagai buronan polisi karena kasus penculikan bayi. Di Koran tersebut dijelaskan bahwa ayahnya, Agus mencuri seorang bayi dari rumah sakit, yang merupakan bayi perempuan dari keluarga Kylie. Erwin juga menjelaskan bahwa bayi yang dicuri ayahnya adalah dirinya. Setelah beberapa tahun berlalu, kasus itu ditutup karena tidak membuahkan hasil. Semua hal dilakukan keluarga Kylie untuk mencari keberadaan putrinya. Setelah pasca kejadian itu, keluarga kylie pindah ke Australia, karena ingin memberikan udara yang bagus untuk sang nyonya Kylie yang sakit depresi karena kejadian putrinya yang menghilang. Setelah dokter mengatakan bahwa nyonya Kylie dinyatakan sehat, mereka kembali ke Indonesia 3 tahun yang lalu. Mereka tidak menyadari sebuah surat yang datang kerumah mereka yang lama di Australia. Surat itu merupakan surat dari Agus, orang yang mencuri Ella. Disurat itu dituliskan sebuah alamat panti asuhan serta permintaan maaf sebesar-besarnya. Bertahun-tahun mereka mencari keberadaan putri mereka, padahal 3 tahun yang lalu, surat itu sudah berada dirumah peristirahatan mereka di Australia. Erwin juga menyerahkan beberapa surat-surat seperti akta lahir dari rumah sakit beserta surat kecocokan DNA, yang mereka lakukan secara diam-diam. Ella masih terdiam. Mencerna segala hal informasi yang di dapatnya malam ini. Ini terlalu banyak, pikirnya. Saat ini ia masih dalam kondisi berkabung, lantaran hari ini adalah tanggal kematian yang dianggapnya selama ini adalah ayahnya. Ella meletakan berkas-berkas itu begitu saja keatas meja. Matanya menatap kosong kedepan. Kemudian ia memandang seluruh orang yang berada dihadapannya. Ia membuang nafas pelan "Aku mau istirahat" ucapnya, kemudian pergi berlalu ke kamarnya. Ya benar, satu-satunya yang ia harapkan saat ini adalah istirahat. Ia akan memikirkan semuanya besok, setelah hari ini berlalu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Suamiku Bocah SMA

read
2.6M
bc

T E A R S

read
312.6K
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.9K
bc

Turun Ranjang

read
578.7K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.0K
bc

Bad Prince

read
508.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook