bc

IZINKAN AKU MENCINTAIMU

book_age12+
71.4K
FOLLOW
632.8K
READ
love-triangle
love after marriage
goodgirl
aloof
inspirational
drama
spiritual
shy
sacrifice
substitute
like
intro-logo
Blurb

Gaza menjatuhkan talaknya pada Rania tepat di malam pertama pernikahan mereka, gara-gara kiriman sebuah video syur dari sahabatnya. Rania bersumpah tak melakukan itu, tapi Gaza tak peduli. Dia tetap menalak Rania hingga akhirnya Azka-- saudara kembar Gaza yang tak pernah dianggap oleh keluarga itu pun ikut turun tangan. Bagaimana kisah cinta Rania selanjutnya? Apakah dia tetap mempertahankan cintanya dengan Gaza atau justru menerima lamaran Azka? Bagaimana pula dengan video syur itu? Benarkah Rania pelakunya?

chap-preview
Free preview
Bab 1
Pov : RANIA "Aku talak kamu, Rania! Ayo keluar sekarang. Biar keluarga kita menjadi saksi talakku ini!" ucap Mas Gaza begitu ketus saat aku baru saja melipat mukena. Hatiku berdebar tak karuan mendengar ucapannya. Apakah detik ini aku sedang bermimpi? Mengapa tiba-tiba Mas Gaza menjatuhkan talaknya padaku, padahal baru tadi pagi dia mengucapkan qabul itu? Apa yang membuatnya berubah sedrastis ini? Ya Allah, apa yang sebenarnya terjadi padanya? Kenapa setelah membaca pesan dari ponselnya itu dia langsung menjatuhkan talaknya? Dia dapat pesan apa dan dari siapa? Seharusnya, malam pertama adalah malam yang membahagiakan bagi setiap pengantin, siapa pun itu. Malam penuh warna atas bersatunya dua hati yang saling mencintai. Apalagi pernikahan ini bukanlah pernikahan akibat sebuah perjodohan, melainkan pernikahan atas dasar cinta, suka sama suka dan komitmen untuk saling mengisi dan menjaga. Sebuah mimpi bersama demi menjalankan separuh agama yang diridhoiNya. Namun apa daya, malam ini justru menjadi malam terburuk dalam hidupku. Malam kelam yang bahkan sekadar membayangkannya saja aku tak mampu. Aku sendiri tak paham kenapa Mas Gaza tiba-tiba begitu jijik menatapku. Dia bahkan menamparku dua kalian tanpa kutahu penyebabnya. Teganya dia. Tak kusangka dia bisa sekasar ini tanpa bertanya padaku terlebih dahulu apa permasalahannya. Kenapa dia bertindak sesukanya tanpa meberiku kesempatan untuk bicara. Air mataku tumpah membanjiri pipi. Sesak ini semakin menjadi apalagi saat Mas Gaza dengan tega mempermalukan aku di depan banyak orang, di hadapan keluarga besar kami yang masih asyik bercengkerama di ruang keluarga. Seolah aku hanya sebutir barang menjijikkan yang layak dimasukkan dalam tong sampah. Dia menarikku paksa dan mendorongku kasar. Tega sekali memperlakukanku seperti itu. Lagi-lagi tanpa kutahu apa salahku. Saat ibu dan kakak lelakiku masih asyik bercengkerama di ruang keluarga bersama umi dan abah, di saat para saudara masih duduk lesehan sambil menikmati hidangan, saat itu juga Mas Gaza keluar kamar dengan murka. Menarik lenganku begitu kasar lalu mendorongku tersungkur begitu saja di depan mereka semua. "Gaza! Apa-apaan kamu?! Bisa-bisanya memperlakukan Rania seperti ini. Kamu amnesia siapa dia? Dia baru saja bergelar menjadi istrimu tadi pagi!" bentak Abah dengan sorot mata penuh amarah. Abah pasti tak pernah menyangka jika anak lelakinya itu bisa sekasar ini pada istrinya sendiri. Ah, istri? Bukankah aku sudah ditalaknya tadi? "Kamu kenapa, Za? Kesurupan?" Bang Alif ikut menimpali. Dia membantuku berdiri lalu memelukku. Mengusap kepalaku yang masih tertutup hijab. Mas Alif berusaha memberi perlindungan untukku dari amukan Mas Gaza yang mungkin saja akan dilakukannya kembali. Setelah itu, Mas Alif memapahku perlahan menuju sofa di samping Ummi "Gaza melakukan semua ini juga ada sebabnya, Bah. Gaza sangat mencintai Rania, karena itu pula Gaza mau menikahinya lebih dulu sebelum melanjutkan S2 ke Kairo. Tapi apa? Dia justru mempermalukan Gaza di depan semua orang! Istri macam apa ini?!" Pekik Mas Gaza lagi. Dia menunjukku dengan tatapan tajam. Kemarahannya seolah mencapai puncak tanpa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Air mataku terus mengalir deras. Dadaku terasa semakin sesak. Perih sekali rasanya. Ingin aku bertanya apa salahku, tapi lidah ini terasa begitu kelu. Hanya bulir bening yang terus mengalir di kedua pipiku. Semua orang di ruangan ini pun menatapku penuh tanda tanya. Ummi bahkan menciumi pucuk kepalaku sedari tadi. Seolah minta maaf atas perlakuan anaknya yang semena- mena. Sedangkan ibu masih duduk terpaku di samping Mas Alif, menangis tersedu di pundak anak sulungnya sembari menatapku iba. Ibu mana yang tak terluka hatinya melihat anak perempuan satu-satunya dipermalukan seperti ini. Bahkan tepat di hari pertama pernikahannya. "Mulai malam ini, Gaza talak Rania, Bah. Gaza nggak sudi menjadi suaminya. Mau ditaruh di mana muka ini jika teman-teman Gaza tahu siapa dia. Sekarang, biar dia pulang bersama keluarganya dan lupakan saja pernikahan yang baru saja digelar pagi tadi!" "Astaghfirullah ... Gaza!" Semua yang hadir berteriak bersamaan. Ibuku sampai jatuh pingsan setelah mendengar talak yang keluar dari bibir Mas Gaza. Tega sekali dia melakukan ini semua padaku, di saat keluarga besar masih menikmati suasana bahagia atas pernikahanku. Di saat aku baru saja sujud syukur karena DIA mengabulkan doa-doaku selama ini, untuk bersanding dengan orang yang kucintai pun mencintaiku. Kupikir, mulai detik ini aku akan menjadi salah satu perempuan paling bahagia di dunia. Menjadi istri seorang Muhammad Gaza Ramadhan. Laki-laki tampan, beriman dan cukup mapan. Bahkan aku sangat bersyukur akhirnya dia lebih memilih aku yang biasa saja dibandingkan perempuan-perempuan lain di luar sana yang menurutku jauh lebih sempurna. Tapi apa? Impianku itu musnah seketika. Bahkan kini hatiku remuk dan hancur berkeping-keping dengan keegoisannya. "Apa-apaan kamu, Za!" Abah menampar pipi Mas Gaza dua kali saking jengkelnya. "Abah nggak pernah mengajarimu seceroboh ini, Za. Ucapan lelaki yang sudah bergelar menjadi suami itu harus benar-benar dijaga, bukan seenaknya. Jangan pernah mengambil keputusan di saat kepala mengebul, jika kamu tak ingin menyesal setelahnya. Tenangkan hati, berpikir jernih, salat istikharah baru mengambil keputusan dengan benar, apalagi menyangkut talak!" Bentakan Abah kembali kudengar. Namun Mas Gaza seolah acuh. Dia tak peduli dengan omelan abah. Bahkan saat Ummi ikut menasehati, hati Mas Gaza seolah masih penuh dengan benci. Dia tetap bersikukuh tak ingin menjadikanku sebagai istri. Keputusan Mas Gaza untuk menalakku tak bisa ditarik kembali. Kebahagiaanku sebagai istri nyatanya tak sampai sehari. Hanya beberapa jam saja, setelahnya justru hati ini benar-benar patah karenanya. Aku yang bahkan belum sempat merasakan malam indah bersamanya, harus berlapang d**a untuk pergi selamanya. Menanggalkan semua mimpi yang pernah dirajut bersama. "Katakan pada abah, pada kami semua. Sebesar apa kesalahan Rania sampai kamu tega menalak dia di malam pertama kalian!" Mas Gaza menatapku tajam. Aku yang masih tenggelam di pangkuan umi. Hampir semua orang yang ada di ruangan ini menitikkan air mata melihatku begitu terluka. Mungkin ikut merasakan bagaimana sesak dadaku saat ini. Saat yang tak pernah kubayangkan akan terjadi dalam malam pertama pernikahan kami. Malam yang seharusnya diisi dengan tawa bahagia justru berganti dengan air mata luka. "Kamu mau cerita sendiri atau aku yang menceritakan, Ran!" Mas Gaza berucap kasar sembari melotot lebar. Perih sekali rasanya. Baru kali ini kudengar Mas Gaza sekasar itu padaku. Dia yang biasanya begitu manis dan sopan, tak kusangka bisa bersikap bar-bar. "Ran, ceritakan pada abah dan umi, juga pada semua yang masih ada di sini. Biar semuanya jelas. Tak akan ada asap kalau tak ada api!" bentak Mas Gaza lagi. Dia benar- benar dirasuki emosi. Giginya bergemeletuk menahan geram bahkan rahangnya tampak mengeras menatapku begitu tajam. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.4K
bc

My Secret Little Wife

read
85.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook