bc

Syndrome ladies

book_age0+
131
FOLLOW
1K
READ
FBI
like
intro-logo
Blurb

ada apa sebenarnya, hingga membuatnya tersiksa dengan senyuman? ada rahasia apa sebenarnya dari gadis yang awalnya ceria, Sekarang bisa menjadi gadis sedingin es?

gadis yang terlihat rapuh namun dapat mematahkan dan meremukkan. Keahlianya dalam menciptakan senjata-senjata yang tidak terduga siapa saja. Memang tidak bisa menembak, TAPI COBA SAJA BUNUH DIA? IMPOSIBLE

chap-preview
Free preview
Prolog
Seorang gadis tengah berdiri menatap bangunan megah didepannya, SMA Nusantara.Ia menghirup nafas dalam-dalam sebelum memasuki area sekolah. Senyum merekah dan berseri memancar dari wajah cantiknya.Dengan ragu ia mengetuk pintu ruang kelasnya XII IPS2, senyumnya kembali terbit menatap papan gantung tersebut. "Permisi.. "Ucapnya lembut yang seketika membuat penghuni kelas menatapnya. "Ya, silahkan masuk. "Ucap guru yang sedang menerangkan.Ia menyalimi guru tersebut dan berbicara, "Maaf, saya disini murid baru. " "Oh, silahkan berkenalan. Anak-anak... Kalian barusaja mendapat teman. Siapa namamu? " "Hai... Salam kenal, nama gue Rezita Serena Athala. Bisa dipanggil Thala. Gue baru pindah kemarin. " "Salam kenal Thala.... "Riuh sekelas ramah. Hanya satu siswa yang tengah tertidur pulas di belakang. Dilihat dari segi penampilannya bisa dinilai bad boy.Athala melihatnya dengan meringis. “Athala, kamu bisa duduk di-" "Saya mau duduk sama dia aja bu. "Ucapnya sambil menunjuk gadis yang terlihat manis dan imut. Ia tersenyum hangat menyapanya.Setelah terduduk dikursinya, gadis itu mulai menyapa. Sedangkan Athala meliriknya sekilas lalu menatap depan serasa canggung. "Emm, hai.. Boleh kenalan? Nama gue Resya Monika Amarta, bisa dipanggil Resya.” "Gue Athala. " "Cuek banget, kelihatan alim lagi. Apa gue betah duduk sama dia? "Resya membatin. Suara bel istirahat yang nyaring, membuyarkan semua siswa yang berteriak girang. Athala yang mulai bercengkrama dengan teman-teman yang lainnya. Terlihat sangat konyol para prianya, sedangkan perempuannya yang suka bergosip dan ada juga yang terlihat seperti genk popular beranggotakan 5 orang.Ia juga berkenalan dengan pria yang nampak bad attitude. Reza Raga Greisenda. Ia sama sekali tak mementingkan kelakuannya. Pria tampan namun tak berpengatuh bagi Athala. "Thal, kantin yuk. " "Hayuk. “ Mereka berdua berjalan dan sekedar berbincang-bincang. Dari segi penampilan, Athala dan juga Resya memiliki perbedaan yang cukup mencolok tapi tidak jauh beda seperti kakak beradik. Tinggi Athala yang melebihi Resya namun memiliki sifat yang manja. Sedangkan Resya yang terlihat lebih dewasa.Setelah memesan makanan, Resya dan Athala pergi menuju kelas. Disana banyak siswa yang tengah berbincang-bincang. "Res, kenapa lo gak gabung sama mereka? "Tunjuk Athala kearah siswi-siswi yang tengah asik bercanda. "Males, paling bahasannya cowok. Boros angin doang, bikin haus gegara kebanyakan nelen ludah. "Ucap Resya pedas yang diangguki Athala. "Lo itu suka nyeplos ya? " "Daripada mereka, gue lebih suka sendiri dari pada rame-rame kayak mereka. Sok alim tapi munafik. "Ucap Resya sakrastik. Dari arah pintu, masuklah Raga dan teman-temannya. Yoga dan Irfan. Nampak Raga yang paling datar dari kedua temannya.Athala tersenyum melihat Yoga dan Irfan. Mereka selalu bertingkah gokil dan kocak, mengingatkannya pada masa SMP dulu. "Lo kenapa bengong? "Tanya Resya menyadarkan Athala. "Enggak, gue liat tingkahnya Yoga sama Irfan itu kaya masa -masa SMP gue. Dulu gue disebut ratunya jalanan, trouble maker, Gue sering naroh sampah ke tas temen gue, nyobek diary temen gue, gambar-gambar dibuku pelajarannya, sering bolos mapel, rok seragam gue kasih belahan, sepatu gak gue iket, nonjok cowok, yaaaah... Masih banyak lagi. "Ucap Athala mengingat masa lalu. Sedangkan Resya begitu menikmati ceritanya. "Wah, gue kira lo alim. Ternyata bad juga. "Kagum Resya tak percaya. Lain dengan Athala yang menatap gadis itu dengan senyuman. "Gue malah ngerasanya trouble maker dari pada bad. " "Kenapa? Bukannya sama aja? " "Gue cuma nakal dan jahil. Tapi gue gak pernah ngerokok, minum, dan begituan. Tapi gue janji tobat deh, asal lo mau jadi temen gue. " "Hahahaha, lo ngajak temenan sama mantan bad girl. "Tawa meledak milik Resya. Sedangkan Athala membolakan matanya. "Oh, Kalo gitu impas. Brarti nakal lo lebih parah ya. "Jawab Athala menggeleng. Sedangkan Resya mengangguk. "Gimana menurut lo tentang Raga? "Tanya Resya tiba-tiba yang membuat Athala tersedak. "Menurut gue dari penampilan kelihatan bad. Kenapa? "Belum sempat menjawab, tiba -tiba lonceng tanda masuk dibunyikan dan terpaksa membuat Resya dan Athala berhenti mengobrol. "Stttt, nanti kita sambung istirahat kedua. Kelihatannya asik ngobrol sama lo. "Ucap Resya disenyumi Athala. "Asal lo jangan buka kedok gue. " "Gue nanti bakal ceritain kisah gue, jadi kita impas. Lo jaga rahasia gue, gue jaga rahasia lo. Gimana setuju? " "Sure. "Sambil bertos ria. Pada akhirnya pelajaran berlangsung dengan membosankan. Seketika menegang ketiga guru killer tersebut membentak salah satu siswa. "RAGA!!!! kalo kamu terus tiduran, kamu mending keluar!!! Saya gak mau punya murid pemalas kaya kamu. "Sedangkan pria yang disebutkannya tadi terbangun dan menatap sekitarnya jengah. "Ibu, enek liat muka kamu. Sekarang kamu KELUAAAAR!!! " Raga melenggangkan tubuhnya keluar tanpa sepatah kata apapun. Sedangkan seluruh siswa menggeleng, dan menatapnya malas.Athala yang menatap teman-temannya menyerngit heran. Matanya mengedarkan kearah jendela. Disana Raga sedang terbaring di gazebo. "Sssttt, Res. Itu Raga-" "Udah biarin aja. Udah biasa, kebal dianya. "Mendengar ucapan Resya, Athala hanya ber-oh ria sambil meringis.Dikeluarkannya camilan dilaci dan memakannya ditengah guru yang menerangkan. Sedangkan Resya menatapnya heran. "Lo berani makan dikelas? " "Why not? "Sambil terus memakan keripiknya. Suara aneh disenyapnya kelas, membuat seluruh siswa menatapnya. Sedang Athala malah menatap mereka dengan memasang muka tanpa dosa. "Mau? "Bisiknya. Lain dengan temannya yang menggeleng. Ia hanya mengedikkan bahunya acuh dan kembali menatap papan tulis. Sebenarnya bukan papan tulis melainkan punggung guru berbadan besar itu yang menutupi papan. Suara Bel istirahat kedua membuat semua siswa berteriak riuh.Pada akhirnya, Resya dan Athala pergi keluar menuju kantin. Ia sempat menatap pria yang terbaring di gazebo kelas.Mereka terduduk dikantin sambil memakan nasi beserta lauknya. "Lo gak nyaman ya sama Raga? "Tanya Resya pada Athala. Sedang gadis itu berhenti memasukkan sendok kemulutnya sambil menatap Resya lalu mengarah lagi kemakanan. "Gue biasa aja. Dia kan temen gue, ya... Gue cuma prihatin aja liat dia kayak bangkai gitu. Kelihatan bad boy tapi kurang berkelas."Mendengar penuturan Athala, membuat Resya tersenyum simpul. "Mereka sama sekali gak nganggep dia temen, gue juga ragu kalo mereka juga nganggep dia manusia. Bukannya perhatian, malah nganggepnya hama, Aib, pengacau, dan lain-lain. " "Segitunya? Hidup mereka terlalu indah ya? "Ucap Athala sambil menghela nafas berat. "Hmmm, gak juga. " "BTW, dari tadi lo bahas Raga mulu. Emang kenapa? Atau... Lo suka-"Goda Athala pada Resya yang sedang menampilkan ekspresi syok. "Eh, ngomong apaan lo. "Dengus Resya pada Athala, sedangkan gadis itu terkekeh geli. "Bercanda". Dirumah Athala berada, menampilkan gadis yang sedang terbaring di tempat tidurnya. Nuasa putih dengan lukisan di tembok bunga-bunga dan suluran, juga gorden merah muda menghiasi kamarnya yang begitu feminim. Athala merebahkan tubuhnya sambil mencoret-coret buku. Nampak jelas desain rumah dan juga pakaian disana. Ia tanpa ragu menorehkan dengan tersenyum senang.Tiba-tiba suara pintu terbuka. Menampilkan sosok wanita paruh baya. "Gini ya, malah enak-enakan tidur. Beres-beres rumah gih. Adiknya dijagain, kaya ratu aja. "Ucapnya sakrastik. Athala menelan ludahnya sambil menghela nafas berat sebagai kebiasaanya untuk mengatur emosi.Ia terbangun dan segera melakukan kewajibannya membersihkan rumah. Ia kembali kekamar setelah petang datang.Athala memang dikenal pemalas dan lemot. Namun, ia juga punya ambisi untuk mencapai sesuatu.Ia sedang belajar untuk pelajarannya besok sambil mendengarkan musik supaya tidak cepat bosan. Namun, kembali terganggu saat pintu terbuka. "Dipanggil dari tadi gak nyahut. Eh, ternyata kupingnya disumpal. Gak sekalian aja budeg. Belajar kok sambil dengerin musik, apa bisa paham? "Ucap wanita paruh baya itu atau dipanggilnya ibu dengan nada mengejek. "Apa lagi sih bu? "Tanyanya jengah namun masih bisa mengatur emosinya. Ia sangat menyayangi keluarganya dan pantang untuk durhaka. "Mana HPnya, biar ibu sita. Siniin ibu cek dulu. "Pinta ibunya. "Bu, kalo mau ngecek kenapa baru sekarang? Kenapa gak tadi siang. Sekarang HPnya lagi aku pake. Kalo gak dengerin musik, aku bisa cepat bosan. " "Ngelawan kamu ya?! Buruan. "Sambil menghela nafas berat, ia memberikan HPnya ke ibunya. Lalu kembali menyelesaikan tugasnya. "Belajar yang giat. Pertahankan rankingmu. "Sambil meninggalkan ruangan. Athala menatap punggung wanita itu nanar. Setetes air mata jatuh membasahi pipinya. "Kalo meraih ranking itu sebuah kebanggaan. Kenapa gue mikirnya sebuah kesalahan besar. Kenapa sebuah penghargaan itu buat gue jadi beban? "Batin Athala di derasnya air mata. Namun segera dihapusnya, takut kedua orang tuanya melihat. Ia segera melenggang keKamar mandi membasuh wajah dan menyekanya kasar. Dilihatnya cermin menampilkan sosoknya yang putih cantik dengan mata merah nyalang.Dipolesnya alis mata dan maskara, juga taburan bedak untuk menghilangkan bekas tangisannya. Ia segera menuju ruang tamu dan berkumpul dengan kedua orang tuanya sambil Bercerita sesekali bercanda. Hingga ia lupa segalanya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Daddy's Baby

read
113.7K
bc

One Shot Steamy Stories

read
1.2M
bc

One Shots Steamy Stories Book 2

read
374.1K
bc

Yes, Daddy (Dominant Series #1) ✔️

read
980.5K
bc

Daddys Home

read
490.0K
bc

My Possessive Best Friends

read
97.4K
bc

Senator's Dirty Queen

read
183.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook