bc

Kekasihku Koret

book_age18+
203
FOLLOW
1.6K
READ
mate
dominant
brave
confident
humorous
campus
betrayal
lies
secrets
sacrifice
like
intro-logo
Blurb

Tumbuh dari keluarga yang broken home, membuat Adis Adena menginginkan pendamping hidup yang sempurna. Namun, dia malah terjebak dalam pelukan cinta sang kakak tingkat yang terkenal Koret. Gadis itu terlanjur mencintai Beno, kekasinya, karena laki-laki itu sangat peduli dan sangat menyayanginya. Namun, lama kelamaan, Adis merasa jengkel dengan sikap sang kekasih yang sangat pelit.

"Tara … ini kendaraan spesial yang akan kita bawa ke ulang tahun Dewi." Beno Wijaya berdiri di samping sepeda tua miliknya.

"Jadi, sepeda ini yang lo bilang kendaraan spesial? Kita akan ke acara ulang tahun dengan mengendarai sepeda butut ini?" Adis berteriak dengan kesal. Adis tahu apa yang ada di otak kekasihnya. Pasti dia tidak mau keluar uang untuk membeli bensin atau membayar taksi.

Ya, sekoret itulah Beno. Di saat Adis mulai jengah, ada seseorang yang sangat royal yang mencoba untuk meraih hati Adis. Jordan Jonathan, itulah nama laki-laki itu. Laki-laki yang sangat royal dan rela membelikan apapun untuk Adis, meskipun dia tidak secare Beno. Manakah yang akhirnya akan dipilih oleh adis? Dapatkah dia menemukan pasangan sempurna yang dia inginkan?

chap-preview
Free preview
Pengorbanan Beno
~setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan. Kalau mau cari pacar yang sempurna tanpa kekurangan, jangan pacaran sama manusia~ (Beno Wijaya) Sepasang tangan yang penuh dengan noda oli tengah mengotak-atik motor dengan cekatan. Tangan cungkringnya tidak bisa diragukan lagi dalam hal otak-atik mesin motor. Laki-laki berambut ikal dan berkulit sawo matang itu tengah serius membereskan masalah motor yang sedang dia pegang. Tangannya sesekali mengusap peluh yang menetes ke pelipisnya hingga membuat wajahnya cemong-cemong. Meskipun wajahnya tampak cemong, tetapi masih terlihat sisi manis dari laki-laki 21 tahun itu. "Ben, kamu pulang aja nggak apa-apa. Biar aku yang selesaikan. Jam lembur kamu cuma sampai jam 7 aja. Kamu juga sudah kelihatan capek banget," ucap Pak Sapto, bos Beno. Sejak beberapa hari yang lalu, Beno memang minta untuk lembur, supaya bisa dapat uang lebih karena banyak yang harus dia tanggung. "Satu jam lagi nggak apa-apa, Bang. Pacar saya sedang di rumah sakit, jadi saya perlu sedikit tambahan," ucap Beno sambil tersenyum, seolah dia tidak merasakan lelah sama sekali. Ya, kekasih Beno sedang dirawat di rumah sakit. Meskipun dia tidak punya kewajiban untuk ikut membantu membayar biaya rumah sakit, tetapi meskipun sedikit, dia ingin memberi bantuan, karena kekasinya adalah anak kos yang jauh dari orang tua. Jadi dia ikut merasa bertanggung jawab Meskipun tidak sepenuhnya. Adis Adena. Sosok wanita yang sangat disayangi oleh Beno. Wanita itulah yang membuat Beno benar-benar jatuh cinta. Wanita yang senyumnya adalah sumber kebahagiaan baginya. "Ya sudah, terserah kamu aja deh Ben. Anak muda kalau udah bucin kan memang begitu. Mau melakukan apapun untuk kekasihnya," ucap Pak Sapto. Lalu laki-laki itu segera menyelesaikan motor yang lain. Karyawan yang lain sudah pada pulang. Hanya Beno saja yang bertahan. Sebenarnya dia bukannya tidak punya simpanan. Dia masih ada simpanan uang. Kalau hanya sekedar untuk membiayai rumah sakit Adis aja masih lebih dari cukup. Namun, pantang bagi Beno untuk mengambil uang yang sudah dia tabung. Kecuali untuk sesuatu yang benar-benar mendesak. Dia lebih baik kerja lembur setiap hari seperti ini untuk mengcover biaya yang tak terduga seperti sekarang ini. "Bang, sudah selesai. Motor ini bisa diambil pemiliknya besok pagi. Sudah jam 8 bang, aku pamit dulu ya? Mau langsung ke rumah sakit," ucap Beno sambil mencuci tangannya. "Oke. Ini uang lembur kamu hari ini. Semoga bisa buat tambah-tambah biaya rumah sakit pacar kamu ya?" Bang Sapto memberikan 1 lembar uang rp100.000 kepada Beno. Beno segera mengambil uang itu dengan sumringah. Lumayan lah. Bisa untuk tambah-tambah biaya rumah sakit sekaligus untuk Dia nabung sendiri. Tak mungkin dia memberikan seluruh uang itu untuk Adis. Karena baginya menabung adalah nomor satu. "Makasih banyak ya, Bang. Besok kalau ada lembur lagi aku mau. Pamit dulu ya bang, Assalamualaikum." "Waalaikumsalam, hati-hati. Kalau mau ketemu sama pacar mandi dulu!" "Beres bang! Nanti mandi di pom bensin aja," ucap Beno sambil menggendong tas ranselnya yang berisi buku-buku kuliahnya serta buku-buku milik temannya Adis yang sengaja dia pinjam, lalu dia segera melesat pergi meninggalkan bengkel tempat dia berkutat dari siang. Ya, sepulang kuliah Beno memang tidak pernah pulang ke kosnya, tetapi langsung pulang ke tempat kerja. Jadi maklumlah, dia selalu membawa buku-buku kuliahnya saat dia bekerja. Dia harus banting tulang untuk membiayai kuliahnya sendiri. Uang dari orang tuanya? Tentu saja dia tabung. Meskipun tidak banyak uang yang diberikan oleh orang tuanya, tetapi lumayan untuk tabungannya. Bagi Beno, jika saat ini kita tercipta menjadi orang miskin, tidak lantas kita harus mati dalam keadaan miskin pula. Itulah kenapa dia sangat bekerja keras dan juga amat sangat hemat. Karena dia tahu susahnya mencari uang dan dia tahu susahnya ketika dia tidak punya uang. Jangankan untuk orang lain, untuk memanjakan dirinya sendiri saja di harus berpikir 1000 kali. Beno mampir pom bensin sebentar untuk numpang mandi. Dia ingin menyegarkan diri sendiri dulu sekaligus istirahat sejenak. Dia belum istirahat sejak pulang kuliah. Hanya berhenti beberapa menit saja untuk makan dan sholat, selebihnya digunakan untuk bekerja. Dia sangat lelah, tetapi tidak mengurungkan sedikit niatnya untuk tetap menemani sang kekasih di rumah sakit. Kalau Bukan dia yang peduli terhadap kasihnya sendiri, Lalu siapa lagi? Dia tidak mau kalau sampai kekasihnya dipedulikan oleh orang lain. Setelah selesai bersih-bersih diri, Beno segera meluncurkan motornya menuju ke rumah sakit. Sesampai di sana, senyum Beno langsung mengembang saat melihat kekasihnya sedang duduk dengan wajah yang yang cerah, tidak pucat seperti kemarin. "Assalamualaikum, Ting. Udah baikan lo?" Beno tersenyum, meletakkan tas ranselnya di atas meja. Dengan lsngkah pelan, dia menghampiri sang kekasih yang saat itu tengah duduk, menyunggingkan sebuah senyum manis ke arahnya. "Udah mendingan. Baru pulang jam segini?" tanya Adis. Adis, seorang gadis cantik berpipi tirus, berambut panjang bergelombang dan berkulit putih bersih. Dia adalah adik tingkat Beno. "Iya, Hari ini gue lembur lagi, Kepiting Sayang. Gue lembur juga buat Lo kok. Masih pusing enggak hari ini?" Beno mengelus lembut rambut kekasihnya dengan penuh kasih sayang. 'Lembur buat gue dari Hongkong. Kita lihat aja nanti, yang buat gue berapa persen,' ucap Adis dalam hati. Satu tahun lebih menjalin hubungan dengannya, buat Adis hafal Betul tabiat sang kekasih. "Udah mendingan banget. Bosen banget di sini, Ben. Gue pengen cepet pulang." "Emang mau ngapain pulang? Kos an Lo berantakan banget kayak kandang ayam. Udah anteng-anteng dulu disini. Oh iya, tadi gue pinjem bukunya Santi, biar Lo nggak ketinggalan banyak materi. Gue salin dulu ya? Lo istirahat aja." "Emmmm … Lo kapan sih enggak sweet sama gue," ucap Adis sambil monyong monyong kan bibirnya manja. Di saat seperti inilah dia merasa sangat beruntung. Kekasihnya benar-benar rela berkorban dalam hal ini. Meskipun begitu, tetap ada satu hal yang selalu membuat dia jengkel. Ah, tapi mau dikata apa. Tidak ada satupun manusia yang sempurna di dunia ini, bukan? "Ting, Lo tuh segalanya buat gue. Jadi gue bakal ngelakuin apapun buat lo. Sekarang lo istirahat dulu, biar besok enakan." Adis tersenyum dan menganggukkan kepalanya, lalu dia segera berbaring di tempatnya dan membiarkan sang kekasih menyalin materi untuknya. Ah, di mana lagi dia mendapatkan laki-laki seperti itu. Sebenarnya, Adis mendambakan seorang kekasih yang sempurna. Kekasih yang pengertian, kekasih yang perhatian, dan kekasih yang royal. Namun akhirnya ini yang tidak dapatkan, kekasih yang sangat perhatian dan sangat menyayangi dia, meskipun pelitnya melebihi qarun. Itulah kenapa, meskipun dia sayang sama Beno, hatinya belum 100 persen untuk sang kekasih. Adis memejamkan matanya sejenak, dan beberapa menit kemudian, ketika dia membuka mata, terlihat Beno yang menempelkan kepalanya di atas tempat tidur Adis. Tangannya masih memegang pulpen tetapi matanya terpejam. Ah, Dia terlihat sangat lelah. Bagaimana tidak, dia belum istirahat dari tadi pagi. "Ben, gue tahu lo pasti capek banget. Tetapi lo selalu berusaha untuk ada buat gue. Terima kasih ya karena Lo selalu membuat gue merasa berharga. Ya, meskipun kadang Lo nyebelin. Meskipun Lo pelitnya sampai ke ubun-ubun, tetapi lo care banget sama gue. Semoga lo bisa berubah suatu saat nanti. Gue takut bisa mati berdiri kalau suatu saat punya suami yang pelitnya kayak lo," ucap Adis sambil memandang kekasihnya. Ya, Tak ada satupun manusia yang sempurna. Jika dia punya seabrek kelebihan, tak masalah kan Jika dia punya satu atau dua kekurangan?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
186.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.3K
bc

My Secret Little Wife

read
84.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook