bc

Air Mata Pernikahan Anggun

book_age18+
1.8K
FOLLOW
22.1K
READ
contract marriage
family
sweet
serious
virgin
wife
like
intro-logo
Blurb

Cerita ini menceritakan tentang perjuangan Rangga dalam merebut perusahaan papanya, hingga ada syarat berat yang harus di jalankan Rangga jika ingin perusahaan papanya jatuh ke tangan nya. Pernikahan dan mempunyai anak itulah syarat berat yang harus dilakukan Rangga, hingga Rangga memperlakukan Anggun sangat kasar setelah pernikahan terjadi,Anggun lelah dengan sifat Rangga hingga dia meminum banyak obat penyubur,dan berhasil hamil. Rangga mati matian mempertahankan Anggun karena dia sudah mulai mencintainya, akhirnya Anggun melihat ketulusan Rangga dan mereka berdua sama sama memperbaiki rumah tangganya.

chap-preview
Free preview
Kepulangan Rangga
Anggun Danelia nama seorang gadis yang menjadi putri kebanggaan dari Yuni dan Abrar. Usia Anggun baru akan menginjak 20 tahun, tapi dia sudah menjadi tulang punggung untuk membantu orang tuanya memenuhi kebutuhan rumah dan membantu sekolah kedua adiknya. Seperti saat ini Anggun sedang menyediakan pesanan makanan kotak, Anggun sangat ahli dalam memasak sehingga dia menyalurkan hobi memasaknya menjadi pintu rezeki baginya "Heem,, masakan mbak Anggun nggak ada lawannya,Caca sangat suka sekali dengan menu makanan yang berbeda setiap harinya" Caca adik pertama dari Anggun, dia sekarang duduk di bangku SMA,yang berusia 17 tahun "Tentu saja Ca kita harus tetap menjaga kualitas rasa makanan, walaupun harganya murah tapi rasanya bintang lima" Anggun tertawa bersama Caca, setiap pagi sebelum Caca berangkat sekolah dia akan membantu Anggun untuk membungkus makanan yang telah dipesan oleh perusahaan "Mbak Anggun memang yang terbaik buat Caca,ibu,ayah dan Oki" Caca sangat kagum sekali dengan Anggun, kepintaran, kebaikan, sifat lembutnya yang selalu membuat Caca mengidolakan Anggun "kamu dan Oki juga harus menjadi yang terbaik buat mbak Anggun, cukup kalian fokus dalam belajar dan mendapat peringkat di sekolah itu sudah cukup buat mbak Anggun, tetap hormat kepada ayah dan ibu walaupun kita tidak berkecukupan seperti anak-anak orang kaya" Anggun mengusap rambut Caca "Caca senang ada dalam keluarga ini,karena bagi Caca keluarga ini sebagai tempat Caca berlindung,tempat Caca mengadu dari orang-orang yang selalu mengejek Caca" Caca memeluk Anggun bangga "Ya kita harus banyak bersyukur sudah ada dalam keluarga ini,ada ayah dan ibu yang selalu memperhatikan kita, menyayangi kita,dan mendoakan kita setiap hari" Anggun selalu memberikan nasehat kepada Caca adik pertama nya "Ibu,mana tas Oki" teriakan seorang remaja berusia 13 tahun yang duduk di bangku SMP "Caca, jangan sampai ibu bangun,bantu Oki dulu sana" Anggun sangat menyayangi kedua adik nya,Oki berbeda dengan Caca,dia lebih manja karena Oki rentan terkena sakit sejak kecil "Iya,itu mbak caca udah datang jangan teriak lagi Oki" Anggun masih setia dengan pekerjaannya membuka catering makanan yang sehat dan murah. Begitulah kehidupan Anggun berjalan, memprioritaskan kebahagiaan keluarga nya dulu, baru dirinya itupun jika masih ada yang tersisa di tangannya. Negara SG Rangga Hamid anak tunggal dari Erik Hamid dan Jeslin Camelia, setelah pernikahan kedua mama nya terjadi Rangga langsung pindah ke Negara SG dan menetap di sini. Rangga melanjutkan pendidikan dan membangun perusahaan nya dari titik terendah sampai dia menjadi pengusaha tampan dan sukses seperti sekarang. "10 tahun sudah berlalu, sudah saatnya aku kembali ke tempat aku lahir, perusahaan papaku harus kembali ke tanganku, tidak ada yang boleh Niko ambil sedikitpun" Rangga sedang berdiri di depan kaca kamarnya dengan secangkir kopi ditemani gerimis yang turun secara perlahan. Rangga kecewa saat itu, di mana ketika papanya meninggal mamanya malah menikah dengan Niko orang kepercayaan dan sahabat dari Erik. Rangga sama sekali tidak percaya saat surat wasiat itu dibacakan, Rangga yakin itu hanya akal-akalan Niko dan Jeslin supaya mereka bisa menikah tanpa ditentang oleh Rangga dan keluarga yang lainnya. "Niko harus ku tendang dari perusahaan papaku, aku pewaris tunggal dari Erik Hamid tidak ada yang boleh mengambil yang bukan miliknya,itu milikku dan tetap akan menjadi milikku sampai kapanpun" Rangga menikmati secangkir kopi di tangan nya Rangga sudah memantapkan hatinya untuk segera kembali mengambil alih perusahaan papanya. Siang nanti Rangga akan segera terbang ke negara IN, setelah dia selesai membereskan semua urusan perusahaannya. Begitulah dendam yang ditanamkan Rangga dalam hatinya, tidak akan ada kata mama lagi yang akan terucap dari bibirnya. 2 jalan kehidupan yang berbeda yang sedang dijalani oleh Rangga dan Anggun. "Selamat siang pak, saya dari catering Yuni mau mengantarkan pesanan nasi kotak untuk para karyawan" Anggun sudah berada di gedung pencakar langit yang berlogo EBA "Oh iya, silahkan mbak masuk kedalam,saya Telfon OB dulu untuk membawa makanannya ke atas" Satpam sudah sangat kenal dengan Anggun, karena dalam 1 Minggu 4 hari perusahaan selalu memesan catering Anggun "Saya di sini saja pak" Anggun duduk di anak tangga, menunggu ob biasa yang akan membawakan makanan ke dalam perusahaan Jeslin dan Niko sedang menuju perusahaan, karena mereka tau Rangga akan datang dari Gino yang tak lain sepupu Rangga "Maaf Mas jika nanti Rangga marah kepadamu tolong jangan membalasnya, Aku sangat merindukannya, Aku ingin dia tinggal sama kita di rumah,jangan sampai dia pergi lagi" Jeslin memohon kepada Niko agar dia tidak marah jika Rangga tidak sopan kepadanya nanti "mas akan menjaga perasaan kamu, semoga selama dia berada di negara SG banyak perubahan positif yang dia dapat" Niko tidak yakin Rangga akan sebaik itu jika mereka bertemu nanti. "Terimakasih mas" Jeslin menangis bahagia Saat mobil Niko berhenti di depan perusahaan nya, Jeslin melihat Anggun sedang menurunkan makanan kotak dari sepeda motornya "Mas gadis itu sangat cantik,ramah dan pekerja keras, andaikan Rangga anak yang penurut,aku akan menjodohkan nya dengan Anggun mas" Jeslin selalu memperhatikan Anggun jika dia mengantarkan pesanan makanan "Rangga seperti Erik sayang,dia tidak akan sembarangan memilih wanita yang akan menjadi pendamping nya kelak" Niko juga sebenarnya sangat ingin Anggun bersama Rangga, sifatnya yang ramah dan sabar sangat cocok menghancurkan sifat bringas Rangga "Aku mau dia jadi menantu ku" Jeslin sangat ingin Anggun menjadi menantu nya. Niko tidak menjawabnya lagi karena tidak mungkin Rangga mau bersama Anggun "Maaf buk, Anggun mengganggu sebentar" Anggun baru sadar Jeslin pemilik perusahaan sedang menunggu nya selesai menurunkan nasi kotak "Iya nak, tidak apa-apa" Jeslin turun dari mobil dan berdiri di samping Anggun, melihat ob membantu Anggun menurunkan nasi kotak, Niko langsung masuk kedalam perusahaan setelah bertegur sapa dengan Anggun Setelah selesai Anggun menerima uang dari Jeslin sebagai bayaran nasi kotak nya "Ibu maaf,ini kebanyakan" Anggun mengembalikan uang Jeslin 500 ribu "Nggak nak, itu buat kamu,jangan menolak rezeki ya" Jeslin tersenyum ramah pada Anggun "Kalau begitu terimakasih banyak ya bu" Anggun senang menerimanya,dia sudah terbayang untuk membelikan ibu nya susu "Iya nak" Jeslin memegang tangan Anggun "Saya pamit untuk pulang dulu ya bu,semoga ibu dan bapak suka dengan makanan saya dan tidak bosan-bosannya memakai jasa saya untuk menyiapkan makanan" Anggun menyalam tangan Jeslin dan meninggalkan perusaan EBA Jeslin melihat Anggun sampai pandangan mata nya tidak lagi melihat Anggun,Jeslin tersenyum bahagia ditambah lagi Rangga akan segera pulang ke IN "Mas sudah mempersiapkan semua berkas berkas pengalihan perusahaan ini kepada Rangga,dia sudah sepatutnya mendapatkan ini,mas hanya bertanggung jawab dengan alm Erik sampai di sini" Niko sangat menjaga kepercayaan Erik dengan menitipkan anak, istri dan perusahaan nya "Terimakasih banyak mas" Jeslin duduk di kursi kerjanya dan menandatangani pengalihan perusahaan menjadi milik Rangga. pesawat yang ditumpangi Rangga mendarat dengan sempurna di bandara IN, ada senyum dan duka yang tampak di wajah Rangga. "Papa,Rangga akan mengambil lagi perusahaan yang telah papa bangun dengan susah payah, Rangga percaya surat wasiat itu hanya dibuat-buat oleh Niko dan istri papa" itulah kata-kata yang diucapkan Rangga saat kakinya keluar dari pesawat Dengan langkah tegap nya Rangga keluar dari bandara,sudah ada Gino yang menunggu di parkiran mobil "Rangga" Gino melambaikan kedua tangannya agar Rangga melihat nya "Kenapa kamu kampungan seperti itu" Rangga berlari dan memeluk Gino "10 tahun berlalu,aku takut kamu lupa wajah tampan ini" Gino sangat bahagia bertemu dengan Rangga "Aku tidak akan melupakan mu" Rangga hanya percaya kepada Gino karena hanya dia yang tidak pernah bermuka dua kepada Rangga. Gino memasukkan koper Rangga kedalam bagasi dan mereka berdua meninggalkan bandara. Rangga langsung ingin ke perusahaan milik papanya "Istirahat sebentar kali mas Rangga, baru juga mendarat kamu nggak capek emang" Gino tertawa usil kepada tambah "Ini sudah cukup lama 10 tahun, sekarang semua harus kembali ke dalam tanganku, jangan mengulur waktu lagi ini sudah cukup kan" Rangga mulai sakit hati lagi jika mengingat penghianatan Niko kepada papanya 30 menit kemudian Gino dan Rangga sampai di perusahaan EBA, Rangga langsung turun dari mobil,dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam perusahaan sedangkan Gino harus segera pergi karena neneknya sedang sakit. Gino diantar supir perusahaan karena mobil nya akan dibawa Rangga nanti "Maaf pak,mau bertemu dengan siapa? Apa Bapak sudah membuat janji temu terlebih dahulu?" Satpam menanyakan dengan sopan sambil menahan Rangga yang mau langsung menuju lift untuk keruangan pemilik perusahaan "Maaf saya sudah lancang,sambungkan teleponnya ke pemilik perusahaan ini, katakan Rangga Hamid sudah ada di bawah" Rangga duduk di sofa yang ada di lobby, sambil menunggu tata cara untuk bertemu dengan pimpinan perusahaan "Maaf saya tidak sopan pak,ini sudah prosedur nya,saya harap bapak bisa memaafkan kelancangan saya ini pak,terakhir bapak datang kesini saat bapak masih SMP, saya mohon maaf pak" satpam itu sangat terkejut karena pria yang ada di hadapannya adalah putra Alm Erik Hamid "Lakukan pekerjaan anda sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh Alm Erik Hamid papa saya" Rangga mengambil hp nya, sambil menunggu satpam menelfon Niko atau Jeslin "Antar dia langsung ke ruangan saya" suara Jeslin terdengar bahagia karena Rangga sudah datang "Baik buk" Satpam itu pun membawa Rangga naik menuju ruangan Niko dan Jeslin menaiki lift "Maaf buk,ini pak Rangga sudah datang" satpam itu membukakan pintu ruangan Jeslin, Rangga masuk ke dalam ruangan Jeslin dengan langkah tegap dan kharisma nya yang sangat kuat. "Siapa nama mu" tanya Rangga pada Satpam perusahaan Niko "Doni pak" satpam itu tertunduk takut menatap mata Rangga "Kamu bekerja disini sudah lebih dari 13 tahun,saya yakin ini pasti peraturan dari alm papa saya Erik, harus tegas kepada siapapun yang mau menemui pemilik perusahaan" Rangga menepuk pundak Doni dan menyuruhnya untuk turun ke bawah "Terima kasih banyak pak" Doni turun meninggalkan Rangga, Jeslin dan Niko "Rangga, kamu sudah pulang nak" Jeslin memeluknya erat, tapi tidak ada respon dari Rangga, Niko sangat kecewa ternyata Rangga tidak berubah sama sekali dan malah semakin tidak bisa di menghargai Jeslin "Bisa kita mulai, jangan buang buang waktu saya" Rangga langsung duduk di sofa tanpa banyak bicara,bahkan dia tidak menanggapi Jeslin yang sangat merindukan nya "Kamu sehat kan nak,kamu susah sangat besar dan tampan" Jeslin mengusap rambut Rangga penuh kasih sayang,rasa rindunya tak bisa dia ungkapan dengan kata kata,hanya air mata yang bisa dia tumpahkan menahan sesak di dalam d**a nya "Tidak sama sekali, setelah 10 tahun yang lalu" Rangga menatap mata Jeslin dengan sangat dalam seakan-akan membuktikan bahwa dia sangat terluka "Kamu masih dendam kepada mama nak" Jeslin masih berharap rasa rindu Rangga ada untuk dirinya sedikit saja. "Jangan buang waktu saya" Rangga mengulang kata katanya lagi "Mas,bawa kesini dokumen nya" Jeslin memintanya pada Niko, dia tidak mau Rangga marah kepada nya, sudah cukup baginya kehilangan Rangga "Aku berubah pikiran, terlalu mudah bagi dia mendapatkan ini semua, kita mati matian membangun perusahaan ini selama 10 tahun, begitukah cara dia memintanya,apa dia tidak bisa sopan kepada mama nya sendiri" Niko tidak jadi memberikan dokumen yang sudah di tandatangani oleh Jeslin, melihat sifat Rangga yang sangat tidak sopan kepada mama kandung nya sendiri "Kamu kenapa mas?" Jeslin berteriak kepada Niko,Rangga mulai emosi saat Niko tidak memberikan dokumen nya "Perusahan ini tetap berada di tangan kita" Niko merobek dokumen itu dan membuangnya ke dalam tong sampah "Anda mempermainkan saya" Rangga membalikkan meja kaca di hadapan nya dan meja itu pecah berhamburan, terdengar suara keras dari ruangan Jeslin yang membuat sekretaris nya terkejut di luar ruangan. "Keluar kamu dari sini" Niko menunjuk Rangga dengan emosinya, tidak akan ada kesepakatan apapun tentang perusahaan Erik dengan Rangga "Kembalikan hak saya nyonya Niko Malik,dan segera angkat kaki kalian berdua dari perusahaan papa saya" Rangga berdiri tepat di hadapan Jeslin dengan wajah nya yang sangat marah "Rangga,ini mama nak" Jeslin menangis lagi, tidak mungkin Rangga mengucapakan kata kata itu kepadanya "Itu dulu,saat saya duduk di bangku SMP" Rangga semakin membuat Jeslin tak bisa berkata-kata lagi "Tidak akan ada lagi kesempatan,semua cukup sampai di sini" Niko memeluk Jeslin yang menangis karena ucapan Rangga "Mas, biarkan Rangga mendapatkan hak nya" Jeslin meneriaki Niko dan memukul dadaa Niko,dia tidak mau kehilangan Rangga untuk kedua kalinya Rangga masih berdiri di tempat nya,rasanya dia sangat ingin memeluk Jeslin melihat air mata yang keluar,karena sifat nya yang tidak menghargai mama nya sendiri. "Sekali lagi aku kehilangan Rangga mas,aku akan menceraikan mu,aku juga memiliki anak tidak hanya Jelita,anak ku Rangga Hamid dia pewaris tunggal perusahaan ini" Jeslin membuat Niko semakin terpojok sementara Rangga masih menunggu hak nya. "Pantas saja anda mempersulit saya untuk duduk di kursi kebesaran Alm papa saya Bapak Niko Malik, ternyata anda telah mempersiapkan masa depan yang sangat cerah untuk putri anda dengan harta warisan alm papa saya" Rangga kembali meradang setelah tau Jeslin sudah punya anak lagi, ternyata bukan hanya dia anak dari Jeslin "Tidak nak perusahan ini hak kamu, semua akan menjadi milik mu, tidak akan ada yang bisa mengganggu gugat itu" Jeslin menenangkan Rangga, bagaimana pun dia adalah mama nya. Ada rasa damai saat Jeslin memeluknya,rasa yang dia rindukan selama ini. Niko akhirnya duduk berhadapan dengan Rangga, dia tidak mau kehilangan Jeslin karena ada Jelita dan dia sendiri yang sangat membutuhkan dan mencintai Jeslin "Ini keputusan akhir Rangga,saya akan memberikan perusahaan ini kepada anda,dengan 2 syarat" Niko semakin membuat Jeslin sedih dan menangis lagi "Apa yang akan anda rencanakan" senyum sinis Rangga menunjukkan dia harus menahan emosinya lagi. "Anda mau atau tidak terserah itu hak anda, tapi ini keputusan saya" Niko menyodorkan kertas yang sudah ditulis nya tadi Rangga membacanya dan tertawa keras,syarat gila macam apa yang harus dia lakukan "Jangan bermain main dengan saya Pak Niko" Rangga menatap tajam mata Niko "Tanda tangan di atas materai,ini pena nya,jika anda tidak mau silahkan pintu keluarnya masih ditempat yang sama" Niko hanya bisa melakukan cara ini agar Rangga bisa berhubungan baik dengan mama nya "Ini kesempatan yang pertama kali, kalau aku membantahnya lagi semua akan berantakan. Aku akan anggap ini sedang memperebutkan satu tender besar" Rangga bergumam dalam hati nya dan langsung menandatangani nya di depan Niko dan Jeslin. "Anda sudah puas nyonya Jeslin Malik,asal anda berdua tau tidak akan ada 1% saham pun yang akan menjadi milik putri anda dari perusahaan Alm papa saya" Rangga berdiri setelah membanting pena ditangan nya ke lantai "Rangga mama tadi sudah menandatangani nya nak, seandainya kamu tadi datang dengan baik baik dan sedikit sopan saja pada mama, semuanya tidak akan seperti ini" Jeslin melihat Rangga dengan memohon agar dia mau sedikit saja merindukan nya "Saya datang di waktu yang tepat,anda tidak tegas sama sekali,ini perusahaan papa saya, harusnya pihak lain jangan ikut campur. Anda tau kejadian 10 tahun lalu sama dengan kejadian hari ini. surat wasiat yang mengatasnamakan Alm papa saya,apakah anda membuatnya seperti anda menekan saya Pak Niko Malik?" Rangga semakin curiga bahwa Niko merencanakan semuanya saat kematian Alm papanya. "Rangga kamu pulang ke rumah papa sayang" Jeslin menggenggam erat tangan Rangga dan menyudahi perdebatan panjang dengan Rangga "tidak akan pernah,itu bukan rumah papa ku lagi, sudah ada pria lain yang masuk ke rumah itu" Rangga tidak mau menginjakkan kaki nya di rumah peninggalan papa nya lagi "jangan begitu nak,itu rumah mu sayang,kamu harus pulang nak ke rumah kita" Jeslin berharap Rangga mau pulang bersama nya "Jika anda ingin bersandiwara ini sudah terlambat Nyonya Jeslin Malik, bukankah uang kalian sudah cukup banyak selama 10 tahun ini,jadi saat perusahaan ini jatuh ke dalam tangan saya,uang yang kalian pegang sudah cukup untuk melanjutkan hidup" Rangga melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Jeslin dan Niko. "Rangga, dengar mama dulu nak" Jeslin masih sangat merindukan nya, tapi Niko menahan Jeslin agar berhenti mengejar Rangga "aku sudah bilang jangan buat anak kandung ku marah mas" Jeslin mengamuk kepada Niko. "dia harus bisa sopan kepada mu sayang" Niko tau kemarahan Jeslin sangat tepat karena dia sangat merindukan anaknya sendiri "tapi kamu membuatnya semakin jauh dari aku" Jeslin menangis sesenggukan dan memeluk photo Rangga yang ada di mejanya Rangga meninggalkan perusahaan milik Alm papa nya,dia akan menemui Gino untuk membahas cara dia mendapatkan perusahaan nya lagi. Gino selalu bersifat netral dia tidak pernah memihak siapa pun, baik Rangga atau Jeslin adalah orang yang dia sayangi "Mama" Rangga tidak tau mengucapakan kata kata itu lagi, semuanya sudah dia kubur di dalam hatinya. Tujuannya adalah perusahaan papanya maka dia akan mengambilnya dari tangan Niko apapun caranya Sesampainya di apartemen Gino, Rangga menghubungi Gino karena dia tidak tau dimana Gino tinggal. Tak lama Gino turun ke parkiran untuk menemui Rangga "kenapa kamu tidak langsung masuk saja" Gino tidak enak kepada Rangga menunggunya di parkiran apartemen "Aku tidak tahu berapa nomor kamar Apartemen mu,jadi aku menunggumu saja turun untuk menjemputku" Rangga dan Gino tertawa bersama, mereka berdua sudah sangat dekat sekali, hingga tidak ada rahasia satupun yang bisa disembunyikan oleh mereka berdua Gino dan Rangga masuk ke dalam apartemen Gino yang ada di lantai 20, mereka berdua menggunakan lift agar cepat sampai di lantai 20 "apartemenmu ini nyaman sekali, apakah masih ada unit kosong di lantai atas atau lantai bawah? Rangga sangat senang dengan apartemen Gino yang luas dan juga bersih "kamu tenang saja aku sudah menyiapkan 1 unit apartemen untuk kamu sebelum datang, di lantai 22 nomor 18" Gino menyerahkan kunci apartemen milik Rangga. "Kamu memang saudara terbaikku, terimakasih Gino telah banyak membantuku dan maaf aku telah merepotkan mu sampai sejauh ini" Rangga berdiri di jendela kaca dan melihat semua yang ada di hadapan nya "saudara harus saling menolong, bagaimana semuanya, sudah selesai kan?" Gino memberikan 1 kaleng minuman soda untuk Rangga "kau masih meminum nya" Rangga dan Gino sama sama suka sekali dengan minuman bersoda dari mereka kecil "ya,aku sangat suka minuman ini" Gino meneguknya dan merasakan sensasi soda yang sangat dingin di tenggorokan "semua nya berantakan,aku tadi tidak bisa menjaga sikap ku,semua sekarang semakin jauh dari genggaman ku" Rangga juga meneguk minuman dingin di tangan nya sambil memutar-mutar ulang kejadian di perusahaan papanya "aku sudah memperingatkan kamu, jaga sikap mu,aku sangat lelah Rangga dengan perselisihan ini, aku mau semua keluarga kita damai dan kita bersatu lagi" Gino menyayangkan sikap Rangga yang tidak bisa meredam emosi nya ketika berhadapan dengan Niko,jika dari Rangga mau mengalah sedikit saja mungkin perusahaan itu sudah ada di tangan Rangga tanpa ada perdebatan seperti ini "tidak akan ada kata damai Gino,semua sudah dirancang oleh Niko Malik,dia mau menikah dengan istri sahabatnya dan langsung menjadi pemimpin perusahaan EBA milik papa ku sendiri" Rangga tersenyum ketir ketika dia sendiri yang menyimpulkan,tanpa dia tau kebenaran nya. "kenyataan lain yang lebih menyakitkan adalah ternyata mereka sudah mempunyai seorang anak, tentu saja Om Nico tidak akan mudah menyerahkan perusahaan itu ke tangan ku, karena dia juga harus mempersiapkan masa depan anaknya kelak" Rangga sudah melebarkan kecurigaannya kemana-mana "pesanku cuma satu Rangga, jangan sakiti jelita karena dia anak yang sangat baik, polos dan lugu" Gino salah sayang kepada jelita "dia tidak masuk dalam kategori ku" karena bagi Rangga dia hanya punya urusan dengan Jeslin dan Niko

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.3K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.1K
bc

My Secret Little Wife

read
92.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook