bc

The Beast's Love (Indonesia)

book_age18+
943
FOLLOW
10.2K
READ
billionaire
dark
possessive
shifter
curse
mate
powerful
doctor
bxg
like
intro-logo
Blurb

Alicia tidak pernah menyangka bahwa pria asing yang ditemukannya terluka di pinggir jalan akan merubah hidupnya seratus delapan puluh derajat.

Sebagai seorang dokter yang baru mendapat pekerjaan di pinggiran kota yang dikelilingi hutan, Alicia tidak berniat untuk mencari seorang kekasih, apalagi seorang suami.

Namun kehadiran pria asing yang selalu mengikutinya ke manapun, benar-benar membuatnya gila. Pria itu tidak pernah meninggalkannya sendiri dan selalu muncul di hadapannya.

Alicia tidak tahu bahwa niat baiknya untuk menolong pria asing itu, akhirnya membuatnya terjebak dalam sebuah hubungan serius.

Dan jangan lupakan bahwa laki-laki itu ternyata adalah seorang werewolf yang sudah menunggu mate-nya selama bertahun-tahun. Saat menemukannya, tentu saja ia tidak akan melepaskan perempuan itu. Apapun taruhannya akan ia hadapi.

"Maaf, sir. Apa yang kau lakukan?" tanya Alicia setelah tersadar dari rasa terkejutnya. Ia berusaha melepaskan diri dari rengkuhan tangan besar pria itu. Tubuhnya terasa kecil saat berada di dalam pelukannya. Namun pria itu semakin mengeratkannya. Napasnya terasa hangat berhembus di kulitnya. Degup jantung pria itu juga tidak kalah cepatnya.

"Please, jangan lepaskan. Aku tidak akan membiarkanmu pergi lagi. Tidak akan pernah. Aku membutuhkanmu. Sangat membutuhkanmu," ucap pria itu dengan suara serak dan tidak jelas, seperti gumaman, karena wajahnya dibenamkan di leher Alicia.

Tubuh Alicia meremang, bulu kuduknya berdiri merasakan kedekatan pria itu. Tapi anehnya, ia merasa aman di pelukan pria yang masih misterius itu.

chap-preview
Free preview
CHAPTER 1
Hari itu sudah genap seminggu Alicia mulai bekerja di sebuah daerah dengan populasi kecil, di pinggiran kota yang lumayan jauh dari tempat asalnya, yang berupa wilayah perkotaan dengan populasi besar dan dipenuhi oleh penduduk. Pagi selalu membuat Alicia bersemangat karena ia merupakan tipe orang yang selalu bangun pagi dan dilanjutkan dengan meminum kopi andalannya. Orangtuanya yang lumayan protektif kepadanya membuat kepindahannya kali ini menjadi pengalaman baru yang belum pernah dirasakannya. "Pagi yang indah belum lengkap tanpa minum kopi, Jane," ungkapnya kepada teman seapartemennya. Apartemen minimalis itu didapatkannya dengan susah payah karena masyarakat di sana dominan dengan keluarga yang sudah ada secara turun-temurun dengan perumahan-perumahan tuanya. Jane, perempuan dengan rambut pendeknya yang berwarna hitam legam, mendongakkan kepalanya yang disandarkan pada meja dapur ke arah Alicia setelah memaksa diri bangun dari tempat tidurnya yang hangat dan nyaman. "Hmm," gumamnya lalu menjatuhkan kepalanya lagi. Alicia menyeringai memandang teman dekatnya itu. Mereka berteman sejak kanak-kanak karena rumah mereka berdekatan. Jane yang berprofesi sebagai pelukis itu, punya kepribadian yang sangat unik menurut Alicia. Mereka berdua bagai langit dan bumi, namun mereka tidak bisa saling berjauhan sejak dulu. Jane lebih sering terbangun pada malam hari untuk menyelesaikan lukisan-lukisannya. Alasannya sendiri untuk ikut pindah tempat tinggal yaitu mencari inspirasi di tempat yang jauh lebih tenang daripada tempat tinggalnya di perkotaan yang bising. Keputusan sahabatnya untuk ikut dengannya sangat disyukuri Alicia karena dia yakin orangtuanya yang super protektif itu tidak akan pernah mengizinkannya mengambil pekerjaan di tempat yang jauh tanpa bantuan Jane. Alicia meletakkan kopi yang dibuatnya di meja dapur kemudian ia duduk di kursi seberang tempat duduk Jane. "Ayolah Jane, kau itu harus semangat. Kebetulan kan hari ini lumayan cerah," katanya dengan sumringah. "Aku sudah membuatkan pancake dengan sirup cokelat untukmu. Kurang baik apa aku ini, hm?" Jane melambaikan tangannya dengan gerakan mengusir. "Lebih baik kau berangkat saja lah Al. Aku sangat menghargai usaha baikmu oke, tapi biarkan aku mengistirahatkan mataku sejenak saja. Rasanya kepalaku mau pecah karena kurang istirahat. Pesanan lukisanku harus selesai malam ini juga, huh," keluhnya masih dengan mata terpejam dan suaranya terdengar seperti gumaman. Seringaian Alicia bertambah lebar. "Hehe, kau berani mengusirku?" Matanya bersinar geli. Jane mendongakkan matanya dengan pelototan tajam ke arah Alicia, membuat perempuan itu menahan kikikan gelinya. "Baiklah, baiklah. Aku pergi sekarang, bye-bye." Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Alicia yang melihat jam tangannya segera menjalankan mobilnya dengan agak terburu-buru. Untung saja jalanannya sepi, jadi dia tidak perlu was-was dengan keramaian lalu lintas yang sering menyebabkan kemacetan. Ia cukup menikmati hidupnya di tempat yang baru ditinggalinya selama setengah bulan itu. Sebulan yang lalu, Alicia menerima email yang menyatakan dia diterima menjadi salah satu dokter di rumah sakit swasta yang tidak terlalu besar. Walaupun demikian, Alicia tidak keberatan, karena menurutnya ia belum cukup berpengalaman untuk bekerja di tempat yang lebih besar. Hari-harinya cukup menyenangkan, rekan-rekannya ramah, dan tidak banyak tindak kejahatan di kota kecil ini. Hanya ada beberapa kisah-kisah tragis kematian beberapa orang karena serangan binatang liar yang sampai sekarang ini belum pernah tertangkap meskipun banyak usaha yang dikerahkan oleh pihak yang berwenang di kota itu. Alicia bergidik membayangkannya. 'Ah, pasti itu hanya sekawanan binatang liar yang hidup di hutan. Aku yakin mereka hanya menyerang ketika diganggu, kan?' batinnya dengan ragu, berusaha meyakinkan diri sendiri. Setelah sampai di rumah sakit tempatnya bekerja, Alicia berjalan masuk ke dalam ruangan yang dipersiapkan untuknya. "Selamat pagi, Ms. Alicia," sapa seorang staf bagian resepsionis yang baru beberapa hari yang lalu dikenalnya. Alicia tersenyum menjawab resepsionis bernama Amber itu. Seharian itu tidak banyak yang dikerjakan oleh Alicia, karena pasien rumah sakit tempatnya bekerja tidak terlalu banyak, hanya diisi dengan orang-orang lokal yang bertempat tinggal di kota itu. Cuaca yang diawali dengan matahari yang cerah, berubah mendung ketika mendekati sore hari. Alicia hanya bertugas sampai pukul 9 malam, setelahnya ia bisa pulang. Tidak banyak yang bisa dilakukan di kota kecil itu, hanya ada beberapa restauran yang jumlahnya tidak banyak dan gedung bioskop yang tidak selalu ramai. Namun masyarakat di sana hidup dengan tenang dan damai, tidak banyak hal yang terjadi. Mungkin karena masyarakatnya tidak harus berkebutan di jalan, kriminalitas juga semakin minim karena jumlah penduduk yang kecil dan masyarakat saling mengenal dengan baik. Pada saat jam menunjukkan pukul 9 malam, Alicia sudah berkemas dan siap untuk pulang. Beberapa rekannya masih ada yang berjaga di sana. Langit sangat mendung menandakan bahwa hujan akan segera turun. Dengan terburu-buru, Alicia meninggalkan ruangannya dan berjalan menuju ke parkiran mobil. Alicia berusaha mempercepat laju mobil yang dikendarainya agar segera sampai ke apartemen kecilnya yang aman. Rintik-rintik hujan mulai turun mengaburkan kaca mobilnya, ketika tiba-tiba secara samar ia melihat seseorang tergeletak di pinggir jalan yang dilewatinya. Rasa takut mencekat dirinya dan ia memelankan mobilnya, ragu untuk berhenti namun hati nurani dan profesinya sebagai seorang dokter membulatkan tekadnya untuk menolong siapapun yang memerlukan bantuannya. Ia menghentikan mobilnya dan perlahan menurunkan kaca jendelanya. Sesaat dia memandangi seseorang yang setelah terlihat dari dekat, ternyata merupakan seorang laki-laki muda yang terluka hampir di semua bagian tubuhnya yang terbuka. Alicia ragu apakah pria itu masih hidup atau tidak, namun setelah mendengar erangan lemah dari mulut pria itu, Alicia segera membuka pintu mobilnya dan berjalan mendekati pria misterius yang ditemukannya. "Hei, apakah kau baik-baik saja?" tanyanya pada pria itu sambil mengulurkan tangannya untuk mengecek denyut nadinya. Tubuh pria itu menegang, dan perlahan matanya terbuka ketika tangan Alicia menyentuh tangan pria itu, kemudian dengan lirih mengucapkan, "Mate.” Pria itu memandangnya dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti oleh Alicia. "Kau bilang apa?" tanyanya sambil memandang wajah pria itu, "Apakah kau masih kuat?" lanjutnya ketika mata pria itu perlahan tertutup, membuatnya lebih panik lagi. 'Pria ini sudah kehilangan kesadarannya,' pikirnya panik. 'Apa yang harus kulakukan?'

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.0K
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

The Alpha's Mate 21+

read
145.9K
bc

Loving The Pain

read
2.9M
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.8K
bc

FORCED LOVE (INDONESIA)

read
598.5K
bc

Sweetest Diandra

read
70.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook