bc

Flowered | Haesica Fanfiction Complete

book_age18+
1.3K
FOLLOW
4.3K
READ
revenge
possessive
dominant
CEO
K-pop
drama
sweet
bxg
small town
friends with benefits
like
intro-logo
Blurb

cerita tidak dikunci karena Fanfiction

18+ complete

Ini seperti bunga. Dari benih, lalu tumbuh, dan berbunga indah. Namun semua pertumbuhan itu terkadang melewati hambatan yang berarti. Dan mungkin, cinta juga layaknya seperti itu.

Donghae bertemu dengan Jessica ketika dia diselamatkan oleh gadis itu saat terdampar di pinggiran laut yang letaknya tak jauh dari rumah Jessica. Donghae atau Aiden punya banyak rahasia yang disembunyikan rapat. Dan saat kedatangan seorang Kris Wu, semua menjadi rumit, rahasia itu mulai terbongkar, juga sebuah balas dendam yang direncanakan akhirnya dilaksanakan. Lalu bagaimana dengan Jessica yang harus terlibat dengan 2 pria itu?

Little Thing Called Love "FLOWERED", HaeSica Fanfiction by gorjesso@2014 All Right Reserved

Tahun 2014, fanfiction ini aku tulis di f******k dan juga blogspot aku, juga di w*****d. Dan sekarang aku pindahin ke Dreame biar banyak yang baca hehe

Instagram: @gorjesso

chap-preview
Free preview
1. Little Thing Called Love
Ini seperti bunga. Dari benih, lalu tumbuh, dan berbunga indah. Namun semua pertumbuhan itu terkadang melewati hambatan yang berarti. Dan mungkin, cinta juga layaknya seperti itu. . Little Thing Called Love "FLOWERED", HaeSica Fanfiction by gorjesso@2014 All Right Reserved . "Aiden, kita akan pergi ke mana sekarang?" tanya Jessica. "Bagaimana bila berkeliling kota?" tawar Aiden. "Itu terdengar bagus." Suasana masih pagi. Sejuk di tengah kota Seoul yang cukup sibuk. Tentu, karena hari ini hari Senin. Hari paling sibuk dalam 1 minggunya. Jessica sebenarnya sedari tadi tengah memandangi pria yang memboncengnya dengan sepeda saat ini. Namanya Aiden. Pria tampan dan berkepribadian sangat lembut dan tentunya baik. Setidaknya itulah yang Jessica ketahui mengenai pria ini, selama 2 bulan mereka tinggal bersama. Tinggal bersama? Mungkin kalian akan berpikir mereka ini sepasang suami istri? Atau sepasang kekasih? Bukan. Mereka bukan sama sekali termasuk dalah kedua perkiraan itu. Mereka bahkan tak sengaja bertemu. Bukan bertemu juga. Tapi lebih tepatnya, Jessica yang menemukan Aiden. . #Flashback Jessica adalah gadis yang biasa saja, seperti gadis pada umumnya. Namun mungkin ia lebih tertutup dan lebih menyukai suasana yang lengang. Dan tinggalah ia sekarang disebuah pinggiran kota. Lebih tepatnya disebuah desa dekat pantai. Disana ia tinggal sendiri namun ia memelihara seekor anjing putih yang besar. Kegiatan sehari-harinya adalah merawat bunga. Ya, dia seorang petani bunga. Kegiatan ini baru dilakukannya sejak ia hijrah dari Amerika ke Korea. Tinggal di tempat kelahiran kedua orangtuanya. Setiap pagi Jessica akan mengantar bunga-bunga segar yang baru dipetiknya untuk dibawa kekota. Disebuah toko bunga milik keluarga Shin. Keluarga yang begitu dekat dengannya. Bahkan karena keluarga Shin tidak memiliki anak. Jessica hendak diangkat sebagai anak mereka. Tapi Jessica dengan halus menolaknya, karena ia jujur ingin tinggal sendiri. "Eoh..Sica. kau sudah datang?" Sapa paman Shin. Menghampiri Jessica yang masih berdiri disamping sepeda putihnya. "Ne, paman." Sahut Jessica disertai senyum manis. "Hah...sekarang-sekarang ini pesanan untuk bungamu sedang banyak. Apa kau bisa menambah pasokannya?" Tanya paman Shin. Mereka kini sedang merapikan bunga-bunga ditoko bunga itu. Memilah mana yang masih segar dan yang tidak. "Sepertinya aku belum bisa memberi pasokan lebih, paman..lahan dirumahku terbatas. Mianhe." Ujar Jessica menyesal. "Ani. Gwenchanayo...kau tak perlu meminta maaf. Kajja, kita selesaikan ini. Bibi pagi ini sedang memasak banyak makanan. Kita sarapan bersama." "Arraseo. Aku pasti akan menghabiskannya." Setelah sarapan. Biasanya Jessica akan langsung berpamitan pulang pada sepasang suami istri itu. Dengan mengayuh sepeda putihnya. Ia kembali kerumahnya yang cukup luas didaerah pinggiran kota . Sorenya, Jessica selalu mengajak anjing peliharannya untuk bermain dipantai. Seperti kali ini. Ia mengajak Dogie—anjing putih peliharaan Jessica—berlarian ditepi pantai yang tak jauh dari rumah mereka. Jessica mencoba melemparkan piringan dan kemudian Dogie akan mengambilnya kembali untuknya. "Tangkap ini, Dogie!" Perintah Jessica pada anjing putihnya. Lalu dilemparnya sebuah piringan berwarna biru keudara. BYUR Piringan itu terjatuh ditepian air. Akhirnya membuat anjing putih itu enggan untuk mengambilnya. Jessica tahu, anjingnya itu benci sekali pada air. Maka dari itu ia pun segera menghampiri dimana Dogie berada bersama piringan yang kini mengambang diair. "Aigoo...kau ini..." Gumam Jessica. ia merasa gemas pada anjingnya itu. "Kajja kita mulai lagi!" Ajak Jessica seraya mengusap dagu anjingnya memberi ajakan. Namun bukannya Dogie menuruti perintah Jessica untuk mengikutinya. Anjing itu malah berlari menghampiri sesuatu yang tercium oleh indra penciumannya yang tajam. Dogie kemudian menggonggong memanggil Jessica yang sudah berjalan berlalu darinya. GUK GUK Jessica menoleh kebelakang. Dan ia mendapati anjingnya tak mengikutinya. Kemana anjing itu? Pikirnya. Ia pun kembali berjalan ketempat tadi ia berpisah dengan anjingnya. Dan perlahan ia pun bisa mendengar gonggongan anjingnya. Hatinya pun ikut lega. Ia kira, ia akan kehilangan anjing kesayangannya itu. "Aigo...apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jessica khawatir. Anjingnya itu tak berkutik pada belaian yang Jessica berikan. Bahkan kini anjingnya itu berlari meninggalkannya. Memaksa Jessica mengikuti kemana anjing itu akan pergi. Dan sampailah ia disuatu tempat. Diatas batuan ditepi pantai. Dogie berhenti disana dan menjilati sesuatu yang membuat Jessica begitu terkejut ketika menyadari apa yang ditemukan oleh anjingnya itu. "Astaga!" Pekiknya terkejut. Seorang pria kini tengah tergeletak diatas batuan. Bajunya basah kuyup dan bahkan masih menggunakan pakaian kerja yang lengkap. Segera saja Jessica menghampiri pria itu. Lalu meletakkan kepala pria itu diatas pangkuannya. Pria ini dalam keadaan tidak sadarkan diri. "Aigo..bagaimana ini?" Gumam Jessica. Ia menoleh kekanan dan kekiri memastikan seseorang ada disekitar mereka. Tapi bahkan ditepi pantai itu kini hanya ada mereka. Sepi seperti biasanya. --- Jessica membopong pria itu dan direbahkannya disofa. Setelah lebih dulu mengambil selimut dikamarnya. Jessica kini tengah membuka pakaian yang digunakan pria itu. Tentu saja tidak dengan celananya. Setelah menyelimutinya, Jessica meletakkan kompres pada dahi pria itu. "Siapa pria ini? Kenapa bisa pingsan ditepi pantai?" Gumam Jessica, mencoba menerka. Merasa tak mungkin mendapatkan jawaban atas gumamannya. Ia pun lebih baik beranjak kedapur untuk memasak sesuatu untuk dimakannya nanti malam. --- "Arghh..." memegangi kepalanya yang terasa pening ketika ia sudah siuman. Hal pertaman yang ia rasakan. Adalah ia berada ditempat yang belum pernah ia datangi. Ia tak mengenali tempat dimana ia sekarang. Dan, apa yang terjadi padanya? Pikirnya ketika ia mendapati ia bertelanjang d**a. Namun celananya basah kuyup. Lalu selimut tebal yang membungkus dirinya. Serta sebuah kompres yang ada diatas dahinya. Dengan sedikit sempoyongan. Pria ini mencoba mencari jawaban atas pertanyaan yang sudah terkumpul banyak dalam tempurung kepalanya. Langkahnya berbelok ketika ia mendengar suara seorang wanita yang tengah bersenandung kecil. Suara yang imut dan lembut. Dan benar saja. Kini ia menemukan seorang wanita tengah berkutat dengan peralatan dapurnya. Dengan celemek biru yang membungkus tubuh mungil wanita itu. Wanita yang cantik. Setidaknya itu yang dapat pria ini tangkap dari ambang pintu ruangan ini. "Oh..kau sudah sadar?" Pria ini tersentak. Ia terkejut ketika wanita ini bahkan sudah ada dihadapannya. Sejak kapan? Apa mungkin karena ia terlalu lama melamun—mengagumi kecantikan wanita ini? Pria ini pun hanya bisa mengangguk. Dan kini seluruh darahnya tengah berdesir hebat ketika tangan wanita itu menempel pada dahinya. "Well...kau sudah lebih baik dari 2 jam yang lalu." Ujar wanita itu. Disertai senyuman manis dari bibir tipisnya. "Kau lapar?" Pria ini beberapa kali mengerjapkan matanya. Wanita ini langsung mengajaknya makan? Bahkan mereka belum saling mengenal? Hey! Apa yang baru saja dilewatkannya beberapa jam yang lalu? Kenapa ia bahkan tak mengingatnya sama sekali? --- Jessica makan dengan tenang bersama seorang pria yang ditemukannya ditepi pantai tadi. Ya, pria ini sudah siuman. Dan langsung makan dengan lahap. Seperti tidak pernah makan selama 1 bulan saja. Jessica pun hanya bisa memakluminya. Tapi, walau bagaimanapun didalam tempurung kepala Jessica hanyalah pertanyaan-pertanyaan mengenai pria ini. Siapa? Darimana? Kenapa? dan lain-lain. "Ekhem.." Jessica berdehem kuat. Alhasil membuat pria itu berhenti dari aktivitasnya dan menatap Jessica bingung. "Mmm...sebagai permulaan. Mungkin kita bisa berkenalan. Namaku Jessica Jung. Dan kau?" Tanya Jessica langsung pada point yang beberapa jam ini mengganggu kerja otaknya. Namun pria ini hanya menatap Jessica dengan tatapan yang sulit diartikan. Antara bingung, tidak tahu, dan pokoknya pria ini seperti sedang kebingungan dengan pertanyaan Jessica. "Hey..kau mendengarku, bukan? Atau aku tidak boleh mengetahui nama—" "Tidak! Bukan begitu!" Potong pria itu. Jessica pun menautkan alisnya. "Wae?" "A-aku...aku hanya tidak tahu siapa namaku. Aku kira kau mengenalku." Jawab pria itu dengan gugup. "Mwo?" Jessica pun hanya bisa melongo. Jika ia tidak salah dengar, bukankah pria ini tadi mengatakan bila ia tidak tahu namanya sendiri? Hey! Ini bukan waktunya untuk bergurau? "Ya! kau jangan bercanda! Kau tidak mungkin kan, tidak mengetahui namamu sendiri?" Tanya Jessica tak percaya. "Tapi sungguh, aku tidak tahu siapa aku." Jawab pria itu. dan tetap sama. "Kau yakin?" Tanya Jessica memastikan. Dan pria dihadapannya ini hanya menganggukan kepalanya. Membuat Jessica mendesah frustasi. Ia hanya tak percaya dengan apa yang didengarnya. Apa mungkin pria ini kehilangan ingatannya? Lalu, sekarang bagaimana? "Kau ingat darimana kau berasal?" Tanya Jessica. Suatu pertanyaan yang mungkin akan sangat membantu bila pria ini ingat dimana ia tinggal. Tetapi hanya gelengan kepala yang Jessica dapat. Ya, kesimpulannya pria ini tengah hilang ingatan. Pria ini sepertinya mengalami benturan yang keras dikepalanya sebelum pria ini akhirnya hanyut dan berhenti ditepian pantai dekat rumahnya. Dan akhirnya, Jessica pun membiarkan pria itu sementara tinggal dengannya. pria itu kini sudah beristirahat dikamar tamu rumahnya ini. Beruntung rumah ini tidak hanya memiliki 1 kamar. Dan besok. Ia akan membawa pria ini pada dokter setempat. Untuk memeriksakan keadaannya. Siapa yang tahu ada luka-luka lain pada tubuh pria yang Jessica pikir cukup tampan. =flowered=

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
9.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.1K
bc

My Secret Little Wife

read
84.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook