bc

Sempiternal

book_age16+
4.4K
FOLLOW
71.6K
READ
possessive
love after marriage
arranged marriage
arrogant
band
doctor
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

22+++

" Mungkin, untuk kamu cinta tidak lah penting untuk di ungkapkan dengan kata-kata. Tapi aku, paling tidak ingin mendengarkan nya sekali dari mu" _ Kandil

chap-preview
Free preview
Foto Masa Dulu
Dika membanting tubuh nya sendiri di sofa panjang yang ada di ruang rekaman milik nya. Di hembuskan nya napas kasar. Kemudian menatap langit-langit ruang kerja miliknya. Tatapan nanar dan juga bingung. Ia seolah sedang berfikir keras. Di letakkan nya lengan kiri yang menggenggam smartphone. Memejamkan mata sejenak, jakun nya naik turun dengan perlahan karena ia mulai menelan ludah nya sendiri dengan lelah. Ia sedang berfikir, bagaimana cara menyelesaikan masalah yang sudah mendesak nya. Ibu nya baru saja menelfon dan mengatakan kalau sudah sangat ingin memiliki cucu dari dirinya. Dengan berbagai alasan yang tidak bisa sama sekali ia bantah. Itu membuatnya stress sekarang ini. Umurnya memang sudah matang. Sudah memasuki 28 tahun. Di umur segitu sudah siap untuk menikah. Terlebih lagi, dirinya juga sudah sangat mapan. Ia seorang mantan musisi terkenal yang sekarang beralih profesi menjadi arsitek yang bekerja di salah satu perusahan bonafit dan juga punya usaha caffe sendiri. Ia sudah mencapai puncak sukses nya di umur yang masih sangat muda. Jadi, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Namun, menikah bukan lah perihal mudah. Menikah bukan hanya tentang kesiapan materi. Bukan hanya kesiapan mental. Dan ia rasa, mental nya belum siap untuk menikah. Tapi, ibu nya terus mendesak. Lalu, ia tidak punya pacar atau kekasih saat ini. Jadi, siapa yang akan ia ajak untuk menikah?. Huft. Lagi helaan napas kasar ia hembuskan. Kepalanya seperti mau pecah rasanya. Membuatnya kesal dan juga marah. Drt Drt Drt Hp di tangan bergetar, membuatnya langsung melihat layar mengetahui siapa yang menelfon nya. Dan kontak Danis tertera di sana. Sahabat sejawatnya sejak SMP. Jadi tidak perlu menunggu lama ia pun langsung menggeser tanda hijau untuk menjawab. Slet "Ya, Dan?". Katanya dengan nada malas. "Wahh.. lagi bete nih!". Saut yang di seberang dengan nada mengejek. Dika mendengus malas, apalagi ketika mendengar suara bising di seberang sana. Membuatnya langsung tau, dimana keberadaan Danis sekarang. "Kenapa?". "Kangen!" Dika mendengus lagi. "Gue matiin nih!". "Ya ampunnn.. sayang gue, sensitif amat kayak p****t bayi. Sekarang udah gak bisa di becandai lagi.. ah.! Gak asik Lo!". "Gue lagi gak mood, nih.. Lo mau apa?. Gue gak mau Lo ajak nongkrong di tempat lo berada sekarang!". Jelas Dika dengan malas. "Yaahhh.. kecewa aku beb!. Hahah.. ayo lah!. Lo lagi bete kan?. Kebetulan nih anak-anak lagi di sini juga. Lo doang nih yang sudah banget di ajak ngumpul". Kata Danis mulai merayu. Ia menghela napas berat. Ia sangat tau siapa anak-anak yang di maksud oleh Danis. Yaitu,. Sahabat-sahabatnya yang lain. Yaitu Alvan dan Radit. Mereka semua juga anggota band nya yang sekarang sedang vakum karena kesibukkan masing-masing. "Yaudah, gue kesana". Ia bisa mendengar sahabat gila nya itu berseru kata yes di seberang sana. Membuatnya mendelik dan kemudian memutuskan sambungan telfon nya. Ia pun langsung beranjak dari sofa, mematikan segala audio yang menyala. Lalu berlalu pergi dari ruangan recording itu. *** Tidak butuh waktu lama untuk mobilnya melesat di basement sebuah gedung hotel yang club' malamnya sangat populer di kalangan atas. Karena, ke amanan nya sangat terjamin. Termasuk privasi. Karena kebanyakkan yang datang adalah mereka-mereka dari kalangan selebriti atau para petinggi negara. Keluar dari dalam mobilnya, ia langsung berjalan menuju lift. Bersama dengan dua orang perempuan yang juga menyusul tidak lama kemudian. "Dika?". Pria yang sedang dalam mood jelek itu menoleh ketika namanya di sebut. Dahinya langsung mengernyit dalam. Kemudia menggerutu dalam hati. "Boleh minta foto?". Tanya mereka dengan penuh minat. "Aku ngefans banget sama kamu, sejak lama. Boleh ya?". Nada itu terdengar memohon. Ia terpaksa mengangguk, apalagi ketika melihat mata itu terlihat sangat memohon. Dan keduanya langsung berseru senang. Salah satu dari dua wanita cantik dan seksi itu mendekat padanya. Dan satu lagi membantu untuk memotret. Dan, ia rasa jarak mereka terlalu dekat jika hanya untuk berfoto. Wanita itu tidak perlu memeluk nya bukan?. "Sorry?". Ujar Dika, melepaskan kedua tangan wanita itu di pinggang nya. Dan langsung saja, cewek nya menjadi salah tingkah. Namun tidak tersinggung, karena pria itu melakukan nya dengan sopan. Cklek Cklek "Makasih ya, Dika. Aku senang banget akhirnya bisa foto sama kamu". Ujar nya lagi. Dika hanya mengangguk dan mengumbar senyum nya. Pintu lift langsung terbuka di lantai 12. Ia langsung berpamitan pada keduanya. Bahkan saat ia keluar, kuping nya masih mendengar suara jeritan gadis itu. Baginya sudah biasa. Terkadang, mereka memang seperti itu jika sudah bertemu dengan idola. Yang menurut nya sedikit berlebihan. Ayolah, ia juga manusia biasa. Tidak lah sempurna. Ketika tiba di pintu masuk, ia langsung mengeluarkan kartu indentitas nya untuk di perlihatkan pada dua penjaga. Dan, kemudian ia di perbolehkan untuk masuk. Begitu ia melewati koridor gelap,. Suara musik langsung menyambut nya. Memekakkan telinga nya, dia mendengus malas. Kemudian mulai mengitari pandangan nya ke segala penjuru tempat yang penuh dengan manusia-manusia setengah sadar. Bau asap rokok dan juga alkohol tercium jelas di hidung nya. Dengan cuek ia berjalan melintasi orang-orang yang sedang berjoget ria. Ia menuju tangga yang akan membawanya ke lantai dua. Dimana teman-teman nya berada. "Beneran dateng donggg!". Seru Alvan yang lebih dulu melihat nya. Ia hanya mengulum senyum terpaksa. Langsung membanting tubuh nya ke samping Radit yang sedang duduk terdiam. Anak itu pasti sedang galau. "Mau minum?" Tanya Danis. Dika langsung menggeleng, dia dan Alkohol bukan lah teman dekat. Dan, tidak pernah ingin berteman. Walau ia sering datang ke tempat ini, bukan berarti ia penikmat segala yang ada di sini. Ia datang hanya sebagai solidaritas saja. Atau memang ia benar-benar suntuk. Dan teman-teman juga sama. Mereka hanya memesan air putih atau jus saja. Dan ia sedang tidak ingin minum apapun. "Jess, lagi?" Tanya Dika pada Radit. Sahabat nya itu hanya mendesah lelah. Kemudian mengangguk malas. Dika hanya mengulum senyum,menepuk paha nya sebagai penyemangat. "Galau dia, Jess lagi ada projects film. Lo kan tau film-film sekarang para tokoh nya kebanyakkan gimick nya supaya laku!". Seru Alvan. Dika mengerti, memang kebanyakan begitu sekarang. Makanya ia tidak pernah tertarik untuk menjalin hubungan dengan sesama kaum intertain. *** Berkumpul dan mengobrol dengan teman-teman nya tadi sama sekali tidak membuat nya lebih tenang. Suara atau permintaan ibu nya. Terus saja menari-nari di fikiran nya. Membuat ia menjadi kesal sendiri akhirnya. Hari ini ia pulang ke Bogor ke rumah orang tua nya yang memang menetap di Bogor. Tempat kelahiran nya. Ia memang tinggal di Jakarta karena sejak awal kuliah ia memang memutuskan untuk nge-kos bersama teman-teman nya. Membangun karir band mereka yang di bentuk sejak masuk SMA. Dan semua berjalan dengan lancar. Band mereka laku keras. Semua album laris manis di pasaran. Membuat mereka mendapat pemasukkan yang luar biasa. Tentu saja mereka tidak menjadikan itu adalah cita-cita. Meski, hobi. Mereka semua tetap memikir kan pendidikan. Sampai akhirnya mereka lulus dan membangun mimpi lain nya. Hari ini ia pulang karena rindu. Ia rindu orang tua nya. Namun, tidak menyangka akan terjebak dalam permintaan sang Ibu. "Bang, umurnya udah berapa sekarang?". Tanya Bu Naina. "28, Bu." Jawab Dika. "28 ya?". Ada makna lain dalam tanya itu. "Kenapa?". Tanya Dika kemudian. "Ibu umur segitu udah punya Abang sama Aliff, lho". Kata Ibu nya lagi. Dika mengernyit bingung, melirik Bapak nya yang memilih diam sejak tadi. Dan sang Bapak memilih tidak melihat nya. "Abang kayak nya gak pernah ngenalin pacar ke Ibu". "Gak punya, Bu". "Itu Kenya?". "Cuma gosip, Bu". Jawab Dika tetap menikmati masakan ibu nya malam ini. "Abang nikah dong, Ibu udah pengen gendong cucu". Pinta Ibu nya dengan nada sedih. Saat itu lah pergerakan nya menyuap nasi kedalam mulut terhenti. Ia mengangkat pandangan nya menatap sang ibu yang sudah menatap nya dengan pandangan memohon. Membuatnya terdiam dan menelan ludah nya sendiri. Mengingat itu membuat Dika lagi-lagi menghela napas berat nya. Dengan malas ia beranjak dari sofa ruang tengah apartemen nya. Memilih untuk menuju ke kamar yang ada di lantai dua. Setelah membasuh muka dan Menganti pakaian. Dika kembali duduk di ranjang memangku laptop. Saat itu lah sebuah notif masuk ke hp nya yang ia letakkan di atas nakas. Ia mengambil nya, dan ternyata Danis baru saja mengirimkan foto yang entah apa. Ia membukanya. Dan langsung muncul beberapa foto-foto lama. Dimana mereka masih mengenakan seragam putih abu-abu. Ia menscroll nya ke bawah. Danis : Gila! Tiba-tiba Nemu ini dong di kamer. Jaman kapan coba!!. Ia menatap nya dengan datar dan senyum kecil. Hingga ada salah satu foto yang mencuri perhatian nya. Tepat nya salah satu objek yang sekilas tidak terlihat di dalam foto yang menampilkan dirinya, Danis, Alvan dan Radit. Namun, di belakang ada seorang gadis cantik sedang memegang bola basket. Ia diam sejenak, kepalanya mulai berfikir keras. Sampai akhirnya ia mengembalikan layar smartphone nya ke beranda. Kemudian beralih pada aplikasi **. Di beranda nya langsung akun Danis yang pertama muncul. Sahabat nya itu memposting beberapa foto-foto jaman SMA. Ia menslide satu persatu dari sepuluh foto itu. Dan,. Ia menemukan foto Danis bersama dengan seorang perempuan. Keduanya mengenakan seragam club' Basket kebanggan sekolah. Dengan senyuman lebar. Ternyata Danis menandai akun lain foto tersebut. @kandilhutama09. Jarinya langsung menekan nya. Dan beranda gadis itu langsung muncul seketika. Ia men-scroll nya. Yang kebetulan akun nya tidak di kunci. Lalu kemudian menuju ke DM. Ia diam sejenak di sana. Sebelum kemudian jemarinya mulai menari mengetikkan kata menyapa dan kemudian kalimat. Ia diam lagi, menunggu balasan. Hingga beberapa menit kemudian tidak kunjung di balas. Padahal status nya sedang aktif. Ia membuka lagi ruang pesan app ** nya. Sudah ada tanda mata di sana. Pertanda DM nya sudah di baca. Namun, tidak ada balasan. Membuatnya menghela napas, dan kembali. Si pemilik akun tidak lagi aktif. Dahinya langsung mengerut dahi nya. Entah perasaan kesal dari mana datang tiba-tiba. Sehingga membuatnya mendengus kesal. Dan melempar hp kembali ke atas nakas. Lalu memutuskan untuk tidur karena jam sudah menuju dini hari.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

THE DISTANCE ( Indonesia )

read
579.8K
bc

Married By Accident

read
224.1K
bc

Call Girl Contract

read
323.1K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
462.1K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

UN Perfect Wedding [Indonesia]

read
75.6K
bc

Skylove (Indonesia)

read
109.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook