bc

Samudera

book_age12+
2.0K
FOLLOW
16.7K
READ
family
goodgirl
drama
tragedy
comedy
twisted
sweet
highschool
love at the first sight
like
intro-logo
Blurb

Bukan tentang bad boy, ice boy atau good boy. Namun, tentang Samudera Tirta Alardo yang mempunyai sahabat bernama Oceana Qiandra Xaquila, cewek yang menjadi prioritasnya. Karena kedekatan mereka yang begitu erat, hingga membuat Samudera putus dengan sang kekasih yang merupakan sahabatnya Oceana.

"Samudera dan Oceana, dua nama yang berbeda tapi mempunyai arti yang sama, seperti halnya kita, dua orang yang berbeda tapi mempunyai hati yang sama, sama-sama saling mencintai." - Samudera.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Oceana Qiandra Xaquila, pernah berada pada satu masa, merasakan indahnya jatuh cinta dan indahnya dicintai, menjalin kisah klasik anak remaja dengan sang kekasih. Ya, dia pernah merasakan bagaimana terbang setinggi angkasa kemudian terhempas ke bumi begitu saja. Namun, kisah indah itu telah ditelan oleh bumi, seseorang itu telah pergi meninggalkannya, meninggalkan sejuta kenangan yang masih melekat di hati. Mata gadis berseragam putih abu-abu itu menatap nanar nisan tersebut seraya membelainya dengan penuh kasih, setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya seakan menjelaskan bagaimana suasana hatinya saat ini. Nama : Arasya Pratama Wijaya  Lahir : 11-11-2001 Wafat : 19-09-2016 Begitulah tulisan yang tertera di batu nisan tersebut. Gadis itu menyeka air mata di pipinya. "Aku kangen, Sya." Selalu kata itu yang terlontar dari bibir mungilnya, setiap kali ziarah ke makam ini. "Sudah setahun lebih kamu pergi, tapi aku masih belum bisa melupakanmu, kenangan kita masih membekas di relung hati dan ingatanku." Lagi-lagi cairan bening itu membasahi pipinya. Dia memejamkan matanya sejenak, mengusir rasa sesak yang ada di hatinya. "Sya, semoga kamu baik-baik saja. Aku selalu berdoa yang terbaik buat kamu." Gadis itu kembali menyeka air matanya, kemudian berkata, "kamu harus selalu ingat, Nana sayang Rasya." Gadis itu menghela napas pelan kemudian bangkit hendak pulang karena awan sudah mendung, sepertinya tetesan air dari lagit akan segera membasahi bumi. "Sya, aku pulang dulu ya. Kapan-kapan aku ke sini lagi." Gadis itu melangkahkan kaki meninggalkan makam seorang diri. Byurrrrrrr Tak disangka hujan akan turun deras seperti ini, gadis itu berlari mencari tempat berteduh dan segera mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang agar menjemputnya. Namun, sebelum ia mengetik sebuah pesan, sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Kemudian ia masuk dan duduk di jok penumpang sebelah pengemudi. "Gue baru aja mau w******p lo," ujarnya sembari menggosokkan telapak tangannya karena kedinginan. Laki-laki itu mematikan AC kemudian melajukan kendarannya dengan kecepatan sedang. "Gue harus berapa kali bilang ke lo, kalau mau ke sini tunggu gue." "Lo 'kan ada pelajaran tambahan!" "Kan lo bisa tunggu sebentar, Oceana." Gadis yang dipanggil Oceana tersebut menampilkan deretan giginya. "Gue 'kan udah rindu berat sama Rasya, Samudera!" Samudera menoleh sekilas dan kembali menatap ke depan. "Untung gue dari sekolah langsung ke sini, kalau gak, lo bisa mati kedinginan." "Ih lo nyumpahin gue mati! Emang lo sanggup kehilangan sahabat kece lo ini." "Kece lo bilang? Kecoa kali!" "SAMUDERA TIRTA ALARDO, NGESELIN!" teriak Oceana yang mampu membuat telinga Samudera panas. "Toa!" Oceana tertawa renyah, setelah itu ia menoleh ke arah Samudera. "Sam, gue tadi nangis di makamnya Rasya, sorry gue belum bisa tepatin janji gue untuk gak menangisi Rasya lagi." Samudera memberhentikan mobilnya di pinggir jalan kemudian ditariknya gadis itu ke dalam pelukannya, tidak peduli bajunya akan basah karena menempel dengan Oceana. Samudera memebelai rambut Oceana. "Na, lo gak boleh sedih lagi. Lo harus benar-benar janji sama gue, ini yang terakhir kali lo menangisi Rasya." Oceana mengangguk kemudian mengeratkan pelukannya. "Pelukan yang gue suka, nyaman banget dipeluk sama lo, berasa dipeluk sama doi." "Peluk gue sesuka hati lo, asal setelah ini lo gak dilabrak aja sama Ara." Mendengar nama Ara, refleks Oceana melepaskan pelukannya. Dia lupa bahwa laki-laki di sebelah ini adalah pacar sahabatanya. Oceana mengerucutkan bibirnya. "Yaudah pas pulang gue pelukin bantal aja sepuasnya, gak bakal ada yang marah." Samudera terkekeh geli kemudian melajukan kembali mobilnya. "Sam, temanin gue dulu ya, lo tahu sendiri gue suka parno kalau sendirian di rumah apalagi pas hujan gini." "Orangtua lo mana?" "Bunda sama Ayah lagi ke Bandung, nanti malam kayaknya balik terus Bibi lagi cuti, anaknya sakit." "Siap." Ini adalah salah satu hal yang buat Oceana nyaman dengan Samudera, selalu ada untuk Oceana. ♥ ♥ ♥ Setelah sampai di rumah, Oceana langsung mandi sementara Samudera mengutak-atik isi dapur. Laki-laki 17 tahun ini selain tampan dan pintar juga bisa masak. Kalau dijadikan suami, bisa jadi suamiable. Samudera membuat dua porsi nasi goreng sea food, setelah siap dia letakkan di meja makan. Kemudian langsung bergegas ke lantai dua menuju kamar Oceana. Samudera langsung membuka pintu dan terlihat Oceana yang hanya memakai tanktop. "Samudera, ketuk pintu dulu!" Samudera dengan santainya berjalan dan duduk di tepi kasur. "Apa sih, Na. Udah sering lihat juga!" "Kalau gue lagi n***d gimana?" ujar Oceana sambil meraih sweater berwarna peach dari dalam lemari. Samudera merebahkan tubuhnya ke kasur. "Gak nafsu gue sama sahabat sendiri," ujarnya enteng. "Apalagi lo rata gitu." Oceana langsung menerjang Samudera dengan serangan bertubi-tubi, memang Oceana ini mungil, tidak terlalu tinggi bukan berarti dia rata, hanya saja sedang masa pertumbuhan. Kesempatan itu langsung dipergunakan oleh Samudera untuk memeluk Oceana. "Lepasssss, gue mau sisiran Samudera sayang." "Diam Oceana sayang, gue ngantuk." "Lo 'kan udah masak, ayo makan dulu setelah itu tidur." "Nanti aja." Oceana pasrah, lagian ini bukan pertama kali mereka seperti ini, mereka dekat tapi hanya sebatas sahabat, saling memeluk erat, saling merangkul dan saling memberikan kenyamanan. Samudera semakin mengeratkan pelukannya. "Gue sayang sama lo. Kalau lo sayang gak sama gue?" ternyata Samudera belum terbang ke alam mimpi. Oceana memainkan jarinya di wajah Samudera. "Basi pertanyaannya Sam, udah jelas jawabannya adalah Oceana sayang banget sama Samudera." Samudera menatap manik mata Oceana. "Kata orang, persahabatan cewek dan cowok itu gak ada yang murni, kalau rasa lo ke gue gimana?" "Murni dong, orang gue belum bisa move on dari Rasya." "Nah bagus, gue gak mau kita terjebak friendzone." Oceana mengangguk. "Gue mau tanya satu hal, kalau gue sama Ara sama-sama berada dalam keadaan bahaya, siapa yang bakal lo tolong duluan? Gue sebagai sahabat lo atau Ara sebagai pacar lo?" Samudera terdiam sejenak. "Pilihan yang sulit, karena kalian sama berarti dalam hidup gue." "Ish, tinggal jawab aja!" Samudera menoel hidung Oceana. "Lo deh, pacar gampang dicari kalau sahabat yang pelukable gini susah dicari." Samudera semakin mengeratkan pelukannya hingga membuat Oceana terasa sesak. "Sam, lo mau bunuh gue, gue gak bisa napas!" "Tinggal gue kasih napas buatan!" ujarnya enteng kemudian memejamkan matanya tak mengindahkan Oceana yang terus meronta agar pelukannya terlepas. Lama-lama Oceana bisa mati di pelukan Samudera.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.9K
bc

MOVE ON

read
94.9K
bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
161.6K
bc

Mengikat Mutiara

read
142.1K
bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M
bc

MY ASSISTANT, MY ENEMY (INDONESIA)

read
2.5M
bc

Mrs. Fashionable vs Mr. Farmer

read
420.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook