bc

ISTRI YANG TERLUPAKAN

book_age16+
11.6K
FOLLOW
119.9K
READ
family
pregnant
goodgirl
drama
tragedy
bxg
city
affair
wife
husband
like
intro-logo
Blurb

Novi yang tengah berbahagia karena kehamilannya, mendapat kabar bahwa sang suami, Reyhan, mengalami kecelakaan. Kesedihannya semakin bertambah saat sang suami tersadar dan tidak mengenali dirinya. Dokter mendiagnosis Reyhan mengalami amnesia.

Akibat kecelakaan yang dialaminya, Reyhan kehilangan ingatan lima tahun terakhirnya. Dia tidak mengingat tentang Novi dan pernikahan mereka yang telah berjalan selama dua tahun. Reyhan justru mengingat Farah, mantan kekasih yang telah mengkhianatinya.

Demi kesehatan Reyhan, Novi mengikuti saran sang mertua untuk menyembunyikan status dirinya dan calon anak yang sedang dikandungnya dari Reyhan. Novi terpaksa melewati masa kehamilannya seorang diri.

Bagaimana Novi menjalani kehidupan sehari-hari sebagai istri yang terlupakan? Akankah Reyhan mendapatkan kembali ingatannya? Bisakah Novi bersatu kembali dengan Reyhan bersama calon anak mereka?

Cover by Canva

chap-preview
Free preview
BAB 1
Seorang wanita yang berdiri di depan jendela ruang tamu, menatap benda kecil yang ada di tangannya dengan senyum bahagia. Dua garis merah yang muncul pada layar kecil membuat ia tak berhenti mengucap syukur di dalam hati. Penantian panjang dirinya dan sang suami akhirnya berakhir sudah. Tuhan telah menitipkan amanah di dalam rahimnya untuk mereka rawat dan jaga. Sang wanita yang bernama Novi Indriani mengusap perutnya yang masih rata dengan lembut. Perasaan hangat mengalir di dadanya, menyadari ada makhluk kecil yang tumbuh di dalam sana. Tidak ada satu kata pun yang mampu menggambarkan kebahagiaan Novi saat ini. Jika tidak mengingat calon buah hati yang ada di dalam perut, mungkin dia sudah berteriak sambil melompat-lompat di atas tempat tidur untuk mengungkapkan kebahagiaan. Pernikahan Novi dan sang suami telah berjalan selama dua tahun. Selama itu pula mereka menantikan kehadiran buah hati di tengah keluarga kecil mereka. Usaha dan doa telah mereka lakukan. Namun, Tuhan belum juga memberi mereka keturunan. Dan kini, doa-doa dan usaha mereka akhirnya dikabulkan oleh Tuhan. Novi sudah tak sabar untuk memberi tahu kabar bahagia ini kepada sang suami. Sejak pagi, dia menahan diri untuk memberi kejutan pada orang yang sangat dicintainya. Orang yang selalu sabar dan membesarkan hati Novi ketika ia merasa kecewa karena tak kunjung diberi momongan. Novi sudah menyiapkan makan malam romantis untuknya dan sang suami. Dia memasak makanan-makanan kesukaan sang suami, lalu menatanya di atas meja makan. Setangkai bunga mawar merah ada di tengah meja makan dengan lilin-lilin kecil yang mengelilinginya. Jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Biasanya sang suami sudah tiba di rumah. Namun, sejak tadi belum ada tanda-tanda kehadirannya. Novi mengambil handphone yang tergeletak di atas meja ruang tamu, lalu mencari kontak nama ‘my husband’ untuk menelepon sang suami. Novi menempelkan handphone di telinga, lalu menunggu panggilan teleponnya di angkat oleh sang suami. Pada deringan ke lima akhirnya terdengar sapaan dari seberang telepon. “Halo. Assalamu ’alaikum, Sayang,” suara suami Novi, terdengar menyapa gendang telinga. “Wa’alaikumsalam, Mas. Kamu lagi di mana? Kenapa jam segini belum pulang juga?” jawab dan tanya Novi secara beruntun. “Aku masih di jalan, Sayang. Tadi ada pekerjaan yang harus aku selesaikan hari ini juga, jadi aku pulang terlambat. Maaf, ya,” jelas sang suami, panjang lebar. “Ya sudah nggak apa-apa. Mas langsung pulang, ya. Aku punya kejutan untuk kamu, Mas,” kata Novi, memberi tahu. “Kejutan apa, Sayang?” tanya sang suami dengan nada penasaran. “Nanti aku beri tahu kalau mas sudah tiba di rumah. Aku yakin mas akan sangat senang melihatnya,” ujar Novi, tak dapat menahan senyum di bibirnya. “Benarkah? Aku sangat penasaran dengan kejutan dari kamu, Sayang,” ucap sang suami. “Karena itu, mas harus segera pulang ke rumah. Aku sudah menunggu kamu dari tadi, Mas,” kata Novi dengan nada merajuk. “Iya, Sayang. Kamu sabar, ya. Setengah jam lagi aku sampai di rumah,” tutur sang suami. “Baiklah. Mas hati-hati di jalan, ya. I love you, Mas,” pesan Novi sebelum mengakhiri panggilan telepon mereka. “I love you too, Sayang,” balas sang suami. Novi memandang layar handphone yang kini berubah warna menjadi gelap. Dia benar-benar tak sabar menantikan kehadiran sang suami. Novi yakin sang suami akan sangat bahagia mendengar kabar kehamilan dirinya. Malam ini akan menjadi salah satu malam yang paling membahagiakan bagi mereka berdua. oOo Seorang laki-laki menutup panggilan telepon dari sang istri sambil tersenyum lebar. Reyhan Adi Permana, seorang pengusaha sukses di bidang kuliner, ini sudah tidak sabar untuk segera tiba di rumah. Dia sangat penasaran dengan kejutan yang akan diberikan istri tercintanya. Reyhan yakin kejutan itu merupakan sesuatu yang membahagiakan karena dia bisa menangkap nada riang dari suara sang istri. Sudah lama Reyhan tidak mendapat kejutan dari sang istri. Apalagi hari ini bukan hari ulang tahunnya maupun hari ulang tahun pernikahan mereka. Biasanya Reyhan yang selalu memberi kejutan untuk menyenangkan hati sang istri, terutama akhir-akhir ini ketika sang istri selalu murung dan tampak sedih karena tak kunjung hamil setelah dua tahun masa pernikahan mereka. Sebenarnya Reyhan tidak mempermasalahkan kehadiran seorang anak dalam pernikahan mereka. Anak merupakan anugerah dan titipan dari Tuhan. Karena itu, mereka hanya bisa pasrah dan berdoa setelah melakukan usaha yang maksimal. Namun, hal itu justru menjadi beban bagi istri Reyhan. Dia merasa menjadi wanita yang tidak sempurna karena tidak bisa memberikan keturunan untuk Reyhan. Selama ini Reyhan selalu berusaha membesarkan hati sang istri dan mengatakan bahwa hidupnya sudah cukup sempurna dengan kehadiran sang istri di sisinya. Hal itu cukup ampuh membuat suasana hati sang istri menjadi lebih baik dan tidak memikirkan kehadiran seorang anak lagi di tengah keluarga kecil mereka. Reyhan menyimpan handphone miliknya di atas dasbor mobil. Dia kemudian mempercepat laju kendaraannya agar segera tiba di rumah. Jalanan yang cukup lengang malam ini membuat Reyhan bisa memacu mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Jarak rumah Reyhan sudah dekat. Di perempatan jalan, dia membelok mobilnya ke arah kanan saat lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau. Reyhan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Namun, tiba-tiba dari arah depan ada sebuah mobil truk yang melaju kencang ke arahnya. Reyhan membelalakkan mata, terkejut. Dia membanting setir ke kiri untuk menghindari tabrakan. Namun, naas, kecelakaan tak bisa terelakkan. Hal terakhir yang Reyhan ingat sebelum menutup mata adalah wajah sang istri yang tersenyum manis ke arahnya. ‘Novi,’ ucap Reyhan dalam hati. oOo Mobil Reyhan menabrak pembatas jalan. Kerasnya benturan membuat mobil yang dikendarai Reyhan terbalik di jalanan beraspal. Sementara mobil truk yang hampir menabrak mobil Reyhan berhenti setelah menabrak pohon di pinggir jalan. Jalanan yang semula sepi berubah menjadi ramai seketika. Orang-orang yang berada di sekitar lokasi tabrakan bergegas menghampiri mobil Reyhan dan juga truk tersebut untuk memastikan kondisi orang-orang di dalamnya. Kondisi mobil Reyhan rusak parah dengan kaca bagian depan yang hancur berkeping-keping. Reyhan ditemukan tidak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka, terutama di bagian kepala. Orang-orang berusaha mengeluarkan Reyhan yang bersimbah darah dari dalam mobil, sedangkan kondisi sopir truk tidak terlalu parah. Dia hanya pingsan karena terbentur setir. Mereka menghubungi pihak kepolisian dan juga ambulans untuk membawa Reyhan dan sopir truk ke rumah sakit. Beberapa menit kemudian, polisi dan ambulans datang ke lokasi kejadian. Mereka segera membawa Reyhan dan sopir truk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis. oOo Novi berjalan mondar-mandir di ruang tamu dengan gelisah. Sudah lebih dari setengah jam dari waktu yang dijanjikan sang suami untuk tiba di rumah. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda kemunculan orang yang dinantinya. Perasaan Novi menjadi tidak enak. Dia takut terjadi sesuatu dengan sang suami di jalan. Novi berusaha menelepon sang suami. Namun, hingga panggilan ketiga teleponnya tidak diangkat juga. Novi sangat khawatir sekarang. Tidak biasanya sang suami mengabaikan panggilan telepon darinya, bahkan melanggar janji setelah mengatakan akan segera tiba di rumah. Waktu terasa berjalan sangat lambat. Sudah satu jam berlalu, tapi masih belum ada kabar dari sang suami. Novi tidak dapat menyembunyikan kekhawatiran di wajahnya lagi. Dia yakin telah terjadi sesuatu pada sang suami. Jika tidak mengingat pesan sang suami untuk tidak meninggalkan rumah di malam hari, mungkin Novi sudah pergi keluar untuk mencari keberadaan suaminya. Dia tidak tenang hanya berdiri diam di rumah menanti kabar dari sang suami. Suara deringan telepon mengagetkan Novi yang sedang khawatir memikirkan keadaan sang suami. Dia segera melihat layar handphone di tangannya dan menghela napas lega saat melihat nama ‘my husband’ meneleponnya. Tanpa berpikir panjang, Novi langsung menjawab panggilan telepon dari sang suami. “Halo. Assalamu ‘alaikum, Mas. Kamu ada di mana? Kenapa sampai sekarang belum sampai di rumah? Aku sudah menunggumu sejak tadi, Mas. Kamu baik-baik saja, kan?” tanya Novi secara beruntun setelah mengucapkan salam. Dia tak bisa menghilangkan nada panik dalam suaranya. “Wa’alaikumsalam. Selamat malam, Bu. Apa benar ini nomor handphone istri Bapak Reyhan Adi Permana?” tanya seseorang dari seberang telepon. Novi terkejut. Dia memastikan kembali nomor telepon yang meneleponnya adalah milik sang suami sebelum menjawab pertanyaan orang itu. “I-iya, benar. Saya istrinya Pak Reyhan,” jawab Novi. “Bapak siapa? Mengapa menelepon menggunakan handphone suami saya?” tanyanya kemudian. “Saya Irfan dari kepolisian.” Novi terbelalak. “Po-polisi? Untuk a-apa Bapak me-nelepon sa-saya? Su-suami sa-ya baik-baik saja, kan? Di - di mana dia se-karang?” tanyanya terbata-bata. “Saya ingin memberi kabar pada Ibu kalau Pak Reyhan mengalami kecelakaan di Jalan Sudirman, Bu. Kondisi beliau kritis dan sekarang sedang berada di Rumah Sakit Mulia Bhakti,” jelas Pak Irfan. “APAA???” Novi syok. Dunianya seakan runtuh mendengar kabar kecelakaan sang suami. Air mata mengalir deras membasahi pipi Novi tanpa bisa ia cegah. “Iya, Bu. Saya harap Ibu bisa segera datang ke rumah sakit untuk memastikan kondisi Pak Reyhan,” ujar Pak Irfan. “I-iya, Pak. Saya ke sana sekarang,” jawab Novi dengan suara bergetar. Tubuh Novi luruh ke lantai begitu panggilan telepon berakhir. Dia memeluk tubuhnya yang lemas dengan tangan gemetar. Isak tangis mulai terdengar memecah kesunyian malam. d**a Novi terasa sesak mengingat perkataan Pak Irfan tentang keadaan suaminya yang sedang kritis di rumah sakit sekarang. oOo

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.2K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.0K
bc

Accidentally Married

read
102.5K
bc

Pengganti

read
301.6K
bc

Tuan Bara (Hasrat Terpendam Sang Majikan)

read
109.8K
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.0K
bc

Orang Ketiga

read
3.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook