bc

KISSES IN THE RAIN

book_age16+
8.8K
FOLLOW
57.2K
READ
goodgirl
self-improved
CEO
drama
bxg
bxb
city
first love
turning gay
assistant
like
intro-logo
Blurb

PLEASE FOLLOW FOR YOUR UPDATED STORY

The sequel to the novel My Love Lost & Grew In Hong Kong

Aku Steven Xander, seorang pria yang mampu membuat wanita bertekuk lutut di hadapanku hanya dengan sekali menjentikan jari. Aku memiliki segala yang di inginkan oleh para wanita, tapi aku tidak memiliki cinta untuk mereka. Karena cintaku telah dimiliki oleh seorang teman priaku, Oliver Bastian.

Namun sebuah ciuman di tengah derasnya hujan dari seorang wanita yang selalu menemaniku, mampu mengalihkan duniaku. Kejadian yang tiba-tiba terasa manis itu selalu menghantuiku hingga mampu mengubah jalan hidupku 180 derajat dan mengubah arah pikiranku kembali pada kodratnya.

"Lalu apa yang mengganggu pikiranmu, Steve?" Calvin Carter sahabatku yang merupakan psikiater bertanya padaku.

Aku menggelengkan kepala dengan wajah kebingungan, "Entahlah, aku tidak tahu pasti apa yang mengganggu pikiranku. Yang jelas, ciuman itu sangat mengganggu dan melekat di benakku."

Calvin Carter tersenyum penuh arti dan berkata, "Ternyata sebuah ciuman romantis dari wanita itu mampu menakhlukan Mr.Gay sepertimu."

chap-preview
Free preview
BAB 1 - KISSES IN THE RAIN
KIR.01 PROLOG Setiap manusia pasti ingin hidup dengan baik dan normal. Begitu juga denganku yang menginginkan kehidupan sempurna layaknya orang lain. Menjalani kehidupan dengan baik, memiliki kekasih dan keluarga saat telah dewasa layaknya pria normal. Tapi bagaimana denganku yang dari awal sudah salah arah? Dari awal aku sudah menempuh jalan yang salah dengan pergaulan yang salah. Semua berawal dari kehidupan di asrama saat aku di perguruan tinggi. Setelah dewasa ini, aku malah ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang pria seutuhnya. Melihat kehidupan normal orang-orang yang ada di sekitarku terkadang mampu menggerakkan hatiku. Tapi selama ini tak ada satu pun wanita yang mempu menggerakkan hatiku. Yang ada di benakku hanyalah wajah pria tampan dengan tubuh atletis dan selalu bersikap lembut padaku. Pria yang membuat jantungku berdesir saat melihatnya, sekaligus kekasihku semenjak aku mengecap pendidikan di perguruan tinggi. Aku ingin merasakan apa saja yang di rasakan oleh pria yang berada pada kodratnya. Bagaimana rasanya menjadi seorang pria yang terpana akan kecantikan wajah dan keindahan tubuh seorang wanita? Yang akan membuat tubuh bereaksi ketika melihat wanita berbusana minim. Bagaimana rasanya menjadi pria yang tidak terpengaruh oleh ketampanan dan tidak tergoda oleh tubuh atletis seorang pria? Bagaimana rasanya merasakan jatuh cinta pada seorang wanita yang menjadi suatu hal yang membahagiakan hati tanpa ada rasa takut di cap sebagai pria tak bermoral yang mencintai sesama jenis? Bagaimana rasanya menjadi pria seutuhnya saat sedang bersama wanitamu tanpa memikirkan pria lain? Aku Steven Xander, seorang pria yang mampu membuat wanita bertekuk lutut di hadapanku, hanya dengan sekali menjentikan jari. Aku memiliki segala yang di inginkan oleh para wanita, tapi aku tidak memiliki cinta untuk mereka. Karena cintaku telah dimiliki oleh seorang teman priaku, Oliver Bastian. Namun sebuah ciuman di tengah derasnya hujan dari seorang wanita yang selalu menemaniku, mampu mengalihkan duniaku. Kejadian yang tiba-tiba terasa manis itu selalu menghantuiku hingga mampu mengubah jalan hidupku 180 derajat dan mengubah arah pikiranku kembali pada kodratnya. “Lalu apa yang mengganggu pikiranmu, Steve?” Calvin Carter sahabatku yang merupakan seorang psikiater bertanya padaku. Aku menggelengkan kepala dengan wajah kebingungan, “Entahlah, aku tidak tahu pasti apa yang mengganggu pikiranku. Yang jelas, ciuman itu sangat mengganggu dan melekat di benakku.” Calvin Carter tersenyum penuh arti dan berkata, “Ternyata sebuah ciuman romantis dari wanita itu mampu menakhlukan Mr.Gay sepertimu.” -Steven Xander- **** Karena tergesa-gesa, aku yang hendak ke ruangan CEO Steven Xander untuk mengantarkan dokumen, lupa mengetuk pintu terlebih dahulu. Aku membuka pintu tersebut dengan hati-hati tanpa bersuara. Saat pintu itu telah sedikit terbuka, aku sangat kaget dengan apa yang aku lihat di dalam ruangan. Aku melihat seorang pria yang berwajah tampan tengah mencium pipi CEO Steven Xander. Aku sempat terpaku melihat apa yang ada di depan mataku. Ciuman yang awalnya di pipi itu berpindah ke arah bibir. Dan itu membuatku sangat shock. Awalnya aku berpikir pria yang mencium CEO Steven Xander itu adalah temannya. Karena tadi pagi pria tampan bertubuh atletis itu datang menanyakan CEO Steven Xander kepadaku. Tapi kenyataannya kini di luar akal sehatku. Ternyata pria itu adalah kekasih CEO Steven Xander. Dan aku melihat sebuah adegan yang sepantasnya tidak aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Aku juga tidak menyangka pria sesempurna CEO Steven Xander akan memiliki prilaku yang menyimpang. Padahal masih banyak wanita lain yang menginginkannya, termasuk aku. “Duscha, apa yang kamu lakukan di sana?” Sebuah suara dingin yang keras membuyarkan lamunanku. Spontan aku tersentak mendengar suara teriakan yang mengagetkanku itu. Tuan Steven Xander menatapku dengan tajam mengeluarkan aura yang ingin membunuh. Saat ini aku tidak lagi melihat kedua pria tadi sedang bermesaraan. Bahkan posisi mereka berdua tadi sudah bejauhan. Apa tadi aku sedang bermimpi? “Duscha…” CEO Steven Xander kembali menyapaku. Dengan segera aku melangkah ke depan menghampiri meja kerja CEO Steven Xander dengan perasaan gugup. Aku sangat takut jika beliau akan memarahiku atau malah memecatku karena telah melihat kemesraannya tadi dengan pria itu. Aku mengulurkan tangan dan meletakkan map dokumen yang ada di tanganku ke atas meja kerja sembari berkata, “CEO Steve, ini dokumen yang CEO minta kemarin. Aku telah memeriksanya dan merevisinya. Mohon diperiksa kembali.” CEO Steven Xander masih menatapku dengan tatapan dingin tanpa menanggapi. Aku merasa saat ini beliau benar-benar akan memarahiku. Aku yang merasa ketakutan hanya berani diam menunduk sambil mengeluarkan keringat dingin. Hingga akhirnya CEO Steven Xander kembali bersuara, “Pergilah! Satu jam lagi kembali ke ruangan ini temui aku.” “Baik, CEO. Kalau begitu aku permisi dulu.” Aku mengangguk dan berlalu pergi. Semenjak kejadian itu, aku seperti duri dalam daging bagi CEO Steven Xander. Ia tidak lagi bersikap baik seperti biasanya padaku, tapi beliau malah membenciku. Tatapannya selalu dingin padaku, bahkan beliau mengancamku. Tidak hanya mengancamku, beliau juga mengekang serta memperhatikan gerak-gerikku. Sepertinya ia sangat takut kalau aku akan menceritakan kejadian itu kepada karyawan lainnya yang ada di kantor ini. Karena hal itu adalah aib baginya yang harus ditutupi rapat-rapat. Ia selalu mengawasiku dengan memberiku begitu banyak aturan yang harus aku ikuti, termasuk bekerja lembur agar bisa selalu bersamanya. Ia tidak pernah meninggalkan aku sendiri di kantor jika ia pergi. Ia akan selalu membawaku kemana pun beliau pergi, kecuali jam istirahat malamku. Dan esok harinya aku harus kembali bersamanya. Ia membuatku seperti seorang robot yang harus bekerja sepenuhnya untuknya. Bahkan di saat sebuah permasalahan yang menimpa kami berdua, ia menyediakan sebuah apartemen yang ada di depan apartemennya agar bisa mengawasiku setiap waktu. Ia membuatku tidak bisa lepas darinya dan tersiksa karena menyukainya. Namun benar apa yang dikatakan orang-orang, bahwa cinta timbul karena terbiasa. Hampir 24 jam bersama CEO yang aneh itu membuatku merasa nyaman. Bahkan semakin lama aku semakin jatuh cinta padanya. Aku tahu ini gila, tapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri kalau aku sudah mencintainya. Meski aku tahu, ia tidak akan pernah memberikan hatinya untukku, karena ia adalah seorang pecinta sesama jenis. “Aku akan tetap mencintaimu, meski aku tahu siapa dirimu sebenarnya.” -Duscha Dushenka- **** Semenjak pria yang aku cintai itu kembali ke Negara asalnya, aku merasa ia mulai berubah. Ia tidak sehangat dulu lagi saat kami masih tinggal bersama saat masih kuliah. Mungkin ia benar-benar sedang sibuk mengurus perusahaan milik keluarganya, atau karena telah memiliki pria lain? Entahlah… Yang pastinya aku ingin menyusulnya ke sana, karena aku sangat merindukannya. “Steve, kenapa akhir-akhir ini kenapa kamu berubah?” Aku bertanya pada Steven Xander yang sedang menyantap makan malam di kursi yang ada di hadapanku. “Apa maksudmu? Aku rasa tidak ada yang berubah.” Steven Xander menjawab dengan wajah acuh tak acuh sambil memainkan sendok dan garpunya. “Apa karena wanita itu?” “Wanita yang mana maksudmu, Oliver?” “Wanita yang menjadi sekretarismu itu, Steve. Aku lihat ia selalu mengikutimu kemana pun kamu pergi.” “Aku yang memintanya terus pergi bersamaku. Apa kamu cemburu? “Tentu saja aku cemburu. Karena aku kekasihmu.” Aku berbicara dengan penuh rasa sesak di d**a karena cemburu yang menggerogoti jantungku. Aku sangat takut kehilangan Steven Xander. Dan aku tidak rela ada orang lain yang dekat-dekat dengannya. -Oliver Bastian-

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Seed of Love : Cherry

read
111.0K
bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
279.1K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
145.8K
bc

Nikah Kontrak dengan Cinta Pertama (Indonesia)

read
452.8K
bc

Sweetest Diandra

read
70.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook