Prolog
Baru saja satu bulan Rahman membangun rumah tangga dengan istrinya ketika atasannya memberi tahu kalau dirinya dipindahtugaskan ke kantor di Denpasar. Rahman diberi waktu satu minggu untuk bersiap dan berangkat. Seminggu setelah itu dia harus sudah bertugas di sana. Untunglah persiapan di Denpasar tak perlu dipusingkannya karena perusahaan sudah menyiapkan rumah dinas beserta perabotannya.
Pindah ke tempat baru yang jauh dari kerabat dan teman-temannya membuat Melati, istri Rahman merasa kesepian. Untuk mengatasi kesepian itu, dia menyibukkan diri dengan hobinya berkebun di halaman rumah dan menjahit. Sesekali Melati juga memperkenalkan diri dan bergaul dengan para tetangga di sekitar tempat tinggal mereka. Dia perlu beradaptasi dengan adat kebiasaan masyarakat setempat yang berbeda dengan yang selama ini dijalaninya.
Waktu berjalan begitu cepat. Dua tahun sudah Rahman dan istrinya menetap di sana. Sampai saat itu, belum tanda-tanda diri Melati mengalami kehamilan. Mereka berdua sudah mendambakan untuk memiliki anak sebagai pelengkap kebahagiaan keluarga kecil mereka. Saat dokter yang memeriksa mereka berdua menyatakan bahwa mereka berdua normal, mereka hanya bisa berdo'a agar segera diberi keturunan.
Suatu hari, Melati kedatangan seorang perempuan muda yang cantik. Dia mengenalkan dirinya dengan nama Ni Luh Widya. Perempuan itu sedang hamil besar. Dia mendatangi Melati untuk meminta pertolongan. Perempuan itu datang menemui Melati atas anjuran para tetangga sekitar karena mereka beranggapan bahwa Melati orang yang baik dan bersifat penolong.
Sambil menangis, Widya menceritakan apa yang dialaminya. Dia mengatakan bahwa kehamilannya itu berumur 7 bulan. Dia mengandung benih dari seorang lelaki berkebangsaan Yunani yang sempat hidup bersama dengannya selama 3 bulan lalu lelaki itu meninggalkannya.
Widya menginginkan agar bayinya kelak diadopsi oleh keluarga Rahman setelah lahir nanti. Melati akhirnya menyetujui permintaan Widya setelah mendapatkan persetujuan dari suaminya. Dia berjanji akan membesarkan bayi itu dan menganggapnya sebagai anaknya sendiri.
