bc

Scandal From The Past

book_age16+
44
FOLLOW
1K
READ
family
scandal
goodgirl
tragedy
comedy
sweet
mystery
brilliant
like
intro-logo
Blurb

Malika tak pernah mengira bila dirinya ditakdirkan memiliki ibu tiri.

Tanpa sepengetahuannya, tujuh tahun lalu ayahnya terlibat dalam sebuah perjanjian rahasia. Perjanjian itu mengharuskan ayah Malika menikahi Aletta, sahabat putrinya sendiri.

Malika terpukul, terlebih setelah dia mengetahui niat jahat Aletta. Berbagai cara dilakukan Malika untuk menentang pernikahan gila itu, tapi janji adalah janji. Pernikahan ayahnya dan Aletta tetap dilangsungkan.

Malika tak tinggal diam. Dia menyusun rencana untuk menyingkirkan Aletta yang kini menjadi ibu tirinya dan mengungkap niat buruk perempuan itu.

Celakanya, bukannya berhasil, Malika justru terancam diusir dari rumah lantaran ayahnya tak ingin Malika merecoki kehidupan rumah tangganya bersama Aletta

Dalam keterpurukannya, Malika dipaksa berdamai dengan keadaan yang tak menguntungkan itu. Satu per satu masalah menghadangnya silih berganti. Aletta dengan semena-mena mempermainkan hubungan dua keluarga dengan niat jahatnya.

Bagaimana kisah Malika selanjutnya? Mampukah dia mengungkap rahasia yang selama ini disembunyikan Aletta?

chap-preview
Free preview
Episode 1
Cahaya matahari pagi mulai menembus jendela dan menyorot tepat ke atas grand piano dan membuatnya berkilau. Selama beberapa detik seorang gadis hanya berdiri memandangi grand piano yang sudah cukup lama tidak tersentuh itu. Piano itu tampak kesepian. Sama seperti yang dirasakan gadis itu. Ia hanya bisa tersenyum simpul begitu menyadari bahwa tidak ada satu orang pun yang menang melawan takdir. Ia berjalan menuju rak buku dan mengambil sebuah album yang sedikit berdebu dan menarik sebuah kursi kayu dan duduk di sana. Dengan tangan yang sedikit gemetar ia memberanikan diri membuka lembaran pertama. Dan sebuah sengatan tajam menyerang dadanya begitu melihat senyum lebar bahagia di foto itu. Dia adalah satu-satunya wanita yang mempunyai peranan penting dalam hidup gadis itu. Jarinya hanya bisa mengusap pelan foto itu. Sengatan tajam itu mulai membuat dadanya sesak sehingga ia harus menarik napas dalam-dalam. Gadis itu memejamkan matanya dan berusaha menghadirkan bayangan yang indah. Sengatan itu mulai memudar dan seulas senyum tipis muncul di sudut bibirnya, “Aku merindukanmu, ibu," ujarnya ketika menutup mata. "Ibu, hari ini aku genap berusia 23 tahun. Selama 7 tahun aku tidak mendapat kasih sayang seorang ibu. Tidak ada yang membelai rambutku selembut telapak tanganmu. Dan tidak ada yang memberiku semangat melebihi senyumanmu," sambung gadis itu sambil memeluk buku. Kriett.. Cahaya dari luar membentuk bayangan segitiga. Dari luar seorang pria berusia 49 tahun berjalan perlahan sambil membawa kue lengkap dengan lilin berbentuk angka 23. "Selamat ulang tahun.. Selamat ulang tahun.. Selamat ulang tahun putri kesayanganku. Selamat ulang tahun....," Gadis itu menoleh ke ambang pintu. Dimana ayah tercintanya berdiri menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya. "Ayahh," ujarnya tak menyangka ayahnya memberi kejutan ini. "Selamat ulang tahun Malika..." Ayah dan anak itu saling berpelukan. "Hei sudah-sudah jangan habiskan waktumu untuk menangis. Cepat tiup lilinnya," pinta sang ayah. Gadis yang hari ini berulang tahun bernama Malika Darshan Tahir. Putri dari musisi terkenal, Sikander Darshan Tahir. Mewarisi bakat sang ayah membuat namanya bergelora di dunia entertaiment. Namun siapa sangka kejadian 7 tahun yang lalu membuatnya trauma akan bermain piano. Dimana pada saat itu, ibunya meninggal pada saat konser bersamanya diatas panggung. Seseorang telah menembak ibunya hingga mengakibatkan nyawa ibunya tak tertolong. Saat melihat piano itu, Malika merasa ditampar berkali-kali oleh ingatan kejadian beberapa tahun yang lalu. Malika menangis histeris di dekapan sang ayah. Entah mengapa setiap kali bertepatan dengan hari ulang tahunnya ia selalu datang ke ruang musik ini. Padahal ia tau, kenangan bersama mendiang ibunya akan menyesakkan hatinya apalagi dihari bahagianya ini. "Tidak Malika.. tidak.. kau tidak boleh menangis lagi. Semua kenangan ini hanya akan membuatmu menderita. Sebaiknya ayah jual saja pianonya," ujar Sikander. "Jangan ayah!! Jika ayah menjualnya maka tidak ada lagi kenanganku bersama mendiang ibu. Aku berpikir piano itu yang membawa ibuku pergi jauh dariku. T-tapi lambat laun aku sadar, piano itu justru mendekatkanku pada ibu yang telah berbeda alam denganku. Meskipun aku tidak memainkannya, aku bisa merasakan nadanya," ujar Malika memohon pada ayahnya agar tidak menjual piano itu. "Nak... ayah akan membuang semua benda yang menyebabkan putriku menderita," Titah Sikander. "Kalau aku begitu aku berjanji tidak akan menangis lagi saat datang kesini. Tapi ayah jangan menjual pianonya," seru Malika "Baiklah...ayah tidak akan menjual pianonya," sahut Sikander sambil membelai rambut putrinya. ~ "Siapa yang menangis di hari ulang tahunnya? Wohoho dia cengeng sekali. Biarkan saja ayah, jangan nyalakan lilin sebelum Miku berhenti menangis," Sikander dan Malika memusatkan perhatiannya kepada sosok yang berdiri di ambang pintu. Pria bertubuh kekar dan tinggi itu tampil cool dengan kaos putih serta bawahan celana jins. Dialah Aditya Darshan Tahir, putra sulung Sikander sekaligus kakak Malika. Berbeda dari ayah dan adiknya, Aditya memilih terjun ke dunia bisnis. Padahal dia mempunyai bakat menyanyi. Tak bisa dipungkiri kecintaannya pada dunia bisnis membuatnya dipercaya mengurus perusahaan ayahnya. Aditya terkenal dengan sifatnya yang humoris dan sangat menyayangi adiknya. Miku, panggilan kesayangannya untuk adiknya. Setiap kali adiknya berulang tahun, ia selalu hadir membawakan candaan serta hiburan untuk menghapus kesedihan sang adik. "Kenapa kalian melihatku seperti itu. Kau juga Miku. Oh jangan-jangan kau mulai terpesona dengan ketampanan kakakmu ini," ujar Aditya sambil memegang jambulnya. "Akan ku lempar kue ini mengenai kepalamu," pekik Malika. "Yang benar saja, aku menghabiskan beberapa jam hanya untuk membentuk gaya baru rambutku," titah Aditya. "Diam disitu aku akan melempar kue ini," ujar Malika sambil mengambil kue dari atas meja di sampingnya. "Eh apa yang kau lakukan," bantah Aditya sambil bersiap-siap mengambil langkah mundur untuk kabur. "Hei berhenti kau, jangan coba-coba kabur," teriak Malika sambil berjalan cepat mengejar kakaknya. Sikander menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat aksi kedua anaknya yang tidak pernah akur. Dari kecil sampai sekarang mereka selalu bertengkar. Pertengkaran mereka justru membuat kakak beradik itu semakin dekat. Dan karena pertengkaran itu hati Sikander yang awalnya hampa kini mulai berangsur kembali seperti biasanya. Ceklek... Usai keluar dari ruang musik, Sikander menuju meja makan untuk menemui ibunya, Tanfi Darshan Tahir. "Selamat pagi bu," ujarnya ramah "Selamat pagi putraku. Oh ya kemana perginya Malika? Aku belum mengucapkan selamat ulang tahun pada cucuku," sahut Tanfi sembari meletakkan piring berisi sandwich. "Dia----" "Berhenti kakk. Wajahmu belum kotor, itu tidak adil," teriak Malika sambil mengejar kakaknya. Nyonya Tanfi menatapnya dengan tajam. Raut wajahnya terlihat marah saat melihat aksi konyol cucu perempuannya itu. Tanpa pikir panjang lagi, nyonya Tanfi menghampiri cucunya. Sikander mengikuti ibunya karena ia tidak ingin ada keributan di hari ulang tahun putrinya. "MALIKA," bentak Nyonya Tanfi. Malika menghentikan langkahnya secara tiba-tiba. Hal yang sama juga dilakukan Aditya. Angan-angan neneknya akan kembali memarahinya menghantui pikirannya. Bagi Malika neneknya adalah wanita paling galak di dunia ini. Perlahan Malika membalikkan badannya dan mendapati badan neneknya telah berdiri dihadapannya. Ia berani memandang wajah neneknya yang menatapnya dengan tajam. Alis mata rendah mendekati mata dan tersimpul jelas, yang membuat lebih banyak kerutan.Lubang hidungnya merekah, yang membuat garis sayap. Mulutnya mengatup ke dalam sebuah garis dengan garis menurun keras pada sudut. "APA YANG KAU LAKUKAN?" "Seorang gadis yang tumbuh dewasa apa masih pantas berperilaku seperti anak kecil" "Apa ini Malika. Wajahmu yang lembut diolesi creame. Dan lihat rambutmu, lenganmu semuanya terkena cream. Hentikan kekonyolanmu ini. Dan berkacalah pada cermin bahwa kau bukan anak kecil lagi," cetus nyonya Tanfi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook