bc

Married by Rumour

book_age18+
821
FOLLOW
8.8K
READ
contract marriage
love after marriage
pregnant
arrogant
independent
sweet
bxg
city
slice of life
actor
like
intro-logo
Blurb

Biasakan untuk tap "love"-nya dulu yaa sebelum membaca :)

"Ayo kita menikah."

“Hah?”

Ini semua bermula dari rumor aneh yang tiba-tiba terembus malam itu.

Ayuna Sasmita, hanyalah perempuan biasa berusia 25 tahun yang bekerja sebagai seorang digital artist sekaligus author webtoon. Seumur hidupnya dia tidak pernah menjalin kisah romansa satu kali pun dengan lawan jenis, karena bagi Ayuna dunianya hanya berputar pada gambar dan menggambar saja, tidak ada yang lain.

Apalagi sejak dia memutuskan untuk benar-benar menggeluti bidang itu dan terjun menjadi seorang author webtoon. Baginya tiada hari tanpa menggambar. Meski begitu Ayuna tetap bahagia dan berusaha untuk tidak mengeluh dalam menjalani kesehariannya yang melelahkan dan kadang menjemukkan ini.

Namun, hari-hari Ayuna yang biasanya tenang mulai terusik saat orang tuanya perlahan merecokinya untuk segera menikah. Karena bagi kedua orang tua Ayuna, di umurnya saat ini seharusnya Ayuna sudah memiliki seorang suami.

Ayuna merasa pusing setengah mati, hari-hari tenang yang ia butuhkan untuk fokus menggambar perlahan mulai sirna.

Dan bukannya membaik, keadaan justru memburuk kala sebuah rumor mengenai seorang aktor papan atas yang sedang naik daun terembus di kalangan masyarakat.

Ayuna yang biasanya abai akan gosip-gosip murahan, tak lagi bisa abai karena bukan hanya menyeret nama sang aktor saja, namun rumor itu juga menyeret-nyeret namanya.

Padahal kenal saja tidak, menonton sinetronnya apalagi, tapi kenapa tiba-tiba dia terseret dalam masalah ini?

chap-preview
Free preview
Act 1
(20 April, seminggu sebelum rumor terembus) Seorang perempuan bersurai hitam legam sebahu terlihat sedang sibuk menggerakkan tangan di atas Pen tablet miliknya. Setelah beberapa saat hanya terfokus pada objek di depannya, ia pun akhirnya meregangkan tubuh ke kanan dan kiri sembari menguap lebar. Dia baru berhasil menggambar setengah dari target yang sudah ia susun harus digambar hari ini. Sudah seharian dia hanya mengurung diri dalam kamar dan tak melakukan apa-apa lagi selain duduk dan berkreasi di Pen tablet-nya. Wajar saja jika ia merasa lelah bukan main. Ya, beginilah kesibukannya setiap hari. Menggambar komik digital atau sebut saja webtoon. Namanya adalah Ayuna Sasmita, perempuan berusia dua puluh lima tahun yang memiliki hobi menggambar. Dia adalah seorang digital artist sekaligus author webtoon terkenal yang berjudul 'Please, Love Me!'. Webtoon buatannya hanyalah cerita bertema office romance yang sebenarnya cukup klise, tapi karena dibumbui dengan unsur komedi menarik dan menghibur, webtoon itu berhasil menggaet para pecinta komik digital. Banyak orang yang mengatakan jika kita bekerja sesuai dengan bakat dan hobi maka kita akan sangat nyaman dan mudah dalam menjalaninya. Dan rasanya Ayuna setuju dengan pernyataan tersebut. Sebab dia memang sangat menikmati pekerjaannya. Walau dari luar orang-orang mengira dia adalah seorang pengangguran yang hanya berdiam diri di rumah tanpa melakukan apa-apa. Ayuna sama sekali tak peduli dengan anggapan-anggapan miring tersebut, toh faktanya ia mendapatkan upah dari hobi menggambarnya ini. Biarlah mereka mengatakan apa saja, selagi itu tak merugikannya maka Ayuna tidak akan ambil pusing. Lagipula pekerjaannya ini telah mendapatkan dukungan dari kedua orang tua beserta adiknya, baginya itu saja sudah lebih dari cukup. Apalagi jika mengingat sang ayah cukup sulit diajak berkompromi masalah pekerjaan. Di awal ayahnya memang tak setuju dengan pekerjaan yang dipilihnya ini, namun karena tahu pendapatan dari hasil menggambarnya cukup memuaskan, akhirnya sang ayah pun menyetujui bahkan mendukung dengan cara memfasilitasi alat-alat menggambar yang ia butuhkan. Meski Ayuna menikmati pekerjaannya, tak salah 'kan jika sesekali ia merasa lelah dan tak bersemangat dalam menggambar? Nah seperti itulah yang tengah ia rasakan saat ini. Entah mengapa dia sedang tak bersemangat menggambar. Sudah berkali-kali ia menggambar lalu menghapusnya lagi karena tak puas dengan hasilnya. Jadilah ia baru berhasil menggambar setengah dari targetnya hari ini. Merasa tak mampu lagi berkonsentrasi, ia pun memutuskan untuk beranjak dari duduknya, kemudian dengan langkah ringan ia mengarahkan kakinya ke arah tangga menuju lantai satu rumahnya. Sesampainya di sana, ia melihat adiknya asik menonton sebuah acara infotainment yang ternyata tengah memberitakan sebuah sinetron yang katanya sedang viral itu. Tanpa bisa dicegah Ayuna pun mendengkus pelan menyadari sang adik ikut keranjingan sinetron 'abal-abal' tersebut. Berita selanjutnya kita akan membahas tentang kesuksesan seorang Kano Brata yang namanya semakin melejit setelah dia berperan sebagai Dito Danuarta di drama Cintai Senja, drama ini memang sedang sangat hangat diperbincangkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Tak heran jika— "Kak, kok dimatiin sih?" protes sang adik kepada kakaknya yang tiba-tiba datang dan langsung mematikan saluran TV yang sedang ditontonnya. "Bosen ah, beritanya tentang sinetron itu mulu setiap hari. Kalau nggak, ya pasti bahas si aktor sama aktrisnya. Kayak yang penting banget aja sampai diberitain setiap hari." Ayuna hanya menjawab dengan enteng sembari menjatuhkan diri ke atas sofa, sebelah tangannya yang menganggur ia gunakan untuk meraih toples berisi kue kering yang memang sengaja disediakan di atas meja. Dia memakan kue kering buatan sang ibu dengan tenang, sama sekali tak memedulikan raut kesal adiknya. "Kak Yuna rese'! Sana ih, biasanya juga lagi sibuk gambar webtoon jam segini." "Break dululah, capek tau natap tablet seharian." Matanya memutar malas kala melihat wajah sang adik masih merengut tak senang di depannya. "Lagian tumben sih lo suka nonton sinetron? Apa bagusnya coba? Cuma gitu-gitu doang juga ceritanya." "Halah, bilang aja Kakak iri 'kan karena webtoon Kak Aisha udah dijadiin drama sedangkan webtoon Kakak belum?" Yang disindir serta-merta tersedak ludahnya sendiri mendengar sindiran barusan. "Lo beneran minta dicubit banget ya, Sa?" Memang benar sinetron yang tengah viral itu berasal dari sebuah webtoon terkenal, seharusnya Ayuna senang karena dengan adanya webtoon yang diangkat menjadi sebuah drama, otomatis dapat mempermudah webtoonnya untuk mendapat kesempatan seperti itu juga. Tapi kenapa webtoon yang diangkat pertama kali menjadi sebuah drama justru webtoon karya Aisha Lani yang notabene adalah saingan terberatnya dalam hal apa pun? Padahal menurut Ayuna webtoon berjudul Cintai Senja itu sangat biasa. Dari segi alur, kualitas, sampai unsur komedinya pun semuanya terlalu biasa. Ayuna bahkan seringkali mempertanyakan atas dasar apa komik maha klise itu dapat digilai banyak manusia di Indonesia Raya ini. Lalu, kenapa juga adiknya ikut menonton sinetron picisan tak mendidik begitu? Memangnya tidak ada lagi tontonan yang lebih berbobot? Ayuna benar-benar tak habis pikir. Ayuna pun berdiri dan menghampiri adiknya yang kurang ajar itu sekalian memberikan sedikit 'pelajaran', namun rencananya gagal karena sebuah suara lain terdengar dan langsung menginterupsi pertengkaran antara kakak dan adik tersebut. "Yuna?" Mendengar namanya dipanggil, Ayuna lantas segera beranjak menuju sumber suara, sedangkan Ayesha—adik Ayuna—yang merasa selamat dari kakaknya langsung meledek Ayuna dengan menjulurkan lidahnya senang. Kalau tak ingat ibunya memanggil, pasti sekarang Ayuna lebih memilih untuk menjitak serta mencubit adiknya terlebih dahulu, tapi karena sang ibu sepertinya tengah menunggunya ia pun mencoba menyabarkan diri dan tetap berjalan ke arah dapur. Meski terkadang ia menjadi anak yang susah diatur, namun Ayuna tetap menghormati dan menyayangi orang yang telah melahirkannya ini. "Kenapa, Bu?" tanya Ayuna sesampainya di dapur. Ibu dua anak itu pun menoleh seraya tersenyum tipis kepada anak sulungnya. "Kamu sudah selesai gambar webtoonnya?" "Belum selesai sih, Bu, tapi mau istirahat dulu ah. Capek." "Kamu mau makan siang pake apa, Kak?" Memang seperti itu, di rumahnya ini dia mempunyai dua panggilan. Terkadang ia dipanggil 'Kakak', terkadang dipanggil 'Yuna' oleh kedua orang tuanya. Namun dia sama sekali tak mempermasalahkan hal tersebut, selagi tidak yang aneh-aneh maka tidak akan menjadi masalah baginya. "Ibu lagi mau masak apa emang? Kayaknya enak banget." Bukannya menjawab Ayuna malah balik bertanya. Ia sudah terlanjur lapar, jadi sepertinya ia akan memakan apa pun yang dimasak oleh sang ibu. "Ibu lagi nyoba bikin ayam bumbu rujak nih, kamu duduk sini, Kak," ucap Kintan—ibu dari Ayuna dan Ayesha—sembari menarik kursi yang paling dekat dengannya dan langsung mengisyaratkan Ayuna untuk duduk di sana. Ayuna pun menurut saja atas perintah ibunya. Saat dirinya baru saja menempatkan diri dengan nyaman di kursi, Kintan pun kembali berbicara, namun kali ini perkataannya telah sukses menghilangkan nafsu makan Ayuna yang semula menggebu-gebu. "Kamu sambil liatin nih resep baru Ibu, bumbu-bumbunya apa, cara masaknya gimana. Kalau kamu tau kan nanti bisa kamu hidangkan juga buat suamimu." Sejujurnya Ayuna sudah sangat lelah dengan topik yang selalu diangkat oleh kedua orang tuanya. Pernikahan. Ya, itulah topik yang sudah satu bulanan ini tak pernah absen menghantuinya. Demi Tuhan, ia baru berusia dua puluh lima tahun. Menurut Ayuna usianya saat ini masih terlalu muda untuk memikirkan tentang pernikahan alih-alih menikah sungguhan, tapi ternyata anggapannya ini berbeda jauh dengan pendapat ayah dan ibunya. Bagi mereka, memiliki anak perempuan berusia dua puluh lima tahun dan masih senang melajang tanpa berniat mencari pasangan adalah sebuah hal yang sangat mengkhawatirkan. Itulah mengapa mereka sekarang mulai gencar memperkenalkan Ayuna dengan beberapa laki-laki yang merupakan anak dari teman-teman mereka. Ayuna tentu menolak, karena ia merasa tak semenyedihkan itu sampai harus urusan pasangan pun orang tuanya yang memilihkan. Tetapi seperti tak peduli, ayah dan ibunya tetap saja menyodorkan nama dan foto laki-laki asing untuknya setiap hari. Padahal orang tuanya telah lama tinggal di Jakarta, tapi entah mengapa pemikiran mereka tidak bisa mengikuti alur kehidupan modern khas orang ibukota. Ayuna benar-benar tertekan dengan semua tuntutan ini, namun dia tak bisa melakukan apa pun untuk menghentikan semuanya. Berulang kali ia pikirkan, berulang kali juga ia menyadari bahwa hanya ada satu jalan keluar agar dirinya bisa terbebas dari masalah ini. Satu-satunya jalan keluar itu adalah tentu saja dia harus menikah, memangnya apalagi? Tapi masalahnya jangankan menikah, calonnya saja ia belum tahu siapa. Lagipula Ayuna yakin dia belum kuat mental jika harus menikah dalam waktu dekat. Perutnya yang tadi keroncongan setengah mati minta diisi mendadak kenyang seketika, saat lagi-lagi topik tak menyenangkan ini dibahas ibunya. Tidak bisakah ayah dan ibunya berhenti sehari saja demi kesehatan jiwa dan raganya? Kalau saja perempuan di depannya ini bukanlah orang yang melahirkannya, mungkin Ayuna sudah memarahinya panjang kali lebar. Sayang, seumur hidup ia tak pernah mau berkata kasar pada sang ibu, tak peduli sekesal apa dia dengan wanita paruh baya itu. "Mau ke mana, Kak?" tanya Kintan kala menyadari Ayuna bangkit dari posisi duduknya. Daripada ia terus-menerus memendam kesal seperti ini kepada orang paling berharga dalam hidupnya, akan lebih baik jika ia pergi dan menghindar. Biarlah perutnya gagal diisi oleh nasi, dia bisa mengisi perut dengan camilan-camilan yang ada saja. "Ke kamar, Bu, aku lupa ternyata aku belum balas chat editorku," balas Ayuna cepat seraya meringis pelan, berakting seakan-akan dia benar-benar lupa membalas pesan penting. Walau kenyataannya hari ini tak ada satu pun pesan masuk dari sang editor. Setelah mengatakan itu, Ayuna segera pergi dari sana tanpa menoleh lagi. Sepertinya ia akan tidur siang saja, ingin lanjut menggambar pun rasanya mustahil sebab mood-nya benar-benar hancur. Semoga dengan tidur siang ia bisa menjernihkan pikiran kembali. Ya, semoga.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
11.2K
bc

Single Man vs Single Mom

read
101.2K
bc

My Secret Little Wife

read
92.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook