bc

Look at Me

book_age16+
1.3K
FOLLOW
8.1K
READ
pregnant
arranged marriage
arrogant
scandal
badboy
goodgirl
sweet
bxg
genius
lonely
like
intro-logo
Blurb

Hidup penuh rintangan dan perjuangan. Semua berputar setiap saat. Kejadian silih berganti berdatangan mewarnai rangkaian kehidupan. Hanya waktu yang dapat menentukan. Semua butuh proses.

"Semua sudah hancur! Orangtua yang meninggalkanku, hidup sebatangkara dengan kesusahan yang selalu menemani, bahakan harta yang paling berharga dan yang selaluku banggakan berhasil dicuri oleh lelaki yang selama ini aku cintai." ~Liona Rosella Velasco~

"Gue nggak sudi dan nggak akan pernah mengakui lo ada di kehidupan gue. Bahakan di dunia ini lo gue anggap nggak pernah ada. Entah kenapa gue benci. Tapi gue enggak tahu kalau waktu dapat mengubah segalanya." ~David Key Alvaro~

David mendengus tak suka, "Suka-suka gue, lah! Lo kalau mau ngomong kayak gue juga nggak pa-pa. Susah amat lo jadi cewek."

"Tapi aku nggak suka!"

"Bodo amat! Gue nggak peduli."

chap-preview
Free preview
1. Awal Buruk
Seorang perempuan berjalan sempoyongan membawa barang-barangnya. Dia berusaha untuk menjaga keseimbangan agar tidak jatuh di aspal jalan. Sampai di depan sebuah kafe dia bernapas lega seakan beban hidupnya hilang. Padahal nyatanya beban yang dia punya begitu banyak dan mungkin tidak bisa hilang. Liona memasuki kafe dengan hati-hati agar tidak mengganggu pengunjung. Saat sampai di dapur, tiba-tiba Yan ketua koki menatap Liona tajam. "Kenapa lama sekali?" tanya Yan tidak lupa dengan tatapan tajamnya. "Eh, maaf. Tadi aku sed--" "Kamu nggak boleh pulang. Kamu harus lembur lagi," tukas Yan dengan tegas. "Tapi kemarin aku udah lem--" "Nggak ada bantahan. Semuanya kembali bekerja." Perempuan itu pergi menjauh meninggalkan Liona. "Huufff, lagi dan lagi," keluh Liona. Kafe sudah mulai sepi, hanya tersisa beberapa orang saja. Hingga akhirnya semua sudah pulang, termasuk para karyawan. Tinggal Liona yang belum pulang. Setelah pekerjannya selesai, dia bersiap untuk pulang. Udara malam yang dingin membuatnya merapatkan jaket yang dia kenakan. Jalanan mulai sepi, itu yang sangat dibenci dan ditakuti Liona. Dia paling benci saat dirinya harus lembur dan pada saat pulang jalanan sudah sepi seperti tidak pernah dilalui kendaraan. Memang jalan di sepanjang kafe masih cukup ramai, teapi saat memasuki gang menuju kontrakannya, jalan mulai sepi bahkan sangat sepi. Dia memutuskan untuk mampir ke minimarket untuk membeli makanan. Apa lagi kalau bukan mi instan. Sudah menjadi makanannya setiap hari karena keadaan ekonomi yang tidak baik. Dia hanya tinggal di kontrakan kecil. Bahkan mungkin tidak layak disebut tempat tinggal atau rumah Karena menurutnya, rumah adalah tempat sangat indah dan nyaman. Sedangkan tempat tinggalnya adalah tempat paling tidak layak yang pernah dia tahu. Selesai membeli kebutuhannya, dia ingin segera cepat sampai ke kontrakannya. Saat akan berbelok ke gang, dia melihat ada laki-laki yang sedang dihajar oleh beberapa orang. Liona ingin menolongnya, teapi dia tidak tahu tahu harus melakukan apa. Tiba-tiba terselip sebuah ide. "Polisi ... polisi!" teriakan Liona terdengar nyaring dan berhasil membuat orang-orang itu lari terbirit-b***t. Liona segera menghampiri laki-laki yang sedang terkulai lemas. Saat sudah dekat, dia merasa kenal dengan sosok itu. "David?!" Merasa namanya dipanggil, David mendongakkan kepala. Perempuan itu berjongkok di hadapannya. Seketika bau alkohol yang sangat menyengat menyeruak masuk ke hidung Liona. "Kamu nggak apa-apa?" tanya Liona. David hanya diam tidak menjawab. Liona memutuskan untuk memapah dan membawanya ke rumah. David hanya menurut saja, sebenarnya dia ingin berontak, tetapi entah kenapa dia malas melakukannya. "Kamu tunggu di sini dulu. Aku mau ambil air hangat buat kompres lukamu." Liona segera bangkit dari duduk. Dengan hati-hati dan penuh kesabaran, dia mengobati luka David. Sedangkan David, dia terus menatap wajah serius Liona. Entah apa yang membuat dia mendekatkan wajahnya dan mencium perempuan itu. Liona hanya diam mematung. Dia sangat kaget saat tiba-tiba David menciumnya.Semakin lama ciuman itu semakin dalam dan membuat hatinya terlena. Dia mencoba mengimbangi David yang sudah mulai aktif. Beberapa menit kemudian dia mulai kehabisan napas karena terlalu lama. Dia menunduk malu atas perbuatannya. Liona sadar kalau David melakukan itu semua karena tidak sadar. David mendongakkan dagu Liona, tangannya merapikan rambut yang menutupi mata perempuan itu Mata mereka bertemu satu sama lain. Cukup lama mereka saling bertatapan, hingga David kembali mencium Liona sedikit kasar dan mau tidak mau Liona hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Hingga hal itu pun terjadi tanpa ada yang bisa mencegahnya. *** Liona mengerjapkan mata silau terkena cahaya matahari. Dia kaget dengan apa yang dilihatnya saat ini. Ada tangan yang sedang memeluknya dari belakang. Matanya melirik tubuhnya sendiri dan terkejut saat tahu dia tidak memakai pakaian. Dia kembali teringat akan apa yang terjadi. Perlahan air matanya mulai turun dan isak kecil pun mulai keluar dari mulutnya. Merasa terganggu dengan tidurnya, David membuka mata dan betapa terkejutnya dia dengan keadaannya saat ini. Dia segera bangkit dan langsung membereskan pakaiannya. Sebelum pergi tak lupa dia memberikan uang pada Liona. Menerima perlakuan seperti itu, membuat hati Liona sakit, sangat sakit. Apa laki-laki itu pikir dirinya perempuan murahan? Liona berdiri untuk membersihkan diri. Dia menggosok seluruh tubuh berharap sentuhan dari David akan hilang. Selesai mandi dia mengenakan seragam sekolahnya dan tidak lupa menutupi wajah sembabnya dengan makeup tipis. Liona berusaha berjalan dengan normal, tetapi bagian bawah tubuhnya sangat sakit. "Aku harus menahannya," ucap Liona dalam hati. Sampai di sekolah, Liona tidak heran lagi kalau dia disambut dengan tatapan sinis dari teman-temannya. Memang dia tidak mempunyai teman di sekolah. Alasannya cukup simpel, karena dia anak tidak mampu yang bisa bersekolah di sekolah elit dengan uang beasiswa. "Woi, rakyat miskin! Lo ngapain pake dandan-dandan segala ?! Mau diliat cantik di sekolah ?! Dih, lo aja mau dandan atau enggak dandan tetep aja jelek!" ejek Jenny. "Dasar cewek kurbel!" Ledy mendorong bahu Liona. Untung saja Liona dapat menahan keseimbangannya, kalau tidak mungkin dia akan jatuh dan menjadi bahan tertawaan teman-teman. Saat dia melanjutkan berjalan dan tak menghiraukan kata-kata Jenny, tiba-tiba tanganya diseret dari belakang. "Jangan songong lo jadi orang! Lo tuli apa pura-pura b***k, sih, hah ?!" emosi Jenny meluap saat Liona tidak menjawab pertanyaannya. Liona sengaja tidak menjawabnya karena dia sudah lelah dan bosan mendengar hinaan mereka. "Eh, tunggu, deh, Jenn. Kalau gue perhatiin dari tadi si Miskin ini kok jalannya rada-rada aneh gitu, ya?" Kata Lyly sambil meneliti tubuh Liona dari atas sampai bawah. "Iya juga, sih. Kek nahan sakit gitu di--" Ucapan Ledy berhenti dan saling tatap dengan Jenny dan Lyly. "Oh, lo abis ngapain tadi malem? Kok bisa kek gini? Jangan-jangan lo udah capek buat cari uang terus lo ambil jalan pintas sama Om-Om, deh. Iya nggak?" tanya Jenny sambil menatap Liona jijik. "Ngaku lo! Dasar cewek barbar nggak tahu etika! Pake ditutup-tutupi segala lagi. Takut aib lo kebongkar dan seluruh sekolah tahu?" ucapan Ledy benar-benar tidak berperasaan. Liona hanya bisa mendengar hinaan itu. Sebagian dari ucapan mereka memang benar, bahwa dia tidak ada gunanya menutup-nutupi semuanya. Akan tetapi dia bisa apa, dia tidak punya kekuatan penuh untuk melawan semuanya. Andai orangtuanya masih ada, pasti dia tidak akan seperti ini. Dia memilih berlari meninggalkan mereka. Dirinya tidak ingin dipermalukan lagi di depan teman-temannya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.3K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

Nur Cahaya Cinta

read
358.7K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
61.2K
bc

The Unwanted Bride

read
111.0K
bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
464.8K
bc

LAUT DALAM 21+

read
289.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook