bc

Jodoh Yang Ku Tunggu

book_age18+
2.9K
FOLLOW
23.5K
READ
family
independent
CEO
bxg
city
office/work place
first love
friendship
love at the first sight
passionate
like
intro-logo
Blurb

Charis Chandra Kirana perempuan mandiri, ramah dan ceria yang suka sekali bekerja sebagai volunteer di sebuah yayasan yang bergerak dibidang disaster respon. Hari - harinya dihabiskan untuk banyak kegiatan sosial. Chacha memang lulusan fak. psikologi universitas ternama di Bandung dan menyukai petualangan. Chacha yang manis dan cantik seketika akan terlihat tomboy saat dilapangan, bekerja dengan cekatan dan telaten.

Setelah lelah gonta ganti kekasih di usianya yang ke 24 tahun Chacha hampir menyerah untuk menemukan tambatan hati. Berulang kali dia mencoba menjalin cinta dengan beberapa pria namun selalu berujung luka.

Sampai suatu ketika seorang rekan bisnis orang tua Chacha berniat untuk menjodohkan putranya dengan Chacha. Dia adalah Leon, seorang Arsitek keren berusia 7 tahun diatas Chacha. Awalnya Chacha enggan meresponi perjodohan ini karena takut terluka lagi. Namun Leon bukan pria yang mudah menyerah begitu saja untuk meluluhkan hati gadis pujaannya.

Akankah Leon menjadi jodoh yang ditunggu Chacha?

chap-preview
Free preview
PROLOG
Kalau ditanya apa impianmu dimasa depan? Pasti akan ada banyak ragam jawabannya. Kebanyakan wanita pada umumnya akan menjawab ingin jadi wanita karir yang sukses, ada pula yang ingin membangun usaha dan jadi boss, ada pula yang mengungkapkan ingin jadi ibu rumah tangga, dan tentunya masih banyak impian lain. Begitu juga dengan Charis Chandra Kirana atau biasa dipanggil Chacha. Jika ditanya apa impian terbesarnya, dia pasti dengan yakin akan menjawab bahwa dia ingin menikah muda. Sebetulnya tak ada yang aneh dengan impian itu. Banyak perempuan juga punya impian yang sama bukan, hanya saja Chacha punya alasan tersendiri kenapa dia ingin nikah muda. Ketika ditanya alasan kenapa Chacha ingin menikah muda jawabnya selalu sama, "Aku ingin segera bebas dari kedua orang tuaku." Ya, Chacha yang adalah anak Tunggal dari keluarga yang cukup berada. Orang tuanya adalah pengusaha dibidang kuliner. Sejak kecil dia selalu merasa hidupnya benar - benar terkekang. Segala keputusan didalam hidupnya selalu dibuat bukan atas keinginannya. Samuel Chandra dan Emmanuela Kirana kedua orang tua inilah yang selalu bersikap over protective kepada anak semata wayangnya itu. Segala dalam hidup Chacha selalu diatur ayah dan ibunya mulai dari pilihan sekolah, lingakaran pertemanan, penjurusan sewaktu SMA, guru les privat, pilihan kampus dan fakultasnya, bahkan saat lulus kuliah dan hendak memilih pekerjaanpun ayah Chacha masih juga ikut campur. Nelangsanya hidup Chacha, selama hidupnya terus ada dibawah tekanan kedua orang tuanya. Pernah beberapa kali Chacha mengeluarkan protes kepada ayahnya. Seperti saat SMP pak samuel melarang Chacha ikut marching band sebagai pilihan ekstrakulikuler di sekolahnya dan memilihkan English coversation sebagai pilihan utama. Chacha benar - benar merasa kesal saat itu, setelah urusan memilih sekolah yang tidak sesuai keinginannya sekarang urusan ekstrakulikuler juga harus diatur sang ayah.  Sejak saat itu jiwa muda Chacha berontak. Diam - diam chacha mulai ikut banyak ekstra diluar ekstra utama. Itu dilakukannya agar dia bisa lebih lama disekolah setiap harinya tanpa harus berlama - lama untuk bertemu sang ayah. Dia juga mulai bergaul dengan banyak orang bahkan dengan berkawan dengan kakak kelas dari sekolah lain. Saat kuliah, Chacha masih harus bertarung argumen dengan sang ayah yang over protective. Bagaimana tidak, ketika Chacha hendak mengajukan bea siswa keluar negeri hal tersebut ditolak mentah - mentah oleh sang ayah. Menurut sang ayah, buat apa sekolah jauh - jauh, nanti tidak ada yang mengawasi kamu. Chacha hanya bisa menurut dan belum berani melawan sang ayah. Pak samuel memang mendidik Chacha dengan keras. Untunglah disaat sukar para sahabat Chacha selalu menemani. Ada Thea si tomboy dan Joan si cerewet. Mereka sudah bersahabat sejak masih SD. Orang tua Chacha selalu mengijinkan chacha pergi jika bersama sahabatnya karena Samuel dan Emma merasa sudah sangat mengenal kedua sahabat Chacha. Akhirnya setelah perdebatan yang alot dipilihlah sebuah kampus di kota bandung. Itupun tidak semudah yang di bayangkan, Chacha harus tinggal dengan tante Astri adik dari ibu Emma. Sungguh tidak mudah bagi Chacha. Dulu Chacha ingin sekali jadi dokter namun sang ayah melarangnya, dan akhirnya chacha memilih jurusan psikologi. Walaupun Chacha merasa tertekan dengan sikap sang ayah tapi dia tetap menuruti semua kemauan sang ayah dan mengerjakannya dengan sungguh - sungguh. Sekalipun ada dibawah tekanan bukan berarti Chacha jadi anak yang selalu bergantung pada orang lain. Dia justru bertumbuh jadi pribadi yang tangguh, tahan banting, berani, cantik, ramah dan cerdas. Belakangan Ibu Emma mulai melonggar, dia menyadari mungkin tidak seharusnya anak gadisnya diperlakukan sedemikian keras dan kaku. Ibu Emma menyadari bahwa Chacha sering mengalami kesulitan saat harus berhadapan dengan tekanan dari sang Ayah. Sosok Chacha yang tinggi semampai,rambut panjang bergelombang, kulitnya putih bersih, wajahnya manis dengan mata bulat kecoklatan dan hidung mancung membuat kaum adam terpesona. Banyak pria berlomba -lomba untuk mendekatinya namun tak pernah ada yang berhasil. Lagi-lagi ini bukan karena Chacha sombong atau jual mahal hingga dia sulit menemukan pria yang sesuai keinginannya tetapi karena sang ayah. Lalu bagimana dengan pacar. Kalau lingkaran pertemanan saja diatur apalagi urusan pacar. Chacha memang sempat pacaran dengan beberapa kali saat kuliah namun tak bertahan lama. Itupun bukan karena pilihannya sendiri tapi semua berawal dari dikenalkan oleh kerabatnya. Chacha berulang kali dikecewakan, mantan kekasihnya kebanyak berselingkuh dibelakang Chacha. Alasannya klise, tak tahan dengan sikap pak Samuel ayah Chacha. Terakhir saat Chacha lulus kuliah, ada banyak tawaran kerja yang datang kepada Chacha. Mulai dari agensi model, staff HRD, kepala Marketing, guru sekolah, bahkan sekertaris pribadi. Tapi tak satupun dapat di terimanya, namun bukan karena tidak mau tapi lebih karena pak samuel tidak mengijinkan. Inilah titik puncak pemberontakan Chacha. Di hari tawaran terakhir dari sebuah bank ternama ditolak sang ayah, Chacha bertekat akan melawan ayahnya. Wajahnya merah menahan marah, lalu dia menggebrak meja makan dan mulai berteriak, "Sudah cukup ayah atur hidup Chacha. Chacha sudah lelah menghadapi semua ini ayah. Sekarang Chacha punya pilihan terakhir untuk ayah. Ijinkan chacha untuk bekerja sebagai volunteer di Yayasan Eka Buana kalau ayah tidak mengijinkan Chacha akan meninggalkan rumah ayah, dan jangan harap bisa mengatur hidup Chacha lagi!" Seru Chacha sambil menahan air mata karena perasaan kesal dan amarah yang sudah memuncak. Samuel dan Emma yang duduk bersama Chacha dimeja makan hanya diam terperanggah menatap Chacha. Pandangan samuel yang menatap tajam kearah chacha menyiratkann banyak makna. Lalu Emma dengan cepat mengenggam tangan suaminya sambil berkata kepada chacha, "Sabar nak, kita bicarakan baik-baik yah."  "Mana bisa baik- baik sich bu, ayah itu sudah keterlaluan. Kalau kemarin -kemarin chacha masih bisa tahan bu, sekarang chacha ingin memutuskan sendiri apa yang chacha mau." Chacha mulai terisak, suaranya bergetar. Lalu sang ayah bangkit berdiri dari tempatnya duduk dan berkata, "Baiklah kalau itu yang kamu mau, ayah ijinkan kamu bekerja sebagai volunteer." Ibu Emma menengok kearah suaminya dan hanya bisa memandang Samuel yang berjalan meninggalkan meja makan menuju kamarnya. "Cha, kamu beneran mau jadi volunteer? Gajinya kecil lho. Lagian yang ibu tau, yayasan Eka Buana itu khan bergerak dibidang disaster respon. Nanti kamu kerjanya ke tempat-tempat bencana gitu lho." Tanya ibu Emma berusaha meyakinkan pilihan putrinya. "Iya bu, chacha tau kok. Justru karena itu chacha pilih pekerjaan ini bu. Ibu tau kan kalau pekerjaan nolongin orang yang lagi kena bencana itu baik, kan ibu yang bilang kalau selama kita hidup usahakan buat menabur kebaikan kepada orang lain sebanyak yang kita bisa." "Betul, ibu juga paham pekerjaan itu baik, tapi ibu berasa nggak rela saja. Anak ibu satu-satunya yang cantik dan baik ini harus bekerja di lapangan yang panas dan kotor." Chacha hanya tersenyum simpul dan menjawab, "Bu, ini kemauan chacha, lagian ini juga bisa jadi ladang amal buat chacha bu. Ibu dukung chacha yah, chacha nggak akan kenapa-kenapa kok." Dengan rasa galau bu Emma akhirnya mengiyakan keinginan Chacha. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
186.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.3K
bc

My Secret Little Wife

read
84.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook