bc

PLUS-MINUS

book_age18+
658
FOLLOW
3.4K
READ
goodgirl
sensitive
dare to love and hate
others
sweet
bxg
office/work place
love at the first sight
office lady
like
intro-logo
Blurb

Candakia yang kerap di panggil Kia sejak lahir terpilih sebagai orang yang istimewa. Bukan karena ia terlahir dari keluarga crazy rich atau memiliki wajah secantik Aprhodite, tapi karena ia memiliki sebuah kemampuan khusus yang dapat menjauhkannya dari tipu muslihat orang lain.

Penasaran kemampuan seperti apa yang dimiliki Kia?

cover by Picsart

chap-preview
Free preview
1
"Saya juga baru dapat kalung ini, suami saya beliin pas dinas di Paris, Jeng. Padahal saya bilang engga usah, tapi dasarnya ya suami saya itu dari dulu manjain saya sama barang-barang mahal terus," ujar wanita itu cekikikan. Wanita di depannya ikut tertawa kecil sambil menutupi bibirnya, "Sama loh, suami saya itu selalu beliin saya tas-tas baru setiap ke luar negeri. Katanya supaya saya engga bosan pake tas yang itu itu aja. Padahal kan sayang ya, Jeng, kalau sampai jarang dipakai," sahutnya dengan gestur sama. Kia menatap lurus ke arah kepala dua wanita itu. Dia tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan oleh ibu dari teman-temannya itu, tapi Kia merasa tertarik dengan tanda menyala yang muncul di kepala ibu-ibu itu ketika mereka bicara. "Kia, gantian dong ayunannya," ujar seorang gadis dengan rambut tergerai. Kia mengangguk dan turun dari ayunannya. Ia lalu berjalan ke arah dua wanita yang masih sibuk berbincang-bincang dengan seru. "Tante..Tante..." panggil Kia dengan tangan menarik baju yang dikenakan salah satu dari wanita tadi. "Eh, Kia.. Ada apa sayang?" tanya wanita itu lembut, dia bahkan berjongkok menyamakan tinggi badannya dengan Kia yang berumur lima tahun. Kia mendongakan wajahnya dengan mata bulat yang lucu, dia masih memperhatikan sesuatu yang ada di kepala wanita di hadapannya. "Di atas kepala Tante Kenny sama Tante Wiwi, kenapa ada benda yang nyala? Itu bando ya, Tante?" tanyanya polos. Wanita yang dipanggil Kenny itu mengerut bingung dan menoleh ke arah wanita yang bernama Wiwie, mereka berdua hampir bersamaan menggapai sesuatu yang ada di atas kepala mereka. Tapi mereka tidak berhasil menyentuh apapun. "Engga ada apa-apa kok di kepala Tante, Sayang," katanya dengan senyum lembut ke arah Kia. Kia terdiam, dia memperhatikan saat tanda itu menghilang. "Iya, udah engga ada," gumamnya pelan. Lalu tanpa bicara apapun lagi, Kia berlari menjauh dan dan duduk di kursi taman sebelah ayunan. Kenny memerhatikan gadis cantik itu, dia lalu menoleh ke arah Wiwie dan menunjukan raut ngeri. "Dia lia apa ya di atas kepala kita?" tanyanya takut Wiwie menggeleng sambil menggapai-gapai atas kepalanya. "Engga tahu, serem banget. Dia kayak yang serius liat sesuatu di atas kepala kita," jawabnya. Mereka berdua merasa merinding dan cepat-cepat menghampiri anak mereka dan membawanya pulang. Kia masih duduk di bangku taman, dia hanya diam melihat teman-temannya diajak pulang oleh ibu-ibu mereka. Pandangannya ia sapukan ke seluruh penjuru taman, dan dia dapat melihat tanda-tanda itu juga muncul di kepala beberapa orang. Semakin lama Kia memperhatikan, kepalanya terasa sakit. Dia bahkan mual seakan kepalanya berputar. "Kia.. kenapa, Sayang?" Kia mendongak, merengek saat dilihatnya Mamanya menatap ia dengan khawatir. "Kepala Kia sakit, Bu," rengeknya. Ria mengusap peluh yang muncul di dahi anak gadisnya, lalu dia menggendong Kia dan membawanya pulang. ^^ "Kia kenapa, Bu?" Candra menatap panik ke arah Kia yang tengah dibaringkan oleh istrinya. Ria menggeleng pelan, "Engga tahu, dia ngeluh kepalanya sakit," jawabnya. Candra mendekat dan memegangi dahi anaknya. "Engga panas kok, Bu," katanya bingung. "Iya, biarin aja dulu dia istirahat, Yah." Candra mengangguk. Dia mengusap kening anaknya dan menciumnya pelan. "Jangan sakit dong, Anak ayah," gumamnya pelan. Ria tersenyum simpul melihat bagaimana suaminya itu begitu menyayangi putri mereka. "Udah. Ayah makan dulu, Yuk!" ajak Ria. Candra menoleh dan mengangguk, sebelum meninggalkan Kia dia menyempatkan diri untuk mencium kening Kia lagi. Candra mengekori Ria yang berjalan ke arah meja makan. Dia baru pulang kerja dan belum mandi saat melihat Kia tadi digendongan ibunya. Kia adalah tipe anak yang jarang sakit sehingga setiap kali Kia sakit, Candra akan merasa khawatir berlebihan. Terlebih Kia adalah anak pertamanya, buah hati yang dikandung Ria, wanita yang sangat Candra cintai. Maka tidak berlebihan saat ia merasakan rasa cinta yang sama besarnya pada anak gadisnya yang cantik itu. "Kia tadi udah makan, Bu?" tanya Candra saat Ria menghidangkan sepiring nasi lengkap dengan cumi asam manis kesukaaanya. Ria mengangguk, "Udah, tadi itu aku habis nyuapin dia di taman. Terus aku tinggal sebentar taro piring karena katanya Kia masih mau main, pas aku balik lagi dia lagi megangin kepala terus ngeluh sakit. Makanyanlangsung aku bawa pulang," beritahu Ria. Candra menghela nafas pelan, "Nanti kalau pas bangun dia masih ngeluh pusing, kita bawa ke klinik aja, Bu," usul Candra. Ria mengangguk setuju. Dia juga merasa khawatir kalau sampai anaknya kenapa-kenapa. Bagaimanapun Kia masih sangat kecil dan belum begitu bisa mengekspresikan apa yang dirasakannya, sehingga ia sebagai orangtua harus lebih waspada dan tidak menganggap enteng apapun yang terjadi pada anaknya. "Oh iya, buat ulang tahun Kia kita jadi adain syukuran kan, Yah?" tanya Ria. Candra lebih dulu meminum air di gelasnya sebelum menjawab. "Iya, kita undang keluarga dekat aja. Engga usah banyak-banyak, Kia kan engga suka terlalu ramai," sarannya. "Iya, Yah. Nanti aku umumin di grup keluarga, Biar Mbak Ayu bisa kasih tahu Ibu siapa tahu Ibu mau datang juga," Ibu yang disebut Ria adalah Ibu dari Candra yang tinggal di Solo. Biasanya, Ibu mertuanya akan antusias tentang apapun yang berkaitan dengan Kia karena Kia adalah cucuk perempuan satu-satunya. "Iya, tapi ingetin Mbak Ayu buat check kesehatan Ibu kalau memang nanti Ibu mau datang kesini, jangan sampe kecapean," ujar Candra. Ria mengangguk mengerti. Ria dan Candra sama-sama berasal dari Solo. Mereka adalah teman dari kecil dan selalu bersekolah di sekolah yang sama. Awalnya mereka hanya berteman biasa bahkan sampai sama-sama bekerja di instansi pemerintah, tapi kemudian Candra tiba-tiba datang melamar Ria saat mendengar kabar bahwa Ria akan dijodohkan oleh orangtuanya. Ria sebenarnya tidak menyangka kalau selama ini Candra diam-diam memiliki perasaan padanya, tapi dia berpikir daripada dia harus menikah dengan pria yang tidak ia kenal, ia lebih memilih menikah dengan Candra yang sudah bertahun-tahun dikenalnya. Pernikahan mereka berjalan dengan sangat baik karena baik Candra maupun Ria sudah sama-sama tahu kebiasaan mereka. Tiga bulan setelah menikah, Candra memboyong Ria pinda ke Jakarta lalu Ria dinyatakan hamil dan melahirkan Kia. Sampai saat ini kehidupan mereka terasa sempurna dan tidak memiliki kendala apapun. Apalagi dengan kehadiran Kia yang selalu menjadi semangat bagi Ria ataupun Candra. Anak gadisnya itu terlahir sangat cantik dengan perpaduan mata bulat Ria dan alis tebal milik Candra. Membuat Candra dan Ria mensyukuri keberuntungan mereka karena memiliki anak seperti Candakia. ^^ "Masih pusing?" tanya Candra. Dia tengah duduk di ranjang kecil milik Kia dengan Kia yang ia dudukan di pangkuannya. Kia menggeleng pelan dan tersenyum pada ayahnya. "Engga, sekarang engga pusing. Tadi Kia pusing karena liat banyak lampu-lampu di kepala orang-orang," ujarnya memberitahu. Candra mengerur bingung, dia menoleh ke arah Ria yang juga tampak kebingungan. "Lampu? Lampu apa?" tanya Candra. Kia menatap ayahnya dengan lucu, "Lampu yang ada di kepala orang-orang, ada yang warna Blue sama warna Red," katanya. Candra kemudian tertawa kecil mendengarnya, "Kia kayaknya kebanyakan nonton video di Kyutub deh makanya jadi ngeliat yang aneh-aneh," simpul Candra. Kia memiringkan kepalanya, dia bingung kenapa ayahnya malah tertawa dan berkata seperti itu. "Tapi Kia beneran liat lampunya kok, Yah," bantahnya. Candra tersenyum dan mengelus rambut anaknya yang halus. "Iya deh iya, Ayah percaya kok. Coba, di kepala Ayah ada lampunya juga engga?" canda Candra, dia sama sekali tidak berpikir bahwa apa yang dikatakan anaknya itu benar. Mana ada manusia yang membawa-bawa lampu di kepalanya. Apalagi Kia bilang lampunya memiliki warna yang berbeda, membuat Candra teringat dengan lampu thumbler yang biasa digunakan kantor-kantor saat mendekati hari kemerdekaan. Kia menatap atas kepala ayahnya lama, lalu menggeleng. "Engga ada," jawabnya. Candra kembali tertawa dan mengecup kening anaknya. Dia sudah duga kalau Kia hanya berimajinasi karena terlalu banyak menonton Kyutub. Ria juga ikut tertawa mendengar jawab polos anaknya. Dia memiliki pikiran yang sama dengan suaminya tentang apa yang tadi diceritakan oleh Kia, karena anak seumuran Kia memang daya imajinasinya sangat besar dan bisa berpikiran apa saja. "Besok Ayah libur, Kia mau jalan-jalan kemana?" tanya Candra. Ucapannya membuat mata Kia berbinar senang. Gadis kecil itu menoleh ke arah ibunya. "Kita mau jalan-jalan kemana, Bu?" tanyanya pada Ria. Ria meletakan telunjuk di dagunga dengan gestur berpikir, lalu ia memiringkan kepalaanya menatap Kia dan Candra bergantian. "Gimana kalau main di Playground terus habis itu kita makan ice cream sama-sama?" usulnya. Kia tersenyum lebar dan bangun dari pangkuan ayahnya. "Mau! Kia mau main mandi bola, mau main perosotan!" serunya sambil melompat di atas kasur. Ria tertawa senang karena usulnya disuka oleh Kia. Sedangkan Candra hanya bisa menggelengkan kepala melihat anaknya yang begitu gembira dengan rencana yang dibuat oleh Ibunya. "Jangan lompat-lompat, Kia. Nanti jatuh!" tegur Candra. Kia lalu berhenti dan menghambur ke arah ayahnya. Candra semlat akan terjatuh karena tidak siap menerima Kia yang tiba-tiba memeluknya. Tapi kemudian dia hanya mendesah pelan saat anak gadisnya itu tertawa senang dan mengalungkan tangan di lehernya. "Huh, Ibu cemburu liat Ayah dipeluk Kia," rajuk Ria main-main. Mendengar itu Kia semakin erat memeluk Candra bahkan menciumi pipi ayahnya itu. "Ayah cuma punya Kia, Ibu engga boleh deket-deket Ayah," ujar Kia sambil memeletkan lidahnya. Candra tertawa geli melihat tingkah Kia yang memanas-manasi ibunya. Ditambah Ria yang bahkan berakting menangis membuat Kia semakin menjauhkan Candra dari jangkauan ibunya. Candra lalu merentangkan tangannya dan menarik Ria ke dalam pelukannya. Kia sempat protes tapi kemudian ikut memeluk ibunya dan menciumi pipi Ria juga. ^^

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Skylove (Indonesia)

read
109.0K
bc

Me and My Broken Heart

read
34.5K
bc

My Boss And His Past (Indonesia)

read
236.6K
bc

CRAZY OF YOU UNCLE [INDONESIA][COMPLETE]

read
3.2M
bc

CEO Pengganti

read
71.2K
bc

DESTINY [ INDONESIA ]

read
1.3M
bc

The Prince Meet The Princess

read
181.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook