bc

BETWEEN LOVE AND OBSESSION

book_age16+
2.2K
FOLLOW
83.3K
READ
love-triangle
contract marriage
fated
CEO
boss
doctor
drama
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

PLEASE FOLLOW FOR UPDATED STORY

Karma yang tak semanis buah kurma membuatku tersadar akan cinta seorang pria yang sangat tulus mencintaiku. Cinta seorang pria yang telah memberiku seorang putra. Yang dulu aku tinggalkan hanya untuk sebuah obsesi pada pria lain yang merupakan cinta pertamaku.

"Seumur hidup aku tidak akan pernah lupa bahwa kamu pernah menghangatkan ranjangku ini. Dan aku selalu menunggumu kembali ke pelukanku." Alexandre Wang berkata sambil memelukku dengan protective di atas ranjangnya.

- Emira Miray -

chap-preview
Free preview
KBL.01 DUDUK DI KURSI RODA
EMIRA MIRAY     Senja telah berlalu, dan langit semakin menggelap seiring datangnya malam. Seperti biasa aku menikmati waktu santai dengan duduk di balkon ruang kerjaku sepulang bekerja. Aku menatap ke langit yang kelam sambil menghirup udara malam yang lebih dingin dari siang. Terlihat sangat indah meski hanya bulan sabit yang menerangi langit di temani beberapa bintang.       Ya, hanya hal ini yang bisa aku lakukan setiap sore hingga malam jika sedang tidak bekerja. Aku tidak bisa lagi melakukan hal yang biasa dilakukan orang normal pada umumnya, mengingat kondisi kakiku  yang tidak mungkin pergi  kemanapun sendirian. Selain meminta dan menunggu bantuan orang lain, setiap saat aku harus bergantung pada kursi rodaku ini agar bisa beraktivitas seperti biasa.       Aku sangat menyukai saat-saat ini. Menikmati ketenangan dan kesendirian sambil memandangi langit kota Istanbul di malam hari. Merasakan angin malam yang sejuk berhembus dari Selat Bosphorus menerpa kulit. Dari kejauhan terlihat Jembatan Bosphorus dan Jembatan Sultan Mehmet di penuhi cahaya. Kedua jembatan itu berdiri kokoh di atas Selat Bosphorus yang memisahkan benua Asia dan Eropa. Dengan begini, aku bisa merasakan kebebasan menghampiriku walaupun hanya sebentar. Sebelum suamiku pulang dan terjadi lagi kekacauan di dalam rumah yang membuat diriku seperti hidup di neraka.       Sudah dua bulan terakhir aku harus duduk di kursi roda ini dan selalu bergantung pada orang lain. Sebuah hal yang sangat tidak menyenangkan, aku yang dulunya adalah seorang wanita normal kini berubah menjadi wanita cacat. Aku tidak pernah menginginkan hal ini terjadi menimpa diriku, tapi takdir berkata lain. Takdir memilihku untuk merasakan hal yang buruk ini, mungkin saja untuk mengujiku atau bisa jadi untuk menghukumku. Menghukumku atas kesalahan di masa laluku yang telah menyakiti seorang pria yang mencintaiku begitu dalam.     Flashback On…       Beberapa bulan yang lalu aku bertengkar hebat dengan suamiku. Di umur pernikahan kami yang masih enam bulan, sangat sering percekcokan terjadi diantara kami. Dua bulan pertama kami bertengkar hanya dengan adu mulut. Satu bulan berikutnya, Nathan sudah mulai bertindak kasar dan memukuliku. Hingga dua bulan lalu terjadi pertengkaran hebat yang membuatku harus duduk di kursi roda seperti sekarang ini.       Sore itu, aku yang baru saja pulang dari rumah sakit memarkirkan mobilku di halaman rumah. Kemudian aku berjalan memasuki rumah melewati ruang tamu. Tapi tak ada satu pun orang yang ku lihat di dalam rumah. Aku melihat ke sekeliling ruangan, kemudian berjalan menaiki tangga menuju kamarku. Saat aku berjalan di lorong lantai dua, terdengar suara samar-samar dari kamar Nathan. Aku melangkah mendekati pintu kamar berniat untuk memeriksa dari mana suara itu berasal. Saat aku baru saja sampai di depan pintu kamar yang tidak tertutup rapat, aku melihat pakaian berserakan di lantai.       Aku semakin penasaran dengan apa yang terjadi di dalam, kemudian mendorong pintu semakin lebar. Aku dikagetkan oleh pemandangan yang tidak sepantasnya aku lihat. Pemandangan ini benar-benar di luar dugaanku. Aku mendapati Nathan sedang b******a dan b******u dengan salah satu asiten rumah tanggaku, yang baru saja bekerja satu minggu yang lalu. Hatiku terasa sangat sakit seperti dicabik-cabik oleh pisau yang tajam.       Tanpa ku sadari tas tanganku terjatuh  ke lantai. Itu membuat Nathan dan w***********g itu menyadari kehadiranku. Tapi Nathan tidak memperlihatkan wajah terkejutnya, ia malah meneruskan pemainannya di hadapanku tanpa mempedulikan perasaanku sebagai istrinya. Aku berlari ke kamarku dan membanting pintu dengan kuat. Aku menghempaskan tubuhku ke tempat tidur dengan kasar, dan hanya bisa menangis sendirian di dalam kamar.       Tak lama kemudian Nathan mengetuk pintu kamarku cukup lama, tapi aku tidak mempedulikannya. Makin lama ketukan itu semakin keras, membuatku semakin muak dan berdiri dari tempat tidur berjalan kearah pintu. Aku membuka pintu dan mendapati Nathan sudah berdiri di hadapanku. Ia berjalan masuk ke dalam kamarku, tapi aku malah mendorongnya keluar.       Melihat sikapku yang seperti tidak menerimanya memasuki kamarku, membuatnya marah. Ia membanting pintu kamar dengan keras hingga jantungku terasa mau copot. Aku mundur satu langkah karena terkejut.       “Berani-beraninya kau mengganggu kesenanganku.” Nathan berbicara dangan nada kasar.       “A-aku tidak mengganggumu.” Aku mundur selangkah lagi ke belakang dengan waspada sambil memegang perutku yang sudah membesar. Tatapan tajam dari mata Nathan yang coklat membuatku sangat takut. Tatapannya seperti mengeluarkan aura ingin membunuh.       “Aku tidak peduli jika kau b******a dengan siapapun yang kau mau. Aku tidak peduli jika banyak wanita di luar sana yang ingin kau cumbui. Tapi tolong hargai aku. Meski selama ini kau tidak pernah menyentuhku, tapi aku tetaplah istrimu.”       Nathan berkacak pinggang menatapku dan tersenyum mengejek, “Heh, kau istriku? Aku tidak peduli kau istriku atau bukan. Di mataku kini kau hanya wanita jalang.”       Dadaku terasa sesak mendengar ucapan Nathan yang begitu menyakitkan. Aku semakin meninggikan suaraku saat berbicara padanya, sebagai tanda pembelaan diriku. “Nathan, aku bukan w***********g!”   Nathan tertawa keras mendengar pembelaanku. Ia tertawa seperti seseorang yang kesetanan. Suara tawanya terdengar ke seluruh penjuru rumah. Ia berjalan mendekatiku dan kemudian menjambak rambutku. Ia menyeretku keluar kamar dan mendorongku hingga ke tangga. Aku yang berdiri tidak stabil, tidak memiliki pertahanan akhirnya terjatuh dan berguling-guling hingga ke bawah.   Nathan tidak membantuku sama sekali, malah ia mencercaku dengan kata-kata kasarnya dari lantai atas.“Kau w***********g. Aku menyesal telah menikahimu. Kalau kau bukan w***********g, kau tidak akan mengandung yang bukan anakku.”   Setelah mencercaku dengan berbagai hinaan yang keluar dari mulutnya, Nathan turun ke bawah dan mengambil jacketnya yang tersandar di sofa. Ia berjalan keluar tanpa mempedulikanku yang masih terlentang di lantai. Ia menyalakan mobilnya dan pergi keluar pekarangan rumah tak tahu entah kemana.   Aku yang masih terlentang  di lantai  merasa tulang punggungku patah. Semua tubuhku terasa sangat sakit dan tidak bisa di gerakkan. Darah segar keluar dari sela kakiku yang masih terbujur di lantai. Perutku terasa sangat sakit, sangat sakit hingga aku merasa akan mati saat itu juga. Untung saja Aliye yang baru saja dari luar datang menyelamatkanku. Ia segera menelpon Erol, kekasihnya yang merupakan supir Alexandre untuk menjemput dan mengantarkan kami ke rumah sakit.   Erol dan Aliye mengangkatku yang tidak sadarkan diri  menuju ruang IGD di rumah sakit. Aku tak tahu pasti kejadian setelah itu. Yang aku tahu, saat aku sadarkan diri aku sudah berada di ruang inap rumah sakit. Aku membuka mataku perlahan, yang ku dapati Aliye sedang duduk di sofa samping tempat tidur pasien. Sedangkan Erol sedang sibuk menelepon di depan pintu ruangan.   Aku berusaha mengangkat bibirku dan bertanya, “Aliye, dimana kita sekarang?”   “Nyonya…nyonya sudah sadar?” Aliye menatapku dengan wajah gembira, kemudian berteriak memanggil Erol yang ada di luar ruangan. “Erol…cepat panggilkan dokter. Nyonya sudah sadar.”   Aliye menggengam tanganku, ia menatap dan meneteskan air mata di hadapanku. “Nyonya, syukurlah Nyonya sudah sadar. Aku sangat takut kehilangan Nyonya.”   Aku tersenyum lemah menatap wajah Aliye yang basah, kemudian mataku mulai melihat kearah perutku. Aku sangat kaget melihat perutku yang tidak besar lagi. “Aliye, mana anakku?”   Aliye hanya diam menunduk, tapi air matanya mengalir semakin deras. Aku berusaha untuk bangkit dari pembaringan, tapi kakiku seperti mati rasa. Aku semakin penasaran dan mentap Aliye kembali, “Aliye…kakiku?”   Sebelum Aliye menjawab pertanyaanku, tiba-tiba pintu ruang rawatku terbuka. Seorang dokter pria  dan beberapa orang perawat wanita memasuki ruangan, dan Erol menyusul di belakangnya. Dokter itu datang menghampiriku, “Syukurlah Dokter Emira sudah sadarkan diri.”   Beberapa orang perawat yang ada di belakang dokter kini mendekatiku dan mulai memeriksaku. Aku semakin penasaran dengan apa yang terjadi pada kakiku dan bayiku. “Dokter, bagaimana dengan bayiku? Kakiku?”   Sang Dokter yang ada dihadapanku menatap sepatunya, kemudian menarik nafasnya dalam-dalam. Ia ingin berbicara, tapi seperti sangat berat untuk berbicara. Aku melihat sikapnya yang seperti itu membuatku semakin penasaran, “Dok?”   “Maafkan kami Dokter Emira.” Sang Dokter itu kembali menarik nafasnya dalam-dalam, seperti mempersiapkan dirinya untuk mengatakan sesuatu. “Dengan sangat menyesal saya mengatakan bahwa bayi anda tidak bisa di selamatkan. Dan kaki anda saat ini mengalami lumpuh.”   Sang dokter kembali menarik nafasnya dan melanjutkan ucapannya, “Tapi kaki Anda masih bisa disembuhkan, meski memakan waktu yang lama. Karena jaringan otot yang ada pada kaki bawah lutut anda tidak berfungsi dengan baik akibat kecelakaan yang anda alami.”   Aku yang mendengar penjelasan panjang lebar dari dokter itu merasa sangat frustasi. Aku merasa nafasku terhenti dan jantungku berhenti berdetak. Hatiku hancur berkeping-keping mengetahui kenyataan buruk yang aku alami. Aku menangis dan mengerang sekencang-kencangnya. Aku tidak bisa menutupi kesedihanku yang begitu dalam. Hingga aku tidak mempedulikan orang lain yang ada di hadapanku. Aliye memeluku dengan erat seolah memberikan sandaran dan kekuatan padaku yang terpuruk ini.   Flashback OFF…

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MY ASSISTANT, MY ENEMY (INDONESIA)

read
2.5M
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.5K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
145.8K
bc

Naughty December 21+

read
509.0K
bc

The Seed of Love : Cherry

read
111.0K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
111.9K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook