bc

SHE IS MY WIFE

book_age18+
35
FOLLOW
1K
READ
drama
tragedy
comedy
sweet
humorous
like
intro-logo
Blurb

Aku bangun ditempat asing. Aku tidak mengingat siapapun kecuali namaku sendiri. Aku juga tidak tahu darimana asalku. Yang aku tahu ketika.aku bangun, sudah berada di sebuah kamar dengan seorang lelaki yang ia bilang adalah suamiku. Dan ia menguatkan ucapannya dengan surat-surat penting dan identitas milikku. Namun aku tidak ingat jika ternyata suamiku adalah teman baiknya. Dan saat itu statusku sudah janda ketika ia menikahiku dan aku tidak sadarkan diri.

chap-preview
Free preview
Bab 1 Percakapan kecil.
"Huh..." dengus seorang gadis yang tengah Menatap kaca cermin rias yang ada di depannya. Gadis itu baru saja selesai membersihkan tubuhnya disana. Ia baru pulang dari berbelanja beberapa sayuran dan juga ikan serta daging di pasar tradisional yang dekat dengan rumahnya, ia tidak tahu kenapa ia ada di sana. Sudah 1 minggu lamanya ia terbangun di tempat yang asing baginya. Ia terbangun di sana dengan ditemani seorang lelaki asing pula, dan mengaku sebagai suaminya serta meyakinkan dengan memberi tahu mengenai surat-surat pernikahannya. Di sana terdapat foto dan juga bubuahan tanda tangan miliknya. Ia lupa semuanya tetapi jelas ingat jika tanda tangan itu adalah tanda tangan miliknya. Serta namanya yang jelas ada disana pula. Yang lebih penting si lelaki yang mengaku sebagai suaminya juga memberikan kartu identitas miliknya. Membuat ia yakin jika ia adalah suaminya. Tidak ada kecurigaan sama sekali saat itu, yang ada hanya ia yang ingin berbakti pada sang suami. Tetapi ia jelas tahu bahwa saat itu hatinya kosong, belum merasakan cinta itu ada di sana. Meski keduanya sering saling menatap satu sama lain atau bahkan mengobrol meski dalam kecanggungan. Namun tetap saja seakan ada jarak yang tipis memisahkan mereka. Gadis itu adalah "Kyara." "Cklak." Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka kemudian tertutup kembali. Saat itu masuklah seorang lelaki dengan postur tubuh yang menurut semua wanita adalah idaman. Bisa dibilang lelaki itu cukup sempurna sebagai seorang lelaki. Ia memiliki wajah yang tampan, postur tubuh yang bagus serta tinggi badan yang lumayan tinggi dari lelaki pada umumnya. Dan yang terpenting tatapan matanya yang begitu tajam seakan mampu seketika itu pula membunuh lawan bicaranya. Dia adalah "Aksa." Lelaki itu adalah seorang Arsitek di salah satu perusahaan. Tudak jarang ia berangkat malam dan pulang pagi atau sengaja menginap di luar Kota hanya untuk melihat keadaan tempat yang akan ia kerjakan. Jika ditanya penghasilan, jelas gajinya lebih dari cukup untuk makan tanpa bekerja selama tiga bulan. Setiap garapan yang ia kerjakan tidak main-main. Ada mall, ada juga perumahan, tempat ibadah, sebuah perusahaan dan masih banyak lagi. Saat itu pula, lelaki yang sering di panggil Kyara dengan panggilan "mas" itu baru tiba dari luar Kota. Setelah seharian kemarin tidak pulang ke rumah. "Baru pulang mas?" tanya Kyara pada sang suami. Sembari gadis itu memutar tubuhnya menatap kearah Aksa. "Hemmz..." sahut lelaki itu singkat. Lalu melepas satu persatu kancing kemeja lengan panjang yang ia kenakan begitu saja. Tanpa rasa malu pada gadis itu. Aksa melepas bajunya yang nampak berpeluh disana. Sedangkan Kyara yang melihat langsing tubuh suaminya hanya bisa langsung berpaling dan menghadap kembali kearah cermin yang ada di depannya. Tetap saja dari sana gadis itu pun bisa melihat apa yang tadi ia lihat. "Sruk!" tiba-tiba, Aksa melempar kemeja itu tepat ke pangkuan Kyara. Gadis itu langsung menaikkan satu tangannya dan mengapit gidungnya sendiri dengan kedua jari saat itu, tanda ia bisa mencium bau keringat suaminya. "Huh! nggak sopan!" ucap gerutu Kyara disana. Namun Aksa malah tersenyum, ia merasa lucu melihat tingkah gadis itu. Lalu Kyara melihat Aksa masuk kedalam kamar mandi dan menutup pintunya rapat-rapat. Dan hanya sesaat saja, pintu kamar mandi itu terbuka sedikit. Terlihat kepala lelaki itu menyembul keluar dari sana. "Sssst... handuk!" ucap Aksa yang meminta handuk pada sang istri. "Kebiasaan! kenapa sih nggak sekalian ambil sebelum masuk kamar mandi tadi?!" ucap Kyara dengan gerutunya. Namun tubuhnya segera beranjak dari tempat, dan kakinya melangkah memuju kearah almari khusus handuk. Akhirnya juga Kyara mengambilkan handuk itu untuk Aksa. "Nih!" ucap Kyara sembari mengulurkan satu tangannya yang memegangi handuk kearah Aksa. Namun wajahnya menoleh menatap kearah lain. "Eeeh...!" ucap Kyara ketika ia merasa bukan hanya handuk yang Aksa tarik. Melainkan tangannya juga. Dan saat itu refleks Kyara pun segera menoleh menatap kearah wajah Aksa yang sudah menyunggingkan senyuman di bibirnya. "Kopi dong..." ucap lelaki itu kemudian. Kyara pun lalu mengangguk tanda ia akan membuatkan kopi itu untuk Aksa. Baru lelaki itu melepas pegangan tangannya dari tangan Kyara. Jujur saat itu masih tidak ada degupan jantung atau semacamnya. Kyara pun lalu keluar dari dalam kamar dan menuju ke dapur, ia membuatkan secangkir kopi yang biasa suaminya minum. Kopi dengan satu sendok kopi murni dan juga satu sendok gula tidak lebih, karena Aksa tidak menyukai rasa terlalu manis. Hingga beberapa saat lamanya, Aksa keluar dari dalam kamar, dengan handuk yang mengalung di lehernya, serta rambut yang terlihat masih basah. Sesekali tangannya mengusap-usap rambut itu. Aksa lalu berjalan mendekat ke meja makan. Satu tangannya yang lain menarik satu kursi yang masih tertata rapi. Ia lalu duduk disana. Kyara yang melihat pun segera membawa kopi itu ke meja depan Aksa. "Kenapa nggak di keringin sekalian sih rambutnya? udah aku belikan hair dryer baru di laci kamar mandi." Ucap Kyara pada suaminya. "Sengaja kangen liat kamu ngomel." Ucap Aksa jujur. Karena lelaki itu masih ingat beberapa hari yang lalu, ketika ia juga baru pulang kerja dari luar Kota. Ia capek, ingin setelah mandi lalu istirahat. Dan ternyata Kyara mengomel karena bantal yang Aksa pakai langsung basah. Gadis itu mengomel tiada jeda padanya. "Alesan! pasti malas nyolokin kabelnya kan?" balas Kyara kemudian. Setiap hari ia dan juga Aksa seperti teman biasa. Tidak ada hal spesial yang mereka lakukan. Meskipun keduanya berstatus suami-istri. Kyara juga mengingat jika setiap malam suaminya selalu tidur dimanapun yang ia mau. Hingga gadis itu nelihat setiap bangun paginya. Aksa selalu memijit punggung sampai pinggangnya karena tidur bergantian dimanapun tenpat berada. Entah itu di sofa kamar, ruang tamu. Dan akhirnya Kyara merasa iba pada lelaki itu. Tetapi tetap saja Kyara masih menjaga jarak dengannya. "Kamu sudah makan?" tanya Aksa pada sang istri. "Sudah, tadi sebelum ke pasar. Mas mau aku siapin makanan sekarang?" tanya balik Kyara. Jika ia tahu Aksa ingin makan saat itu juga, Kyara akan memanaskan masakannya lagi. "Kenapa sih kamu suka ke pasar? apa uang belanjaan yang aku berikan kurang untukmu pergi ke tempat yang lebih baik? Supermarket mungkin?" ucap Aksa yang mengapa sedikit mbuat Kyara tidak nyaman. Karena gadis itu merasa sangat familiar dengan pasar. "Kalau kamu nggak suka yaudah, nggak usah seklian kasih uang aku belanja. Lagian, suami mana sih yang suka istrinya boros? di pasar tradisional itu ya mas, udah murah... dapat banyak, apa lagi? toh lebih dekat ke pasar daripada ke Supermarket." Ucap istri Aksa dengan nerocosnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.5K
bc

My Secret Little Wife

read
84.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook