bc

Terjebak Cinta Presdir m***m (Konten Dewasa, Indonesia)

book_age18+
38.6K
FOLLOW
437.7K
READ
possessive
sex
contract marriage
arranged marriage
badboy
goodgirl
comedy
sweet
bxg
affair
like
intro-logo
Blurb

Namaku Lusiana..

Pertemuanku dengan Aldo Saputra, adalah sebuah kebetulan. Jika saja Jaya tidak memaksaku untuk mengikuti acara jumpa antara para penulis malam itu, aku juga tidak akan pernah bertemu dengan presdir me-sum bernama Aldo itu.

Aldo terus menatap ke arahku di dalam acara, aku berbisik di telinga Galih Sujaya, "Siapa dia?" Jaya bilang pria itu adalah penyelenggara acara. "Oh" hanya kata 'oh' yang bisa meluncur keluar dari bibirku malam itu.

Dia semakin geram melihatku! apalagi ketika aku mendekatkan bibirku pada telinga teman pria seperjuanganku bernama Sujaya itu. Aku dan Jaya adalah sesama penulis di sebuah platform aplikasi, yang lumayan populer belakangan ini.

Aku berpamitan pada Jaya untuk pergi ke toilet, pria itu masih mengawasiku melalui ekor matanya.

Di dalam toilet aku bercermin, bibirku bergumam "Apakah ada yang nempel di mukaku? Kenapa pria muda itu terus memandangiku?"

"Kalian berdua jaga di luar pintu! Jangan biarkan siapapun masuk ke dalam!" Aku mendengar seseorang memerintah pada pelayannya, di luar toilet. Aku buru-buru keluar, aku pikir itu suara mafia.

Dan ketika aku melangkah menuju pintu, Aldo Saputra berdiri di sana. Pria itu terhuyung ke arahku, "Lina..." Dia meraih kepalaku, melumat habis bibirku.

"Maaf, aku Lusi, bukan Lina.." Aku mencoba melepaskan pelukannya dari pinggangku. Tapi dia malah menggila, semakin buas menciumiku.

"Sialan! Apa pria ini buta! Jelas sekali usiaku lebih tua darinya. Apakah dia salah mengenali pacarnya? Kenapa malah meringsak tubuhku!" Aku terus mengumpat, di dalam hati.

Aldo Saputra, tidak hanya menciumku. Dia menarik g-string milikku, dan memaksa masuk menerobos ke lahan pribadiku.

Anehnya aku tidak menolak, aku merasakan permainannya begitu hebat! Pria muda yang sangat memuaskan! "Aku pasti sudah tidak waras!"

Karya by Lalebinlubin Terbit 12 Agustus 2020

Sampul by Stary

F.B Lalebinlubin

Fp Lalebinlubin

chap-preview
Free preview
Ch-1 Sebuah Rahasia
Seperti biasanya Lusiana sedang menunggu dagangannya di area real estate, wanita berstatus single mom tersebut sedang menjaga toko kue miliknya. Selain berjualan kue, wanita berusia tiga puluh tiga tahun tersebut juga bekerja sebagai penulis novel romantis, pada sebuah aplikasi yang sedang melejit belakangan ini. Pagi itu Sujaya, rekan sesama penulis sedang lewat di depan toko kue miliknya. Pria berstatus bujang itu acap kali datang mampir ke toko nya. Sujaya bekerja sebagai salah satu petugas keamanan di real estate tersebut. Itu hanya menurut prediksi wanita janda tersebut. Awalnya dia juga ragu, ketika jaya bilang, kalau dia bekerja sebagai petugas keamanan di real estate sana. Karena dia belum pernah melihat Sujaya sama sekali selama tinggal di real estate tersebut, mendiami toko kuenya selama lima tahun ini. Pertemuan mereka awalnya tidak disengaja, karena mereka tidak tahu siapa penulis di balik berbagai kisah di dalam aplikasi tersebut. Hingga akhirnya Sujaya mengajukan permintaan chat melalui grup sesama penulis. Kemudian mereka berteman akrab sampai sekarang. Lusiana hidup sebatang kara bersama putranya semenjak kepergian suaminya tiga tahun lalu, pria itu memilih seorang gadis cantik dan kaya raya. Menceraikan Lusiana dan meninggalkan seorang putra bernama Vino. Lusiana mulai berpijak pada karirnya sebagai penulis novel sejak kepergian suaminya. Hari-hari biasa diisi olehnya dengan berjualan kue untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan juga untuk membiayai putra satu-satunya, yang saat ini sedang menginjak di bangku SMA ternama di luar kota. "Lusi, nanti malam ada acara pertemuan antara penulis loh, ikut ya?" Tawarnya pada janda beranak satu tersebut. "Kenapa nggak kalian saja sih, Memangnya di usiaku sekarang masih cocok datang ke acara begituan?" Ujarnya seraya menyeduh kopi kemudian meletakkan di atas meja depan pria itu. "Kamu itu belum perang tapi sudah mundur duluan." Sindirnya pada Lusi. "Bukannya mundur Jay, tapi kamu tahu sendiri lah aku itu orangnya sibuk. Mau bikin draft malam ini buat novel yang baru." Lusiana menghenyakkan tubuhnya di kursi. Duduk di seberang mejanya. Lusiana memang tidak pernah mengikuti acara kumpul-kumpul sesama penulis. Wanita itu selalu memilih untuk diam di rumah, membuat kisah-kisah baru sebagai bahan novelnya. Dan malam ini adalah acara kesekian kalinya jumpa antar sesama penulis. "Pokoknya malam ini kamu harus datang nggak boleh nolak!" Ujarnya memaksa wanita itu untuk ikut bersamanya. "Maksa banget kayak ada udang dibalik batu nih?" Membuka matanya lebar-lebar, menatap wajah rekannya tersebut penuh selidik. "Ehm, ehm, mana ada Lus. Malam ini doang, kan besok bisa nulis lagi. Lagian acaranya juga sudah buyar jam sembilan malam kok." Rayunya lagi. "Ogah, aku malu Jay! Sudah tua juga, mereka para penulis rata-rata anak muda dua puluh tahunan. Lo juga baru dua puluh lima tahun, tahun ini kan?" "Ayolah Lus, kali ini aja! Temenin temanmu ini!" Rajuk-nya sambil memegangi tangan temannya itu. Pria itu benar-benar terlihat sedih. "Ntar kalau aku dipikir emak Lo gimana? Malu-maluin banget kan?!" Mencari seribu macam cara supaya gak ikut ke acara itu. Bagi Jaya, Lusiana tetap terlihat muda dan cantik. Entah sudah terlanjur kepincut atau bagaimana, sejak mereka bertemu pertama kali. Yang pasti Sujaya terus-menerus datang hampir setiap hari. Bagi Lusiana Jaya sudah dianggap sebagai adiknya, karena usia Jaya terpaut jauh enam tahun di bawah usianya. Dan mereka juga sangat akrab, acap kali pria itu mampir ke toko kue miliknya. Kadang juga ke rumahnya membawa bingkisan makanan untuk janda beranak satu tersebut. "Aku dandanin deh, biar cantik! Aku juga sudah menyiapkan gaun untukmu." Penuh semangat dengan mata berbinar seperti anak kecil. "Sampai segitunya?!" Lusiana sangat terkejut mendengar pria muda itu terus-menerus memaksakan kehendaknya. "Ya Lus, sekali ini saja. Masa aku tiap datang sendirian terus sudah empat kali. Dan mereka terus ngeledek!" Pura-pura sedih agar Lusiana mau menerima tawarannya untuk ikut serta datang ke acara tersebut. "Ya deh Jay, aku bakal ikut pergi. Tapi aku nggak bisa jamin, jika nanti bikin kamu jadi bahan ejekan anak-anak itu lagi karena membawa wanita tua ke sana. Hahahaha!" Lusiana tertawa lebar terpingkal-pingkal, sambil menepuk bahu Jaya. Jaya senang sekali, saking senangnya pria itu langsung berdiri menghambur memeluknya erat. "Makasih ya Lusi." Ucapnya sambil menundukkan badannya memeluk Lusiana yang masih duduk di kursi. Wanita itu diam mematung, dia sedikit syok! Baginya Jaya adalah adiknya, gak kurang gak lebih. Tapi pelukannya sekarang sepertinya pria itu tidak menganggap dirinya sebagi kakak. Lusiana bisa mendengar degup-degup jantung di dalam d**a Sujaya sekarang. Dan pelukannya juga terasa sedikit berbeda, baginya terlalu mudah untuk membedakan antara saudara dan hasrat. Karena dia bukan gadis polos yang baru pertama kali mengenal cinta. "Jay?" Lusiana segera menepuk bahunya, agar dia segera melepaskan pelukannya. "Maafkan aku Lus, aku terlalu gembira!" Kilahnya. Sujaya terlihat sangat jelas sedang menyembunyikan sesuatu yang sebenarnya, pria itu memalingkan wajahnya sambil menahan senyum. Lalu meminum kopinya seraya melirik wajah Lusiana dengan ekor matanya. Lusiana melihat sekilas tatapan liar dari sinar mata pria di depannya itu, dia sedikit takut dan cemas. "Kenapa Lus? Apa aku salah bicara?" Ujarnya lagi sambil tersenyum lugu, kembali ke wajah polosnya semula. "Nggak kok, aku cuma lagi mikirin Vino." Lusiana sengaja berbohong, untuk menyembunyikan kecurigaannya pada Jaya. "Ah, aku harus berjaga! Nanti malam jam enam sore. Aku jemput." Pria itu tersenyum renyah sambil bersiul-siul keluar dari dalam tokonya. Lusiana melambaikan tangannya karena Jaya juga melambaikan tangannya sebelum pergi. "Apa aku salah lihat ya? Tatapan matanya, sedikit aneh." Gumam Lusiana sambil membawa cangkir bekas kopi tersebut ke westafel. "Ah, mungkin aku terlalu paranoid gara-gara terlalu banyak membaca kisah fantasi!" Gumamnya lagi ketika mengingat novel yang ditulis olehnya. Sore itu Jaya datang ke tokonya kembali, dia membawa gaun dan aksesoris untuk Lusiana. Pria itu memakai setelan jas, dan juga jam tangan pada pergelangan tangan kanannya. Rambutnya ditata rapi, penampilan dirinya sekarang lebih mirip seperti bos kaya raya. Sangat tidak sesuai dengan pekerjaan sebagai petugas keamanan real estate, seperti yang dia ucapkan pada Lusiana. Lusiana terbengong melihat penampilan Sujaya, wanita itu melihatnya dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Kalau gayamu seperti ini, kemudian melihat ke arahku yang datang bersamamu, bukannya mereka akan berfikir kalau aku adalah pembantumu Jay?" Kelakar Lusiana sambil terpingkal-pingkal, mengibaskan tangannya di depan wajah Sujaya. "Sudah ganti baju dulu sana! Sekalian pakai makeup-nya!" Sujaya mendorong punggung Lusiana agar segera masuk ke dalam kamarnya untuk berganti baju. Bersambung...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Nafsu Sang CEO [BAHASA INDONESIA/ON GOING]

read
884.8K
bc

Living with sexy CEO

read
277.6K
bc

My Soulmate Sweet Duda (18+)

read
1.0M
bc

✅Sex with My Brothers 21+ (Indonesia)

read
922.9K
bc

HYPER!

read
556.2K
bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M
bc

Over Protective Doctor

read
474.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook